Hasil Wawancara .1 Hasil Wawancara dengan Informan Kunci KepalaBidang

IV.3 Hasil Wawancara IV.3.1 Hasil Wawancara dengan Informan Kunci KepalaBidang Kurikulum SMAN 3 Medan Wawancara dilakukan dengan informasi kunci yaitu oleh Kepala Bidang Kurikulum SMAN 3 Medan yaitu Mahmun Zulkifli, S.Pd, M.Si. Wawancara ini dilakukan pada hari Kamis, 2 April 2015 pukul 10.00 WIB di SMAN 3 Medan dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan judul penelitian. Terkait dengan Implementasi Kurikulum 2013, penulis menanyakan tentang Bagaimana tanggapan tentang kurikulum 2013. “Secara Umum 2013 lebih baik dari kurikulum 2006 karena lebih mengakomodir kegiatan siswa dan menitik beratkan pada kreativitas siswa.Dalam kurikulum 2013 siswa dituntut untuk berperan aktif menggunakan kemampuan nalarnya untuk mengembangkan setiap ide – ide menjadi sebuah hasil dapat berupa karya ilmiah atau lainnya.Dalam kurikulim 2013 yang berubah.” Kemudian KepalaBidang Kurikulum SMAN 3 Menambahkan tentang implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh SMAN 3 : “ SMAN 3 Medan sudah menjalankan kurikulum 2013 sudah 2 tahun dan menjadi sekolah pendamping di subrayon untuk mensosialisasikan kurikulum 2013 dan pelaksaanya” Beliau juga menjelaskan tentang sejauh mana pemahamanguru dan murid tentang kurikulum 2013, yaitu: “ Siswa dan guru telah memahami tentang metode dan sistem belajar pada kurikulum 2013, guru di SMAN 3 telah mampu menciptakan sistem pelajaran yang mampu mendorong kreativitas siswanya dan siswa juga telah mampu mengaplikasikan dan mengembangkan mata pelajaran yang diberikan guru” Beliau kemudian menjelaskan tentang sosialisasi kurikulum 2013 , yaitu : “Sosialisasi dilaksanakan oleh BPSMDK-PNP dari kemendikbud dan P4TK yang bertanggung jawab pelatihan guru seperti workshop. Dinas pendidikan medan juga menjalankan sosialisasi. SMA 3sebagai sekolah pendamping memiliki 9 sekolah yang didampingi didasari pada sub rayon.”. Beliau juga menambahkan tentang dampak dari pelaksanaan sosialisasi” “Setiap siswa dan guru serta sekolah pendamping dapat lebih mengetahui tentang kurikulum 2013 dan cara pelaksanaanya” Selanjutnya beliau menjelaskan tentang bagaimana perbedaan antara kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnyan yaitu : “Yang berubah dari kurikulum2013 dibandingkan dengan kurikulum 2006 adalah isimata pelajaran, SKL ,Penilaian, dan proses. Dalam penilaian yang berubah yaitu : pengetauan, sikap dan keterampilan. kalau di 2006 hanya pada pengetahuan sikap dan metode penilaian menggunakan metode kualitatif dan metode belajar .kurikulum 2013 menggunakan metode scientific yaitu 5 langkah. Selain itu di kurikulum 2013 guru juga harus lebih kreatif mempersiapkan bahan pelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas siswa” Terkait dengan model implimentasi George mengenai indikator komunikasi, penulis menanyakan bagaimana ara guru menyampaikan tentang kurikulum 2013 dalam bentuk penyampaian mata pelajaran dan cara mengajar kepada siswa, yaitu : “ Guru hanya menyampaikan intisari atau point – point penting, guru membebaskan setiap siswa untuk mengemukakan pendapat, guru melatih kreatifitas dari setiap siswa, dan mendorong setiap siswa untuk menampilkan hasil karya dan pekerjaannya” Kemudian terkait dengan indikator sumber daya pada model implementasi George, Penulis menanyakan apakah sarana prasana atau fasilitas sudah menunjang implementasi kurikulum 2013 di SMAN 3 Medan bahwa: “Sarana prasarana atau fasilitas pendukung yang ada di SMAN 3 medan sangat menunjang implementasi kurikulum 2013 dalam kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar yang dilaksanakan oleh guru muali dari tersedianya laboratorium Fisika, Kimia, Biologi dan Bahasa, ruangan kelas juga dilengkap dengan infocus proyektor, dan juga untuk menunjang kegiatan siswa dalam pencarian literatur atau informasi tentang mata pelajaran atau tugas sekolah maka sekolah menyediakan layanan WIFI gratis” Terkait dengan model implimentasi George mengenai indikator disposisi, penulis menanyakan bagaimana sikap siswa SMAN 3Medan dengan penerapan kurikulum 2013 sesuai dengan PERMENDIKBUD No 59 tahun 2013, yaitu: “Mayoritas siswa setuju terhadap penerapan kurikulum 2013.Dapat terlihat dari keaktifan siswa dalam kegiatan belajar dan tingkat kreatifitas siswa yang juga tinggi. Dalam kegiatan yang bentuknya diskusi kelompok setiap siswa mampu menunjukan keahliannya masing tanpa harus mendapatkan perintah dari guru” Sedangkan untuk apakah tujuan kurikulum 2013 apakah sudah tercapai atau tidak beliau menjawab: “Belum seluruh tujuan tercapai. Seperti sistem dan mengaplikasikan metode pembelajaran masih ditemukan kesulitan.. Di SMAN 3sendiri masih 50 tercapai keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013, kekurangannya adalah tidak adanya evaluasi implementasi 2013 “ Terkait dengan model implimentasi George mengenai indicator Birokrasi, penulis menanyakan bagaimana mekanisme pengajaran di SMAN 3 Medan, yaitu: “Mekanisme pengajaran di sekolah ini baik dimana setiap siswa dibimbing dengan baik sesuai dengan kurikulum 2013 selain itu sekolah SMAN 3 Medan ini juga menjadi sekolah pendamping 9 sekolah yang berada di Sub Rayon-nya dalam mensosialisasikan dan melaksanakan kurikulum 2013 di 9 sekolah tersebut” Dan untuk kelayakan sekolah di Indonesia menerapkan kurikulum 2013, beliau menjawab : “Belum layak, karena kualitas guru yang masih sangat minim kemampuannya mengikuti kurikulum 2013, sarana dan prasana yang masih minim”

