Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

(1)

KUISIONER PENELITIAN

Oleh : Diana Periwi Br. Bangun (NIM. 121000255)

Mahasiswa (S1-Reguler) Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Isilah pertanyaan dengan sebenar-benarnya dan pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda centang (√ ) atau silang (X) pada kotak isian

jawaban

A. KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nomor kuisioner : Waktu Wawancara :

2. Nama : ... 3. Umur saat ini : ... Tahun

4. Suku Bangsa : Batak Karo Jawa

Batak Toba Aceh

Batak Pakpak Minang

Melayu Lainnya

(...)

5. Agama : Islam Hindu

Protestan Budha

Katolik Konghucu

Lampiran1 :


(2)

6. Pendidikan terakhir : Tidak Tamat SD SD/Sederajat SMP/Sederajat SMA/Sederajat Perguruan Tinggi 7. Pekerjaan saat ini : Ibu Rumah Tangga

Pegawai Negeri Sipil Wiraswasta

Pegawai/Buruh Petani

Lainnya (Sebutkan) ……… 8. Pendapatan perbulan : Kurang dari Rp.

1.000.000,-Rp.1.000.000,- s.d Rp.3.000.000,- Lebih dari


(3)

B. PENGETAHUAN RESPONDEN

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan mengisi jawaban yang dianggap benar kedalam kotak isian yang tersedia

1. Apa kepanjangan MP-ASI ? A. Makanan Pengganti ASI B. Makanan Pendamping ASI C. Makanan Pokok ASI

2. Tujuan untuk memberikan MP-ASI pada bayi ialah : A. Agar kebutuhan gizi pada bayi dapat tercukupi B. Agar bayi tidak rewel

C. Agar bayi cepat gemuk

3. Menurut ibu, berapa usia yang tepat untuk mulai memberikan makanan lain di samping ASI ?

A. 2-4 bulan B. 6 bulan C. > 1 tahun

4. Menurut ibu, Makanan Pendamping ASI yang baik untuk bayi 6 bulan adalah?

A. Makanan lumat, seperti bubur susu

B. Makanan biasa (keluarga) seperti nasi dan lauk pauk C. Makanan cepat saji

5. Menurut Ibu, Makanan Pendamping ASI yang baik untuk bayi 9-12 bulan adalah

A. Makanan lunak, seperti nasi tim B. Makanan lumat, seperti bubur susu

C. Makanan biasa (keluarga) seperti nasi dan lauk pauk

6. Menurut Ibu, Makanan Pendamping ASI yang baik untuk bayi 12-24 bulan adalah?

A. Makanan lunak, seperti nasi tim B. Makanan lumat, seperti bubur susu

C. Makanan biasa (keluarga) seperti nasi dan lauk pauk

7. Syarat pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang baik adalah ? A. Lembut, mudah dicerna, gizi seimbang

B. Makanan Pendamping ASI yang mengandung kalori tinggi C. Makanan atau minuman yang bermerek


(4)

8. Apakah yang dimaksud dengan MP-ASI dini? A. Makanan yang diberikan sebelum ASI keluar B. Makanan yang diberikan pada bayi berusia < 6 bulan C. Makanan yang diberikan pada bayi prematur

9. Menurut Ibu, apa yang akan terjadi jika bayi diberi makanan atau minuman selain ASI, sebelum 6 bulan?

A. Bayi akan menderita diare dan penyakit infeksi B. Status gizi bayi lebih baik dan bayi lebih sehat C. Bayi akan menjadi bayi cerdas

10. Menurut Ibu, pertumbuhan bayi lebih cepat bila diberi ? A. ASI saja hingga usia 6 bulan

B. ASI dan susu formula mulai bayi berusia 4 bulan C. Vitamin dan susu formula

11. Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP-ASI ialah : A. MP-ASI harus berasal dari bahan makanan yang bersih dan aman B. Segala jenis bahan makanan bisa dijadikan MP-ASI

C. Hanya perlu memperhatikan rasa makanan dibandingkan nilai gizinya 12. Kriteria MP-ASI yang baik ialah :

A. Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi B. Harganya harus mahal

C. Rasanya harus enak

13. Makanan bayi berumur 0 - 6 bulan yang paling baik ialah : A. Hanya ASI saja

B. Bubur susu C. Nasi tim

14. Makanan bayi berumur 6 – 9 bulan sebaiknya adalah : A. Hanya ASI saja

B. Bubur susu C. Nasi tim

15. Makanan bayi umur 9 – 24 bulan sebaiknya adalah : A. Hanya ASI saja

B. Bubur susu, nasi tim


(5)

B. SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI

Pilihlah jawaban dengan cara menceklis/contreng (√) pada kolom yang telah disediakan

Keterangan : SS = Sangat Setuju S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

NO Pernyataan Sikap Positif SS S TS STS

1 Penting untuk memberikan MP-ASI sesuai dengan usia tumbuh kembang bayi

2 Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan MP-ASI pada bayi

3 Diperlukan keahlian khusus untuk menyiapkan MP-ASI yang akan diberikan kepada bayi

4 Pemberian MP-ASI harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi bayi sesuai usia bayi

5 Penting memperhatikan karifan lokal setempat dalam proses memberikan MP-ASI kepada bayi

6 Ibu memberikan MP-ASI kepada bayi sebelum berusia 6 bulan karena sudah menjadi kebiasaan setempat

7 Perlu adanya dukungan suami yang baik untuk dapat memberikan MP-ASI secara tepat kepada bayi

8 Perlu adanya dukungan keluarga yang baik untuk dapat memberikan MP-ASI secara tepat kepada bayi

9

Perlu untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan untuk mengetahui apakah MP-ASI yang diberikan sudah tepat dan sesuai

10

Perlu diadakannya penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan mengenai tatacara menyiapkan MP-ASI yang mudah dan sehat


(6)

C. PEMBERIAN MP-ASI

NO Pernyataan Sikap Negatif SS S TS STS

1 Semakin cepat memberikan MP ASI kepada bayi maka akan semakin baik

2 Bayi sudah bisa diberikan MP-ASI walaupun belum berusia 6 bulan

3 Pemberian MP-ASI bisa dibarengi dengan pemberian ASI sebelum bayi berusia 6 bulan

4 Bayi akan cepat besar apabila diberikan MP-ASI lebih cepat

5 Bayi akan terlihat gemuk dan menggemaskan apabila di beri MP-ASI lebih cepat secara dini

6 Dukungan suami tidak berpengaruh dalam pemberian MP-ASI

7 Dukungan keluarga tidak berpengaruh dalam pemberian MP-ASI

8 Adanya bentuk kearifan lokal dalam masyarakat tidak mempengaruhi pemberian MP-ASI

9 Tidak perlu keahlian khusus atau pengetahuan tertentu untuk menyiapkan MP-ASI

10 Peran tugas kesehatan tidak dibutuhkan untuk berkonsultasi mengenai MP-ASI

No. Pertanyaan Jawaban

Ya Tidak 1 Ibu hanya memberikan ASI saja pada bayi umur 0 – 6

bulan?

2 Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan setelah bayi

berusia 6 bulan keatas?

3 Ibu memberikan MP-ASI sesuai dengan kebutuhan bayi? 4 Ibu memberikan MP-ASI kepada bayi atas kesadaran ibu

sendiri tanpa adanya dorongan dari suami atau keluarga ? 5 Ibu hanya memberikan MP-ASI 4 – 6 kali dalam sehari?


(7)

Terimakasih atas waktu dan parstisipasi anda telah bersedia mengisi kuisioner penelitian yang diberikan

6 Ibu menyiapkan MP-ASI dari bahan makanan yang bersih

dan aman?

7 Ibu menyiapkan bahan makanan yang beraneka ragam untuk

dibuat MP-ASI?

8

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lembut dan mudah ditelan seperti bubur susu untuk bayi berusia 6 – 9 bulan?

9

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lebih beragam seperti bubur kacang hijau, bubur sumsum, jus buah untuk bayi berusia 9 – 12 bulan?

10

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lebih beragam seperti nasi, lauk pauk, sayur, dan buah untuk bayi berusia 12 – 24 bulan?


