Implementasi Kurikulum 2013 Proses Pembelajaran Kurikulum 2013

b. Masyarakat c. Alam Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intra-kurikuler.

I.5.4. Implementasi Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum adalah usaha bersama antara Pemerintah dengan pemerintah daerah propinsi dan pemerintah daerah kabupatenkota. 1. Pemerintah bertanggung jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan kurikulum. 2. Pemerintah bertanggungjawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan kurikulum secara nasional. 3. Pemerintah propinsi bertanggungjawab dalam melakukan supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di propinsi terkait. 4. Pemerintah kabupatenkota bertanggungjawab dalam memberikan bantuan profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di kabupatenkota terkait. Strategi Implementasi Kurikulum terdiri atas: 1. Pelaksanaan kurikulum di seluruh sekolah dan jenjang pendidikan 2. Pelatihan Pendidik dan Tenaga Kependidikan 3. Pengembangan buku siswa dan buku pegangan 4. Pengembangan manajemen, kepemimpinan, sistem administrasi, dan pengembanganbudaya sekolah budaya kerja guru terutama untuk SMA dan SMK. 5. Pendampingan dalam bentuk Monitoring dan Evaluasi untuk menemukan kesulitan dan masalah implementasi dan upaya penanggulangan. Dalam kurikulum 2013, guru dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran afektif dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan. Berkaitan dengan hal tersebut akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut : 1. Merancang pembelajaran secar efektif dan bermakna. Implementasi kurikulum 2013 merupakan aktualisasi kurikulum, dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi serta karakter peserta didik.Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan rencana yang telah diprogramkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagigis, psikologi, dan didaktis secara bersamaan. 2. Mengorganisasikan pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 menuntut guru untuk mengorganisasikan pembelajaran secara efektif. Sedikitnya terdapat lima hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pengorganisasian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, yaitu pelaksanaan pembelajaran, pengadaan dan pembinaan tenaga ahli, pendayagunaan tenaga ahli dan sumber daya masyarakat, serta pengembangan dan penataan kebijakan. 3. Memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran. Implementasi kurikulum 2013 berbasis kompetensi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan. Pendekatan tersebut antara lain pembelajaran kontekstual contextual teaching and learing, bermain peran, pembelajaran partisipatif participative teaching and learning, belajar tuntas mastery learning, dan pembelajaran konstruktivisme constructivism teaching and learning. 4. Melaksanakan pembelajaran, pembentukan kompetensi, dan karakter. Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum 2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik yang direncanakan. Untuk kepentingan tersebut maka kompetensi inti, kompetensi dasar, materi standart, indikator hasil belajar, dan waktu yang harus ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehinga peserta didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar yang optimal. Dalam hal ini, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Pada umumnya kegiatan pembelajaran mencangkup kegiatan awal atau pembukaan, kegiatan inti atau pembentukan kompetensi dan karakter, serta kegiatan akhir atau penutup. Implementasi yang efektif merupakan hasil dari interaksi antara strategi implementasi, struktur kurikulum, tujuan pendidikan, dan kepemimpinan kepala sekolah.Oleh karena itu, pengoptimalan implementasi kurikulum 2013 diperlukan suatu upaya strategis untuk mensinergikan komponen-komponen tersebut, terutama guru dan kepala sekolah dalam membudayakan kurikulum. Membudayakan kurikulum dapat diartikan bahwa implementasi kurikulum tersebut masuk dalam budaya sekolah, yang merefleksikan nilai-nilai dominan, norma-norma, dan keyakinan semua warga sekolah, baik peserta didik, guru, kepala sekolah, maupun tenaga kependidikan lain. 1.6.Definisi Konsep Menurut Singarimbun 1995:33, konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti.Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Implementasi Kebijakan Implementasi kebijakan merupakan suatu kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh pelaksana kebijakan dengan harapan akan memperoleh suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran dari suatu kebijakan itu sendiri. 2. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan KBK yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. 3. Implementasi Kurikulum 2013 Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah studi kasus di SMAN 3 Medan adalah model implementasi kebijakan George Edward. Yaitu terdiri dari : a Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Sementara itu, komunikasi kebijakan berarti proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan kepada pelaksana kebijakan. b Sumber Daya resources: merupakan segala sumber yang dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan. Sumber daya ini mencakup sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, informasi dan kewenangan. c Disposisi disposisition merupakan sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan yang sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. d Struktur Birokrasi bureucratis structure adalah susunan atau hubungan tiap bagian baik dari posisi maupun tugas yang ada dalam birokrasi itu sendiri.