Saran-saran Untuk Pengenalan Makanan Tambahan

Jadi menyusui lebih tepat bila dimulai di ruang persalinan, tetapi pemberian makanan pralakteal sudah menjadi kebiasaan pada sebagian besar sarana persalinan, berupa susu formula, susu sapi atau air gula Roesli, 2001 : 50, Akre, 1994 : 75. Petugas kesehatan khawatir bayi lapar atau kekurangan air sebab beberapa hari pertama ASI masih dianggap sedikit. Sebenarnya makanan pralaktal tidak dibutuhkan karena bayi yang lahir normal mempunyai cadangan air yang cukup. Pemberian makanan pralaktal akan mengganggu proses menyusui dan dapat menjadi jalan masuk kuman ke dalam tubuh bayi Cox, 2006. 3. Faktor Ekonomi Keluarga Tingkat penghasilan keluarga berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini. Penurunan prevalensi menyusui lebih cepat terjadi pada masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas . Penghasilan keluarga yang lebih tinggi berhubungan positif secara signifikan dengan pemberian susu botol pada waktu dini dan makanan buatan pabrik Zulfanetti, 1998. Disamping itu, ibu dengan status ekonomi lebih rendah cenderung terlambat memulai menyusui, membuang kolostrum dan memberikan makanan pralaktal Utomo, 1996 : 171. Selanjutnya, menurut penelitian Zulfanetti di Jambi, ibu-ibu dengan penghasilan keluarga Rp.260-000 –Rp.360.000 yang memberikan MP-ASI berupa susu formula sebesar 30, 26 pada ibu-ibu dengan pendapatan keluarga sebesar Rp.361.000- Rp.560.000, sedangkan ibu-ibu dengan pendapatan keluarga lebih dari Rp.561.000 memberikan MP-ASI berupa susu formula sebesar 44 Zulfanetti, 1998.

2.1.5 Saran-saran Untuk Pengenalan Makanan Tambahan

a. Dalam memberikan nasehat harus diperhatikan lingkungan sosial budaya dari keluarga yang bersangkutan. Sikap dari orang tuanya dan situasi dari hubungan ibu dan anak, b. Pada umumnya makanan tambahan sebaiknya jangan diberikan sebelum umur tiga bulan atau lebih dari enam bulan. Sebaiknya dimulai dalm jumlah sedikit- sedikit dan jenis serta jumlahnya harus ditambah dengan perlahan-lahan. c. Pada umur 6 bulan tidak lebih dari 50 kebutuhan energy harus berasal dari makanan tambahan. Untuk enam bulan berikutnya air susu ibu harus terus diberikan. Jika ASI sudah tidak ada lagi, maka susu formula dapat diberikan dalam jumlah sekurang-kurangnya 500 ml. d. Tidak perlu diperinci jenis makanan tambahan serealia,buah-buahan,sayuran yang harus diberikan lebih dulu. Dalam kaitan ini kebiasaan-kebiasaan setempat dan faktro-faktor ekonomi harus dipertimbangkan. e. Makanan yang mengandung glutein jangan diberikan sebelum umur empat bulan. Bahkan penundaan sampai umur enam bulan akan lebih baik. f. Makanan yang mengandung kadar nitrat yang potensial tinggi, seperti bayam dan akar biet harus dihindari selama enam bulan pertama. g. Pertimbangan khusus harus diberikan terhadap pemberian makanan tambahan kepada bayi-bayi yang mempunyai sejarah keluarga alergi secara umum, yang harus secara ketat menghindari makanan yang dapat menimbulkan alergi Kellymom, 2010 Makanan campuran berbagai bahan makanan dapat memberikan mutu yang lebih tinggi dari pada mutu masing-masing bahan penyusunnya. Dengan bercampurnya beragam bahan makanan tersebut, maka bahan yang kurang dalam zat-zat gizi tertentu dapat ditutupi oleh bahan makanan yang mengandung lebih banyak zat-zat yang bersangkutan. Dengan demikian masing-masing bahan makanan mempunyai efek komplementer yang berakibat meningkatnya mutu gizi makanan Sentra Laktasi Indonesia, 2010. Campuran antara pangan sumber karbohidrat utama dengan pangan sumber protein dengan perbandingan yang tertentu, memberikan nilai protein sebesar 5-6 gram serta energy 350 kalori. Ini berarti bila diberikan kepada anak sekitar umur dua tahun dapat memenuhi kebutuhannya sebesar sepertiganya Suhardjo,1995.

2.2 Perilaku

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

1 16 124

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA 0 - 6 BULAN DI KELURAHAN JUNGKE KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN KARANGANYAR.

0 1 9

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Mp-asi Dini Pada Bayi Usia <6 Bulan: Suatu Kajian Literatur.

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

0 1 14

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

0 0 25

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI BAYI USIA <6 BULAN

0 0 12

FAKTOR – FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP - ASI) PADA BAYI USIA 0 – 6 BULAN DI DESA SIMONGAGROK DAWARBLANDONG MOJOKERTO

0 0 19

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA 6-12 BULAN

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA USIA 7-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGULAN KULON PROGO TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI - FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MP-ASI DINI PADA USIA 7-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

0 0 10

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON I BANTUL TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Pemberian Makanan Pendamping ASI

0 0 10