(8)

Lampiran 2 :

Hasil Pengolahan Data 1. Karakteristik Responden

Umur Responden saat ini

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid <20 tahun 3 4.2 4.2 4.2

21-25 tahun 15 21.1 21.1 25.4

26-30 tahun 27 38.0 38.0 63.4

31-35 tahun 16 22.5 22.5 85.9

36-40 tahun 9 12.7 12.7 98.6

> 40 tahun 1 1.4 1.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Suku Bangsa Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Batak Karo 30 42.3 42.3 42.3

Batak Toba 19 26.8 26.8 69.0

Batak Pakpak 10 14.1 14.1 83.1

Jawa 11 15.5 15.5 98.6

Aceh 1 1.4 1.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Agama Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Islam 24 33.8 33.8 33.8

Protestan 35 49.3 49.3 83.1

Katolik 12 16.9 16.9 100.0


(9)

Pendidikan terakhir responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Tidak Tamat SD 1 1.4 1.4 1.4

SD/Sederajat 4 5.6 5.6 7.0

SMP /Sedreajat 8 11.3 11.3 18.3

SMA/Sederajat 32 45.1 45.1 63.4

Perguruan Tinggi 26 36.6 36.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pekerjaan responden saat ini

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ibu Rumah Tangga 18 25.4 25.4 25.4

Pegawai Negeri Sipil 8 11.3 11.3 36.6

Wiraswasta 15 21.1 21.1 57.7

Pegawai/Buruh 22 31.0 31.0 88.7

Petani 8 11.3 11.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pendapatan responden setiap bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Kurang dari Rp.1.000.000,- 10 14.1 14.1 14.1

Rp.1.000.000 - Rp. 3.000.000,-

37 52.1 52.1 66.2

Lebih dari Rp. 3.000.000,- 15 21.1 21.1 87.3

Tidak ada penghasilan 9 12.7 12.7 100.0

Total 71 100.0 100.0


(10)

2. Pengetahuan Responden

Kepanjangan dari MP-ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Makanan Pengganti ASI 41 57.7 57.7 57.7

Makanan Pendamping ASI 15 21.1 21.1 78.9

Makanan Pokok ASI 15 21.1 21.1 100.0

Total 71 100.0 100.0

Tujuan memberikan MP-ASI pada bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Agar kebutuhan gizi pada bayi dapat tercukupi

37 52.1 52.1 52.1

Agar bayi tidak rewel 17 23.9 23.9 76.1

Agar bayi cepat gemuk 17 23.9 23.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Usia yang tepat untuk mulai memberikan makanan lain di samping ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2-4 bulan 36 50.7 50.7 50.7

6 bulan 16 22.5 22.5 73.2

Diatas 1 tahun 19 26.8 26.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Makanan Pendamping ASI yang baik untuk bayi 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Makanan lumat, seperti

bubur susu u

40 56.3 56.3 56.3

Makanan biasa (keluarga) seperti nasi dan lauk pauk

17 23.9 23.9 80.3

Makanan cepat saji 14 19.7 19.7 100.0


(11)

Makanan Pendamping ASI yang baik untuk bayi 9-12 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Makanan lunak, seperti nasi tim

26 36.6 36.6 36.6

Makanan lumat, seperti bubur susu

6 8.5 8.5 45.1

Makanan biasa (keluarga) seperti nasi dan lauk pauk

39 54.9 54.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Makanan Pendamping ASI yang baik untuk bayi 12-24 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Makanan lunak, seperti nasi tim

8 11.3 11.3 11.3

Makanan lumat, seperti bubur susu

8 11.3 11.3 22.5

Makanan biasa (keluarga) seperti nasi dan lauk pauk

55 77.5 77.5 100.0

Total 71 100.0 100.0

Syarat pemberian MP-ASI yang baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Lembut, mudah dicerna, gizi seimbang

47 66.2 66.2 66.2

B. Makanan Pendamping ASI yang mengandung kalori tinggi

14 19.7 19.7 85.9

Makanan atau minuman yang bermerek

10 14.1 14.1 100.0

Total 71 100.0 100.0


(12)

Yang dimaksud dengan MP-ASI dini

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Makanan yang diberikan sebelum ASI keluar

26 36.6 36.6 36.6

Makanan yang diberikan pada bayi berusia < 6 bulan

21 29.6 29.6 66.2

Makanan yang diberikan pada bayi prematur

24 33.8 33.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Yang akan terjadi jika bayi diberi makanan atau minuman selain ASI, sebelum 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Bayi akan menderita diare dan penyakit infeksi

31 43.7 43.7 43.7

Status gizi bayi lebih baik dan bayi lebih sehat

20 28.2 28.2 71.8

Bayi akan menjadi bayi cerdas

20 28.2 28.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pertumbuhan bayi lebih cepat bila diberi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid ASI saja hingga usia 6 bulan 17 23.9 23.9 23.9

ASI dan susu formula mulai bayi berusia 4 bulan

20 28.2 28.2 52.1

Vitamin dan susu formula 34 47.9 47.9 100.0


(13)

Hal yang harus diperhatikan untuk pemberian MP-ASI adalah

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid MP-ASI harus berasal dari bahan makanan yang bersih dan aman

48 67.6 67.6 67.6

Segala jenis bahan makanan bisa dijadikan MP-ASI

13 18.3 18.3 85.9

Hanya perlu memperhatikan rasa makanan dibandingkan nilai gizinya

10 14.1 14.1 100.0

Total 71 100.0 100.0

Kriteria MP-ASI yang baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi’

49 69.0 69.0 69.0

Harganya harus mahal 12 16.9 16.9 85.9

Rasanya harus enak 10 14.1 14.1 100.0

Total 71 100.0 100.0

Makanan bayi berumur 0 - 6 bulan yang paling baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Hanya ASI saja 22 31.0 31.0 31.0

Bubur susu 30 42.3 42.3 73.2

Nasi tim 19 26.8 26.8 100.0

Total 71 100.0 100.0


(14)

Makanan bayi berumur 6 - 9 bulan yang paling baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Hanya ASI saja 48 67.6 67.6 67.6

Bubur susu 15 21.1 21.1 88.7

Nasi tim 8 11.3 11.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

Makanan bayi berumur 9 - 24 bulan yang paling baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Hanya ASI saja 47 66.2 66.2 66.2

Bubur susu 11 15.5 15.5 81.7

Nasi tim 13 18.3 18.3 100.0

Total 71 100.0 100.0

Skor Pengetahuan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 29 40.8 40.8 40.8

Kurang Baik 42 59.2 59.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

3. Sikap Responden 1) Sikap Positif

Penting untuk memberikan MP-ASI sesuai dengan usia tumbuh kembang bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 25 35.2 35.2 35.2

Setuju 27 38.0 38.0 73.2

Tidak Setuju 9 12.7 12.7 85.9

Sangat Tidak Setuju 10 14.1 14.1 100.0


(15)

Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan MP-ASI pada bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 37 52.1 52.1 52.1

Setuju 33 46.5 46.5 98.6

Sangat Tidak Setuju 1 1.4 1.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Diperlukan keahlian khusus untuk menyiapkan MP-ASI yang akan diberikan kepada bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 28 39.4 39.4 39.4

Setuju 17 23.9 23.9 63.4

Tidak Setuju 17 23.9 23.9 87.3

Sangat Tidak Setuju 9 12.7 12.7 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pemberian MP-ASI harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi bayi sesuai usia bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 29 40.8 40.8 40.8

Setuju 20 28.2 28.2 69.0

Tidak Setuju 15 21.1 21.1 90.1

Sangat Tidak Setuju 7 9.9 9.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Penting memperhatikan karifan lokal setempat dalam proses memberikan MP-ASI kepada bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 28 39.4 39.4 39.4

Setuju 20 28.2 28.2 67.6


(16)

Tidak Setuju 18 25.4 25.4 93.0

Sangat Tidak Setuju 5 7.0 7.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

Ibu memberikan MP-ASI kepada bayi sebelum berusia 6 bulan karena sudah menjadi kebiasaan setempat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 37 52.1 52.1 52.1

Setuju 23 32.4 32.4 84.5

Tidak Setuju 9 12.7 12.7 97.2

Sangat Tidak Setuju 2 2.8 2.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Perlu adanya dukungan suami yang baik untuk dapat memberikan MP-ASI secara tepat kepada bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 34 47.9 47.9 47.9

Setuju 23 32.4 32.4 80.3

Tidak Setuju 13 18.3 18.3 98.6

Sangat Tidak Setuju 1 1.4 1.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Perlu adanya dukungan keluarga yang baik untuk dapat memberikan MP-ASI secara tepat kepada bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 44 62.0 62.0 62.0

Setuju 14 19.7 19.7 81.7

Tidak Setuju 11 15.5 15.5 97.2


(17)

Perlu adanya dukungan keluarga yang baik untuk dapat memberikan MP-ASI secara tepat kepada bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 44 62.0 62.0 62.0