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika laporan ini ditulis dalam enambab yang terdiri dari: BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika laporan. BAB II METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan gambaran umum mengenai daerah penelitian yang meliputi keadaan geografis, kependudukan, sosial, ekonomi, dan pemerintahan. BAB IV PENYAJIAN DATA Bab ini membahas tentang hasil data-data yang diperoleh di lapangan. BAB V ANALISIS DATA Bab ini memuat analisa dari data pada Bab IV untuk selanjutnya memberikan interpretasinya. Bab ini merupakan penjelasan dan penguatan terhadap temuan dengan cara mengutip pendapat- pendapat dari informan yang dianggap kredibel, selanjutnya membandingkan dengan hasil penelitian yang ada sebagai interpretasinya. BAB VI PENUTUP Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi kebijakan. BAB II METODE PENELITIAN

II.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.Penelitian deskriptif menurut Singarimbun dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu dengan mengembangkan konsep dan menghimpun data, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Adapun alasan peneliti menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif adalah memaparkan atau mendeskripsikan bagaimana impelementasi kurikulum 2013 di SMAN 3 Medan.

II.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat yang akan diteliti dalam mencari dan mengumpulkan data berguna dalam penelitian. Penelitian ini dilakukan pada SMA Negeri 3 Medan, Jl. Budi Kemasyarakatan No. 3 Medan.

II.3. Informan Penelitian

Menurut Suyanto 2005 :17 Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya, oleh karena itu pada penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan secara sengaja. Subjek penelitian ini menjadi informasi yang akan memberikan berbagai informasi yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan adalah seseorang yang benar-benar mengetahui suatu persoalan tertentu yang darinya dapat diperoleh informasi yang jelas, akurat terpercaya baik berupa pernyataan, keterangan atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan tersebut. Menurut Suyanto 2005 : 172 informan penelitian beberapa macam, yaitu: 1. Informan kunci merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian yaitu Kepala Bidang Kurikulum SMA Negeri 3 Medan yaitu Bapak Mahmun Zulkifli, S.Pd, M.Si. 2. Informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti yaitu guru bidang studi Bahasa Inggris SMA Negeri 3 Medan yaitu Ibu Ruwaida Sulaiman dan Siti Zulfah. 3. Informan tambahan merupakan mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti yaitu Murid SMAN 3 Medan.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah rekaman atau gambaran ataupun keterangan tentang suatu hal atau fakta. Selain itu data juga dapat diartikan sebagai informasi baik berupa gambar ataupun suara tentang sesuatu hal yang bersifat nyata dan akurat dan dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dibagi menjadi dua cara , yaitu : A. Teknik pengumpulan Data Primer merupakan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian untuk mencari data yang lengkap dan barkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan instrument sebagai berikut : 1. Wawancara Wawancara ialah suatu bentuk komunikasi ataupun interaksi yang dilakukan oleh seorang peneliti ataupun subjek penelitian dengan seorang informan untuk mengumpulkan informasi dan data suatu lokasi ataupun suatu hal yang bersifat fakta. 2. Metode Kuisioner Teknik pengumpulan data melalui pemberian daftar pertanyaan secara tertutup kepada responden yang dilengkapi dengan berbagai alternatif jawaban. Respondennya adalah siswa di SMA Negeri 3 Medan. 3. Observasi lapangan Merupakan suatu bentuk ataupun tindakan untuk mencari dan mengumpulkan data dan informasi dengancara terjun langsung ke lapangan dan melihat sendiri situasi dan kondisi serta keadaan di lokasi penelitian tersebut. Kemudian dari kegiatan observasi tersebut peneliti akan membuat catatan ataupun gambar nyata dari lokasi penelitian tersebut. B. Teknik pengumpulan Data Sekunder yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui pengumpulan bahan kepustakaan yang dapat mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan sebagai instrument sebagai berikut : 1. Dokumentasi Teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang relevan objek peneliti, menyangkut masalah yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait dari Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan sehubungan dengan Implementasi Kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Medan. 2. Studi kepustakaan Teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai literature seperti buku, majalah, jurnal, dan laporan penelitian, serta yang lainnya.

