laboratoriumnya. Hasil percobaan ini membuktikan bahwa sebenarnya yang dibutuhkan tanaman bukanlah tanah, tetapi nutrien yang dilarutkan dalam air.
Dr. W.F. Gericke menamakan cara bertanam tersebut dengan istilah aquaculture. Akan tetapi, karena istilah ini telah dipakai untuk menumbuhkan tanaman dan
binatang air maka diganti dengan hydroponics. Dalam bahasa Indonesia istilah ini disesuaikan dengan kaidah tata bahasa menjadi hidroponik. Awalnya istlah ini
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata hydros yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Dengan demikian hydroponics atau hidroponik berarti pengerjaan
dengan air. Setelah perang dunia II hidroponik berkembang pesat. Dalam penerapannya tidak
hanya menggunakan air, tetapi didukung media lain yang bukan tanah sebagai penopang tanaman. Media yang digunakan dapat berupa pasir, kerikil, perlit, zeolit,
sabut, kelapa, spon, batu apung, dan sebagainya. Media ini harus steril, tidak memengaruhi jumlah unsur hara yang diberikan, porus, dan dapat menyimpan serta
mengairkan air dan udara. Selain perkembangan pemakaian media, jenis penerapan hidroponik tidak terbatas
dalam skala laboratorium, tetapi juga untuk skala komersial. Sebelum memasuki skala komersial ini orang melakukannya secara coba-coba terlebih dahulu ataupun
masih dalam taraf hobi. Cara hidroponik banyak dipergunakan untuk memproduksi bunga-bungaan, seperti
carnation, gladioli, chrysantemum. Hidroponik bunga-bungaan diusahakan oleh Amerika Serikat, Itali, Spanyol, Perancis, Inggris, Jerman, Swedia. Hidroponik
sayuran diusahakan di Jepang, Teluk Arabia, Israel, Indonesia.
2. Keunggulan dan Keuntungan
Bertanam secara hidroponik banyak dilirik orang karena banyak keuntungan yang dapat diperoleh dibandingkan bertanam secara biasa di tanah. Beberapa
keuntungan yang dapat diperoleh dalam berhidroponik adalah sebagai berikut: 1 Sesuai untuk penanaman di tempat yang terbatas
Dengan tidak memakai media tanah, hidroponik lebih efisien dalam menggunakan lahan. Umumnya, tanaman hidroponik ditempatkan dalam pot
sehingga penempatannya di halaman dan teras, serta diletakkan secara
Universitas Sumatera Utara
bersususn. Dengan demikian hidroponik lebih sesuai untuk daerah perkotaan dimana lahan berkurang untuk pertanian maupun perumahan semakin sempit.
2 Lebih bersih Oleh karena dilakukan tanpa menggunakan tanah maka hidroponik lebih bersih.
Bila meenyiram, tdak ada media yang terpercik keluar. Media hidroponik yang berwarna, seperti zeolit yang berwarna kebiruan atau batu apung yang
berwarna putih, akan menambah penampilan hidroponik semakin bersih dan menawan.
3 Pemakaian pupuk atau nutrien lebih efisien, awet, dan terkontrol Penggunaan pupuk atau nutrien dalam hidroponik disesuaikan dengan
kebutuhan tanaman. Hal ini dapat dilakukan karena sumber unsur hara hanya satu yaitu dari pupuk. Berbeda dengan menanam ditanah yang didalamnya juga
terkandung unsur hara. Bila dalam hidroponik pemberian pupuk dilakukan secara berlebihan maka kelebihan pupuk tersebut masih dapat dipakai ulang.
4 Gulma tidak ada, hama dan penyakit lebih sedikit Gulma yang biasanya hidup di tanah tidak mungkin ada dalam media
hidroponik. Demikian juga hama dan penyakit yang hidup di tanah kecil kemungkinannya menyerang tanaman hidroponik. Dengan demikian hama dan
penyakit dalam tanaman hidroponik lebih sedikit. 5 Kegiatan pemeliharaan lebih sedikit
Tidak adanya gulma dan sedikitnya hama dan penyakit menyebabkan kegiatan pemeliharaan lebih sedikit.
6 Hasil produksinya lebih seragam Adanya pengontrolan dalam pemberian pupuk dan pemeliharaan menyebabkan
tanaman tumbuh lebih seragam dengan kualitas yang lebih baik dibandingkan tanaman yang ditanam di tanah.
3. Klasifikasi Hidoponik