Interpretasi Tema ELABORASI TEMA

Prinsip dari Green Architecture adalah bahwa apa yang telah kita ciptakan tidak hanya mengambil dari alam tetapi harus dapat dikembalikan juga ke alam. Tanah menjadi tanah, air menjadi air. Segala sesuatu yang kita terima dari alam dapat kita berikan dengan bebas lagi ke alam tanpa menimbulkan dampak negatif pada alam. Itulah desain yang baik. Pembaharuan material yang telah digunakan. Mengkombinasikan pencahayaan, pengudaraan, dan temperatur. Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam melakukan proses desain. Green Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor – faktor lingkungan. Bangunan sendiri telah mengkonsumsi 40 energi dari total energi yang dimiliki bumi tidak termasuk dalam proses pengangkutan material dan konstruksi. Ciri-ciri Green Architecture antara lain : 1. Peka terhadap lingkungan 2. Konservasi energi mengkonsumsi energi seminim mungkin 3. Mengusahakan pencahayaan alami 4. Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri 5. Mengusahakan penghawaan alami 6. Memakai material daur ulang atau material yang ekologis Dalam penerapan Green Architecture lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya : penentuan tapak bangunan, pengolahan limbah yang muncul akibat kegiatan yang terjadi di kawasan proyek.

3.2. Interpretasi Tema

Beberapa interpretasi dan pemahaman tentang Green Architecture dikembangkan oleh beberapa teori dan kritik. 1. Brenda dan Robert Vale Terdapat 6 prinsip Green Architecture yang diajukan oleh Brenda dan Robert Vale yang harus menjadi perhatian untuk dapat diterapkan dalam berbagai aplikasi, yaitu: a. Konservasi energi 1 Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi. 2 Perlindungan sumber daya alam. Universitas Sumatera Utara 3 Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan rekreasi. 4 Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah sebagai sumber energi biogas atau pupuk. 5 Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek. b. Bekerja sama dengan iklim 1 Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam. 2 Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, hujan, dan air. 3 Pencahayaan alami pada siang hari. 4 Penghawaan alami. c. Meminimalisasi sumber-sumber daya baru 1 Penggunaan material daur ulang. 2 Penggunaan material yang dapat diperbaharui. 3 Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya. 4 Penggunaan material yang ramah lingkungan. d. Menghargai pemakai Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green Architecture yang lainnya. Misalnya : daripada menggunakan AC untuk kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangnan dengan ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu banyak energi untuk penerangan lampu pada siang hari agar pengguna tetap nyaman beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Architecture menerapkan pencahayaan alami. e. Menghargai site 1 Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara. Universitas Sumatera Utara 2 Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green Architecture. Suatu bangunan yang menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan. f. Holistik Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun. 2. Heinz Frick Heinz Frick 1999 memberikan empat kriteria arah pembangunan secara Green Architecture, yaitu: a. Pembangunan berwawasan lingkungan menuntut adanya proses yang melestarikan lingkungan alam dan peredarannya, sehingga menghemat energi. b. Pembangunan biologis baubiologie yang memperhatikan kesehatan penghuni dan menganggap rumah sebagai kullit ketiga manusia. c. Pembangunan psikospiritual, berkaitan dengan jiwa manusia, rasa dan karsa, serta susunan organisme manusia yang