Setuju 14 19.7 19.7 81.7

Tidak Setuju 11 15.5 15.5 97.2

Sangat Tidak Setuju 2 2.8 2.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Perlu untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan untuk mengetahui apakah MP-ASI yang diberikan sudah tepat dan sesuai

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 30 42.3 42.3 42.3

Setuju 17 23.9 23.9 66.2

Tidak Setuju 19 26.8 26.8 93.0

Sangat Tidak Setuju 5 7.0 7.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

Perlu diadakannya penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan mengenai tatacara menyiapkan MP-ASI yang mudah dan sehat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 42 59.2 59.2 59.2

Setuju 24 33.8 33.8 93.0

Tidak Setuju 1 1.4 1.4 94.4

Sangat Tidak Setuju 4 5.6 5.6 100.0

Total 71 100.0 100.0


(18)

Semakin cepat memberikan MP ASI kepada bayi maka akan semakin baik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 4 5.6 5.6 5.6

Setuju 11 15.5 15.5 21.1

Tidak Setuju 25 35.2 35.2 56.3

Sangat Tidak Setuju 31 43.7 43.7 100.0

Total 71 100.0 100.0

2) Sikap Negatif

Bayi sudah bisa diberikan MP-ASI walaupun belum berusia 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 24 33.8 33.8 33.8

Setuju 17 23.9 23.9 57.7

Tidak Setuju 12 16.9 16.9 74.6

Sangat Tidak Setuju 18 25.4 25.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Pemberian MP-ASI bisa dibarengi dengan pemberian ASI sebelum bayi berusia 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 19 26.8 26.8 26.8

Setuju 16 22.5 22.5 49.3

Tidak Setuju 17 23.9 23.9 73.2

Sangat Tidak Setuju 19 26.8 26.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Bayi akan cepat besar apabila diberikan MP-ASI lebih cepat

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 20 28.2 28.2 28.2


(19)

Tidak Setuju 11 15.5 15.5 64.8

Sangat Tidak Setuju 25 35.2 35.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Bayi akan terlihat gemuk dan menggemaskan apabila di beri MP-ASI lebih cepat secara dini

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 16 22.5 22.9 22.9

Setuju 13 18.3 18.6 41.4

Tidak Setuju 16 22.5 22.9 64.3

Sangat Tidak Setuju 25 35.2 35.7 100.0

Total 70 98.6 100.0

Total 71 100.0

Dukungan suami tidak berpengaruh dalam pemberian MP-ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 17 23.9 23.9 23.9

Setuju 19 26.8 26.8 50.7

Tidak Setuju 14 19.7 19.7 70.4

Sangat Tidak Setuju 21 29.6 29.6 100.0

Total 71 100.0 100.0

Dukungan keluarga tidak berpengaruh dalam pemberian MP-ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 18 25.4 25.4 25.4

Setuju 14 19.7 19.7 45.1

Tidak Setuju 16 22.5 22.5 67.6

Sangat Tidak Setuju 23 32.4 32.4 100.0

Total 71 100.0 100.0


(20)

Adanya bentuk kearifan lokal dalam masyarakat tidak mempengaruhi pemberian MP-ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 20 28.2 28.2 28.2

Setuju 20 28.2 28.2 56.3

Tidak Setuju 11 15.5 15.5 71.8

Sangat Tidak Setuju 20 28.2 28.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Tidak perlu keahlian khusus atau pengetahuan tertentu untuk menyiapkan MP-ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 5 7.0 7.1 7.1

Setuju 12 16.9 17.1 24.3

Tidak Setuju 19 26.8 27.1 51.4

Sangat Tidak Setuju 34 47.9 48.6 100.0

Total 70 98.6 100.0

Total 71 100.0

Peran tugas kesehatan tidak dibutuhkan untuk berkonsultasi mengenai MP-ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat Setuju 18 25.4 25.4 25.4

Setuju 11 15.5 15.5 40.8

Tidak Setuju 17 23.9 23.9 64.8

Sangat Tidak Setuju 25 35.2 35.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Skor Sikap Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 31 43.7 43.7 43.7

Kurang Baik 40 56.3 56.3 100.0


(21)

3. Tindakan Responden

Ibu hanya memberikan ASI saja pada bayi umur 0 – 6 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 29 40.8 40.8 40.8

Tidak 42 59.2 59.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan setelah bayi berusia 6 bulan keatas

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 25 35.2 35.2 35.2

Tidak 46 64.8 64.8 100.0

Total 71 100.0 100.0

Ibu memberikan MP-ASI sesuai dengan kebutuhan bayi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 30 42.3 42.3 42.3

Tidak 41 57.7 57.7 100.0

Total 71 100.0 100.0

Ibu memberikan MP-ASI kepada bayi atas kesadaran ibu sendiri tanpa adanya dorongan dari suami atau keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 25 35.2 35.2 35.2

Tidak 46 64.8 64.8 100.0

Total 71 100.0 100.0


(22)

Ibu hanya memberikan MP-ASI 4 – 6 kali dalam sehari

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 27 38.0 38.0 38.0

Tidak 44 62.0 62.0 100.0

Total 71 100.0 100.0

Ibu menyiapkan MP-ASI dari bahan makanan yang bersih dan aman

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 37 52.1 52.1 52.1

Tidak 34 47.9 47.9 100.0

Total 71 100.0 100.0

Ibu menyiapkan bahan makanan yang beraneka ragam untuk dibuat MP-ASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 29 40.8 40.8 40.8

Tidak 42 59.2 59.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lembut dan mudah ditelan seperti bubur susu untuk bayi berusia 6 – 9 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 20 28.2 28.2 28.2

Tidak 51 71.8 71.8 100.0


(23)

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lebih beragam seperti bubur kacang hijau, bubur sumsum, jus buah untuk bayi berusia 9 – 12

bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 26 36.6 36.6 36.6

Tidak 45 63.4 63.4 100.0

Total 71 100.0 100.0

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lebih beragam seperti nasi, lauk pauk, sayur, dan buah untuk bayi berusia 12 – 24 bulan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 24 33.8 33.8 33.8

Tidak 47 66.2 66.2 100.0

Total 71 100.0 100.0

Skor Tindakan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 15 21.1 21.1 21.1

Kurang Baik 56 78.9 78.9 100.0

Total 71 100.0 100.0


(24)

Hasil Uji Square 1. Pengetahuan Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Skor Pengetahuan

Responden * Pemberian MP-ASI

71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

Skor Pengetahuan Responden * Pemberian MP-ASI Crosstabulation

Pemberian MP-ASI

Total Baik Kurang Baik

Skor Pengetahuan Responden

Baik Count 9 20 29

Expected Count 6.1 22.9 29.0

Kurang Baik Count 6 36 42

Expected Count 8.9 33.1 42.0

Total Count 15 56 71

Expected Count 15.0 56.0 71.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 2.888a 1 .002 .002 .002

Continuity Correctionb 1.970 1 .000

Likelihood Ratio 2.846 1 .002 .002 .001

Fisher's Exact Test .002 .002

Linear-by-Linear Association 2.847c 1 .002 .002 .002 .002


(25)

2. Sikap Responden

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Skor Sikap Responden * Pemberian MP-ASI

71 100.0% 0 .0% 71 100.0%

Skor Sikap Responden * Pemberian MP-ASI Crosstabulation

Pemberian MP-ASI

Total Baik Kurang Baik

Skor Sikap Responden Baik Count 15 16 31

Expected Count 6.5 24.5 31.0

Kurang Baik Count 0 40 40

Expected Count 8.5 31.5 40.0

Total Count 15 56 71

Expected Count 15.0 56.0 71.0

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 24.539a 1 .000 .000 .000

Continuity Correctionb 21.721 1 .000

Likelihood Ratio 30.277 1 .000 .000 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 24.194c 1 .000 .000 .000 .000

N of Valid Cases 71


(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rhineka Cipta.

Damayani, Devi, Christin. 2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu

dengan Ketepatan Pemberian MP-ASI pada Bayi di Kelurahan Tiga Balata Kecamatan Jorlangn Hataran Kabupaten Simalungun Tahun 2015 (Skripsi). Medan : FKM USU.

Dinas Kesehatan Kabupaten Karo. 2015. Profil Kesehatan Kabupaten Karo 2015. Kabanjahe : Dinkes Karo.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. 2013. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif di Sumatera Utara. Medan : Dinkes Provsu.

_____________________________________. 2015. Profil Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara 2015. Medan : Dinkes Provsu.

Ellya, E. Sibagariang. 2010. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi : Jakarta: CV.

Trans Info Media.