II.5. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat suatu deskripsi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah peneliti mengkonfirmasi seluruh data sekunder dan data primer wawancara dan observasi dan menyajikannya dengan analisis kualitatif.Teknik analisis data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul, menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya dan memeriksa keabsahan seta menafsirkannya dengan analisis dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Menurut Miles dan Huberman 2007:174, analisis terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: 1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabsahan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan 2. Penyajian data; penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih 3. Menarik kesimpulan; penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. BAB III DESKRIPSI LOKASI III.1. Sejarah Singkat SMAN 3 Medan SMA Negeri 3 Medan didirikan pada tahun 1954 dan dikepalai oleh Bapak Iskandar Simanjuntak dari tahun 1954 sd 1957. Pada awal berdirinya, lokasi SMA Negeri 3 Medan berada di Jalan Seram, kemudian pindah ke Simpang Limun tahun 1957 sd 1961, dikepalai oleh Bapak Ardion Sutan Kaliraja Siregar. Pada tahun 1961, lokasi SMA Negeri 3 Medan dipindahkan ke Jalan Pelajar dan dikepalai oleh Bapak Hadian Abdillah dari tahun 1961 sd 1963. Kemudian dari tahun 1963 sd 1965 lokasi SMA Negeri 3 Medan dipindahkan kembali ke Simpang Limun dan dikepalai oleh Bapak Putu Mas. Selanjutnya lokasi SMA Negeri 3 Medan kembali lagi ke Jalan Seram mulai dari tahun 1965 sd 1976 dan Kepala Sekolahnya berturut-turut dipimpin oleh Bapak Lajim Bangun 1965 sd 1967, Bapak Drs. Kadar Efendy 1967 sd 1976, Bapak M. Daim Tanjung 1976-1977, Bapak Abdul Rahim Batubara 1977-1984, Bapak Marolop Siahaan 1984-1985, Bapak Drs. Tasrir Ismail 1985-1987, Bapak Drs. H. M. Syarif 1987-1989, Ibu Hj. Khairiyah 1989-1995, Bapak Ruslan Hasan 1995-1997, Bapak Zamardin Arman 1997-1998, Bapak Drs. Burhanuddin Lubis 1998- 2005, Ibu Dra. Hj. Rebekka Girsang 2005-2006, dan Bapak Drs. Sahlan Daulay, M.Pd 2006-Sekarang. Pesatnya pembangunan Kota Medan dan pertimbangan terhadap perkembangan SMA Negeri 3 Medan pada masa yang akan datang, menyebabkan lokasi SMA Negeri 3 Medan yang berada di Jalan Seram dirasakan kurang strategis, sehingga pada tahun 1978 lokasi SMA Negeri 3 Medan dipindahkan ke Jalan Budi Kemasyarakatan No. 3 Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat. Pada awal pindahnya SMA Negeri 3 Medan di Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat dipimpin oleh Bapak Abdul Rahim Batubara sampai dengan tahun 1984. Sampai saat ini SMA Negeri 3 Medan masih tetap eksis berada di Jalan Budi Kemasyarakatan No. 3 Kelurahan Pulo Brayan Kota Kecamatan Medan Barat Kota Medan. Perjalanan panjang yang telah dilalui SMA Negeri 3 Medan dari awal berdirnya hingga sekarang membuat SMA Negeri 3 Medan benar-benar mampu menjadi sekolah yang matang, sesuai dengan usia dan pengalaman yang telah dilaluinya sehingga mampu melahirkan siswa-siswa yang kelak dikemudian hari menjadi orang-orang penting, sukses