mengerti arsitektur sebagai pengalaman kesadaran. d. Pembangunan organik yang bobot arsitekturalnya terletak pada fungsi pembentukan dan kesenian. Masih menurut Frick, 1997, pola perencanaan Green Architecture selalu memanfaatkan alam, sebagai berikut: a. Penyesuaian pada lingkungan alam sekitar. b. Menghemat sumber energi alamyang tidak dapat diperbaharui dan mengirit penggunaan energi. c. Memelihara sumber lingkunganudara, tanah, air. d. Memelihara dan memperbaiki peredaran alam. e. Mengurangi ketergantungan pada system pusat energi listrik, air dan limbah air, limbah dan sampah. f. Penghuni ikut serta secara aktif dalam perencanaan pembangunan dan pemeliharaan perumahan. g. Tempat kerja dan pemukiman terdekat. h. Kemungkinan penghuni menghasilkan sendiri kebutuhan sehari-hari. i. Penggunaan teknologi sederhana. Universitas Sumatera Utara j. Intensitas energi baik yang terkandung dalam bahan bangunan maupun yang digunakan pada saat pembangunan harus seminimal mungkin. k. Kulit dinding dan atapsebuah gedung harus sesuai dengan tugasnya harus melindungi dirinya dari sinar panas, angin dan hujan. l. bangunan sebaiknya diarahkan beorientasi timur barat dengan bagian utara selatan menerima cahaya alam tanpa kesilauan. m. Dinding bangunan harus memberikan perlindungan terhadap panas, daya serap panas dn tebalnya dinding harus sesuai dengan kebutuhan iklim ruang dalamnya. n. Bangunan yang memperhatikan penyegaran udara secara alami bisa menghemat banyak energi. o. Bangunan sebaiknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat menggunakan penyegaran udara secara alamiah dan memanfaatkan angin sepoi-ssepoi untuk membuat ruang menjadi sejuk. p. Semua gedung harus bisa mengadakan regenrasi dari segala bahan bangunan, bahan limbah, dan mudah dipelihara. Hal-hal yang mungkin dapat dilakukan dalam arsitektur adalah sebagai berikut: 1 Pertapakan Dalam melakukan penentuan pertapakan Green Arcitecture berusaha untuk menyelaraskan massa dan citra visual bangunan dengan tapaknya dan seminimal mungkin mengeluarkan energi untuk mengubah tapak yang akan diolah. 2 Pencahayaan alami siang Pencahayaan alami pada siang hari pada konsep Green Architecture didasarkan pada pemanfaatan potensi dan untuk menghemat energi. 3 Pencahayaan buatan dan sistem HVAC yang hemat energi Penggunaan bangunan pada malam hari serta untuk kasus bangunan dengan persyaratan teknis tertentu tetap dibutuhkan pencahayaan buatan serta pengkondisian udara buatan. Pendekatan desain Green Architecture dalam hal ini adalah penggunaan lampu dan teknologi sistem HVAC hemat energi. 4 Pemanfaatan sumber daya alam alternatatif Penggunaan sunber daya alam pada konsep Green Architecture haruslah digunakan seefisien mungkin. Hal ini dapat diimplementasikan dalam penggunaan material bangunan yang merupakan: Universitas Sumatera Utara a. Hasil daur ulang maupun yang dapat didaur ulang. b. Material bangunan yang alami dan dapat diperbaharui. c. Material bangunan dari sumber daya alam yang mendukung efisiensi sumber daya alam. Penggunaan material seperti tersebut di atas didukung oleh industri-industri pendaur ulangan material sebagai bagian dari tanggung jawab antar disiplin. Selain itu mencerminkan cinta terhadap lingkungan, strategi ini juga biasanya dapat menghemat biaya pembangunan. 