Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MUNTAH

PADA ANAK DI PERUMAHAN PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT MEDAN TAHUN 2010

Oleh:

MEGA SARI DEWI

070100361

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MUNTAH

PADA ANAK DI PERUMAHAN PUSAT PENELITIAN

KELAPA SAWIT MEDAN TAHUN 2010

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

MEGA SARI DEWI

070100361

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010

Nama : Mega Sari Dewi Nim : 070100361

Pembimbing Penguji

Dr. Erjan Fikri, Sp. B, Sp. BA

NIP: 19630127 198911 1 001 NIP: 19700208 200112 2 001 dr. Lita Feriawaty, M.Kes

Medan, 15 Desember 2010 Dekan,

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP : 19540220 198011 1001


(4)

ABSTRAK

Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung. Muntah pada anak sering menimbulkan kecemasan pada orang tua, bahkan menjadi menakutkan bila muntah disertai darah (hematemesis). Muntah dapat sebagai awal penyakit saluran cerna atau diluar saluran cerna baik berupa infeksi, atau kelainan anatomi

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Cross sectional, dengan besar sampel yaitu 54 orang. Kuesioner dikembangkan dengan mengacu pada tinjauan pustaka yang terdiri dari data demografi dan pengetahuan Ibu tentang muntah pada Anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa rata-rata responden berusia 41-50 tahun (39,00%). Mayoritas responden merupakan berpendidikan terakhir SMA/SMEA (48,1%). Rata-rata responden tidak bekerja atau menjadi Ibu Rumah Tangga (81,5%). Mayoritas yang mengikuti aktivitas setempat seperti pengajian (51,9%). Rata-rata responden sering mendapat informasi tentang penyakit pada anak mereka melalui media elektronik (53,7%).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah gambaran pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak sudah cukup baik karena pada umumnya responden telah sering mendapat informasi tentang kasus ini dari berbagai sumber. Bagi penelitian selanjutnya perlu dinilah sikap, tindakan dan perilaku terhadap muntah pada anak.


(5)

ABSTRACT

Vomiting is the expulsion most or all of the contents of the stomach that occurs after a while the food come into the stomach. Vomiting in children often causes anxiety in the elderly, even a frightening rises up if the vomiting is accompanied by blood (hematemesis). Vomiting can be as early disease outside the gastrointestinal tract or gastrointestinal tract in the form of infection, or anatomical abnormalities.

The design used in this research is descriptive cross sectional, with a large sample of 54 people. The questionnaire is developed with reference to the literature review which consisted of demographic data and Mother knowledge of vomiting in children.

This research aims to determine the mother knowledge description of vomiting in children at the Housing Research Centre for Oil Palm Field in Medan 2010.

Based on the results obtained that the average of respondents is 41-50 years old (70.4%). The majority of respondents are educated high school grade (48.1%). On average, respondents do not work or just be a housewife (81.5%). The majority who follows the local activities such as recitation (51.9%). On average, the respondents often get information about diseases in their children through electronic media (53.7%).

The conclusion that can be drawn from this research is a description of Mother Knowledge of vomiting in children is quite good because in general the respondents have often received information about this case from various sources. For further research needs to be assessed the attitudes, actions and behavior of vomiting in children.


(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT dengan pertolongannya yang selalu menyertai sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini dengan judul “GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MUNTAH PADA ANAK DI PERUMAHAN PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN TAHUN 2010”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Erjan Fikri, Sp. BA, selaku dosen pembimbing karya tulis ilmiah yang telah menyediakan waktu, masukan, arahan dan motivasi yang berharga kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.

Penyelesaian proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya berterima kasih kepada bapak Prof. Gontar A. Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan Fakultas Kedokteran USU Medan. Bapak Guslihan Dasa Tjipta, Sp. A(K) selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran USU Medan.

Penulis juga berterima kasih kepada kepal perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan yang telah memberikan izin penelitian dan khususnya kepada Ibu-ibu yang berada di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan yang bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta Rakhmadsyah, S.H. dan Ibunda Ramianim Damanik dan Laurina Tambunan, S.pd, M.kes yang telah memberikan doa dan kasih sayang kepada penulis dan kepada adikku yang kukasihi Rani dan Andi, dan keluarga ku tercinta lainnya, terima kasih atas dukungan dan semangat yang kalian berikan dan kenangan indah yang tidak bisa dilupakan dalam kehidupan keluarga kita, semoga ALLAH SWT selalu memberikan rahmat dan limpahan rezekiNya.

Saya juga ingin menyampaikan banyak terima kasih untuk Dini Arini Hasibuan, Taufik Lubis, M. Haqqi Annazili, Silvia.T. Brahmana, Sri, Udin, Eka, Intan, Citra dan Indah atas dukungannya. Dan teman-teman stambuk 2007 FK USU yang tidak dapa aku lupakan.


(7)

Semoga seluruh bantuan, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan yang ditimpal dari ALLAH SWT. Semoga propsal ini bermanfaat nantinya demi kemajuan pengetahuan khususnya dalam dunia kedokteran.

Medan. 15 Desember 2010 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR GAMBAR/SKEMA... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Rumusan Masalah... 2

1.3. Tujuan Penelitian... 2

1.3.1 Tujuan Umum... 2

1.3.2 Tujuan Khusus... 2

1.4. Manfaat Penelitian... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 4

2.1 Pengetahuan……… 4

2.1.1 Definisi Pengetahuan……… 4

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan… 4 2.1.3 Macam-Macam Pengetahuan………... 5

2.1.4 Tingkatan Pengetahuan... 6

2.2 Ibu………. 7

2.3 Anak……….. 7

2.4 Muntah pada Anak………... 8

2.4.1 Definisi Muntah pada Anak... . 8

2.4.2 Penyebab Muntah pada Anak………... 9

2.4.3 Mekanisme Terjadinya Muntah……….... 11

2.4.4 Kondisi yang Berkaitan dengan Muntah………….. 12

2.4.5 Diagnosa Muntah……….. 12

2.4.6 Komplikasi Muntah... 13

2.4.7 Penanganan Muntah... 13

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 15 3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 15

3.2. Definisi Operasional Penelitian... 16

3.3.Aspek Pengukuran... 16

BAB 4 METODE PENELITIAN... 17

4.1. Rancangan Penelian... 17


(9)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitan... 17

4.3.1 Populasi Target... 18

4.3.2 Populasi Terjangkau... 18

4.3.3 Sampel Penelitian... 18

4.4. Metode Pengumpulan Data... 19

4.5. Pengolahan dan Analisis Data... 20

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN... 22

5.1. Hasil Penelitian... 22

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 22

5.1.2. Karakteristik Individu... 26

5.1.3. Hasil Analisa Data... 33

5.2. Pembahasan... 33

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN... 35

6.1. Kesimpulan... 35

6.2. Saran... 36

DAFTAR PUSTAKA... 37


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

2.1 Tahapan-tahapan dalam rentang kehidupan………... 8 3.1 Aspek Pengukuran……… 16 4.1 Kriteria Pengetahuan……… 20 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase data

Responden Berdasarkan Usia... 23 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase data

Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir dan Pekerjaan... 24 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase data

Responden Berdasarkan Aktivitas setempat dan

Sumber Informasi yang diperoleh... 25 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase

Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak... 26 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak

berdasarkan Usia Responden……….. 26 5.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak

berdasarkan Pendidikan terakhir Responden………... 27 5.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak

berdasarkan Pekerjaan Responden………... 28 5.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Muntah

pada Anak berdasarkan Aktivitas yang Diikut i di sekitar Rumah… 29 5.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Muntah

pada Anak berdasarkan Sumber Informasi yang Diperoleh……….. 30 5.10.1.Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan pengetahuan Ibu

(Definisi dan Penyebab (Nomor 1-8)) tentang Muntah pada Anak... 31 5.10.2.Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan

pengetahuan Ibu (Komplikasi dan Penangan (Nomor 9-14))


(11)

Daftar Gambar/Skema

Nomor Halaman


(12)

Daftar Lampiran

Nomor Halaman

1. Riwayat Hidup Peneliti... 39

2. Kuesioner Penelitian... 40

3. Informed Consent... 44

4. Surat Izin Penelitian... 45

5. Data Induk... 47


(13)

ABSTRAK

Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung. Muntah pada anak sering menimbulkan kecemasan pada orang tua, bahkan menjadi menakutkan bila muntah disertai darah (hematemesis). Muntah dapat sebagai awal penyakit saluran cerna atau diluar saluran cerna baik berupa infeksi, atau kelainan anatomi

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Cross sectional, dengan besar sampel yaitu 54 orang. Kuesioner dikembangkan dengan mengacu pada tinjauan pustaka yang terdiri dari data demografi dan pengetahuan Ibu tentang muntah pada Anak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010.

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa rata-rata responden berusia 41-50 tahun (39,00%). Mayoritas responden merupakan berpendidikan terakhir SMA/SMEA (48,1%). Rata-rata responden tidak bekerja atau menjadi Ibu Rumah Tangga (81,5%). Mayoritas yang mengikuti aktivitas setempat seperti pengajian (51,9%). Rata-rata responden sering mendapat informasi tentang penyakit pada anak mereka melalui media elektronik (53,7%).

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah gambaran pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak sudah cukup baik karena pada umumnya responden telah sering mendapat informasi tentang kasus ini dari berbagai sumber. Bagi penelitian selanjutnya perlu dinilah sikap, tindakan dan perilaku terhadap muntah pada anak.


(14)

ABSTRACT

Vomiting is the expulsion most or all of the contents of the stomach that occurs after a while the food come into the stomach. Vomiting in children often causes anxiety in the elderly, even a frightening rises up if the vomiting is accompanied by blood (hematemesis). Vomiting can be as early disease outside the gastrointestinal tract or gastrointestinal tract in the form of infection, or anatomical abnormalities.