IV.3.2 Hasil Wawancara dengan Informan Guru Bahasa Inggris

Dalam penelitian ini penulis juga melakukan wawancara dengan guru Bahasa Inggris di SMAN 3 Medan yaitu Ibu Siti Zulfah dan Ibu Ruwaida Sulaiman sebagai informan Utama yang mengetahui permasalahan yang sedang diteliti dengan fokus utama adalah penerapan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Bahasa inggris. Berdasarkan wawancara dengan informan tambahan yaitu 2 orang yang mengetahui permasalahan yang sedang diteliti, penulis berusaha melakukan wawancara secara mendalam dengan masyarakat yaitu dengan orang pertama adalah dengan Ibu Siti Zulfah.Tujuan dari wawancara ini juga agar penulis memperoleh berbagai informasi yang berkaitan dengan judul penelitian.Wawancara dilakukan pada hari Kamis 2 April 2015 pukul 11.00 WIB, di SMAN 3 Medan. Pada saat itu penulis memulai pertanyaan tentang perbedaan atau perubahan yang terjadi dalam proses belajar dan mengajar mata pelajaran bahasa inggris, yaitu: Ibu Siti Zulfah menyampaikan : “Ada perubahan yang terjadi perbedaan terbesar yaitu di kurikulum 2006 sistem belajarnya berfokus atau bergantung pada guru sedangkan di kurikulum 2013 siswa diwajibkan untuk lebih aktif dan guru hanya mengarahkan saja. Penyampaian point – point pembelajaran bahasa inggris tidak lagi secara konvensional atau permateri melainkan sifatnya lebih aplikatif.Media kurikulum 2006 hanya buku tetapi 2013 siswa dibebaskan untuk memperoleh sumber dari sumber – sumber lainnya. Sistem belajar di 2006 lebih personal sedangkan 2013 lebih banyak grouping” . Sedangkan Ibu Ruwaida Sulaiman menyampaikan: “Tidak telalu banyak perubahan dalam hal materi pelajaran hanya jam pelajaran saja yang secara drastis berubah yaitu biasanya 1 minggu 4 jam sekarang 1 minggu 2 jam untuk 1 kelas” Untuk mengetahui tentang fasilitas dan kelengkapan belajar dalam pelajaran bahasa inggris maka penulis menanyakan kepada guru sebagai berikut: Ibu Siti Zulfah menyampaikan: “ Kelengkapan pembelajaran untuk siswa seperti buku sudah tersedia dan untuk guru juga tersedia buku panduan mengajar dan untuk fasilitas untuk mendukung pembelajaran bahasa inggris yaitu tersedia laboratorium bahasa inggris yang mampu membantu proses pembelajaran” Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Ruwaida Sulaiman bahwa seluruh kepangkapan pembeljaran siswa dan kelengkapan guru mengajar sudah lengkap. Sedangkan untuk apakah materi pelajaran pada 2013 sudah sesuai dengan materi pelajaran yang dibutuhkan oleh siswa, yaitu: Sedangkan Ibu Siti Zulfahmenyampaikan :“ Materi sudah sesuai dengan kebutuhan siswa untuk menunjang perkembangan zaman yang semakain pesat yang mengharuskan setiap siswa memiliki kemampuan yang baik terutama kemampuan dalam Bahasa Inggris ” Ibu Ruwaida Sulaiman juga menyatakan hal yang sama bahwa materi pembeljaran bahasa inggris sudah seuai dengan kebutuhan siswa. Penulis juga menanyakan tentang kendala yang dihadapi oleh siswa dengan diimplementasikannya Kurikulum 2013, yaitu: Baik Ibu Siti Zulfah Dan Ibu Ruwaida Sulaiman menyatakan : “ Kesulitan lebih banyak dirasakan oleh siswa – siswa yang memang tidak aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar karena