Ginting, Daulat, Nanan Sekarwana, Hadyana Sukandar. 2015. Pengaruh Karakteristik, Faktor Internal dan Eksternal Ibu terhadap Pemberian MP-ASI Dini pada Bayi Usia <6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Barusjahe Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara . Medan : Lembaga Penelitian USU.

Handy, Fransisca. 2010. Panduan Menyusui & Makanan Sehat Bayi. Jakarta : Pustaka Bunda.

Irawati, Dewi. 2013. Pengaruh Ibu Bekerja Terhadap Keberhasilan Menyusui dan Terjadinya Gangguan Pertumbuhan Bayi : Riset Penelitian Bidang Kesehatan. Semarang : Lembaga Penelitian UNDIP.

Kemenkes RI. 2004. Pentingnya Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-

ASI). Diakses dari :

www.indonesia.publichealth.com/2012/11/seputar.mp-asi.html. Pada 20 Juli 2016.

_____________. 2010. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Diakses dari

http://taharuddin.com/makanan-pendamping-asi-mp-asi.html pada 20 Juli 2016.


(27)

____________. 2012. Pedoman Pelaksanaan dan Pendistribusian dan

Pengelolaan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Jakarta : Direktorat Jenderal Gizi Masyarakat.

Kodrat, Sadewo. 2010. Cerdas Memberikan MP-ASI. Jakarta : Rhineka Cipta. Lilian, Jaweno. 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia sehat. Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh Kembang, Status Gizi, dan Imunisasi Dasar

pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Murianingsih dan Sulastri. 2008. Hubungan antara Pemberian Makanan

Pendamping ASI Dini dengan Tingkat Kunjungan ke Pelayanan Kesehatan di Kelurahan Sine Sragen. Berita Ilmu Keperawatan ISSN Vol I.113 -118.

Mutiara, Sri, dan Ruslianti. 2013. Buku Pintar Bayi. Jakarta: Pustaka Bunda. Muzaham, Fauzi. 2005. Sosiologi Kesehatan. Depok : Universitas Indonesia. Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

Rhineka Cipta,

Nadesul, Hendrawan. 2011. Makanan Sehat Untuk Bayi. Jakarta : Puspa Swara. Nursalam . 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Kesehatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Prabantini, Dwi. 2010. A to Z Makanan Pendamping ASI. Yogyakarta: Andi. Sentra Laktasi Indonesia. 2010. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-

ASI) yang Tepat Untuk Bayi. Diakses dari http://sentralaktasiindonesia.com/makanan-pendamping-asi-mp-asi.html. Pada 21 Juli 2016.

Sugiyono . 2008. Metode Penelitian Pendidikan Kesehatan (Pendekatan

Kuantitatif dan Kualitatif). Bandung : Alfabeta.

Suhardjo. 2013. Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta : Bumi Aksara.

Sunawang, M. 2010. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian


(28)

Makanan Pendamping ASI Pada Anak 0-2 Tahu di Kelurahan Padang Mas Kecamatan Kabanjahe April 2010. Medan: FK-USU. Yesrina, Dahlia,. 2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian

Makanan Pendampinga ASI Dini pada Bayi Kecamatan Pasar Rebo Kotamadya Jakarta Timur 2010 (Tesis). Depok : FKM UI.

Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI Makanan Terbaik Untuk Kesehatan,

Kecerdasan, Dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: Andi.

Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika.


(29)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survey bersifat analitik menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang bersifat cross sectional. Penelitian cross sectional dimaksudkan bahwa pengambilan dan analisis data antara variabel bebas atau varaiabel independen yakni pengetahuan dan sikap ibu mengenai makanan pendamping ASI (MP-ASI), dengan variabel terikat atau variabel dependen yakni pemberian makanan pendamping (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6 – 24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dilakukan pada waktu yang bersamaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari Juli – Oktober 2016. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi atau dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi/baduta berusia 6 – 24 bulan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, yang menurut data dari Puskesmas Kabanjahe berjumlah orang. Sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 2042 orang.


(30)

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi/baduta yang berusia 6 – 24 bulan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, dengan kriteria bersedia diwawancarai langsung oleh peneliti untuk mengisi kuisioner yang telah disusun oleh peneliti dalam penelitian. Jumlah responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel sebagai berikut (Lemeshow, 1997):

n = Z² . P (1-P) N d² (N-1) + Z²

Keterangan :

n : Besar sampel

N : Besar populasi (2042 ibu yang memiliki bayi/baduta usia 6 – 24 bulan) Z : Standar deviasi normal (1,96 dengan Cl 95%)

P : Target populasi (0,5)

d : Derajat ketepatan yang digunakan (=10%) Perhitungan Besar Sampel :

n = Z² . P (1-P) N d² (N-1) + Z² .

n = (1,96)² . 0,5 (1-0,5) 2042 0,1² (2042-1) + 1,96²

n = 3137,8189 44, 2516


(31)

Jumlah besar sampel dalam penelitian ialah sebanyak 71 orang responden. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Accidental Sampling. Pengambilan sampel secara aksidental merupakan cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan menemui subjek atau responden penelitian secara langsung berdasarkan kriteria yang ditetapkan peneliti dan dilakukan dengan mengambil responden sesuai dengan jumlah sampel yang sudah ditentukan yang ada atau tersedia di lokasi penelitian sesuai dengan konteks penelitian, menanyakan kebersediaan menjadi responden dalam penelitian yang dilakukan, apabila bersedia maka orang tersebut dapat dijadikan sebagai sampel atau responden dalam penelitian (Sugiyono, 2008).

Kriteria responden dalam penelitian ini ialah responden merupakan ibu yang memiliki bayi/baduta berusia 6 – 24 bulan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, serta responden bersedia untuk diwawancarai langsung oleh peneliti untuk mengisi kuisioner yang telah disusun sesuai dengan rumusan permasalahan yang diteliti.

3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Untuk memperoleh data primer yang diperlukan, teknik yang digunakan adalah pengisian kuesioner melalui wawancara langsung oleh peneliti kepada responden penelitian. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden secara langsung dengan harapan responden akan memberi respon jawaban yang sebenar-benarnya atas pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner.


(32)

3.4.2 Data Sekunder

Pengumpulan sumber data sekunder berasal dari studi kepustakaan dan studi literatur yang terkait dengan rumusan permasalahan yang sedang diteliti dalam penelitian yang sedang dilaksanakan.

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional 3.5.1 Variabel Penelitian

Variabel independen atau variabel bebas dalam penelitian ini ialah pengetahuan dan sikap ibu mengenai makanan pendamping ASI (MP-ASI), dan variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemberian makanan pendamping (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6 – 24 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo tahun 2016.

3.5.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional mengenai masing-masing variabel penelitian adalah sebagai berikut :

1. Umur, yaitu jumlah tahun yang dihitung mulai lahir sampai ulang tahun terakhir responden.

2. Suku bangsa, ialah identitas suku yang dimiliki oleh responden berdasarkan keturunan.

3. Agama, yaitu kepercayaan agama yang dianut oleh responden.

4. Pendidikan, yaitu jenis pendidikan formal yang terakhir diselesaikan oleh responden.

5. Pekerjaan, yaitu sumber mata pencaharian yang dilakukan oleh responden sehari-hari.


(33)

6. Pendapatan, yaitu jumlah pendapatan yang dimiliki atau didapatkan responden dalam setiap bulan.

7. Pengetahuan, yaitu pengetahuan responden mengenai makanan pendamping ASI (MP-ASI).

8. Sikap, yaitu respon atau pernyataan yang menyatakan persetujuan atau penolakan ibu terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI). 9. Tindakan, yaitu tindakan responden dalam memberikan makanan

pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia 0 – 24 bulan. 3.6 Metode Pengukuran

3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Independen

Metode pengukuran variabel independen berdasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang telah disediakan pada kuisioner yang disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti.

1. Pengetahuan

Pengukuran variabel independen yaitu pengetahuan ibu mengenai makanan pendamping ASI (MP-ASI) dihitung berdasarkan 15 (lima belas) pertanyaan

dengan alternatif jawaban “Benar” (bobot nilai 1) , dan “Salah” (bobot nilai 0).

Semakin tinggi skor maka semakin baik pengetahuan ibu mengenai makanan pendamping ASI (MP-ASI). Nilai maksimal dari keseluruhan skor yaitu 15x1=15.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka nilai variabel independen yakni pengetahuan ibu mengenai makanan pendamping ASI (MP-ASI) dapat dikategorikan sebagai berikut (Arikunto, 2006) :

1) Baik : Jika skor yang diperoleh responden > 60% atau 9-15.