The design used in this research is descriptive cross sectional, with a large sample of 54 people. The questionnaire is developed with reference to the literature review which consisted of demographic data and Mother knowledge of vomiting in children.

This research aims to determine the mother knowledge description of vomiting in children at the Housing Research Centre for Oil Palm Field in Medan 2010.

Based on the results obtained that the average of respondents is 41-50 years old (70.4%). The majority of respondents are educated high school grade (48.1%). On average, respondents do not work or just be a housewife (81.5%). The majority who follows the local activities such as recitation (51.9%). On average, the respondents often get information about diseases in their children through electronic media (53.7%).

The conclusion that can be drawn from this research is a description of Mother Knowledge of vomiting in children is quite good because in general the respondents have often received information about this case from various sources. For further research needs to be assessed the attitudes, actions and behavior of vomiting in children.


(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mual dan muntah merupakan gejala dan tanda yang sering menyertai gangguan gastrointestinal (saluran pencernaan). Beberapa teori tentang penyebab mual dan muntah telah berkembang tetapi tidak ada kesepakatan mengenai penyebab atau terapi definitif (Price & Wilson, 2005).

Muntah merupakan suatu cara traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas traktus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang, atau bahkan terlalu terangsang. Sinyal sensoris yang mencetuskan muntah terutama berasal dari faring, esofagus, lambung, dan bagian atas usus halus (Guyton & Hall, 2007)

Muntah pada anak sering menimbulkan kecemasan pada orang tua, bahkan menjadi menakutkan bila muntah disertai darah (hematemesis). Orang tua akan segera mencari pertolongan dokter bila mengalami hal ini.Muntah dapat sebagai awal penyakit saluran cerna atau diluar saluran cerna baik berupa infeksi, inflamasi atau kelainan anatomi. Peningkatan tekanan intrakranial dapat bermanifestasi awal berupa muntah, begitu juga adanya infeksi sistemik dapat menimbulkan muntah. Tidak semua obat anti muntah dapat diberikan kepada setiap anak karena penanganannya ditujukan kepada penyebab muntah sendiri

Menurut Wong (2003) muntah pada anak dapat disebabkan oleh tiga hal yaitu, karena infeksi pernapasan, disfungsi gastrointestinal dan kelainan otak seperti tumor, dan lain-lain. Muntah pada anak karena infeksi pernapasan bersamaan dengan penyakit petunjuk untuk awitan infeksi. Muntah karena disfungsi gastrointestinal yaitu ejeksi yang kuat isi lambung, melibatkan proses kompleks di bawah kontrol sistem saraf pusat. Muntah karena kelainan otak bisa didahului dengan atau tanpa mual.


(16)

Secara medis muntah dapat merupakan manifestasi berbagai penyakit yang berbahaya, baik gastrointestinal maupun di luar gastrointestinal, juga dapat menimbulkan berbagai akibat seperti gangguan keseimbangan elektrolit, dan gagal tumbuh kembang yang dapat berakibat buruk bagi anak (Suraatmaja, 2007). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang muntah pada anak

1.2Rumusan Masalah

Uraian ringkas dalam latar belakang masalah di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan peneliti yaitu “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan dan Penanganan Ibu tentang Muntah pada Anak Tahun 2010?”.

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak. 1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan para ibu mengenai muntah yang terjadi pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengetahuan antara ibu rumah tangga melalui tinggi rendahnya jenjang pendidikan mengenai muntah yang terjadi pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010.

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan muntah pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010..

4. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan Ibu tentang Komplikasi dan penanganan terhadap muntah yang terjadi pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010.


(17)

1.4 Manfaat Penelitian

Dari uraian tujuan penelitian di atas, maka manfaat yang diharapkan adalah:

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan khususnya tentang muntah yang terjadi pada anak.

1.4.2 Bagi Responden

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi kontribusi sebagai informasi dalam memberikan penyuluhan kepada ibu tentang pengetahuan dan penanganan muntah pada anak baik di perumahan itu sendiri maupun di lingkungan masyarakat melalui kegiatas-kegiatan setempat, seperti arisan, pengajian dan lain-lain.

1.4.3 Bagi Tempat Penelitian

Sebagai sumber pengetahuan baru untuk perumahan tersebut dalam menjelaskan tentang penatalaksanaan awal muntah pada anak.

1.4.4 Bagi penelitian kedokteran

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi penelitian dalam menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk peneliti di masa mendatang. Selain itu dapat dijadikan sebagai informasi awal untuk penelitian kedokteran selanjutnya di Indonesia. Khususnya untuk populasi di kota Medan, Sumatera Utara.


(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan 2.1.1 Definisi

Pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari atau pengetahuan biasa (ordinary knowledge) umumnya dipahami sebagai segala sesuatu yang diketahui langsung dari pengalaman, berdasarkan cerapan panca indera, dan olahan akal budi yang spontan. Pengetahuan dalam arti ini ialah segala sesuatu yang dilihat, didengar, dikecap, dicium, diraba dan hadir dalam kesadaran kita (Sandjaja&Heriyanto, 2006)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan teinga (Notoatmodjo, 2007).

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yng sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru (Sandjaja&Heriyanto, 2006).

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang tersebut untuk menerima informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh pada pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.


(19)

2. Mass media (Informasi)

Majunya teknologi akan menyediakan bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu.

4. Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

5. Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

6. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.

Semain tua seseorang, semakin bijaksana dan semakin banyak informasi yang diperoleh dan semakin banyak yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya. Orang yang sudah tua tidak dapat diajarkan mengenai hal-hal baru karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Beberapa teori berpendapat bahwa IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

2.1.3 Macam-macam pengetahuan

Menurut Immanuel Kant dalam Sandjaja&Heriyanto (2006), ada tiga macam pengetahuan, yaitu:


(20)

1. Pengetahuan analitis apriori

Yaitu pengetahuan yang dapat diketahui lepas dari pengalaman dan bersifat pasti, namun tidak informatif atau tidak berisi (contentless) sebab ia hanya menjelaskan apa yang sudah terdapat dalam makna kata.

2. Pengetahuan Sintetis a posteriori

Yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman 3. Pengetahuan sintetis a priori

Yaitu pengetahuan yang diperoleh lepas dari pengalaman, bersifat pasti, namun pada saat yang bersamaan berisi.

2.1.4 Tingkatan Pengetahuan

Menurut Bloom (1908) dalam Hutagalung & Purba (2001) pengetahuan dibagi atas beberapa tingkatan yang secara berurutan yaitu ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

a. Ingatan

Ingatan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Dalam kemampuan ini seseorang dituntut untuk mampu mengenali atau mengingat kembali apa yang telah dialami, berupa fakta, nama, tempat, ide, rumus-rumus, hukum dan sebagainya.

b. Pemahaman

Tingkatan ini mengacu pada kemampuan memahami makna materi yang dipelajari, tidak cukup hanya dengan menghafal. Umumnya unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menangkap makna suatu konsep yang ditandai dengan kemampuan menjelaskan arti suatu konsep dengan menggunakan kata-kata sendiri.

c. Penerapan

Tingkatan ini mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerangkan dengan tepat pengetahuan yang telah dimiliki pada situasi yang baru menyangkut penggunaan aturan, rumus, prinsip, hukum, metode dan sebagainya. Jadi dalam penerapan ini sudah dipahami kemudian dapat diterapkan dengan tepat untuk


(21)

menyelesaikan masalah atau gejala persoalan yang dihadapi dalam situasi yang baru.

d. Analisis

Tingkatan ini mengacu pada kemampuan berfikir analisis. Kemampuan mengkaji atau menerima suatu bahan atau kedalam unsur-unsur yang lebih kecil atau spesifik. Selain itu mampu memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dipahami.

e. Sintesis

Kemampuan memadukan berbagai unsur secara logis, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Dengan demikian kemampuan ini kebalikan dari kemampuan analisis.

f. Evaluasi

Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gejala, peristiwa, nilai, ide, metode atau pemecahan tertentu berdasarkan norma-norma patokan tertentu. Patokan yang digunakan sebagai dasar memberikan pertimbangan dapat berupa kriteria dari dalam diri atupun dari luar diri. Kemampuan inilah yang merupakan proses pengetahuan yang tertinggi. 2.2 Ibu

Peran ibu dimulai pada kehidupan seorang perempuan menjadi seorang ibu dari anaknya. Persepsi lingkungan sosialnya tentang aturan-aturan peran wanita dapat mempengaruhi pilihannya antara ingin menjadi ibu atau menjadi bebas bukan tergantung pada orang lain (Ratna, 2010).

2.3 Anak

Menurut undang-undang No.23 Tahun 2009, definisi anak pada Pasal 1 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan seorang anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Rentang kehidupan dibagi menjadi sepuluh tahap atau periode, masing masing dengan pola perkembangan dan perilaku tertentu (Hurlock, 1980).


