Gambar 25. Pengaruh interaksi perlakuan fosfat dengan mulsa jerami terhadap volume akar 72 HST.
4. Bobot Kering Tanaman g
Hasil analisis sidik ragam dari data pengamatan bobot kering tanaman kedelai pada pengamatan 18, 36, 54 dan 72 HST dapat dilihat pada lampiran 11 sampai 14. Hasil
sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan varietas berbeda nyata terhadap parameter bobot kering tanaman pada umur 18, 36, 54 dan 72 HST. Perlakuan pupuk
fosfat berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tanaman pada umur 18, 36, 54, dan 72 HST. Perlakuan jerami berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering
tanaman pada umur umur 18, 36, 54 dan 72 HST. Perlakuan kombinasi antar varietas dan fosfat berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot kering tanaman pada umur
18, 36, 54 dan 72 HST. Perlakuan kombinasi antara varietas dan jerami berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tanaman pada umur 54 HST dan berpengaruh
tidak nyata pada umur 18, 36 dan 72 HST. Perlakuan kombinasi antara fosfat dan jerami berpengaruh nyata terhadap parameter bobot kering tanaman pada umur 18, 36, 54 dan
0.000 2.000
4.000 6.000
8.000 10.000
P J0
P J1
P J2
P J3
P 1
J0 P
1 J1
P 1
J2 P
1 J3
P 2
J0 P
2 J1
P 2
J2 P
2 J3
P 3
J0 P
3 J1
P 3
J2 P
3 J3
Interaksi Posfat X Jerami V
o lu
m e A
k ar
7 2
H S
T cc
Universitas Sumatera Utara
72 HST. Perlakuan kombinasi antara varietas, fosfat dan jerami berpengaruh tidak nyata terhadap parameter bobot kering tanaman pada umur 18, 36, 54 dan 72 HST.
Bobot kering tanaman untuk setiap perlakuan pada pengamatan 18 HST dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10 menunjukkan bahwa bobot kering tanaman yang tertinggi diperoleh pada perlakuan V
1
P
1
J
3
0.783 g dan yang terendah pada perlakuan V
3
P J
0.323g. Pada perlakuan varietas, berat kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
0.591g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya dan yang terendah terdapat pada perlakuan V
3
0.504 g. Pada perlakuan tingkat pemberian pupuk fosfat bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan P
1
0.590g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya dan yang terendah terdapat pada perlakuan P
0.481g. Sedangkan pada perlakuan pemberian mulsa jerami bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat
pada perlakuan J
3
0.623g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan J
0.483g.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Bobot kering tanaman g pada perlakuan varietas, fosfat dan mulsa jerami pada umur 18 HST
Varietas
Perlakuan V
1
Varietas Anjasmoro
V
2
Varietas Kaba
V
3
Varietas Sinabung
Rataan ……………g……………….
Fosfat P
Tanpa Pupuk 0.530
0.470 0.443
0.481d P
1
50kgha 0.639
0.580 0.552
0.590a P
2
100kgha 0.591
0.533 0.505
0.543c P
3
150kgha 0.603
0.546 0.518
0.556b Mulsa Jerami
J tanpa mulsa
0.530 0.473
0.445 0.483d
J
1
2.5 tonha 0.567
0.507 0.480
0.518c J
2
5 tonha 0.595
0.536 0.508
0.546b J
3
7.5 tonha 0.672
0.614 0.584
0.623a Interaksi VXPXJ
P J
0.410 0.350
0.323 0.361k
P J
1
0.540 0.480
0.453 0.491j
P J
2
0.563 0.503
0.477 0.514i
P J
3
0.607 0.547
0.520 0.558e
P
1
J 0.570
0.510 0.483
0.521h P
1
J
1
0.573 0.513
0.487 0.524h
P
1
J
2
0.630 0.570
0.543 0.581d
P
1
J
3
0.783 0.727
0.693 0.734a
P
2
J 0.547
0.490 0.463
0.500j P
2
J
1
0.593 0.533
0.507 0.544f
P
2
J
2
0.580 0.523
0.493 0.532g
P
2
J
3
0.643 0.587
0.557 0.596c
P
3
J 0.593
0.540 0.510
0.548f P
3
J
1
0.560 0.500
0.473 0.511i
P
3
J
2
0.607 0.547
0.520 0.558e
P
3
J
3
0.653 0.597
0.567 0.606b
Rataan 0.591a
0.532b 0.504c
0.542 Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama
tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5
Pengaruh dari berbagai perlakuan dan hubungan dari berbagai perlakuan terhadap bobot kering tanaman 18 HST dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
y = -1E
-05
x
2
+ 0.0018x + 0.4918 R
2
= 0.6251
0.000 0.100
0.200 0.300
0.400 0.500
0.600 0.700
50 100
150
Penambahan Posfat kgha B
o bot
K er
ing T ana
m an 18
H S
T g
y = 0.018x + 0.4752 r = 0.9446
0.000 0.100
0.200 0.300
0.400 0.500
0.600 0.700
2.5 5
7.5
Mulsa Jerami tonha B
obot K
er ing T
ana m
an 18
H S
T g
Gambar 26. Hubungan penambahan fosfat terhadap berat kering tanaman 18 HST pada setiap varietas.