dan berguna ditengah-tengah masyarakat, negara, bangsa, dan agama. Semua kesuksesan tersebut tidak lepas dari hasil jerih payah segenap guru-guru SMA Negeri 3 Medan yang ikhlas memberikan ilmunya dan mendidik siswa-siswinya sampai sekarang. Pimpinan sekolah yang pernah bertugas di SMA Negeri 3 Medan sejak awal berdirinya sampai dengan sekarang Tahun Pelajaran 20122013 adalah sebagai berikut : Tabel 3.1 : Daftar Nama Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Medan NO NAMA KEPALA SEKOLAH PERIODE TUGAS 1. Iskandar Simanjuntak Tahun 1954 sd Tahun 1957 2. Sutan Kaliraja Siregar Tahun 1957 sd Tahun 1961 3. Hadian Abdillah Tahun 1961 sd Tahun 1963 4. Putu Mas Tahun 1963 sd Tahun 1965 5. Lajim Bangun Tahun 1965 sd Tahun 1967 6. Drs. Kadar Effendi Tahun 1967 sd Tahun 1976 7. M. Daim Tanjung Tahun 1976 sd Tahun 1977 8. Abd. Rahim Batubara Tahun 1977 sd Tahun 1984 9. Drs. Marolop Siahaan Tahun 1984 sd Tahun 1985 10. Drs. Tasrir Ismail Tahun 1985 sd Tahun 1987 11. Drs. H. M. Syarief Tahun 1987 sd Tahun 1989 12. Dra. Hj. Khairiah Tahun 1989 sd Tahun 1995 13. Ruslan Hasan Tahun 1995 sd Tahun 1997 14. Drs. Zamardin Abbas Tahun 1997 sd Tahun 1998 15. Drs. Burhanuddin Lubis Tahun 1998 sd Tahun 2005 16. Dra. Hj. Rebekka Girsang Tahun 2005 sd Tahun 2006 17. Drs. Sahlan Daulay, M.Pd Tahun 2006 sd Sekarang III.2. Identitas Sekolah Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Nomor statistik : 301076003002 Sekolah Nomor Pokok Sekolah : 10210856 Nasional Penyelenggara Sekolah : Pemerintah Status : Negeri Alamat Sekolah : a. Jalan : Jl. Budi Kemasyarakatan No. 3 Medan b. Kelurahan : Pulo Brayan Kota c. Kecamatan : Medan Barat d. Kota : Medan e. Provinsi : Sumtera Utara f. Kode Pos : 20116 g. Nomor Telepon : 061-6619128 h. Website : http:www.sman3medan.net DATA TANAH BANGUNAN Status bangunan : Milik Negara Luas Tanah : 8.842 M 2 Luas Bangunan : 3.954 M 2 III.3. Tujuan dan Sasaran Sekolah SMA ini juga memiliki tujuan serta sasaran yang harus dicapai sekolah guna untuk membuat sekolah menjadi sekolah unggulan di Sumatera Utara. Adapun yang menjadi tujuan dari SMA Negeri 3 Medan, yaitu : 1. Terwujudnya lulusan yang beriman dan bertaqwa, menguasai IPTEK, mampu bersaing di era global, dan dapat dapat mempertahankan budaya bangsa. 2. Tercapainya pemenuhan 8 SNP secara bertahap sesuai dengan kemampuan dan kondisi sekolah 3. Terwujudnya pengembangan kreativitas peserta didik baik dalam bidang akademik maupun non akademik 4. Tercapainya peningkatan keterampilan menggunakan media Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK 5. Tercapainya peningkatan kemampuan guru dalam pemahaman dan implementasi SNP 6. Tercapainya peningkatan perolehan rata-rata ujian akhir nasional 7. Tercapainya peningkatan kedisiplinan dan ketertiban peserta didik dalam mewujudkan program kesiapsiagaan 8. Tercapainya peningkatan kuantitasdan kualitas fasilitassaranaprasarana di lingkungan sekolah. 9. Tercapainya peningkatan jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi yang terakreditasi. 