(22)

Tabel 2.1 Tahapan-tahapan dalam rentang kehidupan menurut Hurlock, 1980

TAHAPAN DALAM RENTANG KEHIDUPAN Periode pranatal Konsepsi kelahiran

Bayi Kelahiran sampai akhir minggu kedua

Masa Bayi Akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua Awal masa kanak-kanak Dua sampai enam tahun

Akhir masa kanak-kanak Enam sampai sepuluh atau dua belas tahun Masa puber atau pramasa

remaja

Sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun

Masa remaja Tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun

Awal masa dewasa Delapan belas sampai empat puluh tahun Usia pertengahan Empat puluh sampai enam puluh tahun Masa tua atau usia lanjut Enam puluh tahun sampai meninggal

2.4 Muntah pada anak 2.4.1 Definisi muntah

Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung (DJitowiyono&Kristiyanasari, 2010)

Muntah merupakan suatu cara dimana traktus gastrointestinal membersihkan dirinya sendiri dari isinya ketika hampir semua bagian atas traktus gastrointestinal teriritasi secara luas, sangat mengembang atau bahkan sangat terangsang. Distensi yang berlebihan atau iritasi duodenum menyebabkan suatu rangsangan khusus yang kuat untuk muntah. Reaksi motorik otomatis yang sesuai kemudian menimbulkan perilaku muntah. Impuls-impuls motorik yang menyebabkan muntah ditransmisikan dari pusat muntah dari saraf kranialis V,VII, IX, X, dan XII ke traktus gastrointestinal bagian atas dan melalui saraf spinalis ke difragma dan otot abdomen (Guyton & Hall, 2007).


(23)

2.4.2 Penyebab muntah

Stimulasi taktil (sentuh) di bagian belakang tenggorokan, yaitu salah satu rangsangan paling kuat. Sebagai contoh, mencolokkan sebuah jari ke tenggorokan bagian belakang atau bahkan adanya istrumen gigi atau alat penekan lidah (spatel lidah) di bagian belakang mulut sudah dapat menyebabkan tersedak dan bahkan muntah pada sebagian orang.

Peningkatan tekanan intrakranial, misalnya akibat perdarahan intraserebrum. Dengan demikian, muntah yang timbul setelah cedera kepala dianggap sebagai tanda buruk, hal itu mengisyaratkan bahwa adanya pembengkakan atau perdarahan dalam rongga tengkorak. Muntah yang terjadi dapat disertai dengan atau tanpa mual atau tanpa makan, secara progressif lebih proyektil, lebih parah di pagi hari, hilang dengan bergerak dan mengubah posisi.

Rotasi atau akselerasi kepala yang menimbulkan pusing bergoyang (dizzy), misalnya sewaktu mabuk perjalanan.

Nyeri hebat yang berasal dari berbagai organ, misalnya nyeri sewaktu batu ginjal melewati saluran kemih.

Bahan kimia, termasuk obat atau bahan beracun yang memulai muntah (emetik) baik dengan bekerja di bagian atas saluran pencernaan maupun dengan merangsang kemoreseptor di chemoreceptor trigger zone khusus di otak. Pengaktifan zona tersebut memicu refleks muntah.

Muntah psikis yang dicetuskan oleh faktor emosi, misalnya muntah yang timbul jika seseorang melihat atau membaui sesuatu dan bahkan muntah sebelum mengikuti ujian atau situasi penuh stress lainnya (Sherwood, 2001).

Infeksi pada masa neonatus anak kecil muntah bersamaan dengan penyakit petunjuk untuk awitan infeksi, dapat mendahului tanda-tanda lain dengan selang beberapa jam biasanya berlangsung singkat tetapi dapat menetap selama sakit seperti infeksi traktus, urinarius akut, hepatitis, peritonitis, dan lain-lain (Djitowiyono&Kristiyanasari, 2010).

Disfungsi Gastrointestinal, iritasi atau peregangan lambung dan duodenum. Ejeksi kuat isi lambung melibatkan proses kompleks di bawah kontrol sistem


(24)

saraf pusat yang menyebabkan salivasi, pucat, berkeringat dan takikardia biasanya disertai mual (Price & Wilson, 2005).

Kelainan kongenital saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esophagus, atresia atau stenosis, hirschprung, tekanan intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau minum yang salah dan lain-lain (DJitowiyono&Kristiyanasari, 2010).

Mual dan muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang terjadi dalam tiga stadium yaitu mual, retching (gerakan dan suara sebelum muntah), muntah. Stadium pertama, mual, dapat dijelaskan sebagai perasaan yang sangat tidak enak di bagian belakang tenggorok dan epigastrium, sering menyebabkan muntah. Terdapat berbagai aktivitas saluran cerna yang berkaitan dengan mual, seperti meningkatnya salivasi, menurunnya tonus lambung, dan peristaltik. Peningkatan tonus duodenum dan jejunum menyebabkan terjadinya refluks isi duodenum ke dalam lambung. Namun demikian, tidak terdapat bukti yang mengesankan bahwa hal ini menyebabkan mual. Gejala dan tanda mual seringkali adalah pucat, meningkatnya salivasi, hendak muntah, hendak pingsan, berkeringat dan takikardia (Price & Wilson, 2005).

Retching adalah suatu usaha involunter untuk muntah, seringkali menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diafragma. Kontraksi otot abdomen saat ekspirasi mengendalikan gerakan inspirasi. Pilorus dan antrum distal berkontraksi saat fundus berelaksasi (Guyton & Hall, 2007).

Stadium akhir yaitu muntah, didefinisikan sebagai suatu refleks yang menyebabkan dorongan ekspusi isi lambung atau usus atau keduanya ke mulut (Price & Wilson, 2005).

2.4.3 Mekanisme terjadinya muntah

Pusat muntah menerima masukan dari korteks serebral, organ vestibular, daerah pemacu kemoreseptor (Chemoreceptor Trigger Zone), dan serabut aferen termasuk dari sistem gastrointestinal. Muntah terjadi akibat rangsangan pada


(25)

ventrikel keempat. Muntah dapat dirangsang melalui jalur saraf aferen oleh rangsangan nervus vagus dan simpatis atau oleh rangsangan emetik yang menimbulkan muntah dengan aktivasi Chemoreceptor Trigger Zone.

Jalur aferen menerima sinyal yang menyebabkan terjadinya gerakan ekspulsif otot abdomen, gastrointestinal dan pernapasan yang terkoordinasi dengan epifenomena emetik yang menyertai disebut muntah. Pusat muntah secara anatomis berada di dekat pusat salivasi dan pernapasan, sehingga pada waktu muntah sering terjadi hipersalivasi dan gerakan pernapasan (Guyton & Hall, 2007).

Muntah diawali oleh inspirasi dalam dan penutupan glotis. Diafragma yang berkontraksi turun menekan lambung sementara kontraksi otot-otot abdomen secara simultan menekan rongga abdomen, sehingga tekanan intra-abdomen meningkat dan isi abdomen terdorong ke atas. Karena lambung yang lunak itu tertekan antara diafragma dari atas dan dan tekanan rongga abdomen dari bawah, isi lambung terdorong ke dalam esofagus dan keluar melalui mulut. Glotis tertutup, sehingga muntahan tidak masuk ke saluran pernapasan. Uvula juga terangkat untuk menutup rongga hidung (Sherwood, 2001).

Seringkali pada waktu isi muntah pertama kali memasuki esofagus, sfingter faringoesofagus sering masih tertutup, sehingga tidak ada isi lambung yang masuk ke mulut. Peregangan esofagus oleh vomitus menginduksi gelombang peristaltik sekunder yang mendorong isi lambung kembali kedalam lambung. Siklus tersebut berulang-ulang sendiri pada saat isi lambung kembali terperas naik ke dalam esofagus. Rangkaian keadaan inilah yang tadi disebut dengan retching

atau dorongan. Setelah serangkaian dorongan, pada saat tekanan sudah cukup besar, yang bersangkutan menyorongkan rahangnya, membuka sfingter faringoesofagus. Isi lambung kemudian terdorong melalui esofagus dan keluar melalui mulut. Selama waktu tersebut, duodenum berkontraksi secara kuat, yang mungkin mendorong sebagian isi usus kembali ke dalam lambung dan keluar bersama muntah. Dengan demikian bahan yang dimuntahkan dapat berwarna kekuningan akibat adanya empedu yang masuk ke usus halus dari hati dan kandung empedu. Keluar cairan terus menerus kemungkinan akibat obstruksi


(26)

esofagus. Muntah proyektif kemungkinan akibat stenosis pylorus, muntah hijau kekuningan kemungkinan obstruksi di bawah ampula vateri (Price & Wilson, 2005).

Siklus muntah dapat berulang beberapa kali sampai lambung kosong. Muntah biasanya didahului oleh pengeluaran air liur berlebihan, berkeringat, peningkatan kecepatan denyut jantung, dan rasa mual yang semuanya merupakan tanda-tanda umum lepas muatan sistem saraf otonom (Price & Wilson, 2005). 2.4.4 Kondisi yang berkaitan dengan muntah

Muntah dianggap penting karena dapat menjadi indikator berbagai keadaan, seperti obstruksi usus, infeksi, nyeri, penyakit metabolik, penyakit labirin dan vestibular, substansi emetik dan eksogen seperti racun, uremia atau gagal ginjal, penyakit radiasi, kondisi psikologis, migrain, infark miokard, dan

sinkop sirkulatorik (Price & Wilson, 2005). 2.4.5 Diagnosa muntah

Mual dan muntah dapat terjadi akibat banyak jenis penyakit sehingga penting untuk membedakan antar gejala-gejala yang khas. Gejala yang timbul dalam beberapa jam atau hari dapat menunjukkan adanya infeksi akut dan penyakit peradangan. Mual dan muntah yang berlangsung selama beberapa minggu dapat menunjukkan adanya penyebab obstruktif, karsinogenik, atau psikogenik. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan adalah waktu mual dan muntah, kaitan dengan makanan, isi dan bau muntah, dan gejala yang terkait seperti nyeri, penurunan berat badan, demam, menstruasi, massa di abdomen, ikterik, sakit kepala, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi penegakan diagnosis dan pengobatannya (Price & Wilson, 2005 dan Suraatmaja, 2007). 2.4.6 Komplikasi muntah

Muntah juga dapat menyebabkan timbulnya penyulit yang mengancam jiwa karena berkaitan dengan sistem saraf simpatis dan otonom. Mual dan muntah juga berpengaruh pada cairan dan elektrolit tubuh. Karena tidak makan juga dapat terjadi ketosis, ketosis menyebabkan asidosis dan renjatan.

