Objek Lelang Hak Tanggungan

29 Dalam tahap persiapan lelang, sebelum suatu objek dilaksanakan lelang harus didahului permohonan lelang yang disampaikan secara tertulis yang dilengkapi dengan persyaratan lelang menurut jenis lelangnya oleh pemohon lelang yang kemudian disebut sebagai PenjualPemilik Barang. Sesuai dengan Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 tanggal 23 April 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, jika dalam pengajuan permohonan lelang tersebut telah lengkap persyaratannya dan memenuhi legalitas formal baik subjek mau pun objek lelangnya, maka Kepala KPKNL tidak boleh menolak permohonan lelang untuk kemudian ditetapkan jadwal lelangnya dengan batas waktu paling lama dua hari sejak surat permohonan diterima. Ada pun yang dimaksud dengan legalitas formal di sini adalah suatu kondisi di mana dokumen persayaratan lelang telah terpenuhi oleh pemohon lelangPenjual sesuai jenis lelangnya dan tidak ada perbedaan data, menunjukkan hubungan hukum antara pemohon lelangPenjual subjek lelang dengan barang yang akan dilelang objek lelang, sehingga meyakinkan Pejabat Lelang bahwa subjek lelang berhak melelang objek lelang, dan objek lelang dapat dilelang. Oleh karena itu, tidak akan terjadi jual beli secara lelang atas suatu objek jaminan hak tanggungan tanpa didahului oleh adanya permohonan lelang secara tertulis lengkap dengan persyaratannya yang secara legal formal diakui keabsahannya yang disampaikan oleh kreditur sebagai pemohon lelang.

2.5. Objek Lelang Hak Tanggungan

Pada bagian terdahulu telah dijelaskan bahwa objek lelang adalah barang- barang yang akan dijual secara lelang Susanto, H. Y., 2014: 2. Pada tulisan ini 30 yang dimaksud dengan objek lelang adalah hak tanggungan yang dikuasai oleh kreditur di mana dalam proses lelang akan berperan sebagai Pemohon LelangPenjualPemilik Barang. Ada pun menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berikatan Dengan Tanah yang dimaksud dengan hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang selanjutnya disebut hak tanggungan terutama pada Pasal 1 adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lain. Sedangkan Kartini Muljadi-Gunawan Widjaja 2005: 13 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan hak tanggungan adalah suatu bentuk jaminan pelunasan utang, dengan hak mendahulu, dengan objek jaminan-nya berupa hak- hak atas tanah yang diatur dalam UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau Undang-Undang Pokok Agraria. Sebagaimana dimaksud dalam UU Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria terutama Pasal 16, yang dimaksud dengan hak atas tanah antara lain adalah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka tanah, dan hak memungut hasil hutan. Dalam satu permohonan lelang boleh diajukan beberapa objek yang dimintakan untuk dijual secara lelang. Objek ini dapat diajukan untuk dijual lelang perunit mau pun perpaket. 31 2.6. Kerangka Teori Bank adalah salah satu jenis lembaga keuangan, yaitu merupakan suatu badan usaha yang berfungsi sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari pihak pemilik dana dan pihak pengguna dana. Berdasarkan fungsi bank tersebut, maka bank disebut dengan lembaga penyaluran dana. Secara umum bank dapat melakukan dua kegiatan keuangan, yaitu penghimpun dana funding dengan cara menerima simpanan uang masyarakat dalam bentuk giro, deposito dan tabungan serta penyalur dana lending dengan cara memberikan kredit pinjaman kepada masyarakat. Dalam menjalankan kegiatan kredit, tentunya potensi resiko kredit macet bisa saja terjadi meski prinsip kehatian-hatian dalam penyaluran kredit telah diterapkan. Ketika hal tersebut terjadi perlu ditempuh upaya demi menjaga likuiditas bank tetap pada posisi yang aman. Dengan adanya jaminan yang disyaratkan oleh kreditur atau perbankan memungkinkan untuk dilakukan eksekusi atas jaminan tersebut sehingga kreditur mendapatkan kembali dana yang tidak bisa dikembalikan oleh debitur. Salah satu sarana dan merupakan sarana yang paling efektif, efisien, dan aman adalah melalui lelang. Persyaratan lelang telah diatur dengan adanya seperangkat peraturan yang memudahkan para pemohon lelang untuk mengajukan permohonan lelang dengan melampirkan daftar objek lelang yang dimohonkan lelang. Dalam Pasal 12 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 tanggal 23 April 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang disebutkan bahwa 32 “Kepala KPKNLPejabat Lelang Kelas II tidak boleh menolak permohonan lelang yang diajukan kepadanya sepanjang dokumen persyaratan lelang sudah lengkap dan telah memenuhi legalitas formal subjek dan objek lelang. Sebelumnya dalam Ketentuan Umum Pasal 1 disebutkan bahwa Legalitas formal subjek dan objek lelang adalah suatu kondisi di mana dokumen persyaratan lelang telah dipenuhi oleh pemohon lelangPenjual sesuai jenis lelangnya dan tidak ada perbedaan data, menunjukkan hubungan hukum antara pemohon lelangPenjual subjek lelang dengan barang yang akan dilelang objek lelang, sehingga meyakinkan Pejabat Lelang bahwa subjek lelang berhak melelang objek lelang, dan objek lelang dapat dilelang. Dalam Pasal 10 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 tanggal 23 April 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang disebutkan bahwa “PenjualPemilik Barang yang bermaksud melakukan penjualan barang secara lelang melalui KPKNL, harus mengajukan surat permohonan lelang secara tertulis kepada Kepala KPKNL untuk dimintakan jadwal pelaksanaan lelang, disertai dokumen persyaratan lelang sesuai dengan jenis lelangnya”. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang KPKNL adalah kantor vertical operasional Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan merupakan kantor yang memiliki tugas dan fungsi untuk melaksanakan lelang. Dalam penelitian ini penulis mengambil objek KPKNL Medan sebagai salah satu KPKNL besar di Indonesia yang setiap tahunnya melaksanakan lelang yang meningkat dari tahun ke tahun sekitar 1000-an frekuensi. Melihat fenomena tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan kajian terkait banyaknya frekuensi lelang yang dilaksanakan oleh KPKNL Medan. 33 Ada pun kerangka pemikiran penulis untuk menulis tulisan ini adalah sebagai berikut: Gambar 2.4 Skema Kerangka Pemikiran 2.7. Hipotesis Diduga bahwa jumlah permohonan lelang dari kreditur perbankan dan jumlah objek lelang yang dimohonkan lelang oleh kreditur perbankan yang diterima oleh KPKNL Medan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi pelaksanaan lelang atas hak tanggungan di KPKNL Medan. Variabel Independen Variabel Dependen Jumlah permohonan lelang dari kreditur perbankan yang diterima oleh KPKNL Medan X1 Jumlah objek lelang hak tanggungan yang dimohonkan lelang oleh kreditur perbankan yang diterima oleh KPKNL Medan X2 Frekuensi Lelang Eksekusi Hak Tanggungan 34

