BAB 3 ELABORASI TEMA
3.1. Pengertian Tema
Kata Green dalam arsitektur pada awalnya dianggap sebagai hal yang tabu seperti ketika “postmodernisme” dan “dekonstruksi” muncul beberapa tahun sebelumnya.
Awal munculnya istilah green menimbulkan kesalahpahaman. Hal ini memancing respon untuk membicarakan masalah green itu sendiri. Kemudian muncul lah suatu
kelompok-kelompok atau lembaga yang melakukan pendekatan dalam Green Movement dengan menekankan dan mengaplikasikannya sesuai dengan
kemampuan dan interesnya masing-masing. Salah satunya dengan merancang sebuah rumah sementara yang menunjukkan manusia tidak menjadi asing dengan
lingkungannya yang dilakukan oleh Walden Pond. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa Green Architecture adalah sebuah gerakan yang dilakukan dalam
rangka menggunakan langkah-langkah yang berusaha semaksimal mungkin tidak merusak alam dan mengembalikan manusia ke dalam kehidupan yang nyaman
serta sehat. Green Architecture dilatarbelakangi oleh kepedulian para arsitek terhadap kualitas lingkungan hidup dan kualitas kehidupan manusia yang
berkelanjutan. Adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi telah mengungkapkan betapa pemanasan global telah semakin parah, sumber daya
alam semakin berkurang, sementara itu populasi penduduk bumi semakin bertambah.
Pendekatan desain yang dilakukan oleh berbagai kelompok arsitek dalam memasyarakatkan Green Architecture berbeda-beda aplikasinya sesuai dengan
keahlian masing-masing. Namun secara umum dapat dikatakan bahwa Green Architecture adalah gerakan untuk kelestarian alam dan lingkungan untuk masa
depan yang berkelanjutan dalam efisiensi energi dan sumber daya alam dalam kegiatan arsitektural untuk pembangunan yang berkelanjutan dalam mencapai
tujuan ekonomi, sosial dan budaya. Green Architecture atau Arsitektur Hijau merupakan isu yang sedang berkembang
di masa sekarang. Begitu banyaknya terjadi bencana alam, peningkatan suhu dunia, rusaknya lapisan ozon menjadi pendorong penerapan arsitektur hijau dalam
masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
Prinsip dari Green Architecture adalah bahwa apa yang telah kita ciptakan tidak hanya mengambil dari alam tetapi harus dapat dikembalikan juga ke alam. Tanah
menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi ke alam tanpa menimbulkan dampak negatif pada alam.
Itulah desain yang baik. Pembaharuan material yang telah digunakan. Mengkombinasikan pencahayaan, pengudaraan, dan temperatur.
Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam melakukan proses
desain. Green Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak
memperhatikan faktor – faktor lingkungan. Bangunan sendiri telah mengkonsumsi 40 energi dari total energi yang dimiliki bumi tidak termasuk dalam proses
pengangkutan material dan konstruksi. Ciri-ciri Green Architecture antara lain :
1. Peka terhadap lingkungan 2. Konservasi energi mengkonsumsi energi seminim mungkin
3. Mengusahakan pencahayaan alami 4. Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri
5. Mengusahakan penghawaan alami 6. Memakai material daur ulang atau material yang ekologis
Dalam penerapan Green Architecture lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya : penentuan tapak bangunan, pengolahan limbah yang muncul akibat
kegiatan yang terjadi di kawasan proyek.
3.2. Interpretasi Tema