21
Dalam Pasal 6 disebutkan bahwa lelang noneksekusi wajib termasuk tetapi tidak terbatas pada: Lelang Barang Milik NegaraDaerah, Lelang Barang
Milik Badan Usaha Milik NegaraDaerah BUMND, Lelang Barang Yang Menjadi Milik Negara-Bea Cukai, Lelang Benda Berharga Asal
Muatan Kapal Yang Tenggelam BMKT, dan Lelang Kayu dan Hasil Hutan Lainnya dari tangan pertama.
2 Noneksekusi Sukarela Sesuai dengan Pasal 1 angka 6 Peraturan Menteri Keuangan Nomor
93PMK.062010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, yang dimaksud dengan lelang noneksekusi sukarela adalah lelang atas barang milik
swasta, orang atau badan hukumbadan usaha yang dilelang secara sukarela.
Dalam Pasal 7 disebutkan bahwa lelang noneksekusi sukarela termasuk tetapi tidak terbatas pada: Lelang Barang Milik BUMND berbentuk
Persero, Lelang harta milik bank dalam likuidasi kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan, Lelang Barang Milik Negara Asing,
dan Lelang Barang Milik Swasta.
2.1.6. Subjek dan Objek Lelang
Yang dimaksud dengan subjek lelang adalah antara lain: a. Penjual, yakni orang, badan hukumusaha atau instansi yang berdasarkan
peraturan perundang-undangan atau perjanjian berwenang untuk menjual barang secara lelang. Dalam praktek di lapangan Penjual dapat juga disebut
22
sebagai Pemilik Barang di mana dia adalah orang atau badan hukumusaha yang memiliki hak kepemilikan atas suatu barang yang dilelang.
b. Peserta Lelang, yaitu orang atau badan hukumbadan usaha yang telah memenuhi syarat untuk mengikuti lelang.
c. Pejabat Lelang, yaitu orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan diberi wewenang khusus untuk melaksanakan penjualan barang secara lelang.
Pejabat lelang terdapat dua jenis, yakni: 1 Pejabat Lelang Kelas I, yaitu Pejabat Lelang pegawai Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara yang berwenang melaksanakan Lelang Eksekusi, Lelang Noneksekusi Wajib, dan Lelang Noneksekusi Sukarela.
2 Pejabat Lelang Kelas II, yaitu Pejabat Lelang swasta yang berwenang melaksanakan Lelang Noneksekusi Sukarela.
Kedua jenis pejabat lelang ini sama-sama harus dikukuhkan terlebih dahulu dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan.
Sedangkan yang dimaksud dengan objek lelang adalah meliputi seluruh barang yang akan dijual secara lelang.
2.1.7. Prosedur Lelang
Setiap proses pelaksanaan lelang memiliki tahapan yang harus dilalui dan tidak boleh ada satu tahapan yang terlewati. Jika satu tahapan saja terlewati, maka
dapat dikatakan proses lelang tidak dapat berjalan. Begitu halnya dalam proses pelaksanaan lelang eksekusi, khususnya lelang eksekusi hak tanggungan yang
dimohonkan oleh kreditur perbankan seperti yang dijelaskan oleh Susanto dalam
23
Modul Pengetahuan Lelang 2014: 5 memiliki beberapa tahapan yang dapat dijelaskan dalam flow chart di bawah ini:
Gambar 2.3 Prosedur Pelaksanaan Lelang
Sumber: Modul Pengetahuan Lelang, Susanto 2014:5, diolah kembali
Keterangan: 1a.
Permohanan lelang oleh Pemohon Lelang. Setelah permohonan diterima akan dilakukan pemeriksaan dokumen persyaratan lelang
2 hari.
1b. Penetapan hari dan tanggal lelang. 2.
Pemohon Lelang melakukan pengumuman lelang di surat kabar. 3.
Calon peserta lelang menyetorkan uang jaminan penawaran lelang. 4.
Pelaksanaan Lelang. 5a.
Peserta Lelang dengan penawaran tertinggi menjadi pemenang lelang.
5b. KPKNL memberikan dokumen dan kutipan risalah lelang kepada pembeli sebagai bukti untuk balik nama pemberian dilakukan
paling lama 1 hari setelah pembeli menujukkan bukti setor pelunasan pungutan-pungutan lain, seperti BPHTB.
5c. KPKNL menyetorkan hasil bersih lelang kepada pemohon lelang
dan menyetorkan bea lelang ke kas negara.
2.2. Lelang Eksekusi Hak Tanggungan
Menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berikatan Dengan Tanah yang dimaksud
Pemohon Lelang Kreditur
Perbankan Peserta
Lelang KPKNL
Kas Negara BankBendahara
Pejabat Lelang Pengumuman
Lelang
1a 1b
5c 2
5c 4
5a 5b
3