Gambar 26 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian fosfat memiliki hubungan kuadratik dengan bobot kering tanaman 18 HST. Nilai keeratan hubungan ini dinyatakan
dengan koefisien determinasi bernilai sebesar 62.51.
Gambar 27. hubungan pemberian mulsa jerami terhadap bobot kering tanaman 18 HST pada setiap varietas.
Gambar 27. menunjukkan bahwa pengaruh pemberian mulsa jerami memiliki hubungan yang linier positif dengan bobot kering tanaman 18 HST. Nilai keeratan
hubungan ini dinyatakan dengan koefisien korelasi bernilai sebesar 94.46.
Universitas Sumatera Utara
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8
P J0
P J1
P J2
P J3
P 1
J0 P
1 J1
P 1
J2 P
1 J3
P 2
J0 P
2 J1
P 2
J2 P
2 J3
P 3
J0 P
3 J1
P 3
J2 P
3 J3
Interaksi Posfat X Jerami
B e
ra t K
e ri
ng T a
na m
a n 18 H
S T
g .
Gambar 28. Pengaruh interaksi perlakuan fosfat dengan mulsa jerami terhadap bobot kering tanaman 18 HST
Bobot kering tanaman untuk setiap perlakuan pada pengamatan 36 HST dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 menunjukkan bahwa bobot kering tanaman yang tertinggi diperoleh pada perlakuan V
1
P
1
J
3
18.767 g dan yang terendah pada perlakuan V
3
P J
7.733g. Pada perlakuan varietas, bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
13.764 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya dan yang terendah terdapat pada perlakuan V
3
11.865 g. Pada perlakuan tingkat pemberian pupuk fosfat berat kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan P
1
13.934g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya dan yang terendah terdapat pada perlakuan P
11.223g. Sedangkan pada perlakuan pemberian mulsa jerami bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat
pada perlakuan J
3
14.741 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan J
11.201 g.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Bobot kering tanaman g pada perlakuan varietas, fosfat dan mulsa jerami pada umur 36 HST.
Varietas
Perlakuan V
1
Varietas Anjasmoro
V
2
Varietas Kaba
V
3
Varietas Sinabung
Rataan ………………g…………….
