Penentuan Kadar Al Data Hasil Pengukuran Kadar Al dengan Penambahan Tanah Diatomea

Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. Koefisien korelasi r dapat ditentukan sebagai berikut Sehingga diperoleh harga koefisien korelasi r : 0,9989 Setelah diperoleh persamaan garis regresi dan koefisien korelasi r pada pengukuran larutan standar maka absorbansi dari larutan standar diplotkan terhadap konsentrasi larutan standar seperti gambar 3 pada lampiran 2.

4.1.4.3. Penentuan Kadar Al

Kadar Al dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan mensubstitusikan nilai Y absorbansi yang diperoleh dari hasil pengukuran terhadap garis regresi dan kurva kalibrasi Y = 0,01428 X – 0,00052 sehingga diperoleh konsentrasi Al. Tabel 4.12 Konsentrasi Al Hasil Analisa dari Elektrokoagulasi Air Gambut Dengan Penambahan Diatomea Kode Sampel Rata-rata Absorbansi Konsentrasi Al mgL Diatomea 0,0069 0,5196 { } { }{ } 0,9989 03573653 , 0,03570000 0,0012771 03570000 , 00051082 2,50000, 0,03570000 2 2 = = = = − − − − = ∑ ∑ ∑ Y Yi X Xi Y Yi X Xi r Alexon Samosir : Pengaruh Tawas Dan Diatomea Diatomaceous Earth Dalam Proses Pengolahan Air Gambut Dengan Metode Elektrokoagulasi, 2009. Karena dilakukan pemekatan terhadap sampel sebanyak 10 kali, maka konsentrasi sampel yang sebenarnya adalah 0,0519 mgl.

4.3. Pembahasan

Pengolahan air gambut yang dilakukan dengan cara hanya elektrokoagulasi saja maupun hanya dengan penambahan tawas atau diatomea tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh karena air gambut lebih dominan senyawa-senyawa organik daripada senyawa-senyawa anorganik.. Penambahan tawas maupun diatomea ke dalam air gambut yang kemudian dielektrokoagulasi ternyata mampu digunakan dalam pengolahan air gambut. Hal ini disebabkan oleh karena tawas dan diatomea dapat bertindak sebagi sumber ion elektrolit dalam proses koagulasi yang kemudian diiukuti proses flokulasi yang membentuk gerombolan flok-flok yang lebih besar beruapa FeOH 3 dan AlOH 3 .Dengan terbentuknya flok-flok tersebut maka terjadi penurunan konsentrasi logam yang larut di dalam sampel air gambut oleh karena pH air gambut berubah dari pH 4,7 menjadi pH 6,8. Optimalisasi penggunaan tawas yang baik di dalam air gambut adalah 10 mll, sedangkan jika 10 mll maka proses elektrokoagulasi berlangsung lambat dan jika 10 mll maka proses elektrokoagulasi semakin cepat tetapi sangat mempengaruhi naiknya kadar aluminium di dalam air gambut. Optimalisasi penggunaan diatomea di dalam air gambut adalah 10 gl, sedangkan jika 10 gl maka proses elektrokoagulasi berlangsung lambat dan jika 10 gl maka proses elektrokoagulasi juga berlangsung lambat. Hal ini disebabkan karena diatomea dalam jumlah yang banyak dapat menjadi partikel koloid di dalam air gambut. Berdasarkan hasil analisis secara Spektrofotometer Serapan Atom terhadap konsentrasi logam besi Fe menunjukkan bahwa hasil elektrokoagulasi air gambut