(34)

2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0-8. 2. Sikap

Sikap responden dinilai berdasarkan jumlah nilai yang diperoleh dari jawaban kuisioner mengenai sikap responden dengan jumlah 20 (dua puluh) pertanyaan yang dibedakan dengan 10 (sepuluh) pertanyaan untuk sikap positif dan 10 (sepuluh) pertanyaan untuk sikap negatif. Untuk penilaian sikap positif responden didasarkan pada 4 (empat) pilihan jawaban dari skala Likert , yaitu :

 SS (Sangat Setuju) dengan bobot nilai 3;

 S (Setuju) dengan bobot nilai 2;

 TS (Tidak Setuju) dengan bobot nilai 1; dan

 STS (Sangat Tidak Setuju) dengan bobot nilai 0.

Untuk penilaian sikap negatif responden juga didasarkan pada 4 (empat) pilihan jawaban dari skala Likert , yaitu :

 SS (Sangat Setuju) dengan bobot nilai 0;

 S (Setuju) dengan bobot nilai 1;

 TS (Tidak Setuju) dengan bobot nilai 2; dan

 STS (Sangat Tidak Setuju) dengan bobot nilai 3.

Sehingga didapatkan jumlah nilai maksimal yang dapat diperoleh dari penilaian sikap responden ialah sebanyak 3x20=60.

Berdasarkan jawaban tersebut, sikap responden kemudian dikategorikan dalam 3 (tiga) kategori, yaitu sebagai berikut (Arikunto, 2006) :

1) Baik : Jika skor yang diperoleh responden > 60% atau 36-60. 2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0-35.


(35)

3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Dependen

Metode pengukuran variabel dependen berdasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang telah disediakan pada kuisioner yang disesuaikan dengan permasalahan yang diteliti. Pengukuran variabel dependen yaitu pemberian makanan pendamping (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6 – 24 bulan) dihitung berdasarkan 10 (sepuluh) pertanyaan dengan alternatif jawaban “YA” (bobot nilai 1), dan “TIDAK” (bobot nilai 0). Semakin tinggi skor maka semakin baik praktek ibu dalam pemberian makanan pendamping (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6 – 24 bulan). Nilai maksimal dari keseluruhan skor yaitu 10x1=10.

Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh, maka nilai variabel dependen yakni praktek ibu dalam pemberian makanan pendamping (MP-ASI) pada bayi 0 – 24 bulan dapat dikategorikan sebagai berikut (Arikunto, 2006) :

1) Baik : Jika skor yang diperoleh responden > 60% atau 6-10. 2) Kurang Baik : Jika skor yang diperoleh responden < 60% atau 0-5. 3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data

3.7.1 Metode Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut :

1. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat keluhan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara atau menanyakan kembali jawaban pengisian kuisioner kepada responden.


(36)

2. Coding (Pemberian Kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual.

3. Entry (Memasukkan Data)

Data yang akan dimasukkan yakni jawaban-jawaban dari masing-masing pertanyaan yang diajukan pada responden dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) yang dimasukkan dalam program atau software statistik komputer. Dalam penelitian ini program statisitik komputer yang dipakai ialah program SPSS (Statistical Product Service Solution).

4. Cleaning (Pembersihan Data)

Cleaning atau pembersihan data yang artinya semua data dari setiap sumber data yang telah selesai dimasukkan, perlu diperiksa kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi kembali.

5. Scoring (Pemberian Skors)

Scoring atau pemberian skors ialah pemberian nilai yang dilakukan oleh peneliti terhadap isian kuisinoner yang diisi oleh responden, pemberian skors terhadap isian kuisioner dilakukan untuk menyesuiakan dengan statistik uji yang akan dipakai dalam penelitian.

3.7.2 Metode Analisa Data

Metode analisa data yang digunkan dalam penelitian ini yaitu :

1. Analisa Univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel penelitian baik independen maupun dependen dalam bentuk distribusi frekuensi dan hitungan persentasenya.


(37)

2. Analisa Bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6 – 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo tahun 2016 dengan menggunakan analisis Uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% dengan asumsi bahwa data yang dianalisis berupa data kategorik.


(38)

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas kabanjahe terletak di dataran tinggi bukit barisan dan sebagianbesar wilayahnya merupakan dataran tinggi. Dua gunung berapi aktif terletak di wilayah ini sehingga rawan gempa vulkanik. Wilayah kabupaten karo berada pada ketinggian 120-1400 meter di atas permukaaan laut. Luas wilayah kecamatan Kabanjahe 4.465 terdiri dari 8 desa dan 5 kelurahan, jumlah penduduk 63.918. Jumlah tenaga kesehatan 6 dokter, 2 dokter gigi, 8 bidan, 7 perawat, dan tenaga kesehatan lainnya.

Batas –batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang

 Sebelah Selatan berbatasan dengan kabupaten Dairi dan Toba Samosir

 Sebelah Timur berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun

 Sebelahbarat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi NAD).

Visi pembangunan puskesmas kabanjahe adalah untuk mencapai

pembangunan kesehatan kabupaten karo, selah ditetapkan visi dan misi yang tertuang dalam renstra dinas kesehatan kabupaten karo tahun 2015-2020. Yaitu dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui upaya pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, terjangkau dan berkesinambungan serta didukung prilaku hidup bersih dan


(39)

sehat. Misi pembangunan puskesmas kabanjahe adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau pada individu, keluarga dan masyarakat, mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat (phbs) dalam lingkungan yang sehat, dan menumbuhkan kembangkan keikutsertaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan berwawasan kesehatan termasuk pendanaan. 4.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden

Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi/baduta yang berusia 6 – 24 bulan yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, dengan kriteria bersedia diwawancarai langsung oleh peneliti untuk mengisi kuisioner yang telah disusun oleh peneliti dalam penelitian dan memiliki karakteristik tertentu baik dari segi karakteristik demografis yang berupa umur, suku bangsa, agama, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan tingkat pendapatan, dengan jumlah sampel sebanyak 71 orang.

Tabel 4.1 Gambaran Umum Karakteristik Responden Karakteristik

Responden Jumlah (n) Persentase (%) Umur

Dibawah 20 Tahun 3 4,2

21 - 25 Tahun 15 21,1

26 – 30 Tahun 27 38,0

31 – 35 Tahun 16 22,5

36 – 40 Tahun 9 12,7

Diatas 40 tahun 1 1,4

Total 71 100

Suku Bangsa

Batak Karo 30 42,3

Batak Toba 19 26,8

Batak Pakpak 10 14,1

Jawa 11 15,5

Aceh 1 1,4

Total 71 100


(40)

Agama

Islam 24 33,8

Protestan 35 49,3

Katolik 12 16,9

Total 71 100

Tingkat Pendidikan

Tidak tamat SD 1 1,4

SD /Sederajat 4 5,6

SMP/Sederajat 8 11,3

SMA/Sederajat 32 45,1

Perguruan Tinggi 26 36,6

Total 71 100,0

Jenis Pekerjaan

Ibu Rumah Tangga 18 25,4

Pegawai Negeri Sipil 8 11,3

Wiraswasta 15 21,1

Pegawai/Buruh 22 31,0

Petani 8 11,3

Total 71 100

Tingkat Pendapatan Kurang dari Rp. 1.000.000,-

10 14,1

Rp.1.000.000.- s.d Rp. 3.000.000,-

37 52,1

Lebih dari Rp.3.000.000.- 15 21,7

Tidak memiliki pendapatan

9 12,7

Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan umur sebagian besar responden berada pada rentang usia 26 - 30 tahun yakni sebanyak 27 orang (38,0%), pada rentang usia 31 – 35 tahun sebanyak 16 orang (22,5%), pada rentang usia 21 – 25 tahun yakni sebanyak 15 orang (21,1%), pada rentang usia 36 – 40 tahun yakni sebanyak 9 orang (13,3%), pada rentang usia diatas 40 tahun yakni sebanyak 9 orang (12,7%), kemudian pada rentang usia dibawah 20 tahun yakni sebanyak 3 orang (4,2%), dan pada rentang usia diatas 40 tahun yakni sebanya 1 orang (1,4%).


