Kekeruhan Besi Pengaruh Tawas Dan Diatomea (Diatomaceous Earth) Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi

Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. pengolahannya dapat dilakukan dengan adsorpsi atau penyerapan. Adsorpsi adalah proses penyerapan pada permukaan partikel koloid oleh adanya gaya adhesi zat-zat lain. Daya adsorpsi koloid sangat besar karena permukaan partikel koloid yang terbuka sangat luas bila dibandingkan permukaan zat padat dengan jumlah yang sama. Adsorpsi ini merupakan fenomena fisika dimana partikel-partikel bahan yang diadsorpsi tertarik pada permukaan fase padat yang bertindak sebagai adsorben. Ditinjau dari segi derajat adsorpsi pada suatu jenis adsorban pada umumnya mengikuti aturan berikut :  Adsorpsi berlangsung sedikit terhadap semua senyawa organik, kecuali senyawa halogen.  Adsorpsi berlangsung baik terhadap semua senyawa halogen dan senyawa alifatik.  Adsorpsi berlangsung sangat baik terhadap semua senyawa aromatik.  Makin banyak kandungan inti benzennya semakin baik adsorpsinya. Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan air berwarna air gambut dapat dilakukan dengan proses adsorpsi, karena asam humus merupakan senyawa yang mengandung gugus aromatik.

2.4. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan beradasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan bahan anorganik yang tersuspensi dan terlarut misalnya lumpur dan pasir halus. Padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan. Semakin tinggi nilai padatan tersuspensi, nilai kekeruhan juga akan semakin tinggi. Akan tetapi, tingginya padatan terlarut tidak selalu diikuti dengan tingginya kekeruhan. Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. Kekeruhan dinyatakan dalam satuan unit turbiditas, yang setara dengan 1 mgl SiO 2 . Peralatan yang digunakan untuk mengukur kekeruhan yaitu Jackson Candler Turbidimeter yang dikalibrasi menggunakan silika.Satu unit turbiditas Jackson Candler Turbidimeter dinyatakan dengan 1 JTU. Pengukurannya bersifat visual, yaitu membandingkan air sampel dengan air standar. Metode lain mengukur kekeruhan yaitu Nephelometric dengan satuan NTU. Konversi antara NTU dan JTU yaitu bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU. Gandjar, G.I. 2007.

2.5. Besi

Besi adalah elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir setiap tempat di bumi ini, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Pada umumnya, besi di dalam air dapat bersifat : - terlarut sebagai Fe 2+ ferro atau Fe 3+ ferri - tersuspensi sebagai butir koloidal diameter 1 µ m atau lebih besar, seperti Fe 2 O 3, FeO, FeOH 3 . - tergabung dengan zat organik atau zat padat yang anorganik seperti tanah liat. Pada air permukaan jaringan ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mgL, tetapi di dalam air tanah kadar Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi ini dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur. Pada air yang tidak mengandung oksigen seperti pada air tanah, besi terdapat sebagai Fe 2+ yang dapat larut. Sedangkan pada air sungai yang mengalir dan terjadi aerasi, Fe 2+ teroksidasi menjadi Fe 3+ , Fe 3+ ini sulit terlarut pada pH 6 sampai 8, bahkan dapat menjadi ferihidroksida FeOH 3 atau salah satu jenis oksida yang merupakan zat padat dan dapat mengendap. Demikian dalam air sungai, besi terdapat sebagai Fe 2+ , Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. Fe 3+ terlarut dan Fe 3+ dalam bentuk senyawa organik berupa koloidal. Alaerts, G. 1987

2.6. Aluminium