17
rumah tangga. Seorang murid dari pendidikan sekolah dasar, kemudian sekolah menengah dan sampai jenjang perguruan tinggi, jika tanpa terputus
baru berusia 25 tahun ia selesai, itupun masih mempersiapkan diri menghadapi perkawinan. Hal yang sama berlaku pada remaja puteri yang
hendak menempuh jenjang pendidikan yang sama. Dalam perakteknya tidak dimungkinkan bagi remaja putera yang berusia 18 tahun dan remaja puteri
yang berusia 16 tahun untuk membebani tanggung jawab perkawinan permanen dan menempuh kehidupan dengan semakin banyak tugas dan
kewajiban terhadap pasangan masin-masing, dan juga terhadap anak-anak mereka.
11
3. Faktor Adat dan Budaya
Maksud adat dan budaya adalah, adat dan budaya perjodohan yang masih umum dan terjadi dibeberapa daerah Indonesia. Dimana anak gadis
sejak kecil telah dijodohkan oleh kedua orang tuanya, dan segera dinikahkan sesaat setelah anak menstruasi. Umumnya anak-anak perempuan mulai
menstruasi di usia 12 tahun. Dengan demikian dapat dipastikan anak tersebut dinikahkan pada usia 12 tahun, jauh di bawah batas usia minimum pernikahan
yang diamanatkan Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yaitu diperbolehkannya seorang perempuan menikah apabila telah mencapai
11
Murhadana Muthari, The Righ Women In Islam.Penerjemah.M.Hashem,hak-hak dalam Islam Bandung, 2002, h.17.
18
umur 16 tahun.
12
Pada masyarakat betawi misalnya, mengawinkan seorang anak merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Para orang tua akan merasa
malu bila anaknya tidak kunjung mendapatkan jodoh. Karena ada anggapan bahwa seorang anak perempuan akan menjadi “ Perawan Tua” apabila setelah
meningkat remaja belum juga dikawinkan, begitu juga dengan anak laki- lakinya akan me
njadi “Perjaka Tua” Meskipun usia anak-anak mereka masih di bawah batas usia yang diizinkan dalam Undang-Undang Perkawinan.
13
4. Agama
Adanya penafsiran yang salah dalam menjalankan ajaran agama, ini terutama terjadi dikalangan masyarakat yang mempunyai fanatisme yang
tinggi terhadap ajaran suatu agama, sebagaimana yang terdapat dalam sebuah hadist Rasulallah SAW yang diriwiyatkan oleh Muttafaq alaih :
Artinya: Dari Ibnu Mas”ud seraya berkata, Rasulullah saw bersabda: Hai
golongan pemuda Bila diantara kamu ada yang sudah mampu kawin hendaklah ia kawin, karena nanti matanya akan lebih terjaga
dan kemaluannya akan lebih terpelihara. Dan bilamana ia belum mampu kawin, hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu ibarat
pengebiri”. Muttafaq „alaih.
14
12
Khoiruddin Nasution, Hukum Perdata Keluarga Islam Indonesia, Yogyakarta: Academia+Tazzafa, 2009, h. 387.
13
Fatimatuzzahra, Implikasi Nikah di Bawah Umur Terhadap Hak-hak Reproduksi Perempuan
, Skrpsi S1 Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: 1430H2008, h.44.
14
Zainudin Hamidi dkk, Terjemah Hadis Shahih bukhari, h.65