(41)

Karakteristik responden berdasarkan suku bangsa, yaitu diketahui bahwa sebagian besar responden merupakan suku bangsa Batak Karo yakni sebanyak 30 orang (42,3%), responden yang memiliki suku bangsa Batak Toba yakni sebanyak 19 orang (26,8%), responden yang memiliki suku bangsa Batak Pakpak yakni sebanyak 10 orng (14,1%), kemudian responden yang memiliki suku bangsa Jawa yakni sebanyak 11 orang (15,5%), dan responden yang memiliki suku bangsa Aceh yakni sebanyak 1 orang (1,4%). Karakteristik responden berdasarkan agama diketrahui bahwa sebagian besar responden bergama Protestan yakni sebanyak 35 orang (49,3%), kemudian responden yang beragama Islam sebanyak 24 orang (33,8%), dan responden yang beragama Katolik yakni sebanyak 12 orang (16,9%).

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar responden telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang SMA/Sederajat yakni sebanyak 32 orang (45,1%), responden yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan di perguruan tinggi yakni sebanyak 26 orang (36,6%), responden yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan di tingkat SMP/Sederajat yaitu sebanyak 8 orang (11,3%), kemudian responden yang hanya menyelesaikan jenjang pendidikan di tingkat SD/Sederajat yaitu sebanyk 4 orang (5,6%), dan responden yang tidak tamat SD sebanyak 1 orang (1,4%). Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan sebagian besar responden telah bekerja sebagai pegawai/buruh yakni sebanyak 22 orang (31%), responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga yakni sebanyak 18 orang (25,4%), kemudian responden yang bekerja sebagai wiraswasta yakni sebanyak 15 orang (21,1%), dan responden


(42)

yang bekerja sebagai pegawai negersi sipil dan petani yakni masing-masing sebayak 8 orang (11,3%).

Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan sebagian besar responden memiliki tingkat pendapatan antara Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. 3.000.000,- setiap bulannya yakni sebanyak 37 orang (52,1%), responden yang memiliki tingkat pendapatan lebih dari Rp.3.000.000,- setiap bulannya yakni sebanyak 15 orang (21,1%), kemudian responden yang memiliki tingkat pendapatan kurang dari Rp. 1.0000.0000,- setiap bulannya yakni sebanyak 10 orang (14,1%), dan responden yang tidak memiliki pendapatan yakni sebanyak 9 orang (12,7%).

4.3 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Pengetahuan responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karodapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

Tabel 4.2 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

No.

Pengetahuan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping

ASI (MP-ASI)

Jawaban

Total Benar Salah

n % n % n % 1 Kepanjangan dari MP-ASI adalah

Makanan Pendamping ASI 15 21,1 56 78,9 71 100 2

Tujuan untuk memberikan MP-ASI pada bayi ialah agar kebutuhan gizi pada bayi dapat tercukupi

37 52,1 34 47,9 71 100

3

Usia yang tepat untuk mulai memberikan makanan lain di samping ASI ialah setelah bayi berusia 6 bulan


(43)

4

Menurut ibu, Makanan Pendamping ASI yang baik untuk bayi 6 bulan ialah makanan lumat, seperti bubur susu

40 56,3 31 43,7 71 100

5

Makanan Pendamping ASI yang baik untuk bayi 9-12 bulan adalah makanan lunak, seperti nasi tim

26 36,6 45 63,4 71 100

6

Makanan pendamping ASI yang baik untuk bayi 12-24 bulan adalah makanan biasa (keluarga) seperti nasi dan lauk pauk

55 77,5 16 22,5 71 100

7

Syarat pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang baik adalah bertekstur lembut, mudah dicerna, dan memiliki gizi seimbang

47 66,2 24 33,8 71 100

8

Yang dimaksud dengan MP-ASI dini adalah makanan yang diberikan pada bayi sebelum bayi berusia 6 bulan

21 29,6 50 70,4 71 100

9

Yang akan terjadi jika bayi diberi makanan atau minuman selain ASI, sebelum 6 bulan ialah bayi akan menderita diare dan penyakit infeksi

31 43,7 40 56,3 71 100

10 Pertumbuhan bayi lebih cepat bila

diberi ASI saja hingga usia 6 bulan 17 23,9 54 76,1 71 100

11

Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP-ASI ialah MP-ASI harus berasal dari bahan makanan yang bersih dan aman

48 67,6 23 32,4 71 100

12

Kriteria MP-ASI yang baik ialah Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi

49 69,0 22 31,0 71 100

13 Makanan bayi berumur 0 - 6 bulan

yang paling baik ialah hanya ASI saja 22 31,0 49 69,0 71 100 14 Makanan bayi berumur 6 – 9 bulan

sebaiknya bubur susu 15 21,1 56 78,9 71 100 15

Makanan bayi umur 9 – 24 bulan sebaiknya adalah bubur kacang hijau, bubur sumsum dan jus buah

13 18,3 58 81,7 71 100


(44)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui bahwa pengetahuan responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang sudah dianggap baik yaitu mayoritas responden yakni sebanyak 55 orang responden (77,5%) sudah mengetahui bahwa makanan pendamping ASI yang baik untuk bayi 12-24 bulan adalah makanan biasa (keluarga) seperti nasi dan lauk pauk, kemudian 49 orang responden (69%) sudah mengetahui bahwa kriteria MP-ASI yang baik ialah Memiliki nilai energi dan kandungan protein yang tinggi, dan sebanyak 48 orang responden (67,6%) sudah mengetahui bahwa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MP-ASI ialah MP-ASI harus berasal dari bahan makanan yang bersih dan aman.

Sedangkan pengetahuan responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang masih dianggap kurang baik yaitu bahwa hanya sebanyak 16 orang responden (22,5%) yang mengetahui bahwa Usia yang tepat untuk mulai memberikan makanan lain di samping ASI ialah setelah bayi berusia 6 bulan, kemudian hanya ada 15 orang responden (21,1%) yang mengetahui bahwa kepanjangan dari MP-ASI adalah Makanan Pendamping ASI, dan Makanan bayi berumur 6 – 9 bulan sebaiknya bubur susu, dan hanya ada 13 orang responden yang mengetahui bahwa makanan bayi umur 9 – 24 bulan sebaiknya adalah bubur kacang hijau, bubur sumsum dan jus buah.

Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap pengukuran pengetahuan responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi


(45)

dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, maka kategori pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3 Kategori Pengetahuan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Kategori Pengetahuan

Responden Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 29 40,8

Kurang Baik 42 59,2

Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 42 orang responden (59,2%) memiliki pengetahuan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dalam kategori yang kurang baik, dan hanya 29 orang responden (40,8%) yang memiliki pengetahuan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dalam kategori yang baik.

4.4 Gambaran Sikap Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

4.4.1 Gambaran Sikap Positif Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Gambaran sikap positif responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :


(46)

Tabel 4.4 Gambaran Sikap Positif Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

No.

Sikap Positif Responden terhadap Pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI)

Jawaban Sangat

Setuju Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju n % n % n % n % Pernyataan Sikap Positif

1

Penting untuk memberikan MP-ASI sesuai dengan usia tumbuh kembang bayi

25 35,2 27 38,0 9 12,7 10 14,1

2

Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan MP-ASI pada bayi

37 52,1 33 46,5 0 0 1 1,4

3

Diperlukan keahlian khusus untuk menyiapkan MP-ASI yang akan diberikan kepada bayi

28 39,4 17 23,9 17 23,9 9 12,7

4

Pemberian MP-ASI harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi bayi sesuai usia bayi

29 40,8 20 28,2 15 21,1 7 9,9

5

Penting memperhatikan karifan lokal setempat dalam proses memberikan MP-ASI kepada bayi

28 39,4 20 28.2 18 25,4 5 7,0

6

Ibu tidak memberikan MP-ASI kepada bayi sebelum berusia 6 bulan karena sudah menjadi kebiasaan setempat

37 52,1 23 32,4 9 12,7 2 2,8

7

Perlu adanya dukungan suami yang baik untuk dapat memberikan MP-ASI secara tepat kepada bayi

34 47,9 23 32,4 13 18,3 1 1,4

8

Perlu adanya dukungan keluarga yang baik untuk dapat memberikan MP-ASI secara tepat kepada bayi

44 62,0 14 19,7 11 15,5 2 2,8

9

Perlu untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan untuk mengetahui apakah MP-ASI yang diberikan sudah tepat dan sesuai

30 42,3 17 23,9 19 26,8 5 7,0

10

Perlu diadakannya penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan mengenai tatacara menyiapkan MP-ASI yang mudah dan sehat


(47)

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa sikap postif responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang paling dominan dan dianggap sudah baik ialah sebanyak 44 orang responden (62%) menyatakan sangat setuju bahwa perlu adanya dukungan keluarga yang baik untuk dapat memberikan MP-ASI secara tepat kepada bayi, kemudian 42 orang responden (59,2%) yang menyatakan bahwa perlu diadakannya penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan mengenai tatacara menyiapkan MP-ASI yang mudah dan sehat, dan sebanyak 37 orang responden (52,1%) menyatakan sangat setuju bahwa ibu memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan MP-ASI pada bayi dan ibu yang tidak memberikan MP-ASI kepada bayi sebelum berusia 6 bulan karena sudah menjadi kebiasaan setempat.