10. Tercapainya internalisasi budaya tatakrama dalam kehidupan warga sekolah 11. Tercapanya peningkatan kerjasama dengan orangtua, masyarakat sekitar, dan institusi lain. 12. Tercapainya peningkatan kegiatan 10 K Ketaqwaan, Kerindangan, Keindahan, Keamanan, Ketertiban, Kekeluargaan, Kebersihan, Keterbukaan, Keteladanan dan Kenyamanan. Dan yang menjadi Sasaran dari SMA Negeri 3 Medan, yaitu : Berdasarkan visi, misi, dan tujuan sekolah yang diuraikan di atas, sasaran SMA Negeri 3 Medan Tahun Pelajaran 20122013 adalah sebagai berikut: Sasaran 1 : Peningkatan pemahaman dan keterampilan seluruh warga sekolah terhadap 8 SNP dan implementasinya dalam proses pendidikan di sekolah Sasaran 2 : Peningkatan perolehan hasil belajar peserta didik, baik untuk KKM mata pelajaran maupun perolehan nilai Ujian Nasional sehingga mencapai minimal 75 Sasaran 3 : Peningkatan disiplin seluruh warga sekolah guru, tata usaha, dan karyawan lainnya, serta peserta didik ditandai dengan terciptanya 10 K dan kehadiran minimal 95 Sasaran 4 : Peningkatan partisipasi masyarakat dan orang tua, baik dalam dukungan moril maupun materil dengan pencapaian kehadiran pada rapat komite sekolah dan kemampuan membayar sumbangan masing-masing mencapai minimal 90 Sasaran 5 : Pemenuhan peralatan dan bahan-bahan untuk kegiatan praktikum pada Laboratorium Fisika, Kimia dan Biologi Sasaran 6 : Penambahan sarana dan prasarana untuk kegiatan praktikum pada Laboratorium Komputer, sehingga mampu menampung minimal 2 rombongan belajar Sasaran 7 : Pemenuhan sarana dan prasarana untuk kegiatan praktikum pada Laboratorium Bahasa, sehingga mampu menampung minimal 1 rombongan belajar Sasaran 8 : Penambahan sarana dan prasarana, terutama pemenuhan IT sehingga minimal 75 ruang dilengkapi perangkat IT yang terhubung dengan jaringan internet dalam upaya mendukung program Sekolah Model Pusat Sumber Belajar PSB Sasaran 9 : Peningkatan kualitas pembelajaran melalui permbelajaran berbasis IT minimal untuk 16 mata pelajaran Sasaran 10 : Peningkatan mutu lulusan dan jumlah lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi terakreditasi sehingga menacapai minimal 75 Sasaran 11 : Penataan dan pemeliharaan lingkungan sekolah dalam upaya mewujudkan Sekolah Adiwiyata sekolah berwawasan lingkungan Sasaran 12 Peningkatan kerjasama dan kemitraan dengan LPMP, PT, DinasInstansi terkait, dan Dunia UsahaDunia Industri dalam bentuk kesepakatan tertulis MoU BAB IV PENYAJIAN DATA

IV.1 Identitas Informan

Seperti yang telah diuraikan dari bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 di SMANegeri 3 Medan, mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran bidang studi bahasa inggris menurut kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Medan, dan mengetahui kelemahanan pembelajaran bahasa inggris menurut kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Medan. Dengan demikian untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 tersebut maka terlebih dahulu dikemukakan identitas informan dalam penelitian ini. Informan yang dijadikan objek dalam penelitian di SMA Negeri 3 Medan diambil sebanyak 1 orang informan kunci Kepala Bidang Kurikulum, 2 orang guru Bahasa Inggris dan 40 orang siswa sebagai informan tambahan. Hal ini dilakukan untuk