Metodologi Penelitian Air Gambut

Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. Toba Samosir.

1.6. Metodologi Penelitian

- Air gambut ditambahkan tawas sebagai perlakuan pertama dan air gambut ditambah diatomea sebagai perlakuan kedua. - Air gambut dielektrokoagulasi tanpa adanya penambahan tawas atau diatomea. - Ditambahkan tawas atau diatomea ke dalam air gambut ,dielektrokoagulasi selama jam, dipekatkan 10 kali dianalisa dengan Spektrofotometer Serapan Atom SSA. Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Gambut

Air gambut merupakan air permukaan hasil akumulasi sisa material tumbuhan, biasanya pada daerah berawa atau dataran rendah yang terhambat untuk membusuk secara sempurna oleh kondisi asam dan anaerob terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Intensitas warna yang tinggi berwarna coklat kemerahan 2. Keasamannya tinggi pH yang rendah 3. Kandungan zat organik yang tinggi 4. Kekeruhan dan kandungan partikel tersuspensi yang rendah 5. Kandungan kation yang rendah Warna coklat kemerahan pada air gambut merupakan akibat dari tingginya kandungan zat-zat organik dalam air gambut tersebut berasal dari dekomposisi bahan organik seperti daun, pohon dan kayu. Zat-zat organik ini dalam keadaan terlarut serta memiliki sifat sangat tahan terhadap mikroorganisme dalam waktu yang cukup lama. Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. Air gambut mengandung senyawa organik terlarut yang menyebabkan air menjadi berwarna dan bersifat asam. Senyawa organik tersebut adalah asam humus yang terdiri dari asam humat, asam fulvat dan humin. Asam humus adalah senyawa organik dengan berat molekul tinggi dan berwarna coklat sampai kehitaman. Dean,B.R.1981 Berdasarkan kelarutannya dalam alkali dan asam, asam humus dibagi dalam tiga fraksi utama, yaitu : 1. Asam humat AH Bersifat larut dalam larutan alkali tetapi tidak larut pada pH 2 terjadi presipitasi. Asam humat ini bersifat heterogen yang memiliki komponen aromatik dan alifatik serta mengandung tiga gugus fungsi yaitu karboksilat -COOH, alkohol -OH, dan karbonil C=O. 2. Asam fulvat AF Bersifat larut baik pada kondisi asam maupun basa dan memiliki berat molekul yang lebih kecil. 3. Humin H Tidak dapat diekstrak oleh asam maupun basa. Struktur ketiga jenis fraksi asam humus ini hampir sama satu dengan lainnya, hanya berbeda berat molekul dan kandungan gugus fungsionalnya. Asam fulvat memiliki berat molekul lebih rendah daripada asam humat dan fraksi humin. Asam humat merupakan senyawa organik yang sangat kompleks, yang secara umum memiliki ikatan aromatik panjang dan non-biodegradable yang merupakan hasil oksidasi dari senyawa lignin gugus fenolik. Novita, E., 2008 Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. Gambar 2.1 Model struktur asam humat berdasarkan Stevenson 1982. R dalam gambar di atas merupakan gugus alkil atau aril Gambar 2.2 Model struktur asam fulvat berdasarkan Buffle et al. 1977 Dalam berbagai kasus, intensitas warna akan semakin tinggi karena adanya logam besi yang terikat oleh asam-asam organik yang terlarut pada air tersebut. Kelima ciri yang telah disebutkan di atas ternyata mempunyai hubungan satu dengan lainnya. pH yang rendah juga disebabkan oleh kandungan kation yang rendah, kehadiran zat organik dalam bentuk asam, dan sedikitnya kation dan partikel tersuspensi. Hal ini yang menyebabkan kurangnya proses koagulasi secara alami. Karakteristik air gambut bersifat spesifik, tergantung pada lokasi ataupun dari segi vegetasi, jenis tanah dimana air gambut itu berada, ketebalan gambut, usia gambut dan cuaca. Fitria, D. 2008 Tingkat dekomposisikematangan gambut serta kedalaman gambut sangat mempengaruhi kualitas lahan gambut. Berdasarkan tingkat dekomposisinya, gambut Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu gambut fibrik dekomposisi awal, hemik dekomposisi pertengahan, saprik dekomposisi lanjut. Eni, 2005

2.2. Prospek Pengolahan