Fosfat P
Tanpa Pupuk 12.272
11.013 10.385
11.223d P
1
50kgha 14.988
13.728 13.086
13.934a P
2
100kgha 13.739
12.480 11.836
12.685c P
3
150kgha 14.058
12.798 12.155
13.003b Mulsa Jerami
J tanpa mulsa
12.251 10.991
10.360 11.201d
J
1
2.5 tonha 13.111
11.853 11.223
12.062c J
2
5 tonha 13.891
12.633 12.003
12.842b J
3
7.5 tonha 15.803
14.543 13.876
14.741a Interaksi VXPXJ
P J
9.620 8.360
7.733 8.571h
P J
1
12.467 11.210
10.580 11.419g
P J
2
13.053 11.797
11.167 12.006f
P J
3
13.947 12.687
12.060 12.898d
P
1
J 13.130
11.870 11.240
12.080f P
1
J
1
13.303 12.047
11.417 12.256e
P
1
J
2
14.750 13.490
12.863 13.701c
P
1
J
3
18.767 17.507
16.823 17.699a
P
2
J 12.657
11.397 10.763
11.606g P
2
J
1
13.623 12.363
11.733 12.573d
P
2
J
2
13.553 12.297
11.663 12.504de
P
2
J
3
15.123 13.863
13.183 14.057b
P
3
J 13.597
12.337 11.703
12.546d P
3
J
1
13.050 11.790
11.160 12.000f
P
3
J
2
14.207 12.947
12.320 13.158c
P
3
J
3
15.377 14.117
13.437 14.310b
Rataan 13.764a
12.505b 11.865c
12.711 Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama
tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5
Pengaruh dari berbagai perlakuan dan hubungan dari berbagai perlakuan terhadap berat kering tanaman 36 HST dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
y = -0.0002x
2
+ 0.0441x + 11.499 R
2
= 0.5976
0.000 5.000
10.000 15.000
50 100
150 Penambahan Posfat kgha
Bobot K
eri ng T
ana m
an 3 6
H S
T g
y = 0.456x + 11.002 r = 0.9501
0.000 5.000
10.000 15.000
20.000
2.5 5
7.5 Mulsa Jerami kgha
Bobot K
eri ng T
ana m
an 3 6
H S
T g
Gambar 29. Hubungan penambahan fosfat terhadap berat kering tanaman 36 HST pada setiap varietas.
Gambar 29 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian fosfat memiliki hubungan kuadratik dengan bobot kering tanaman 36 HST. Nilai keeratan hubungan ini dinyatakan
dengan koefisien determinasi bernilai sebesar 59.76.
Gambar 30. Hubungan pemberian mulsa jerami terhadap bobot kering tanaman 36 HST pada setiap varietas.
Gambar 30 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian mulsa jerami memiliki hubungan yang linier positif dengan bobot kering tanaman 36 HST. Nilai keeratan
hubungan ini dinyatakan dengan koefisien korelasi bernilai sebesar 95.01.
Universitas Sumatera Utara
0.000 5.000
10.000 15.000
20.000
P J0
P J1
P J2
P J3
P 1
J0 P
1 J1
P 1
J2 P
1 J3
P 2
J0 P
2 J1
P 2
J2 P
2 J3
P 3
J0 P
3 J1
P 3
J2 P
3 J3
Interaksi Posfat X Jerami
B e
ra t K
e ri
ng T a
na m
a n
3 6
H S
T g
.
Gambar 31. Pengaruh interaksi perlakuan fosfat dengan mulsa jerami terhadap bobot kering tanaman 36 HST.
Bobot kering tanaman untuk setiap perlakuan pada pengamatan 54 HST dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. menunjukkan bahwa bobot kering tanaman yang tertinggi diperoleh pada perlakuan V
1
P
1
J
3
43.337 g dan yang terendah pada perlakuan V
2
P J
21.007g. Pada perlakuan varietas, bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
31.802 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya dan yang terendah terdapat pada perlakuan V
2
30.088 g. Pada perlakuan tingkat pemberian pupuk fosfat, bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan P
1
33.716 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya dan yang terendah terdapat pada perlakuan P
27.826 g. Sedangkan pada perlakuan pemberian mulsa jerami bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat
pada perlakuan J
3
35.990 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan J
27.736 g.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Bobot kering tanaman g pada perlakuan varietas, fosfat dan mulsa jerami pada umur 54 HST.
Varietas
Perlakuan V
1
Varietas Anjasmoro
V
2
Varietas Kaba
V
3
Varietas Sinabung
Rataan ………………g…………….
