18
menentukan harga limit secara sewenang-wenang yang berakibat merugikan pihak tereksekusi.
c. Asas Kepastian Hukum Menghendaki agar lelang yang telah dilaksanakan menjamin adanya
perlindungan hukum bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pelaksanaan lelang. Setiap pelaksanaan lelang dibuat Risalah Lelang oleh Pejabat Lelang yang
merupakan akte otentik. Risalah Lelang digunakan penjualpemilik barang, pembeli dan Pejabat Lelang untuk mempertahankan dan melaksanakan hak dan
kewajibannya. d. Asas Efisiensi
Akan menjamin pelaksanaan lelang dilakukan dengan cepat dan dengan biaya yang relatif murah karena lelang dilakukan pada tempat dan waktu yang
telah ditentukan dan Pembeli disahkan pada saat itu juga. e. Asas Akuntabilitas
Asas ini menghendaki agar lelang yang dilaksanakan oleh Pejabat Lelang dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak yang berkepentingan.
Pertanggungjawaban Pejabat Lelang meliputi administrasi lelang dan pengelolaan uang lelang.
2.1.4. Fungsi Lelang
Susanto dalam Modul Pengetahuan Lelang 2014: 46 menyebutkan 3 tiga fungsi lembaga lelang dalam aplikasinya di masyarakat, yaitu:
19
1. Fungsi Public a. Mendukung Law Enforcement di bidang hukum perdata, hukum pidana,
hukum perpajakan, dan lain-lain, yaitu sebagai bagian dari eksekusi suatu putusan;
b. Mendukung tertib administrasi dan efisiensi pengelolaan dan pengurusan aset yang dimiliki atau dikuasai negara.
2. Fungsi Private Fungsi ini terletak pada hakekat lelang dilihat dari tinjauan perdagangan di
mana lelang merupakan sarana untuk mempertemukan penjual dan pembeli dalam transaksi jual-beli barang dengan cara-cara yang diatur oleh undang-undang.
3. Fungsi Budgetair Mengumpulkan penerimaan negara dalam bentuk bea administrasi dan bea
lelang. Lelang juga dibebani tugas mengamankan pajak dalam kaitannya dengan pelaksanaan eksekusi lelang, yakni Pajak Penghasilan PPh Pasal 25 atas lelang
tanah atau tanah dan bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah danatau Bangunan BPHTB.
2.1.5. Jenis-Jenis Lelang
Dengan melihat fungsi private di atas, dapat dibedakan jenis-jenis lelang, sebagai berikut:
a. Lelang Eksekusi Sesuai dengan Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
93PMK.062010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, yang dimaksud dengan lelang eksekusi adalah lelang untuk melaksanakan putusanpenetapan
20
pengadilan, dokumen-dokumen lain yang dipersamakan dengan itu, danatau melaksanakan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam Pasal 5 disebutkan bahwa lelang eksekusi termasuk tetapi tidak terbatas pada: Lelang Eksekusi Panitia Urusan Piutang Negara PUPN,
Lelang Eksekusi Pengadilan, Lelang Eksekusi Pajak, Lelang Eksekusi Harta Pailit, Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan UUHT,
Lelang Eksekusi Benda Sitaan Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana KUHAP, Lelang Eksekusi Barang Rampasan, Lelang Eksekusi
Jaminan Fidusia, Lelang Barang Yang Dinyatakan Tidak Dikuasi atau Barang Yang Dikuasai Negara-Bea Cukai, Lelang Barang Temuan, Lelang Eksekusi
Gadai, Lelang Eksekusi Benda Sitaan Pasal 18 ayat 2 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001. Ada pun pokok bahasan yang penulis ingin jadikan bahan penelitian termasuk
dalam jenis lelang ini, yakni Lelang Eksekusi Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan UUHT.
b. Lelang Noneksekusi, dibedakan lagi menjadi: 1 Noneksekusi Wajib
Sesuai dengan Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93PMK.062010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, yang dimaksud
dengan lelang noneksekusi wajib adalah lelang untuk melaksanakan penjualan barang yang oleh peraturan perundang-undangan diharuskan
dijual secara lelang.
21
Dalam Pasal 6 disebutkan bahwa lelang noneksekusi wajib termasuk tetapi tidak terbatas pada: Lelang Barang Milik NegaraDaerah, Lelang Barang
Milik Badan Usaha Milik NegaraDaerah BUMND, Lelang Barang Yang Menjadi Milik Negara-Bea Cukai, Lelang Benda Berharga Asal
Muatan Kapal Yang Tenggelam BMKT, dan Lelang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya dari tangan pertama.
2 Noneksekusi Sukarela Sesuai dengan Pasal 1 angka 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
93PMK.062010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, yang dimaksud dengan lelang noneksekusi sukarela adalah lelang atas barang milik
swasta, orang atau badan hukumbadan usaha yang dilelang secara sukarela.
Dalam Pasal 7 disebutkan bahwa lelang noneksekusi sukarela termasuk tetapi tidak terbatas pada: Lelang Barang Milik BUMND berbentuk
Persero, Lelang harta milik bank dalam likuidasi kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan, Lelang Barang Milik Negara Asing,
dan Lelang Barang Milik Swasta.
2.1.6. Subjek dan Objek Lelang