Bagi Peneliti Bagi Responden Bagi Tempat Penelitian Bagi penelitian kedokteran

1.4 Manfaat Penelitian

Dari uraian tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan adalah:

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang muntah yang terjadi pada anak.

1.4.2 Bagi Responden

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi kontribusi sebagai informasi dalam memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pengetahuan dan penanganan muntah pada anak baik di perumahan itu sendiri maupun di lingkungan masyarakat melalui kegiatas-kegiatan setempat, seperti arisan, pengajian dan lain-lain.

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai sumber pengetahuan baru untuk perumahan tersebut dalam menjelaskan tentang penatalaksanaan awal muntah pada anak.

1.4.4 Bagi penelitian kedokteran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi penelitian dalam menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk peneliti di masa mendatang. Selain itu dapat dijadikan sebagai informasi awal untuk penelitian kedokteran selanjutnya di Indonesia. Khususnya untuk populasi di kota Medan, Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi

Pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari atau pengetahuan biasa ordinary knowledge umumnya dipahami sebagai segala sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan cerapan panca indera, dan olahan akal budi yang spontan. Pengetahuan dalam arti ini ialah segala sesuatu yang dilihat, didengar, dikecap, dicium, diraba dan hadir dalam kesadaran kita SandjajaHeriyanto, 2006 Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan teinga Notoatmodjo, 2007. Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yng sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman- pemahaman baru SandjajaHeriyanto, 2006.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh pada pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Universitas Sumatera Utara