Mekanisme terjadinya muntah Muntah pada anak

saraf pusat yang menyebabkan salivasi, pucat, berkeringat dan takikardia biasanya disertai mual Price Wilson, 2005. Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esophagus, atresia atau stenosis, hirschprung, tekanan intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau minum yang salah dan lain-lain DJitowiyonoKristiyanasari, 2010. Mual dan muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga stadium yaitu mual, retching gerakan dan suara sebelum muntah, muntah. Stadium pertama, mual, dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak di bagian belakang tenggorok dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual, seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung, dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejunum menyebabkan terjadinya refluks isi duodenum ke dalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa hal ini menyebabkan mual. Gejala dan tanda mual seringkali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat dan takikardia Price Wilson, 2005. Retching adalah suatu usaha involunter untuk muntah, seringkali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma. Kontraksi otot abdomen saat ekspirasi mengendalikan gerakan inspirasi. Pilorus dan antrum distal berkontraksi saat fundus berelaksasi Guyton Hall, 2007. Stadium akhir yaitu muntah, didefinisikan sebagai suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspusi isi lambung atau usus atau keduanya ke mulut Price Wilson, 2005.

2.4.3 Mekanisme terjadinya muntah

Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebral, organ vestibular, daerah pemacu kemoreseptor Chemoreceptor Trigger Zone, dan serabut aferen termasuk dari sistem gastrointestinal. Muntah terjadi akibat rangsangan pada pusat muntah, yang terletak di daerah postrema medula oblongata di dasar Universitas Sumatera Utara ventrikel keempat. Muntah dapat dirangsang melalui jalur saraf aferen oleh rangsangan nervus vagus dan simpatis atau oleh rangsangan emetik yang menimbulkan muntah dengan aktivasi Chemoreceptor Trigger Zone. Jalur aferen menerima sinyal yang menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot abdomen, gastrointestinal dan pernapasan yang terkoordinasi dengan epifenomena emetik yang menyertai disebut muntah. Pusat muntah secara anatomis berada di dekat pusat salivasi dan pernapasan, sehingga pada waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan pernapasan Guyton Hall, 2007. Muntah diawali oleh inspirasi dalam dan penutupan glotis. Diafragma yang berkontraksi turun menekan lambung sementara kontraksi otot-otot abdomen secara simultan menekan rongga abdomen, sehingga tekanan intra-abdomen meningkat dan isi abdomen terdorong ke atas. Karena lambung yang lunak itu tertekan antara diafragma dari atas dan dan tekanan rongga abdomen dari bawah, isi lambung terdorong ke dalam esofagus dan keluar melalui mulut. Glotis tertutup, sehingga muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan. Uvula juga terangkat untuk menutup rongga hidung Sherwood, 2001. Seringkali pada waktu isi muntah pertama kali memasuki esofagus, sfingter faringoesofagus sering masih tertutup, sehingga tidak ada isi lambung yang masuk ke mulut. Peregangan esofagus oleh vomitus menginduksi gelombang peristaltik sekunder yang mendorong isi lambung kembali kedalam lambung. Siklus tersebut berulang-ulang sendiri pada saat isi lambung kembali terperas naik ke dalam esofagus. Rangkaian keadaan inilah yang tadi disebut dengan retching atau dorongan. Setelah serangkaian dorongan, pada saat tekanan sudah cukup besar, yang bersangkutan menyorongkan rahangnya, membuka sfingter faringoesofagus. Isi lambung kemudian terdorong melalui esofagus dan keluar melalui mulut. Selama waktu tersebut, duodenum berkontraksi secara kuat, yang mungkin mendorong sebagian isi usus kembali ke dalam lambung dan keluar bersama muntah. Dengan demikian bahan yang dimuntahkan dapat berwarna kekuningan akibat adanya empedu yang masuk ke usus halus dari hati dan kandung empedu. Keluar cairan terus menerus kemungkinan akibat obstruksi Universitas Sumatera Utara esofagus. Muntah proyektif kemungkinan akibat stenosis pylorus, muntah hijau kekuningan kemungkinan obstruksi di bawah ampula vateri Price Wilson, 2005. Siklus muntah dapat berulang beberapa kali sampai lambung kosong. Muntah biasanya didahului oleh pengeluaran air liur berlebihan, berkeringat, peningkatan kecepatan denyut jantung, dan rasa mual yang semuanya merupakan tanda-tanda umum lepas muatan sistem saraf otonom Price Wilson, 2005.

2.4.4 Kondisi yang berkaitan dengan muntah