Pada muntah yang berlebihan, tubuh mengalami pengeluaran cairan yang berlebihan dan asam yang dalam keadaan normal direabsorpsi. Penurunan volume


(27)

plasma yang terjadi dapat menimbulkan dehidrasi dan masalah sirkulasi, sementara keluarnya asam dari tubuh dapat menyebabkan alkalosis metabolik. Bila muntah sering dan hebat akan timbul ketegangan otot dinding perut,

perdarahan konjungtiva, ruptura esofagus, infeksi mediastinum, aspirasi muntah

dengan aspirasi pneumonia dan atelektasis, jahitan akan terlepas pada penderita pasca operasi dan timbul perdarahan. Bisa juga terjadi kegagalan organ seperti gagal fungsi ginjal dan iritasi pada esofagus akibat muntah yang berulang. (Suraatmaja, 2007).

Namun muntah tidak selamanya merugikan. Muntah terbatas yang ditimbulkan oleh iritasi saluran pencernaan dapat merupakan upaya positif untuk mengeluarkan bahan-bahan berbahaya dari lambung dan tidak membiarkannya tertahan dan diserap. Pada kenyataannya, emetik sering diberikan pada kecelakaan ingesti suatu racun untuk segera mengeluarkan bahan tersebut dari tubuh. (Sherwood, 2001).

2.4.7 Penanganan muntah

Orangtua dapat memberikan pertolongan pertama pada saat anak muntah dengan cara diberi minum secara bertahap, miringkan atau tinggikan kepala anak untuk mencegah anak tersedak saat muntah, menghindari makanan padat sampai muntah hilang, dan istirahat. Bergantung kepada penyebabnya (pengobatan kausal). Berikan suasana yang tenang, perlakukan anak dengan baik dan hati-hati, berikan diet yang sesuai dan jangan berikan makanan yang merangasang, kaji sifat muntah nya. Simptomatis dapat diberi antiemetik yang dibagi dalam 4 golongan yaitu sedativum, derivat beladona, antihistaminikum dan fenotiazin (largactil dan phenergen) (www.anakku.net).

Bila anak disertai muntah berdarah karena ada iritasi mukosa yang menyebabkan pembuluh darah bisa rusak karena obstruksi di daerah pylorus

akibat inflamasi sehingga terbentuk scar dan juga karena pemakaian NSAID yang terlalu lama, diare berdarah, urinnya berwarna merah, muntah disertai sakit kepala yang berlebihan, rasa mengantuk, letargi dan leher tegang, tanda-tanda dehidrasi berat, muntah terus-terusan 2 sampai 4 jam tanpa berhenti, diare berat 12 hingga


(28)

24 jam dan disertai nyeri perut berat segeralah lapor atau rujuk ke rumah sakit yang terdekat (www.kaiserpermanente.com).

Tanda-tanda dehidrasi yang ringan seperti mulut atau lidah kering, bibir pecah-pecah, tidak ada airmata saat menangis, gelisah, tidak buang air kecil selama 4-6 jam. Sedangkan tanda-tanda dehidrasi sedang yaitu semua tanda dehidrasi ringan ditambah dengan kulit kering dan keriput, tidak berdaya dan letih, tidak nafsu makan, mata cekung, susah bernafas, denyut nadi lemah dan cepat, kaki dan tangan terasa sejuk. Tanda-tanda dehidrasi berat adalah muntah proyektil, suhu > 380C, muntah berdarah, muntah berwarna hijau, muntah setelah cedera kepala, bingung dan mengantuk, nyeri yang kuat di perut, perut kembung dan muntah terus-terusan tanpa berhenti (www.infosihat.gov).

Jika anak dehidrasi berikan berikan oral rehidrasi dengan cairan setiap 15 menit selama 2 jam dan setiap 2 jam selam 12-18 jam setelah anak muntah. Berikan cairan glukosa dan commercials electrolyte solution seperti pedialit. Jangan berikan minuman juice atau yang bersoda (www.infosihat.cov).


(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN dan DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan tahun 2010.

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka kerangka konsep dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni: indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

Pengetahuan Ibu

Tingkat Pengetahuan Ibu tentang muntah pada

anak:  Baik  Sedang  Buruk Pengetahuan Ibu terhadap

muntah pada anak tentang:  Pengertian

 Penyebab  Komplikasi

 Penanganan/tindakan

Tingkat pendidikan ibu:

- Tidak atau tamat SD, SMP atau SMA atau yang sederajat.

- Tamat

akademi/yang sederajat


(30)

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan teinga (Notoatmodjo, 2007).

Peran ibu dimulai pada kehidupan seorang perempuan menjadi seorang ibu dari anaknya. Persepsi lingkungan sosialnya tentang aturan-aturan peran wanita dapat mempengaruhi pilihannya antara ingin menjadi ibu atau menjadi bebas bukan tergantung pada orang lain (Ratna, 2010).

Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung (Djitowiyono&Kristiyanasari, 2010, hal 110).

Anak menurut Undang-Undang No.23 Tahun 2009 yaitu yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Kuesioner pada penelitian ini berisi bagian awal yaitu data pribadi responden dan bagian berikutnya berisi pertanyaan untuk menilai tingkat pengetahuan responden tentang muntah pada anak.

3.3 Aspek Pengukuran

Tabel 3.1 Aspek Pengukuran

Variabel Definisi

Operasional Alat ukur Hasil Ukur

Skala Ukur

Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak

Kuesioner

SPSS (Baik, Sedang dan Buruk)


(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Desaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif Cross sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat suatu gambaran tentang keadaan yang objektif. Dalam hal ini gambaran penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang muntah pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan.

Pada dasarnya semua jenis penelitian Cross Sectional adalah penelitian survei. Menurut Notoadmojo (2007) penelitian survei dilakukan terhadap objek dalam waktu tertentu dengan tujuan untuk menilai kondisi atau penyelenggaraan suatu program dan hasil penelitiannya digunakan untuk menyusun suatu perencanaan demi perbaikan program tersebut.

4.2. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2010 di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan di Kecamatan Medan Maimun Kelurahan Kampung Baru, Medan. Alasan peneliti memilih Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan sebagai tempat penelitian karena peneliti tertarik melakukan penelitian disana dan lokasi perumahan yang strategis dan melihat kondisi perumahan disana yang berbeda dengan perumahan-perumahan lainnya yang ada di Kota Medan dan jumlah Ibu-Ibunya relatif banyak sehingga dapat memenuhi kriteria sampel yang diinginkan.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang sudah memiliki anak yang bertempat tinggal di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan dengan populasi sebanyak 120 orang. Jika peneliti tidak tahu pasti jumlah dan karakteristik dari populasi penelitian maka peneliti bisa membagi dalam bagian wilayah dari daerah tersebut (Notoadmotjo,1993).


(32)

4.3.1 Populasi target

Populasi target dalam penelitian ini adalah ibu yang telah memiliki anak.

4.3.2 Populasi terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah ibu yang telah memiliki anak yang bertempat tinggal di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. 4.3.3 Sampel Penelitian

Menurut Wahyuni (2007) besarnya sampel yang akan diambil dari populasi didalam penelitian ini dapat ditentukan dengan menggunakan rumus yaitu:

N.Z²1-α/2 p.(1-p) n =

(N-1)d² + Z²1-α/2. p.(1-p) Keterangan

n : Besar sampel minimum

Z1-α/2 : Nilai distribusi normal baku pada α tertentu (1.96) p : Harga proporsi di populasi (0.5)

d : Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (10%) N : Jumlah di populasi (120)

Dari rumus diatas maka dapat diperoleh hasil pengukuran sampelnya yaitu 53,6 kemudian selanjutnya digenapkan menjadi 54. Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 54 orang.

Pengambilan sampel dilakukan secara convenient sampling, pada cara ini penarikan sampel dilakukan secara subjektif oleh peneliti ditinjau dari sudut kemudahan, tempat pengambilan sampel dan jumlah sampel yang akan diteliti. Peneliti menyusun kriteria inklusi responden sebagai subjek studi yaitu:

1. Ibu yang sudah memiliki anak (berusia ≤18 tahun), Ibu adalah orang terdekat yang mengerti akan anak, sehingga peneliti mengambil sampel berupa ibu-ibu yang sudah memiliki anak.


(33)

2. Dapat menggunakan bahasa indonesia dengan baik 3. Dapat membaca dan menulis dengan baik dan benar 4. Ibu yang bersedia menjadi responden

5. Ibu yang mau menjawab kuesioner Dan kriteria eksklusinya adalah: 1. Ibu yang tidak tinggal di perumahan tersebut

2. Ibu yang memiliki anak tetapi jarang dirumah atau selalu pergi keluar kota

4.4. Metode pengumpulan data

Prosedur pengumpulan data akan dilakukan setelah mendapat rekomendasi izin pelaksanaan penelitian dari Institusi Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Setelah mendapat izin dari bagian perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang maksud, tujuan dan prosedur penelitian selama lima menit. Bagi calon responden yang bersedia menjadi responden diminta menandatangani informed concent. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan peneliti dengan mengisi sendiri kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti selama 15 menit dan peneliti menunggu responden pada waktu menjawab keuseioner. Setelah waktu yang ditentukan habis maka peneliti mengambil kembali kuesioner tersebut. Kemudian peneliti akan mengumpulkan kuesioner untuk dilakukan analisa data.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data 4.5.1 Pengolahan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri yang mempertimbangkan kebutuhan sebagai data pribadi responden, sedangkan kuesioner pengetahuan dibuat oleh peneliti dengan mengacu kepada kerangka konsep dan tinjauan pustaka. Pada bagian awal instrumen penelitian berisi data pribadi responden meliputi nama, usia, telepon, tingkat pendidikan, pekerjaan, aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah dan sumber informasi yang paling berkesan.