5 Insulasi thermal selubung bangunan dan pengudaraan alami Merupakan bagian dari strategi desain Green Architecture yang tanggap terhadap lingkungan, dalam hal ini iklim. Tujuan utamanya adalah untuk menghasilkan kenyamanan yang efisien. Strategi ini diterapkan dengan cara : a. Penggunaangn material bangunan yang tanggap terhadap iklim b. Desain massa bangunan dan ruang dengan pertimbangan iklim 6 Pemanfaatan kondisi kondisi iklim matahari, angin, air sebagai sumber energi Pemanfaatan sumber energi matahari menghasilkan onovasi baru dalam penggunaan material bangunan, seperti photovoltaic-material pengubah cahaya matahari menjadi energi listrik secara langsung, yang memiliki implikasi arsitektural yang telah mengubah status bangunan yang semula pemakai energi menjadi penghasil energi. Pemanfaatan matahari dan angin untuk pengudaraan alami dan pemanasan juga menghasilkan bangunan-bangunan berteknologi khas yang mempengaruhi citra visual. 7 Pengelolahan limbah Sistem pengelolahan limbah dalam operasional bangunan Green Architecture benar-benar diupayakan untuk tidak mencemari lingkungan. Salah satu caranya adalah dengan biogeneratif waste treatment daya alam yang sangat tinggi dan dapat dimanfaatkan dengan situasi iklim yang sangat mendukungnya Secara teknis lingkungan topografi, iklim dan lainnya mempengaruhi desain proyek ini, dimana topografi berpengaruh terhadap bentuk bangunannya, iklim dan angin berpengaruh terhadap teknis kenyamanan dalam bangunan dan tapak. Dengan demikian, green arsitektur dapat dijadikan istilah payung bagi semua pandangan yang melihat bangunan dan manusia penggunanya sebagai bagian dari alam lingkungannya yang tak terpisahkan dalam suatu siklus alami yang Universitas Sumatera Utara berkelanjutan . Prinsip dasar Green Architecture adalah berpikir secara holistic artinya, bahwa seluruh unsur alam, benda buatan maupun unsur alamiah, merupakan bagian kehidupan alamiah yang saling berinteraksi dan berinterrelasi secara utuh Koestomo A. C., 2000. Berbagai konsep yang berusaha mengintegrasikan faktor-faktor lingkungan ke dalam perancangan arsitektur diajukan oleh banyak arsitek dalam konsep dan karya-karyanya. Ken Yeang 1995, berpendapat bahwa faktor iklim menjadi sangat penting untuk menciptakan perancangan yang khas karena sangat terikat dengan konteks tempat. Karya-karya Ken Yeang kemudian banyak menuruti prinsip bioklimatik, termasuk untuk perancangan bangunan tinggi Ken Yeang, 1994. Dari berbagai prinsip tersebut, dapat ditarik “benang merah” dari perencanaan Green Architecture antara lain : 1 Kajian tentang aktifitas manusia, meliputi pengakomodasian dan modifikassi potensi-potensi sosial budaya, tradisi serta ragam aktifitas yang berorientasi kepada proses penyadaran lingkungan environmental conscious. 2 Kajian tentang potensi lingkungan alamiah, meliputi iklim, kondisi tanah dan vegetasi serta potensi sumber daya alam setempat, terutama yang terbaharui renewable recources yang dapat dimanfaatkan untuk perencanaan ruang arsitektur. 3 Kajian tentang sistem bangunan alamiah dengan memperhatikan faktor fungsi dan unteraksi dengan iklim yang menjadi pertimbangan utama dalam menentukan keseluruhan sistem, yaitu sistem tata bentuk, sistem struktur konstruksi serta sistem utilitasnya. Tujuan dari Green Architecture itu sendiri adalah untuk menghasilkan suatu bangunan yang bersahabat dengan lingkungannya dengan tingkat efisiensi yang tinggi. Hal ini bisa dicapai melalui penerapan konsep green architecture itu sendiri pada bangunan seprti penghematan energi, memperbanyak area hijau, menggunakan energi alamiah secara efektif, pendaurulangan air dan lain-lain. Dengan penerapan Green Architecture, dapat menjawab beberapa isu lingkungan global tentang kerusakan lingkungan yang sedang terjadi. Sedangkan penerapan Green Architecture pada sebuah proyek berskala urban bertujuan menciptakan sebuah kawasan perkotaan yang ramah lingkungan, yang memiliki tingkat efisiensi energi tinggi dan kebutuhan energi yang minim serta emisi berupa polusi dan panas yang minim pula. Universitas Sumatera Utara

3.3. Studi Banding Arsitektur dengan Tema Sejenis