Sedangkan sikap positif responden yang perlu ditingkatkan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ialah diketahui bahwa hanya ada 29 orang responden (40,8%) yang menyatakan sangat setuju jika pemberian MP-ASI harus disesuaikan dengan kebutuhan gizi bayi sesuai usia bayi, kemudian hanya ada 28 orang responden (39,4%) yang meyatakan sangat setuju bahwa diperlukan keahlian khusus untuk menyiapkan MP-ASI yang akan diberikan kepada bayi dan penting memperhatikan karifan lokal setempat dalam proses memberikan MP-ASI kepada bayi, serta hanya ada 25 orang responden (35,2%) yang menyatakan sangat setuju bahwa penting untuk memberikan MP-ASI sesuai dengan usia tumbuh kembang bayi.


(48)

4.4.2 Gambaran Sikap Negatif Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Gambaran sikap negatif responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut :

Tabel 4.5 Gambaran Sikap Negatif Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

No.

Sikap Negatif Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Jawaban Sangat

Setuju Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju n % n % n % n % Pernyataan Sikap Negatif

1

Semakin cepat memberikan MP ASI kepada bayi maka akan semakin baik

4 5,6 11 15,5 25 35,2 31 43,7 2 Bayi sudah bisa diberikan MP-ASI

walaupun belum berusia 6 bulan 24 33,8 17 23,9 12 16,9 18 25,4 3

Pemberian MP-ASI bisa dibarengi dengan pemberian ASI sebelum bayi berusia 6 bulan

19 26,8 16 22,5 17 23,9 19 26,8 4 Bayi akan cepat besar apabila

diberikan MP-ASI lebih cepat 20 28,2 15 21,1 11 15,5 25 35,2 5

Bayi akan terlihat gemuk dan menggemaskan apabila di beri MP-ASI lebih cepat secara dini

16 22,5 13 18,3 16 22,5 25 35,2 6 Dukungan suami tidak berpengaruh

dalam pemberian MP-ASI 17 23,9 19 26,8 14 19,7 21 29,6 7

Dukungan keluarga tidak berpengaruh dalam pemberian MP-ASI

18 25,4 14 19,7 16 22,5 23 32,4 8

Adanya bentuk kearifan lokal dalam masyarakat tidak mempengaruhi pemberian MP-ASI

20 28,2 20 28,2 11 15,5 20 28,2 9

Tidak perlu keahlian khusus atau pengetahuan tertentu untuk menyiapkan MP-ASI

5 7,0 12 16,9 18 26,8 34 47,9 10

Peran petugas kesehatan tidak dibutuhkan untuk berkonsultasi mengenai MP-ASI


(49)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa sikap negatif responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang paling dominan ialah sebanyak 24 orang responden (33,8%) menyatakan sangat setuju bahwa Bayi sudah bisa diberikan MP-ASI walaupun belum berusia 6 bulan, kemudian 20 orang responden (28,2%) menyatakan bahwa bayi akan cepat besar apabila diberikan MP-ASI lebih cepat, dan adanya bentuk kearifan lokal dalam masyarakat tidak mempengaruhi pemberian MP-ASI, serta sebanyak 19 orang responden (26,8%) menyatakan sangat setuju bahwa pemberian MP-ASI bisa dibarengi dengan pemberian ASI sebelum bayi berusia 6 bulan

Sedangkan sikap negatif responden terhadap terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang dinilai sudah baik dan mengarah ke sikap positif ialah diketahui bahwa 34 orang responden (47,9%) menyatakan sangat tidak setuju bahwa tidak perlu keahlian khusus atau pengetahuan tertentu untuk menyiapkan MP-ASI, kemudian 31 orang responden (43,7%) yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa semakin cepat memberikan MP ASI kepada bayi maka akan semakin baik, dan sebanyak 25 orang responden (35,2%) yang menyatakan sangat tidak setuju bahwa bayi akan cepat besar apabila diberikan MP-ASI lebih cepat, bayi akan terlihat gemuk dan menggemaskan apabila di beri MP-ASI lebih cepat secara dini, serta peran petugas kesehatan tidak dibutuhkan untuk berkonsultasi mengenai MP-ASI.

Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap pengukuran sikap responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta


(50)

(6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, maka kategori sikap responden dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6 Kategori Sikap Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Kategori Sikap

Responden Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 31 43,7

Kurang Baik 40 56,3

Total 71 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 40 orang responden (56,3%) memiliki sikap terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dalam kategori yang kurang baik, dan hanya 31 orang responden (43,7%) memiliki sikap terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dalam kategori yang baik.

4.5 Gambaran Tindakan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Gambaran tindakan responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut :

Tabel 4.7 Gambaran Tindakan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

No.

Gambaran Tindakan Responden Terhadap Pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI)

Jawaban

Total Ya Tidak

n % n % n % 1 Ibu hanya memberikan ASI saja pada


(51)

2

Makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan setelah bayi berusia 6 bulan keatas

25 35,2 46 64,8 71 100 3 Ibu memberikan MP-ASI sesuai

dengan kebutuhan bayi 30 42,3 41 57,7 71 100 4

Ibu memberikan MP-ASI kepada bayi atas kesadaran ibu sendiri tanpa adanya dorongan dari suami atau keluarga

25 35,2 46 64,8 71 100 5 Ibu hanya memberikan MP-ASI 4 – 6

kali dalam sehari 27 38,0 44 62,0 71 100

6 Ibu menyiapkan MP-ASI dari bahan

makanan yang bersih dan aman 37 52,1 34 47,9 71 100 7 Ibu menyiapkan bahan makanan yang

beraneka ragam untuk dibuat MP-ASI 29 40,8 42 59,2 71 100 8

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lembut dan mudah ditelan seperti bubur susu untuk bayi berusia 6 – 9 bulan

20 28,2 51 71,8 71 100

9

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lebih beragam seperti bubur kacang hijau, bubur sumsum, jus buah untuk bayi berusia 9 – 12 bulan

26 36,6 45 63,4 71 100

10

Ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lebih beragam seperti nasi, lauk pauk, sayur, dan buah untuk bayi berusia 12 – 24 bulan

24 33,8 47 66,2 71 100

Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa responden yang memiliki tindakan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang paling dominan ialah bahwa sebanyak 37 orang responden (52,1%) menyatakan bahwa ibu menyiapkan MP-ASI dari bahan makanan yang bersih dan Ibu memberikan MP-ASI kepada bayi atas kesadaran ibu sendiri tanpa adanya dorongan dari suami atau keluarga aman, kemudian sebanyak 30 orang responden (42,3%) menyatakan bahwa ibu memberikan MP-ASI sesuai dengan kebutuhan bayi, dan sebanyak 29 orang responden (40,8%) menyatakan bahwa ibu hanya memberikan ASI saja


(52)

pada bayi umur 0 – 6 bulan, dan ibu menyiapkan bahan makanan yang beraneka ragam untuk dibuat MP-ASI.

Sedangkan tindakan responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang perlu ditingkatkan ialah diketahui bahwa hanya ada sebanyak 25 orang responden (35,2%) yang menyatakan bahwa makanan pendamping ASI (MP-ASI) diberikan setelah bayi berusia 6 bulan keatas, dan ibu memberikan MP-ASI kepada bayi atas kesadaran ibu sendiri tanpa adanya dorongan dari suami atau keluarga, kemudiabn hanya ada sebanyak 24 orang responden (33,8%) yang menyatakan bahwa ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lebih beragam seperti nasi, lauk pauk, sayur, dan buah untuk bayi berusia 12 – 24 bulan, dan hanya 20 orang responden (28,2%) yang menyatakan bahwa ibu memberikan MP-ASI berupa makanan yang lembut dan mudah ditelan seperti bubur susu untuk bayi berusia 6 – 9 bulan.

Berdasarkan hasil pengolahan data terhadap pengukuran tindakan responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, maka kategori tindakan responden dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8 Kategori Tindakan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Kategori Tindakan

Responden Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 15 21,1

Kurang Baik 56 78,9


(53)

Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 56 orang responden (78,9%) memiliki tindakan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, dalam kategori yang kurang baik, dan hanya ada sebanyak 15 orang responden (21,1%) memiliki tindakan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dalam kategori yang baik. 4.6 Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Analisis bivariat yang digunakan adalah dengan analisis tabulasi silang menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel penelitian yang diasumsikan memiliki hubungan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo. Pada analisis penelitian ini variabel kategori pengetahuan dan sikap responden dihubungkan dengan variabel pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo.