(34)

Bagian istrumen berikutnya berisi pertanyaan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang muntah pada anak. Bagian ini terdiri dari 14 pertanyaan tentang muntah pada anak yang dibagi dalam 2 sub variabel yakni definisi dan penyebab (1-8) dan komplikasi dan penanganan (9-14). Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Nilai terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 54. Dengan menggunakan rumus statistik menurut Sudjana (1992), dengan rentang sebesar 54 dan banyak kelas dibagi area 3 kategori kelas untuk pengetahuan baik, sedang dan buruk, maka diperoleh panjang kelas (p) sebesar 3.

Dengan p=3 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas pertama, pengetahuan dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut:

Tabel 4.1. Kriteria pengetahuan

Interval Kriteria

0-17 Pengetahuan buruk

18-36 Pengetahuan sedang


(35)

4.5.2. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah data terkumpul semua, untuk melakukan analisa data dilakukan dengan teknik analisa kualitatif melalui beberapa tahap, pertama mengecek inisial dan kelengkapan identitas data responden serta memastikan bahwa semua pertanyaan telah diisi, kedua memberi tanda nomor kuesioner, ketiga mensortir dengan memilih data menurut jenisnya, keempat memasukkan data yang sudah diberi kode kategori dalam tabel dengan cara menghitung

frekuensi data, persentase, mean dan standard deviasi untuk menganalisa data pribadi dan nilai keempat doman menggunakan teknik komputerisasi, kelima membersihkan data, melihat apakah data sudah atau belum teregistrasi. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi. Mean dan standard deviasi (SD) digunakan untuk mendeskripsikan data pribadi dan pengetahuan ibu tentang muntah pada anak.


(36)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, kecamatan Medan Maimun Kelurahan Kampung Baru, Medan, dimana penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Agustus dan Oktober 2010. Penelitian ini diikuti 54 orang ibu yang memiliki anak usia 2 sampai 12 tahun yang telah bersedia mengikuti penelitian dan menjawab dengan lengkap seluruh pertanyaan dan pernyataan yang tertuang di kuesioner.

Selain menjawab pertanyaan penelitian mengenai pengetahuan ibu tentang muntah pada anak, dalam bab ini juga dijabarkan deskripsi karakteristik responden yang berada di Kelurahan Tembung, Kecamatan Medan Tembung.

5.1Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di wilayah Kecamatan Medan Maimun yang merupakan salah satu dari 21 kecamatan di kota Medan, Sumatra Utara, Indonesia. Kecamatan Medan Maimun berbatasan dengan Medan Polonia di sebelah barat, Medan Kota di timur, Medan Johor di selatan, dan Medan Petisah di utara.

Kecamatan Medan Maimun ini terdiri dari 6 kelurahan, yaitu kelurahan Sukaraja, kelurahan AUR, kelurahan Jati, kelurahan Hamdan, kelurahan Sei Mati, dan kelurahan Kampung Baru. Kompleks Pusat Penelitian Kelapa Sawit berada di kelurahan Kampung Baru, yang tepatnya berada di jalan Brigadir Jenderal Katamso.

Perumahan ini memiliki 120 orang kepala keluarga pada tahun 2010. Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit ini memiliki luas wilayah ± 2.982 dengan lokasi yang berada di pinggir, jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain tidak begitu dekat dan dikelilingi oleh pepohonan. Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit ini tidak begitu padat seperti perumahan biasanya.


(37)

Sehingga orang-orang yangtinggal disana merasa nyaman untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

5.2. Karakteristik Individu

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (n=54) di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010

Karakteristik Umur (tahun)

Frekuensi (n) Persen (%)

21-30 12 22.2

31-50 38 70.4

51-60 4 7.4

Total 54 100.0

Dari tabel 5.1 diatas, dapat dilihat bahwa responden (Responden dalam penelitian ini adalah Ibu yang tinggal di Perumahan Penelitian Kelapa Sawit Medan pada tahun 2010 yang paling banyak berusia 31-50 tahun yaitu 38 orang (70,4%) sedangkan yang paling sedikit berusia 51-60 tahun yaitu (7,4%).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir dan Pekerjaan (n=54) di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

Pendidikan Terakhir

Tidak tamat SD 1 1.9

SD 6 11.1

SMP/ Sederajat 11 20.4

SMA/ Sederajat 26 48.1

PT/ Sederajat 10 18.5

Total 54 100.0

Pekerjaan


(38)

Tidak Bekerja (IRT) 44 81.5

Total 54 100.0

Pendidikan terakhir responden terbagi atas 6 jenjang pendidikan yaitu, Tidak tamat SD (Sekolah Dasar), SD (sekolah dasar), SMP (sekolah menengah pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas)/SMEA (Sekolah Menengah Ekonomi Atas), Akademi/PT (Perguruan Tinggi) (D1, D2, D3 dan S1). Dari tabel diatas, dapat dilihat mayoritas responden mempunyai pendidikan terakhir dijenjang SMA yaitu 26 orang (48,1%) dan yang paling sedikit adalah yang mempunyai pendidikan terakhir dijenjang tidak tamat SD sebanyak 1 orang (1,9%) .

Pekerjaan terbanyak dari subjek penelitian ini adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 44 orang (81,5%) dan yang paling sedikit adalah yang bekerja sebanyak 10 orang (18,5%).

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Responden Berdasarkan Aktivitas setempat dan Sumber Informasi yang diperoleh mengenai muntah pada anak (n=54) di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010

Variabel Frekuensi (n) Persen (%)

Aktivitas Setempat Tidak ada Pengajian Arisan Total Sumber informasi Media Elektronik Petugas Kesehatan Aktivitas Setempat Keluarga Total 10 28 16 54 29 9 13 3 54 18,5 51,9 29,6 100,0 53,7 16,7 24,1 5,6 100,0


(39)

Dari hasil tabel 5.3 diatas dapat diperoleh aktivitas setempat yang paling banyak diikuti Ibu-Ibu di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan pada Tahun 2010 ini yaitu pengajian sekitar 28 orang (51,9%) dan yang paling sedikit adalah tidak mengikuti kegiatan apapun yaitu sekitar 10 orang (18,5%).

Sumber informasi yang diperoleh Ibu tersebut tentang muntah di perumahan tersebut yang paling banyak adalah melalui Media elektronik yaitu 29 orang`(53,7%) dan yang paling sedikit adalah melalui keluarga yaitu 3 orang (5,6%).

5.3. Hasil Analisa Data

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010 (n=54)

Pengetahuan Frekuensi (n) Persen (%)

Baik 46 85.2

Sedang Buruk

8 0

14.8 0

Total 54 100.0

Dari tabel 5.4 diatas, dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan yang baik mengenai Muntah pada Anak memiliki persentase yang cukup tinggi yaitu 85,2% sekitar 46 orang, tingkat pengetahuan sedang 14,8% sekitar 8 orang dan tidak ada satupun responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang buruk.

5.3.1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan berdasarkan Usia

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan pada Tahun 2010 berdasarkan Usia Responden (n=54)

Kelompok usia

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Sedang Buruk

f % f % f %


(40)

31-50 32 69,56 6 75,00 0 0 38

51-60 4 8,70 0 0 0 0 4

Total 46 100% 8 100% 0 0 54

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik lebih banyak berada pada kelompok usia 31-50 tahun, yaitu 32 orang (69,56%). Responden dengan pengetahuan sedang berada pada kelompok usia 21-30 tahun, yaitu 10 orang (21,74%). Sedangkan untuk pengetahuan buruk, berdasarkan usia tidak terdapat satupun responden dengan kriteria pengetahuan buruk.

5.3.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Muntah pada Anak di

Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan pada Tahun 2010 berdasarkan Pendidikan terakhir Responden (n=54)

Pendidikan Terakhir

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Sedang Buruk

F % f % f %

Tidak Tamat SD 1 2,16 0 0 0 0 1 SD 4 8,70 2 25,00 0 0 6

SMP 10 21,74 1 12,50 0 0 11 SMA/SMEA 23 50,00 4 50,00 0 0 27

Perguruan 8 17,40 1 12,50 0 0 9 Tinggi

TOTAL 46 100,0 8 100,0 0 0 54

Berdasarkan tabel 5.6 diatas dapat dilihat bahwa responden dengan pengetahuan baik mayoritas berpendidikan terakhir SMA ataupun SMEA, yakni 23 orang (50,0%). Responden dengan pengetahuan sedang mayoritas berpendidikan terakhir SMA/SMEA sebanyak 4 orang (50,00%). Sedangkan responden dengan pengetahuan buruk tidak dijumpai pada responden.


(41)

5.3.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan pada Tahun 2010 berdasarkan Pekerjaan Responden (n=54)

Jenis Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Total

Baik Sedang Kurang

F % F % f %

Bekerja 8 17,40 2 25,00 0 0 10 Tidak bekerja 38 82,60 6 75,00 0 0 44 (IRT)

Total 46 100,00 8 100,00 0 0 54

Berdasarkan tabel 5.7 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang tidak bekerja atau Ibu rumah tangga yaitu 33 orang (82,60%) memiliki pengetahuan yang baik, sekitar 6 orang (75,00%) berpengetahuan sedang. Dan responden yang bekerja yang memiliki pengetahuan baik sekitar 8 orang (17,40%), yang memiliki pengetahuan sedang 2 orang (25,00%) dan tidak ada satupun responden yang bekerja dan tidak bekerja yang memiliki pengetahuan buruk.


