Jumlah Cabang PrimerTanaman Komponen Produksi

0.000 0.020 0.040 0.060 0.080 0.100 P J0 P J1 P J2 P J3 P 1 J0 P 1 J1 P 1 J2 P 1 J3 P 2 J0 P 2 J1 P 2 J2 P 2 J3 P 3 J0 P 3 J1 P 3 J2 P 3 J3 Interaksi Posfat X Jerami S era pa n H ara P t ana m an Gambar 58 menunjukkan bahwa pengaruh pemberian mulsa jerami memiliki hubungan yang linier terhadap parameter serapan hara P tanaman pada setiap varietas. Nilai koefisien korelasi tertinggi terdapat pada varietas Sinabung yaitu sebesar 87.71, pada varietas Kaba memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 85.52 dan pada varietas Anjasmoro sebesar 84.10. Gambar 59. Pengaruh interaksi perlakuan fosfat dengan mulsa jerami terhadap serapan P tanaman

9. Komponen Produksi

9.1 Jumlah Cabang PrimerTanaman

Hasil analisis sidik ragam dari data pengamatan jumlah cabang primer per tanaman dapat dilihat pada lampiran 23. Hasil sidik ragam tersebut menunjukkan bahwa perlakuan fosfat, mulsa jerami dan interaksi antara fosfat dengan mulsa jerami berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer per tanaman sedangkan varietas, interaksi varietas dengan fosfat, interaksi varietas dengan mulsa jerami, dan interaksi antara varietas, fosfat dengan jerami menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap parameter jumlah cabang primer per tanaman. Universitas Sumatera Utara Jumlah cabang primer per tanaman untuk setiap perlakuan varietas, fosfat dan mulsa jerami dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Jumlah cabang primer per tanaman cabang pada perlakuan varietas, fosfat dan mulsa jerami. Varietas Perlakuan V 1 Varietas Anjasmoro V 2 Varietas Kaba V 3 Varietas Sinabung Rataan …………… cabang ………………. Fosfat P Tanpa Pupuk 3.000 2.667 2.750 2.806c P 1 50kgha 4.917 4.583 4.750 4.750b P 2 100kgha 5.667 5.250 5.167 5.361a P 3 150kgha 5.250 4.583 4.750 4.861b Mulsa Jerami J tanpa mulsa 3.250 2.750 2.917 2.972c J 1 2.5 tonha 4.250 3.583 3.750 3.861b J 2 5 tonha 4.000 3.833 3.583 3.806b J 3 7.5 tonha 7.333 6.917 7.167 7.139a Interaksi VXPXJ P J 2.000 2.000 2.000 2.000i P J 1 2.333 2.000 2.000 2.111i P J 2 2.667 2.333 2.333 2.444h P J 3 5.000 4.333 4.667 4.667d P 1 J 3.333 2.333 2.667 2.778g P 1 J 1 3.333 3.000 3.000 3.111f P 1 J 2 4.667 4.667 4.667 4.667d P 1 J 3 8.333 8.333 8.667 8.444a P 2 J 2.667 2.333 2.667 2.556gh P 2 J 1 8.000 6.667 7.000 7.222c P 2 J 2 3.667 4.000 3.333 3.667e P 2 J 3 8.333 8.000 7.667 8.000b P 3 J 5.000 4.333 4.333 4.556d P 3 J 1 3.333 2.667 3.000 3.000f P 3 J 2 5.000 4.333 4.000 4.444d P 3 J 3 7.667 7.000 7.667 7.444c Rataan 4.708 4.271 4.354 4.444 Ket: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada baris atau kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 Tabel 22. menunjukkan bahwa perlakuan fosfat, mulsa jerami dan interaksi antara fosfat dengan mulsa jerami berpengaruh nyata terhadap jumlah cabang primer per tanaman sedangkan varietas, interaksi varietas dengan fosfat, interaksi varietas dengan Universitas Sumatera Utara mulsa jerami, dan interaksi antara varietas, fosfat dengan mulsa jerami menunjukkan perbedaan yang tidak nyata terhadap parameter jumlah cabang primer per tanaman. Pada perlakuan pemberian fosfat jumlah cabang primer per tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P 2 5.361 cabang dan yang terendah terdapat pada perlakuan P 2.806 cabang. Pada perlakuan pemberian mulsa jerami cabang primer per tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan J 3 7.139 cabang yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya dan yang terendah terdapat pada perlakuan J 2.972 cabang. Pada perlakuan interaksi fosfat dengan mulsa jerami serapan P tertinggi terdapat pada perlakuan P 1 J 3 8.444 cabang dan yang terendah terdapat pada perlakuan P J 2.000 cabang. Pengaruh dari perlakuan fosfat terhadap jumlah cabang primer per tanaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 60. Hubungan pemberian fosfat terhadap jumlah cabang primer per tanaman pada setiap varietas. Gambar 60 menunjukkan bahwa penambahan fosfat memberikan respon kuadratik terhadap jumlah cabang primer per tanaman. Keeratan hubungan antar pemberian fosfat terhadap jumlah cabang primer per tanaman dapat ditentukan dari besarnya koefisien determinasi yaitu sebesar 99.93. P P P P y = -0.612x 2 + 2.5148x + 2.8133 R 2 = 0.9993 0.000 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 1 2 3 Penambahan Posfat Ju m la h C aba ng P ri m er .. pe r T ana m an 0 50 100 150 Penambahan posfat kgha Universitas Sumatera Utara 0.000 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 P J0 P J1 P J2 P J3 P 1 J0 P 1 J1 P 1 J2 P 1 J3 P 2 J0 P 2 J1 P 2 J2 P 2 J3 P 3 J0 P 3 J1 P 3 J2 P 3 J3 Interaksi Posfat X Jerami Ju m la h Ca ba ng P ri m er . pe r T ana m an Pengaruh dari perlakuan jerami terhadap jumlah cabang primer per tanaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 61. Hubungan pemberian mulsa jerami terhadap jumlah cabang primer per tanaman pada setiap varietas. Gambar 61. menunjukkan bahwa pengaruh pemberian mulsa jerami memiliki hubungan yang linier positif dengan parameter jumlah cabang primer per tanaman. Nilai keeratan hubungan ini dinyatakan dengan koefisien korelasi dengan rnilai sebesar 98.36. Gambar 62. Pengaruh interaksi perlakuan fosfat dengan mulsa jerami terhadap serapan P tanaman J J J J y = 1.2445x + 2.5776 r 2 = 0.761 2 4 6 8 1 2 3 Mulsa jerami Jum la h C aba ng P ri m er. pe r T ana m an 2.5 5.0 7.5 Mulsa Jerami tonha Universitas Sumatera Utara

9.2 Jumlah Polong per Tanaman polong