Fosfat P
Tanpa Pupuk 28.442
26.726 28.312
27.826d P
1
50kgha 34.329
32.617 34.203
33.716a P
2
100kgha 31.896
30.182 31.768
31.282c P
3
150kgha 32.541
30.828 32.413
31.927b Mulsa Jerami
J tanpa mulsa
28.349 26.635
28.223 27.736d
J
1
2.5 tonha 30.329
28.618 30.200
29.716c J
2
5 tonha 31.923
30.211 31.796
31.310b J
3
7.5 tonha 36.606
34.888 36.477
35.990a Interaksi VXPXJ
P J
22.727 21.007
22.597 22.110k
P J
1
28.797 27.087
28.667 28.183j
P J
2
30.287 28.573
30.157 29.672h
P J
3
31.957 30.237
31.827 31.340f
P
1
J 29.907
28.197 29.783
29.296hi P
1
J
1
30.437 28.727
30.310 29.824h
P
1
J
2
33.637 31.927
33.510 33.024d
P
1
J
3
43.337 41.617
43.207 42.720a
P
2
J 29.257
27.547 29.133
28.646j P
2
J
1
32.337 30.623
32.207 31.722f
P
2
J
2
30.833 29.117
30.707 30.219g
P
2
J
3
35.157 33.440
35.027 34.541c
P
3
J 31.507
29.790 31.377
30.891g P
3
J
1
29.747 28.037
29.617 29.133i
P
3
J
2
32.937 31.227
32.810 32.324e
P
3
J
3
35.973 34.257
35.847 35.359b
Rataan 31.802a
30.088c 31.674b
31.188 Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama
tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5
Pengaruh dari berbagai perlakuan dan hubungan dari berbagai perlakuan terhadap bobot kering tanaman 54 HST dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
y = -0.0005x
2
+ 0.0984x + 29.012 R
2
= 0.6437 y = -0.0005x
2
+ 0.0984x + 27.296 R
2
= 0.6436 y = -0.0005x
2
+ 0.0984x + 28.882 R
2
= 0.6438
20 22
24 26
28 30
32 34
36
50 100
150 Penambahan Posfat kgha
B o
bot K
er ing T
ana m
an 54
H S
T g
V1=anjasmoro V2=kaba
V3=sinabung
yV1 = 0.6756x
2
+ 0.6097x + 28.523 R
2
= 0.9838 yV2 = 2.635x + 26.135
r = 0.9349 yV3 = 2.6358x + 27.72
r = 0.9347
20 22
24 26
28 30
32 34
36 38
2.5 5
7.5
Mulsa Jerami tonha
B obot
K er
ing T ana
m an 54
H S
T g
V1=anjasmoro V2=kaba
V3=sinabung
Gambar 32. Hubungan penambahan fosfat terhadap bobot kering tanaman 54 HST pada setiap varietas.
Gambar 32 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian fosfat memiliki hubungan kuadratik terhadap parameter bobot kering tanaman 54 HST pada ketiga varietas.
varietas Anjasmoro nilai koefisien determinasi 64.37, varietas kaba memiliki nilai koefisien determinasi sebesar 64.36 dan varietas Sinabung memiliki nilai koefisien
determinasi sebesar 64.38.
Gambar 33. Hubungan pemberian mulsa jerami terhadap bobot kering tanaman
54 HST pada setiap varietas.
Gambar 33 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian jerami memiliki hubungan yang linier terhadap parameter bobot kering tanaman 54 HST pada varietas Kaba dengan
Universitas Sumatera Utara
0.000 5.000
10.000 15.000
20.000 25.000
30.000 35.000
40.000 45.000
P J0
P J1
P J2
P J3
P 1
J0 P
1 J1
P 1
J2 P
1 J3
P 2
J0 P
2 J1
P 2
J2 P
2 J3
P 3
J0 P
3 J1
P 3
J2 P
3 J3
Interaksi Posfat X Jerami
B e
ra t K
e ri
ng T a
na m
a n 54 H
S T
g
nilai koefisien korelasi 93.49 dan varietas Sinabung dengan nilai koefisien korelasi 93.47. Sedangkan pada varietas Anjasmoro memiliki hubungan yang kuadratik dengan
nilai koefisien determinasi 98.38.
Gambar 34. Pengaruh interaksi perlakuan fosfat dengan mulsa jerami terhadap bobot kering tanaman 54 HST.
Bobot kering tanaman untuk setiap perlakuan pada pengamatan 72 HST dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13 menunjukkan bahwa bobot kering tanaman yang tertinggi diperoleh pada perlakuan V
1
P
1
J
3
109.927 g dan yang terendah pada perlakuan V
2
P J
34.240g. Pada perlakuan varietas, berat kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan V
1
63.360 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya dan yang terendah terdapat pada perlakuan V
2
60.236 g. Pada perlakuan tingkat pemberian pupuk fosfat bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat pada perlakuan P
1
67.976g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainya dan yang terendah terdapat pada perlakuan P
48.531 g. Sedangkan pada perlakuan pemberian mulsa jerami bobot kering tanaman yang tertinggi terdapat
pada perlakuan J
3
87.618 g yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan J
48.290 g.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13. Bobot kering tanaman g pada perlakuan varietas, fosfat dan mulsa jerami pada umur 72 HST.