(42)

5.3.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan pada Tahun 2010 berdasarkan Aktivitas yang Diikuti di sekitar Rumah (n=54)

Jenis Aktivitas

Pengetahuan

Total

Baik Sedang Buruk

F % F % f %

Tidak

ada 9 19,57 1 12,50 0 0 10

Arisan 16 34,78 0 0 0 0 16

Pengajian 21 45,65 7 87,50 0 28

Total 46 100,00 8 100,00 0 0 54

Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mengikuti aktivitas sehari-hari yaitu Pengajian sekitar 21 orang (45,6%) yang berpengatahuan baik, sedangkan mayoritas responden yang berpengetahuan sedang yaitu 7 orang (87,50%) yang mengikuti pengajian juga dan tidak ada satupun responden yang mengikuti aktivitas seperti arisan dan pengajian ataupun yang tidak mengikuti aktivitas yang memiliki pengetahuan buruk.

5.3.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan pada Tahun 2010 berdasarkan Sumber Informasi yang Diperoleh (n=54)

Sumber Informasi

Pengetahuan

Total

Baik Sedang Buruk

F % F % f %

Media

Elektronik 26 56,52 3 37,50 0 0 29

Petugas


(43)

Kegiatan

Setempat 10 21,73 3 37,50 0 0 13

Keluarga 3 6,54 0 0 0 0 3

Total 46 100,00 8 100,00 0 0 54

Berdasarkan tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mendapat sumber informasi yaitu melalui Media Eletronik (Televisi, Radio, dan lain-lain) sebanyak 26 orang (56,52%) dan yang mendapat informasi paling sedikit adalah melalui keluarga yaitu sebanyak 3 orang (6,54%), dan tidak ada satupun responden yang mendapatkan informasi baik media elektronik, petugas kesehatan, kegiatan setempat dan keluarga yang memiliki pengetahuan buruk.

5.3.6 Data Pengetahuan Ibu Tentang Muntah pada Anak

Tabel 5.10.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan pengetahuan Ibu (Definisi dan Penyebab (Nomor 1-8)) tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan pada Tahun 2010 (n=54).

No Pertanyaan

Pengetahuan Benar Salah n (%) n (%) 1 Muntah adalah keluarnya kembali sesuatu

bahan dalam perut melalui mulut secara spontan atau tidak spontan.

52 96.3 2 3.7

2 Muntah selalu didahului perasaan mual. 54 100 0 0 3 Muntah dapat terjadi sewaktu anak tertidur

saat perjalanan. 28 51.9 26 48.1

4 Makan dalam keadaan anak sedang

berbaring dapat memicu terjadinya muntah. 40 74.1 14 25.9 5 Termakan bahan-bahan beracun dapat

menyebabkan muntah pada anak 54 100 0 0 6 Keadaan kritis seperti menghadapi ujian


(44)

7 Melihat sesuatu yang kotor atau yang jorok

merupakan penyebab muntah pada anak. 48 88.9 6 11.1 8 Mencium sesuatu seperti berada di sekitar

pabrik karet dapat memicu terjadinya muntah pada anak

49 90.7 5 9.3

Berdasarkan hasil penelitian untuk kuesioner pengetahuan Ibu tentang definisi dan penyebab muntah pada anak bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan baik tentang definisi dan penyebab muntah pada anak. Dan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada nomor 2 dan 5 yaitu sebanyak 54 orang (100%). Sedangkan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 6 yaitu sebesar 61,1%.

Tabel 5.10.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase berdasarkan pengetahuan Ibu (Komplikasi dan Penangan (Nomor 9-14)) tentang Muntah pada Anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan pada Tahun 2010 (n=54).

9 Anak yang mengalami muntah berat tidak mempengaruhi kadar cairan di dalam tubuh anak tersebut.

39 72.2 15 27.8

10 Muntah dapat menyebabkan anak tidak

selera makan dan badal lemas-lemas. 53 98.1 1 1.9 11 Muntah dapat menyebabkan mata merah 43 79.6 11 20.4 12 Muntah tidak perlu ditangani karena muntah

merupakan gejala biasa dan akan sembuh sendiri

39 72.2 15 27.8

13 Agar anak tidak tersedak saat muntah

miringkan kepala anak 31 57.4 23 42.6 14 Boleh saja memberikan makanan padat saat


(45)

Berdasarkan hasil penelitian untuk kuesioner pengetahuan Ibu tentang komplikasi dan penangan muntah pada anak bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan baik tentang komplikasi dan penanganan muntah pada anak. Dan pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pada nomor 10 yaitu sebanyak 53 orang (98,1%). Sedangkan yang paling banyak dijawab salah adalah pertanyaan nomor 13 yaitu sebanyak 23 orang (61,1%).

5.2 Pembahasan

Responden pada penelitian ini berjumlah 54 orang. Gambaran pengetahuan responden tentang muntah pada anak dinilai dengan menghitung jumlah responden yang menjawab dengan benar masing-masing pertanyaan pada kuesioner pengetahuan tentang muntah pada anak. Jika dari 54 responden terdapat 0-17 responden yang dapat menjawab dengan benar, berarti pengetahuan responden tantang jawaban pertanyaan tersebut tergolong buruk. Jika 18-36 responden yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar berarti pengetahuan responden tentang jawaban pertanyaan tersebut tergolong sedang. Jika terdapat 37-54 responden yang dapat menjawab dengan benar berarti pengetahuan responden tentang jawaban pertanyaan tersebut tergolong baik.

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa yang berpengetahuan baik lebih banyak berada pada kelompok usia 31-50 tahun, yaitu 32 orang (69,56%), dengan pendidikan terakhir adalah SMA ataupun SMEA, yakni 23 orang (50,0%), yang tidak bekerja atau sebagai Ibu rumah Tangga sebanyak 33 orang (82,60%), dengan aktivitas sehari-hari yaitu Pengajian sekitar 21 orang (45,6%) dan mayoritas responden yang mendapatkan informasi tentang muntah pada anak yaitu melalui Media Eletronik (Televisi, Radio, dan lain-lain) sebanyak 26 orang (56,52%).

Dari pertanyaan nomor 1-8 tentang definisi dan penyebab muntah pada anak (pertanyaan No. 1-8), rerata jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah 43 responden. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang muntah pada anak secara umum tergolong baik karena terdapat didalam rentang nilai 37-54 yaitu berpengetahuan baik. Pertanyaan yang paling banyak dijawab


(46)

dengan benar adalah pertanyaan nomor 2 dan 5 yaitu muntah selalu didahuli oleh perasaan mual dan termakan bahan-bahan beracun dapat menyebabkan muntah pada anak, yaitu sebanyak 54 responden yang menjawab dengan benar. Sedangkan pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 6 bahwa Keadaan kritis seperti menghadapi ujian dapat menyebabkan anak muntah, yaitu hanya 21 responden yang menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memahami dengan sangat baik tentang definisi dan penyebab muntah pada anak.

Dari pertanyaan 9-14 tentang komplikasi dan penanganan muntah pada anak, rerata jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah 43 responden, berarti pengetahuan responden tentang komplikasi dan penanganan muntah pada anak secara umum tergolong baik. Pertanyaan pengetahuan tentang komplikasi dan penanganan muntah pada anak yang terbanyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 10 bahwa muntah dapat menyebabkan anak tidak selera makan dan badan lemas-lemas, yaitu sebanyak 53 responden menjawab dengan benar. Sedangkan pertanyaan yang paling sedikit dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 13 bahwa Agar anak tidak tersedak saat muntah miringkan/tinggikan kepala anak, yaitu hanya 31 responden yang menjawaab dengan benar.

Secara keseluruhan, rerata jumlah responden yang menjawab dengan benar pada ke-14 pertanyaan pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak adalah 46 responden, berarti pengetahuan responden tentang muntah pada anak tergolong baik. Peneliti berasumsi bahwa informasi yang diterima responden tentang gejala yang biasa diderita anak-anak telah cukup efektif khususnya terhadap pengetahuan responden mengenai muntah walaupun belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Dari hasil penelitian diketahui gambaran pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan Tahun 2010 sebagian besar termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 85,2% dan sisanya tergolong dalam kategori sedang 14,8%. Pengetahuan diperoleh setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.


(47)

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.Sebagian beasar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan baik dan sedang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta faktor lingkungan. Semakin banyak orang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, dari petugas kesehatan maupun media cetak akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai gambaran pengetahuan Ibu tentang muntah pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan

6.1 Kesimpulan

Penelitian dilakukan terhadap 54 orang Ibu yang menjadi responden dengan teknik convenient sampling.

1. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa rata-rata responden berusia 31-50 tahun (70,4%). Mayoritas responden merupakan berpendidikan terakhir SMA/SMEA (48,1%). Rata-rata responden tidak bekerja atau menjadi Ibu Rumah Tangga (81,5%). Mayoritas yang mengikuti aktivitas setempat seperti pengajian (51,9%). Rata-rata responden sering mendapat informasi tentang penyakit pada anak mereka melalui media elektronik (53,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden yakni 54 orang (100%) memiliki tingkat pengetahuan yang bervariasi tentang muntah pada anak.