4.6.1 Hubungan Pengetahuan terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Hubungan pengetahuan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut :


(54)

Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Kategori Pengetahuan

Responden

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Jumlah Nilai p

Baik Kurang Baik

n % n % n %

Baik 9 12,6 20 28,6 29 41,2

0,002

Kurang Baik 6 8,4 36 50,4 42 58,8

Total 15 21 56 79 71 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa dari 29 orang responden (41,2%) hanya ada 9 orang responden (12,6%) yang memiliki pengetahuan dalam kategori yang baik dengan perilaku pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang juga dalam kategori yang baik, dan dari 42 orang responden (58,8%) ada 36 orang responden (50,4%) yang memiliki pengetahuan dalam kategori yang kurang baik, memiliki perilaku pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang juga dalam kategori yang kurang baik.

Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai p=0,002 (p<0,05) sehingga berdasarkan hasil uji diketahui bahwa ada pengaruh pengetahuan responden terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, semakin baik pengetahuan responden maka pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo cenderung akan semakin baik. Begitupun sebaliknya, semakin kurang baik


(55)

pengetahuan responden maka pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo juga akan cenderung semakin kurang baik.

4.6.2 Hubungan Sikap terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Hubungan sikap terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :

Tabel 4.10 Hubungan Sikap terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Kategori Sikap Responden

Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)

Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo

Jumlah Nilai p

Baik Kurang Baik

n % n % n %

Baik 15 21 16 22,7 31 43,7

0,000

Kurang Baik 0 0 40 56,3 40 56,3

Total 15 21 56 79 71 100

Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa dari 31 orang responden (43,7%) hanya ada 15 orang responden (21%) yang memiliki sikap dalam kategori yang baik dengan perilaku pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang juga dalam kategori yang baik, dan 40 orang responden (56,3%) yang memiliki sikap dalam kategori yang kurang baik, memiliki perilaku pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo yang juga dalam kategori yang kurang baik.


(56)

Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai p=0,000 (p<0,05) sehingga berdasarkan hasil uji diketahui bahwa ada hubungan sikap responden dengan pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo, semakin baik sikap responden maka pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo cenderung akan semakin baik. Begitupun sebaliknya, semakin kurang baik sikap responden maka pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo juga akan cenderung semakin kurang baik.

Variabel sikap merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo dengan nilai p=0,000, dalam artian semakin baik sikap responden maka pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo cenderung akan semakin baik. Begitupun sebaliknya, semakin kurang baik sikap responden maka pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi dan baduta (6– 24 bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo juga akan cenderung semakin kurang baik.


(1)

Agung, Kaisar dan yang lainnya atas segala semangat, dukungan, dan bantuan yang diberikan.

12. Pihak-pihak dan sahabat-sahabat yang lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu, atas segala semangat, bantuan, dan dukungan yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat saya butuhkan untuk penyempurnaan penulisan skripsi ini. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Oktober 2016 Penulis


(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Tujuan Umum ... 1.3.2 Tujuan Khusus ... 1.4 Hipotesis Penelitian ………...………...… 10

1.5 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1 Perilaku Kesehatan ... 12

2.1.1 Pengertian Perilaku Kesehatan ... 12

2.1.2 Dimensi Perilaku Kesehatan ... 13

2..1.3 Perilaku Dalam Bentuk Pengetahuan ... 16

2..1.4 Perilaku Dalam Bentuk Sikap ... 18

2..1.5 Perilaku Dalam Bentuk Tindakan ... 22

2.2 Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ……...……….. 23

2.2.1 Pengertian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)…………... 23

2.2.2 Waktu yang Tepat untuk Memberikan MP-ASI..…...….. 24

2.2.3 Tujuan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)... 24

2.2.4 Cara Pengolahan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)... 26

2.2.5 Kriteria Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ... 28

2.2.6 Jenis Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) ... 30

2.2.4 Kerugian Pemberian MP-ASI Terlalu Dini ... 32

2.3 Kerangka Teoritis Penelitian ... 34

2.4 Kerangka Konsep Penelitian………....……… 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37

3.1 Jenis Penelitian ……….. ... 37

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 37

3.2.1 Lokasi Penelitian ……….. 37

3.2.2 Waktu Penelitian ……… 37

3.3 Populasi dan Sampel……… 37


(3)

3.3.2 Sampel ……….……… 38

3.4 Metode Pengumpulan Data………...………... 39

3.4.1 Data Primer ... 39

3.4.2 Data Sekunder ... 40

3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ……… 40

3.5.1 Variabel Penelitian ... 40

3.5.2 Defenisi Operasional ... 40

3.6 Metode Pengukuran ... 41

3.6.1 Metode Pengukuran Variabel Independen ... 41

3.6.2 Metode Pengukuran Variabel Dependen ... 43

3.7 Metode Pengolahan dan Analisa Data …... 43

3.7.1 Metode Pengolahan Data ... 43

3.7.2 Metode Analisa Data ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 45

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 45

4.2 Gambaran Umum Karakteristik Responden …... 46

4.3 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 49

4.4 Gambaran Sikap Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 52

4.4.1 Gambaran Sikap Positif Responden terhadap Pemberian Makanan PendampingASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 52

4.4.2 Gambaran Sikap Negatif Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 54

4.5 Gambaran Tindakan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 57

4.6 Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 60

4.6.1 Hubungan Pengetahuan terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 60

4.6.2 Hubungan Sikap terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 62

BAB V PEMBAHASAN ... 64

5.1 Hubungan Pengetahuan terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 64


(4)

5.2 Hubungan Sikap terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di

Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74

6.1 Kesimpulan ... 74

6.2 Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran Umum Karakteristik Responden ... 46 Tabel 4.2 Gambaran Pengetahuan Responden terhadap Pemberian

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 49 Tabel 4.3 Kategori Pengetahuan Responden terhadap Pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6–24 Bulan) DiPuskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 51

Tabel 4.4 Gambaran Sikap Positif Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 52 Tabel 4.5 Gambaran Sikap Negatif Responden terhadap Pemberian

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 54 Tabel 4.6 Kategori Sikap Responden terhadap Pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 57

Tabel 4.7 Gambaran Tindakan Responden terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 57 Tabel 4.8 Kategori Tindakan Responden terhadap Pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 59 Tabel 4.9 Hubungan Pengetahuan terhadap Pemberian Makanan Pendamping

ASI (MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ... 61 Tabel 4.10 Hubungan Sikap terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI

(MP-ASI) Pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo ...


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Diana Periwi Br. Bangun

Tempat, Tanggal Lahir : Kabanjahe, 02 Mei 1994

Agama : Katolik

Suku Bangsa : Batak Karo

Status Perkawinan : Belum Menikah

Alamat : Jalan Djamin Ginting Gg. Aman No.35

Kabanjahe,

Kab. Karo Provinsi Sumatera Utara Kode Pos 22111

Nama Orang Tua : Palasta Bangun (Ayah) Farida Br. Manalu (Ibu) Suku Bangsa Ayah : Batak Karo

Suku Bangsa Ibu : Batak Toba

Alamat : Jalan Djamin Ginting Gg. Aman No.35

Kabanjahe,

Kab. Karo Provinsi Sumatera Utara Kode Pos 22111

Pendidikan Formal

1. SD/Tamat tahun : SD Sawata Sinst Yoseph Kabanjahe /2006 2. SLTP/Tamat tahun : SMP Swasta Santa Maria Kabanjahe /2009 3. SLTA/Tamat tahun : SMA Swasta Santa Maria Medan/2012 4. Lama studi di FKM USU : 4 Tahun


Dokumen yang terkait

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Umur 6 – 12 Bulan

4 99 143

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI PADA BADUTA USIA 6-24 BULAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mp-Asi Dengan Perilaku Pemberian MP-ASI Dan Status Gizi Pada Baduta Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Kestala

0 1 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN PERILAKU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI PADA BADUTA USIA 6-24 BULAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Mp-Asi Dengan Perilaku Pemberian MP-ASI Dan Status Gizi Pada Baduta Usia 6-24 Bulan Di Kelurahan Kestala

0 2 17

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

0 1 14

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

0 0 2

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

0 0 12

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

0 0 26

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

1 2 3

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada Bayi dan Baduta (6– 24 Bulan) di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2016

0 0 25

PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA 6-12 BULAN

0 0 6