Varietas
Perlakuan V
1
Varietas Anjasmoro
V
2
Varietas Kaba
V
3
Varietas Sinabung
Rataan ………………g…………….
Fosfat P
Tanpa Pupuk 49.663
46.733 49.197
48.531d P
1
50kgha 69.108
66.178 68.643
67.976a P
2
100kgha 66.496
63.694 66.160
65.450c P
3
150kgha 68.176
64.341 66.555
66.357b Mulsa Jerami
J tanpa mulsa
49.336 46.534
49.000 48.290d
J
1
2.5 tonha 56.308
53.378 55.842
55.176c J
2
5 tonha 58.966
55.131 57.595
57.231b J
3
7.5 tonha 88.833
85.903 88.118
87.618a Interaksi VXPXJ
P J
37.170 34.240
36.707 36.039p
P J
1
47.113 44.183
46.647 45.981o
P J
2
49.813 46.883
49.347 48.681lm
P J
3
64.553 61.623
64.087 63.421ef
P
1
J 49.897
46.967 49.433
48.766l P
1
J
1
51.933 49.003
51.467 50.801j
P
1
J
2
64.673 61.743
64.207 63.541e
P
1
J
3
109.927 106.997
109.463 108.796a
P
2
J 47.980
45.563 48.027
47.190n P
2
J
1
74.460 71.530
73.997 73.329d
P
2
J
2
54.527 51.597
54.063 53.396i
P
2
J
3
89.017 86.087
88.553 87.886c
P
3
J 62.297
59.367 61.833
61.166h P
3
J
1
51.723 48.793
51.257 50.591jk
P
3
J
2
66.850 60.300
62.763 63.304fg
P
3
J
3
91.833 88.903
90.367 90.368b
Rataan 63.360a
60.236c 62.639b
62.078 Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama
tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5.
Pengaruh dari berbagai perlakuan dan hubungan dari berbagai perlakuan terhadap bobot kering tanaman 72 HST dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
y = 4.8015x + 44.073 r = 0.7887
20 40
60 80
100
2.5 5
7.5 Mulsa jerami tonha
B o
bot K
e ri
ng T a
na m
a n 72 H
S T
g Gambar 35. Hubungan penambahan fosfat terhadap bobot kering tanaman 72 HST pada
setiap varietas.
Gambar 35 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian fosfat memiliki hubungan kuadratik dengan bobot kering tanaman 72 HST. Nilai keeratan hubungan ini dinyatakan
dengan koefisien determinasi bernilai sebesar 86.99.
Gambar 36. Hubungan pemberian mulsa jerami terhadap bobot kering tanaman 72 HST pada setiap varietas.
Gambar 36. menunjukkan bahwa pengaruh pemberian mulsa jerami memiliki hubungan yang linier positif dengan bobot kering tanaman 72 HST. Nilai keeratan
hubungan ini dinyatakan dengan koefisien korelasi bernilai sebesar 78.87 . y = -0.0019x
2
+ 0.38x + 49.801 R
2
= 0.8699
0.000 10.000
20.000 30.000
40.000 50.000
60.000 70.000
80.000 90.000
100.000
50 100
150
Penambahan Posfat kgha B
o bot
K er
ing T ana
m an 72
H S
T g
Universitas Sumatera Utara
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
120.0
P J0
P J1
P J2
P J3
P 1
J0 P
1 J1
P 1
J2 P
1 J3
P 2
J0 P
2 J1
P 2
J2 P
2 J3
P 3
J0 P
3 J1
P 3
J2 P
3 J3
Interaksi Posfat X Jerami
B e
ra t K
e ri
ng T a
na m
a n
7 2 H
S T
g
Gambar 37. Pengaruh interaksi perlakuan fosfat dengan mulsa jerami terhadap bobot kering tanaman 72 HST.
5. Laju tumbuh relatif g tan