2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ibu-ibu dengan pendidikan SMA/SMEA merupakan mayoritas responden yaitu sebesar 50% dengan pengetahuan baik Sedangkan responden yang memiliki pendidikan terakhir Pegruruan Tinggi atau sederajat sebesar 17,4 %. Hal ini menggambarkan bahwa tidak selamanya pengetahuan yang baik diukur dari tingginya pendidikan terkahir seseorang. Melainkan dari pengalaman yang mereka dapat seperti aktivitas setempat, dan sumber informasi seperti media elektronik, keluarga dan lain-lain. 3. Dari hasil penelitian juga didapatkan faktor tertinggi yang dapat menyebabkan anak muntah adalah karena terangsangnya pusat muntah di hipotalamus oleh karena termakan atau terciun bahan-bahan beracun, dan lain-lain kemudian menyebabkan anak mual dan muntah. Dan untuk penanganan awal dan cepat seorang Ibu jika mendapatkan anaknya muntah segeralah miringkan atau tinggikan kepala anak, karena jika muntah yang terjadi pada anak berlangsung


(49)

lama dapat menyebabkan anak kehilangan banyak cairan dan dehidrasi, dan pada keaadaan lanjut dapat juga menyebabkan kemerahan pada konjungtiva anak. 4. Pengetahuan Ibu tergolong baik tentang definisi, penyebab, komplikasi dan penanganan muntah pada anak. Secara keseluruhan (dari 14 pertanyaan) Pengetahuan Ibu tentang Muntah pada Anak tergolong baik (rerata jumlah responden yang menjawab dengan benar masing-masing pertanyaan adalah 46 responden).

6.2 Saran

6.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian bekerja sama dengan puskesmas atau rumah sakit untuk mengadakan penyuluhan secara rutin di Perumahan tentang penyakit yang biasa diderita anak khususnya tentang muntah sehingga pengetahuan tentang muntah pada anak menjadi lebih baik. Edukasi dan sosialisasi mengenai Muntah pada anak diharapkan terus dilakukan terhadap Ibu, khususnya Ibu yang memiliki anak balita di lingkungan kelurahan melalui program posyandu maupun program sosialisasi kesehatan yang dilakukan puskesmas setempat, agar nantinya terjadi peningkatan pengetahuan, terutama sikap,dan tindakan Ibu mengenai Muntah pada Anak dan dari hal ini diharapkan penurunan angka kejadian Muntah pada Anak.

6.2.2 Peneliti Kedokteran

Penelitian ini dilakukan pada 54 responden dari populasi di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan, untuk penelitian selanjutnya dengan jumlah lebih besar dan perlu dinilai sikap, tindakan dan perilaku terhadap muntah pada anak.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Husein & Hassan, Rusepno, 2005. Gastroenterologi. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, ed. Ilmu Kesehatan Anak.Edisi keempat. Jakarta: Infomedika, 312.

Arthur C, Guyton, John E. Hall, 1997. Fisiologi Gangguan Gastrointestinal.

Dalam: Irawati, Setiawan ed. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 1057-1057-1058.

Dhana Mae, B., 2007. What is Vomiting. Available from: httpwww.scribd.comdoc28188215vomiting-in-children.pdf. Mei 2010}.

{Accessed 02

Djitowiyono, Sugeng & Kristiyanasari, Weni, 2010. Muntah dan Gumoh. Dalam: Arijadi, Desi. ed. Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta: Muha Medika, 110-112.

Hurlock, Elizabeth, 1980. Pertumbuhan dan Kemunduran. Dalam: Sijabat, Ridwan Max. ed. Psikologi Perkembangan (Suatu Perkembangan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga, 12-14

Infosihat, 2007. Muntah. Available From:

2010}.

Mansjoer, Arif, Suprohaita, Wardhani, Wahyu Ika & Setiowulan, Wiwiek, 2000. Gastroenterologi Anak. Dalam:Noerasid H., et al. (eds). 2000. Kapit Selekta Kedokteran edisi ketiga jiliid kedua. Jakarta: Media Aesculapius, 478-480. Notoatmodjo, Seokidjo, 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Dalam:

Kesehatan Masyarakat (ilmu & seni). Jakarta: Rineka Cipta, 143-144.

Novapdf, 2007. Modul Muntah. Available from:

httpwww.akademik.unsri.ac.iddownloadjournalfilesmedhasMuntah%20B%20 8%20%5BCompatibility%20Mode%5D.pdf.

Price, Sylvia A. & Wilson, Lorraine M., 2005. Gangguan Lambung dan Duodenum. Dalam: Hartanto, Huriawati, ed. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi Keenam. Jakarta: EGC, 421-422.


(51)

Putra, Deddy Satriya, 2009. Muntah pada Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD ARIFIN ACHMAD Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Available

from:

{Accessed 20 April 2010}.

Ratna, Dwi, 2010. Adaptasi Psikologis dalam Kehamilan. Dalam: Sel Ani, Meitia Dewi (eds). 2009. ed. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Panji Pustaka, 93. Sandjaja, & Heriyanto, Albertus, 2006. Hakekat Ilmu Pengetahuan.

Dalam:Harsono. ed. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 5 & 19.

Sastroasmoro, Sudigdo & Ismael, Sofyan 2002. Pemilihan Subyek Penelitian.

Dalam:Dasar-Dasar Metodologi Klinis Edisi kedua. Jakarta, Sagung Seto, 67-76.

Sherwood, Lauralee, 2001. Sistem Pencernaan. Dalam: Santoso, Beatricia I., ed. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi Kedua. Jakarta: EGC, 554-556. Suraatmaja, Sudrajat, 2007. Muntah pada Bayi dan Anak. Dalam: Suraatmaja,

sudaryat, ed. Kapita Selekta Gastroenterologi Anak. Jakarta: Sagung Seto, 155-168.

The Permanente Medical Group, Inc, 1998.Vomiting, Diarrhea and Dehydration in Children. California: © 1998, The Permanente Medical Group, Inc. Available from: 2010}.

Tjokroprawiro, Askandar, Pudjirahardo, Widodo Jatim & Putra, Suhartono Taut, 1997. Cara Penulisan Karya Ilmiah. ed. Pedoman Penelitian Kedokteran.Surabaya: Airlangga University Press, 69-84.


(52)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Mega Sari Dewi

Tempat / Tanggal Lahir : Cinta Rakyat, 12 September 1989

Agama : Islam

Alamat : Dusun XIII Desa Percut No: 36 Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 101780 Percut

2. SMP Swasta Al-Azhar Medan 3. SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Riwayat Organisasi : -

Nama Orang Tua :

- Ayah : Rakhmadsyah Hasbullah, S.H - Ibu : Laurina Tambunan S.pd, M.kes


(53)

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MUNTAH PADA ANAK DI PERUMAHAN PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN

TAHUN 2010

No. Kuesioner :

Hari dan tanggal pengambilan data :

Pewawancara : Mega Sari Dewi

Isi dan lingkarilah jawaban berdasarkan pilihan jawaban. (Mohon dijawab SEJUJUR-JUJURNYA DAN JANGAN ADA YANG DIKOSONGKAN. JAWABAN DAN IDENTITAS ANDA AKAN KAMI RAHASIAKAN) A.DATA PRIBADI:

1. Nama :

2. Usia (dalam tahun, sesuai KTP) : 3. Telepon (jika ada) :

4. Tingkat pendidikan : a. tidak tamat SD

b. tamat SD atau yang sederajat c. tamat SMP atau yang sederajat d. tamat SMA atau yang sederajat

e. tamat Akademi atau Perguruan Tinggi atau yang sederajat. 5. Pekerjaan :

a. Bekerja

b. Tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) 6. Aktivitas yang diikuti di lingkungan rumah:

a. Arisan b. Pengajian c. Penyuluhan d. Lain-lain....


(54)

7. Sumber informasi yang paling berkesan a. Petugas kesehatan (bidan, perawat, dokter)  b. Media cetak (koran, majalah) 

c. Media elektronik (televisi, radio) 

d. Kegiatan setempat (penyuluhan, arisan, pengajian)  e. Keluarga 

f. Tetangga 

g. Lain-lain ……… 

h. Tidak pernah mendapat informasi

Pilihlah salah satu jawaban yang benar atau salah berikut ini dengan menggunakan tanda ( ), benar atau salah

B. Soal no.1-8 tentang Definisi dan Penyebab Muntah pada Anak 1. Muntah adalah keluarnya kembali sesuatu bahan dalam perut melalui

mulut secara spontan atau tidak spontan. ( ) Benar

( ) Salah

2. Muntah selalu didahului perasaan mual. ( ) Benar

( ) Salah

3. Muntah dapat terjadi sewaktu anak tertidur saat perjalanan. ( ) Benar

( ) Salah

4. Makan dalam keadaan anak sedang berbaring dapat memicu terjadinya muntah.

( ) Benar ( ) Salah

5. Termakan bahan-bahan beracun dapat menyebabkan muntah pada anak ( ) Benar


(55)

6. Keadaan kritis seperti menghadapi ujian dapat menyebabkan anak muntah ( ) Benar

( ) Salah

7. Melihat sesuatu yang kotor atau yang jorok merupakan penyebab muntah pada anak.

( ) Benar ( ) Salah

8. Mencium sesuatu seperti berada di sekitar pabrik karet dapat memicu terjadinya muntah pada anak.

( ) Benar ( ) Salah

C. Soal no. 9-14 tentang Komplikasi dan Penanganan Muntah pada Anak

9. Anak yang mengalami muntah berat tidak mempengaruhi kadar cairan di dalam tubuh anak tersebut.

( ) Benar ( ) Salah

10. Muntah dapat menyebabkan anak tidak selera makan dan badal lemas-lemas.

( ) Benar ( ) Salah

11. Muntah dapat menyebabkan mata merah ( ) Benar

( ) Salah

12. Muntah tidak perlu ditangani karena muntah merupakan gejala biasa dan akan sembuh sendiri.

( ) Benar ( ) Salah


(56)

13. Agar anak tidak tersedak saat muntah miringkan kepala anak ( ) Benar

( ) Salah

14. Boleh saja memberikan makanan padat saat anak muntah. ( ) Benar


(57)

Lampiran 3

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MUNTAH PADA ANAK DI PERUMAHAN PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN 2010

(INFORMED CONSENT)

Saat ini saya dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, sedang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengetahuan ibu tentang muntah pada anak di Perumahan Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan.