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Ada pun metode penelitiannya adalah sebagai berikut:

3.1. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah menganilisis faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian frekeunsi lelang eksekusi hak tanggungan kreditur perbankan di KPKNL Medan. Ada pun faktor-faktornya adalah jumlah permohonan lelang dari kreditur perbankan yang diterima oleh KPKNL Medan selanjutnya disebut jumlah permohonan lelang dan jumlah objek lelang hak tanggungan yang dimohonkan lelang oleh kreditur perbankan yang diterima oleh KPKNL Medan selanjutnya disebut jumlah objek lelang. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah pencapaian frekuensi pelaksanaan lelang eksekusi hak tanggungan kreditur perbankan di KPKNL Medan.

3.2. Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dan diolah dalam penelitian ini adalah jenis data sekunder, yakni data primer yang diolah lebih lanjut yang dapat mendukung penelitian ini.

Dokumen yang terkait

Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Lelang Atas Jaminan Hutang Kebendaan Yang Diikat Dengan Hak Tanggungan (Penelitian Pada Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara (Kp2ln) Medan), 2003

0 22 231

LELANG EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN DENGAN KREDITUR BANK PEMERINTAH DI KANTOR PELAYANAN KEKAYAAN NEGARA DAN LELANG(KPKNL) SEMARANG

6 85 94

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

7 68 142

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 11

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 1 1

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 0 14

Tinjaun Yuridis Tentang Pelaksanaan Lelang Eksekusi Hak Tanggungan (Studi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Medan)

0 1 49

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelaksanaan Lelang Atas Hak Tanggungan Dari Kreditur Perbankan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Medan

0 0 135

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Sejarah Lelang 2.1.1.1. Sejarah Lelang Dunia - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelaksanaan Lelang Atas Hak Tanggungan Dari Kreditur Perbankan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lel

0 0 26

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Pelaksanaan Lelang Atas Hak Tanggungan Dari Kreditur Perbankan di Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Medan

0 0 14