Bobot 100 Biji g Komponen Produksi

Gambar 65. Hubungan pemberian mulsa jerami terhadap jumlah biji per tanaman pada setiap varietas. Gambar 65 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian mulsa jerami memiliki hubungan yang linier terhadap parameter jumlah biji per tanaman pada setiap varietas. Nilai koefisien korelasi tertinggi terdapat pada varietas Kaba sebesar 99.82, varietas Anjasmoro sebesar 94.01 dan pada varietas Sinabung sebesar 90.78.

9.4. Bobot 100 Biji g

Hasil analisis sidik ragam dari data pengamatan bobot 100 biji dapat dilihat pada lampiran 26. Hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan varietas, mulsa jerami dan interaksi antara varietas dengan mulsa jerami berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji sedangkan perlakuan fosfat, interaksi varietas dengan fosfat, interaksi fosfat dengan mulsa jerami, dan interaksi antara varietas, fosfat dengan mulsa jerami menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap parameter bobot 100 biji. Bobot 100 biji untuk setiap perlakuan varietas, fosfat dan mulsa jerami dapat dilihat pada Tabel 25. yV1 = 1.2417x + 117.49 r = 0.9401 yV2 = 3.0917x + 134.26 r = 0.9982 yV3 = 3.2583x + 138.01 r = 0.9078 20 40 60 80 100 120 140 160 1 2 3 Penambahan Jerami Juum la h Bi ji pe r T ana m an V1=Anjasmoro V2=Kaba V3=Sinabung 2.5 5.0 7.5 Mulsa Jerami tonha Universitas Sumatera Utara Tabel 25. Bobot 100 biji g pada perlakuan varietas, fosfat dan mulsa jerami Varietas Perlakuan V 1 Varietas Anjasmoro V 2 Varietas Kaba V 3 Varietas Sinabung Rataan ……………… g ……………. Fosfat P Tanpa Pupuk 14.971 10.361 10.568 11.967 P 1 50kgha 14.998 10.363 10.563 11.975 P 2 100kgha 15.033 10.383 10.578 11.998 P 3 150kgha 15.082 10.453 10.561 12.032 Mulsa Jerami J tanpa mulsa 14.838d 10.339j 10.501gh 11.893d J 1 2.5 tonha 14.935c 10.343ij 10.546fg 11.941c J 2 5 tonha 15.090b 10.390i 10.597ef 12.026b J 3 7.5 tonha 15.221a 10.488h 10.627e 12.112a Interaksi VXPXJ P J 14.797 10.337 10.513 11.882 P J 1 14.883 10.330 10.553 11.922 P J 2 15.060 10.387 10.600 12.016 P J 3 15.143 10.390 10.607 12.047 P 1 J 14.770 10.343 10.510 11.874 P 1 J 1 14.947 10.347 10.543 11.946 P 1 J 2 15.057 10.370 10.587 12.004 P 1 J 3 15.220 10.393 10.610 12.074 P 2 J 14.873 10.347 10.493 11.904 P 2 J 1 14.920 10.350 10.560 11.943 P 2 J 2 15.077 10.410 10.600 12.029 P 2 J 3 15.263 10.427 10.660 12.117 P 3 J 14.913 10.330 10.487 11.910 P 3 J 1 14.990 10.343 10.527 11.953 P 3 J 2 15.167 10.393 10.600 12.053 P 3 J 3 15.257 10.743 10.630 12.210 Rataan 15.021a 10.390b 10.568b 11.993 Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 Tabel 25 menunjukkan bahwa perlakuan varietas, mulsa jerami dan interaksi antara varietas dengan mulsa jerami berpengaruh nyata terhadap bobot 100 biji sedangkan fosfat, interaksi varietas dengan fosfat, interaksi fosfat dengan mulsa jerami, dan interaksi antara varietas, fosfat dengan mulsa jerami menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap parameter bobot 100 biji. Pada perlakuan varietas bobot 100 biji yang tertinggi terdapat pada perlakuan V 1 15.021 g dan yang terendah terdapat pada Universitas Sumatera Utara perlakuan V 2 10.390 g yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan V 1 119.354 g. Pada perlakuan pemberian mulsa jerami bobot 100 biji tertinggi terdapat pada perlakuan J 3 12.112 g yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan J 2 12.026 g dan yang terendah terdapat pada perlakuan J 11.893 g yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan J 1 11.941 g dan J 2 12.026 g. Pada perlakuan interaksi varietas dengan mulsa jerami bobot 100 biji tertinggi terdapat pada perlakuan V 1 J 3 15.221 g yang tidak berbeda nyata V 1 J 2 15.090 g dan yang terendah terdapat pada perlakuan V 2 J 10.339 g yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan V 2 J 1 10.343 g, V 2 J 2 10.390 g dan V 2 J 3 10.488 g. Pengaruh dari perlakuan jerami terhadap bobot 100 biji dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 66. Hubungan pemberian mulsa jerami terhadap bobot 100 biji pada setiap varietas. Gambar 66 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian mulsa jerami memiliki hubungan yang linier terhadap parameter bobot 100 biji pada setiap varietas. Nilai koefisien korelasi tertinggi terdapat pada varietas Anjasmoro dan Sinabung yaitu sebesar 99 sedangkan pada varietas Kaba memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 84. yV1 = 0.1303x + 14.826 r = 0.9926 yV3 = 0.0428x + 10.503 r = 0.9901 yV2 = 0.0495x + 10.316 r = 0.8443 0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 1 2 3 Mulsa Jerami B o bot 100 B ij i V1=Anjasmoro V2=Kaba V3=Sinabung 2.5 5.0 7.5 Mulsa Jerami tonha Universitas Sumatera Utara

9.5. Produksi tonha