Untuk kepentingan pengumpulan data di dalam penelitian ini, saya mengharapkan partisipasi Anda dalam menjawab pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan pengetahuan, pendapat dan pengalaman yang dimiliki. Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Anda bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang anda berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Jika Anda bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan menandatangani formulir ini.

Terima kasih sebesar-besarnya atas kesediaan Anda berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tanggal:

Peneliti Responden


(58)

Lampiran 4


(59)

Lampiran 5

Data Induk Responden

1. Definisi dan Penyebab Muntah pada anak

Responden Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 1 1 1 1 1 0 1 1

2 1 1 0 0 1 0 1 1

3 1 1 0 1 1 0 1 1

4 1 1 1 1 1 1 1 1

5 1 1 0 0 1 0 1 1

6 1 1 0 1 1 1 1 1

7 1 1 0 1 1 0 1 1

8 1 1 1 1 1 1 1 1

9 1 1 1 1 1 0 1 1

10 1 1 0 1 1 0 1 1

11 1 1 0 1 1 0 1 1

12 1 1 1 1 1 0 1 1

13 1 1 0 0 1 1 1 1

14 1 1 1 1 1 0 1 1

15 1 1 1 1 1 1 1 1

16 1 1 1 1 1 0 1 1

17 1 1 1 0 1 1 1 1

18 1 1 1 1 1 1 1 1

19 1 1 0 1 1 0 1 1

20 1 1 1 1 1 1 1 1

21 1 1 1 1 1 0 1 1


(60)

23 1 1 1 1 1 0 1 1

24 1 1 0 1 1 0 1 1

25 1 1 1 1 1 1 1 1

26 1 1 1 1 1 1 1 1

27 1 1 1 1 1 0 1 1

28 1 1 1 1 1 0 1 1

29 1 1 1 1 1 0 1 1

30


(61)

Responden

Pertanyaan

1 2 3 4 5 6 7 8

31 1 1 0 1 1 0 1 1

32 1 1 0 0 1 0 0 0

33 1 1 1 0 1 0 0 0

34 1 1 0 1 1 0 1 1

35 1 1 1 1 1 1 1 1

36 1 1 0 1 1 1 1 1

37 1 1 1 1 1 1 1 1

38 1 1 0 1 1 0 0 0

39 0 1 0 0 1 1 1 1

40 0 1 1 0 1 0 1 1

41 1 1 1 1 1 0 1 1

42 1 1 0 0 1 0 1 1

43 1 1 0 0 1 0 1 1

44 1 1 0 1 1 0 1 1

45 1 1 1 1 1 1 1 1

46 1 1 0 1 1 1 1 1

47 1 1 1 1 1 0 1 1

48 1 1 1 1 1 0 1 1

49 1 1 1 1 1 1 0 0

50 1 1 0 1 1 1 1 1

51 1 1 0 0 1 0 0 1

52 1 1 0 1 1 0 1 1

53 1 1 0 0 1 1 1 1


(62)

2. Komplikasi dan Penanganan Muntah

Responden Pertanyaan

9 10 11 12 13 14

1 0 1 1 0 1 1

2 1 1 1 1 0 1

3 1 1 1 1 0 1

4 1 1 1 1 1 1

5 1 1 0 1 0 1

6 1 1 0 1 0 1

7 1 1 1 0 0 1

8 1 1 1 1 0 1

9 1 1 1 0 1 1

10 1 1 1 1 0 1

11 1 1 1 1 0 1

12 1 1 1 0 1 1

13 1 1 1 1 1 0

14 0 1 0 1 1 1

15 1 1 0 1 0 1

16 1 1 1 0 1 1

17 1 1 1 1 1 1

18 1 1 1 1 1 1

19 1 1 1 1 1 1

20 0 1 1 0 1 0

21 1 1 1 1 0 1

22 1 1 0 1 1 1

23 0 1 1 0 0 1

24 1 1 0 1 0 1

25 1 1 1 1 1 1


(63)

27 1 1 1 1 0 1

28 1 1 1 0 1 1

29 1 1 1 0 1 1

30 1 1 1 1 0 1

Responden Pertanyaan

9 10 11 12 13 14

31 0 1 1 0 0 1

32 1 1 1 1 0 1

33 0 0 0 2 2 0

34 1 1 1 1 0 1

35 0 1 1 0 1 0

36 1 1 0 1 0 1

37 0 1 1 1 0 1

38 1 1 1 1 0 1

39 1 1 1 0 0 1

40 1 1 1 1 1 1

41 1 1 1 0 1 0

42 0 1 1 1 1 1

43 0 1 1 1 1 1

44 1 1 0 1 0 1

45 1 1 0 1 1 0

46 0 1 1 1 1 1

47 0 1 1 1 1 1

48 0 1 1 1 1 1

49 1 1 1 0 1 1

50 1 1 1 1 1 0

51 1 1 0 1 0 1

52 1 1 1 0 1 1

53 0 1 1 1 1 0


(64)

Lampiran 6

Hasil Analisis SPSS Frekuensi

Kelompok Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid

21-30

12 22.2 22.2 22.2

31-50

38 70.4 70.4 92.6

51-60

4 7.4 7.4 100.0

Tot al


(65)

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Tidak

Tamat SD

1 1.9 1.9 1.9

SD 6 11.1 11.1 29.6

SMP 11 20.4 20.4 98.1

SMA 27 50.0 50.0 77.8

Pergur uan Tinggi

9 16.7 16.7 18.5

Total 54 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Bekerja 10 18.5 18.5 18.5

Tidak 44 81.5 81.5 100.0


(66)

Aktivitas Setempat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak Ada 10 18.5 18.5 18.5

Arisan 16 29.6 29.6 48.1

Pengajian 28 51.9 51.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Sumber Informasi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid MEDIA

ELEKTRONIK

29 53.7 53.7 53.7

PETUGAS KESEHATAN

9 16.7 16.7 70.4

KEGIATAN SETEMPAT

13 24.1 24.1 94.4

KELUARGA 3 5.6 5.6 100.0

Total 54 100.0 100.0

Muntah adalah keluarnya kembali sesuatu bahan dalam perut melalui mulut secara spontan atau tidak spontan (p1)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 2 3.7 3.7 3.7

Benar 52 96.3 96.3 100.0


(1)

Keadaan kritis seperti menghadapi ujian dapat menyebabkan anak muntah (p6)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 33 61.1 61.1 61.1

Benar 21 38.9 38.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Melihat sesuatu yang kotor atau yang jorok merupakan penyebab muntah pada anak (p7)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 6 11.1 11.1 11.1

Benar 48 88.9 88.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Mencium sesuatu seperti berada di sekitar pabrik karet dapat memicu terjadinya muntah pada anak (p8)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 5 9.3 9.3 9.3

Benar 49 90.7 90.7 100.0


(2)

Anak yang mengalami muntah berat tidak mempengaruhi kadar cairan di dalam tubuh anak tersebut (p9)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 15 27.8 27.8 27.8

Benar 39 72.2 72.2 100.0

Total 54 100.0 100.0

Muntah dapat menyebabkan anak tidak selera makan dan badal lemas-lemas (p10)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 1 1.9 1.9 1.9

Benar 53 98.1 98.1 100.0

Total 54 100.0 100.0

Muntah dapat menyebabkan mata merah (p11)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 11 20.4 20.4 20.4

Benar 43 79.6 79.6 100.0

Total 54 100.0 100.0

Muntah tidak perlu ditangani karena muntah merupakan gejala biasa dan akan sembuh sendiri (p12)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 15 27.8 27.8 27.8

Benar 39 72.2 72.2 100.0


(3)

Agar anak tidak tersedak saat muntah miringkan kepala anak (p13) Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 23 42.6 42.6 42.6

Benar 31 57.4 57.4 100.0

Total 54 100.0 100.0

Boleh saja memberikan makanan padat saat anak muntah (p14)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Salah 9 16.7 16.7 16.7

Benar 45 83.3 83.3 100.0

Total 54 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Baik 46 85.2 85.2 85.2

Sedang 8 14.8 14.8 100.0


(4)

Crosstab

pendidikan * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation Count

Tingkat Pengetahuan

Total Baik Sedang

pendidikan

PT 8 1 9

SD 4 2 6

SMA 23 4 27

SMP 10 1 11

TIDAK 1 0 1

Total 46 8 54

usia * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation Count

Tingkat Pengetahuan

Total Baik Sedang

usia 21 0 1 1

22 1 0 1

25 1 0 1

27 1 0 1

28 3 0 3

29 1 1 2

30 3 0 3

31 1 0 1

32 3 1 4

33 1 0 1

34 1 0 1

35 1 0 1

38 3 1 4


(5)

40 5 0 5

41 1 0 1

42 1 0 1

43 2 1 3

44 2 1 3

45 3 0 3

46 1 0 1

47 1 0 1

48 1 1 2

49 1 1 2

50 2 0 2

51 1 0 1

52 1 0 1

53 2 0 2

Total 46 8 54

pekerjaan * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation Count

Tingkat Pengetahuan

Total Baik Sedang

pekerjaan Bekerja 8 2 10

Tidak 38 6 44


(6)

aktivitas * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation Count

Tingkat Pengetahuan

Total Baik Sedang

aktivitas Tidak Ada 9 1 10

Arisan 16 0 16

Pengajia 21 7 28

Total 46 8 54

Sumber informasi * Tingkat Pengetahuan Crosstabulation Count

Tingkat Pengetahuan

Total Baik Sedang

sumner_informasi MEDIA

ELEKTRONIK

26 3 29

PETUGAS KESEHATAN

7 2 9

KEGIATAN SETEMPAT

10 3 13

KELUARGA 3 0 3