siswa yang tidak aktif cenderung menunggu hasil atau informasi dari guru dan tidak punya inisiatif untuk mencari informasi secara pribadi sehingga mengakibatkan siswa tersebut selalu tertinggal dibandingkan dengan siswa yang lebih aktif” Sedangkan untuk bagaimana perubahan tugas guru bahasa inggris pada kurikulum 2013 dibandingkan kurikulum sebelumnya, yaitu: Ibu Siti Zulfah dan Ibu Ruwaida Sulaiman menyatakan :” Pada kurikulum 2013 ini guru diharuskan lebih kreatif dalam menyusun materi pelajaran sehingga dapat mendorong kreatifitas siswa, selain itu dalam pelajaran bahasa inggris guru harus lebih aplikatif” Terkait dengan penyusunan hasil evaluasi atau raport siswa apakah terjadi perbedaan dengan kurikulum sebekumnya, kedua guru menjawab sebagai berikut: Ibu Siti Zulfah dan Ibu Ruwaida Sulaiman menyatakan: “Terdapat perubahan signifikan yaitu pada kurikulum 2013 menggunakan metode kualitatif sedangkan di kurikulum sebelumnya masih sifatnya kuantitatif dan pada kurikulum 2013 tidak terdapat lagi rangking siswa.” Dan untuk kelayakan kurikulum 2013 diterapkan di Indonesia kedua guru memiliki jawaban berbeda yaitu : Ibu Siti Zulfah menjawab, “ Semua tergantung kesiapan, fasilitas pendukung, kemampuan guru, dan peraturan pemerintah yang sifatnya tetap” Sedangkan Ibu Ruwaida Sulaiman menjawab, “ Sudah layak, karena Indonesia harus mengkuti zaman dan metode pendidikan yang semakin berkembang”. BAB V ANALISA DATA Pada bab ini, dari hasil penyajian data yang ada akan dianalisis dengan tetap mengacu kepada hasil interpretasi data tersebut sesuai dengan fokus kajian dalam penelitian. Dari seluruh data yang disajikan secara menyeluruh yang diperoleh selama penelitian, baik dengan melakukan studi pustaka, pemberian kusioner kepada informan kemudian melakukan wawancara kepada informan kunci dan juga melakukan pengamatan-pengamatan atau observasi terhadap fenomena yang ada terkait dengan masalah implementasi kurikulum 2013 didasari pada PERMENDIKBUD No 59 tahun 2014 di SMAN 3 Medan.

V.1 Kurikulum 2013 dan Pelaksanaanya

Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Sekolah di Kota Medan Tahun 2014

23 220 103

Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

0 91 89

Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

6 57 130

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Deskriptif Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tebing Tinggi)

1 81 86

Kisi Kisi Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah Sekolah Menengah Teologi Kristen Sekolah Menengah Agama Katolik Tahun Pelajaran 2015 2016

0 18 50

Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2013 Pada Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Kampar

0 1 12

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Padjadjaran

1 3 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

0 0 34

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang Pendirian, Organisasi, dan Tata Kerja Politeknik Negeri Indramayu; 5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 tahun

0 0 7

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Deskriptif Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tebing Tinggi)

0 0 9