Dasar Hukum Lelang Eksekusi Hak Tanggungan

25 yang dibebankan atas tanah berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah tersebut sebagai pelunasan hutang oleh debitur kepada kreditur. Sesuai dengan bahasan dalam tulisan ini, yang dimaksud dengan kreditur adalah perbankan. Sedang debitur bisa orang atau badan hukum danatau usaha.

2.3. Dasar Hukum Lelang Eksekusi Hak Tanggungan

Berkembangnya sistem penjualan melalui lelang menunjukkan bahwa sistem penjualan ini telah diakui masyarakat sebagai sistem penjualan yang sah dan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan penjualan umum biasanya. Oleh karena itu perlu adanya dukungan perangkat peraturan yang mengatur tentang sistem penjualan melalui lelang agar proses dan hasil dari sistem penjualan ini dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini juga dimaksudkan untuk melindungi para pelaku lelang, baik pejabat lelang, penjual lelang, mau pun pembeli lelang. Telah disebutkan di atas bahwa lelang eksekusi dilakukan untuk melaksanakan putusanpenetapan pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, danatau melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. Salah satu jenis didalamnya adalah lelang eksekusi hak tanggungan. Lelang eksekusi ini bermula dari perjanjian hutang-piutang antara kreditur dan debitur dengan jaminan hak tanggungan. Disebabkan adanya cidera janji yang dilakukan oleh debitur kepada debitur yang menyebabkan tidak terlunasinya hutang, maka kreditur sebagai pemegang jaminan berhak untuk melakukan pelelangan atas jaminan tersebut yang hasilnya digunakan sebagai pelunasan hutang debitur. Jika pelaksanaan lelang tersebut tersebut tidak 26 dipayungi dengan perangkat-perangkat peraturan, tentunya akan timbul permasalah di kemudian hari. Ada pun peraturan-peraturan yang menjadi dasar atas pelaksanaan lelang eksekusi hak tanggungan antara lain adalah: a. KUHPerdata Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Staatsblad 1847:23; b. RIBHIR Reglemen Indonesia yang Diperbaharui Staatsblad 1941:44; c. Undang-Undang Lelang Vendu Reglement Ordonantie 28 Februari 1908 Staatsblad 1908:189 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Staatsblad 1941:3; d. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan; e. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan; f. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687; g. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; h. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; i. Instruksi Lelang Vendu Instructie, Staatsblad 1908:190 sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Staatsblad 1930:85; j. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Keuangan. Sejak tanggal 2 Februari 2013, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan 27 Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Keuangan dinyatakan berlaku menggantikan peraturan sebelumnya; k. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah l. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2007; m. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2013; n. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40PMK.072006 tanggal 30 Mei 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang. Sejak tanggal 24 Juni 2010, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 tanggal 23 April 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang dinyatakan berlaku menggantikan peraturan sebelumnya. PMK ini telah mengalami perubahan beberapa kali terakhir dengan Menteri Keuangan Nomor 106PMK.062013 tanggal 26 Juli 2013; o. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 174PMK.062010 tanggal 30 September 2010 tentang Pejabat Lelang Kelas I sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158PMK.062013 tanggal 14 November 2013; 28 p. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184PMK.012010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; q. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 170PMK.012012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara; r. Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor PER-02PL2006 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang. Dengan berlakunya PMK Nomor 93PMK.062010, maka peraturan tersebut dicabut dan digantikan dengan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor PER- 03KN2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Lelang sebagaiman telah diubah terakhir dengan Peraturan Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor 6KN2013; 2.4. Permohonan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan Pada dasarnya, permohonan lelang dapat diajukan oleh siapa saja. Namun dalam lelang eksekusi hak tanggungan, sebagai pemohon lelang adalah kreditur yang mempunyai piutang macet terhadap debitur. Khusus untuk tulisan ini kreditur yang dimaksud adalah kreditur perbankan. Permohonan dapat disampaikan secara tertulis. Sesuai dengan Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 tanggal 23 April 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang disebutkan bahwa “PenjualPemilik Barang yang bermaksud melakukan penjualan barang secara lelang melalui KPKNL, harus mengajukan surat permohonan lelang secara tertulis kepada Kepala KPKNL untuk dimintakan jadwal pelaksanaan lelang, disertai dokumen persyaratan lelang sesuai dengan jenis lelangnya.” 29 Dalam tahap persiapan lelang, sebelum suatu objek dilaksanakan lelang harus didahului permohonan lelang yang disampaikan secara tertulis yang dilengkapi dengan persyaratan lelang menurut jenis lelangnya oleh pemohon lelang yang kemudian disebut sebagai PenjualPemilik Barang. Sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 tanggal 23 April 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, jika dalam pengajuan permohonan lelang tersebut telah lengkap persyaratannya dan memenuhi legalitas formal baik subjek mau pun objek lelangnya, maka Kepala KPKNL tidak boleh menolak permohonan lelang untuk kemudian ditetapkan jadwal lelangnya dengan batas waktu paling lama dua hari sejak surat permohonan diterima. Ada pun yang dimaksud dengan legalitas formal di sini adalah suatu kondisi di mana dokumen persayaratan lelang telah terpenuhi oleh pemohon lelangPenjual sesuai jenis lelangnya dan tidak ada perbedaan data, menunjukkan hubungan hukum antara pemohon lelangPenjual subjek lelang dengan barang yang akan dilelang objek lelang, sehingga meyakinkan Pejabat Lelang bahwa subjek lelang berhak melelang objek lelang, dan objek lelang dapat dilelang. Oleh karena itu, tidak akan terjadi jual beli secara lelang atas suatu objek jaminan hak tanggungan tanpa didahului oleh adanya permohonan lelang secara tertulis lengkap dengan persyaratannya yang secara legal formal diakui keabsahannya yang disampaikan oleh kreditur sebagai pemohon lelang.

2.5. Objek Lelang Hak Tanggungan

Dokumen yang terkait

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat Dengan Hak Tanggungan (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara (Kp2ln) Medan), 2003

0 22 231

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DENGAN KREDITUR BANK PEMERINTAH DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG(KPKNL) SEMARANG

6 85 94

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

7 68 142

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 11

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 1 1

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 14

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 1 49

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelaksanaan Lelang Atas Hak Tanggungan Dari Kreditur Perbankan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Medan

0 0 135

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Sejarah Lelang 2.1.1.1. Sejarah Lelang Dunia - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelaksanaan Lelang Atas Hak Tanggungan Dari Kreditur Perbankan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lel

0 0 26

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelaksanaan Lelang Atas Hak Tanggungan Dari Kreditur Perbankan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Medan

0 0 14