menjamin keabsahan dan informasi yang diperoleh selama penelitian.Berikut ini merupakan ditribusi jawaban informan tambahan atau siswa – siswi SMAN 3 Medan sebanyak 40 orang. IV.2 Disribusi Jawaban Informan Tentang Implementasi Kurikulum 2013 Sesuai Dengan Peraturan Mentri No 59 Tahun 2015 Pada zaman globalisasi ini seluruh masyarakat khususnya kaum muda diharuskan mampu bersaing dan memiliki kemampuan yang dapat dijadikan sebagai senjata untuk menghadapi persaingan dengan masyarakat yang berasal dari negara atau negara yang sama dan dengan negara lain. Indonesia sebagai negara yang besar dan majemuk, mengharuskan negara ini harus memfokuskan pada pengembangan dan peningkatan kualitas persaingan masyarakatnya salah satunya adalah melalui pendidikan. Berdasarkan hasil The Global Competitiveness Report atau laporan persaingan globaltahun 2013 -2014 menempatkan Indonesia pada peringkat 38 dan peringkat 3 di ASEAN dan untuk Human Development Index UNDP tahun 2014 menempatkan Indonesia diperingkat 121 dari 185 negara dengan rata – rata penduduk Indonesia hanya mengenyam pendidikan 5,8 tahun. Sumber: www.Bloomberg.com Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh informasi bahwa kemampuan dan daya saing penduduk Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain, hal tersebut dapat tercipta dikarenakan masih lemahnya sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan ketidak sesuaian kurikulum dengan perkembangan zaman yang sudah semakin pesat berkembang. Pembangunan pendidikan di Indonesia pada dasarnya sudah dimulai dari zaman penjajahan terbukti dengan beberapa pemuda – pemudi yang mengembangkan pendidikan di luar negeri hingga samapai ke zaman sekarang dengan program pemerintah wajib belajar 9 tahun wajib belajar kepada setiap masyarakat Indonesia khusunya angkatan muda Indonesia. Dalam pelaksanaan pengembangan suatu sistem pendidikan diperlukan adanya kurikulum yang dapat menjadi pantuan bagi seorang pendidik dan pelajar dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.Di Indonesia sendiri pengenalan istilah kurikulum dimulai dari tahun 1947 dengan nama rencana pembelajaran yang terus mengalami perubahan dan penyempurnaan hingga sampai yang terakhir adalah kurikulum 2013. Kurikulum2013 atau Pendidikan BerbasisKarakter adalah sebuah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan pilihan mereka.Kedua kelompok mata pelajaran tersebut wajib dan pilihan terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah SMA dan SMK sementara itu mengingat usia dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP. Sejak kurikulum ini mulai diuji-cobakan 15 Juli 2013 yang dilaksanakan pada sekolah piloting pada 6.236 sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 berkisar 3,62 dan sekolah yang belum melaksanakan Kurikulum 2013 ialah 96. Tahun 2014 pemerintah pun menerapkan kurikulum itu di setiap satuan pendidikan di Indonesia, mulai dari SD berjumlah 116.000, SMP berjumlah 35.000, sampai ke sekolah menengah atas SMASMKMA yang lebih dari 16. 000 sekolah. sumber : www.padangekpres.co.id Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 59 tahun 2014 yang mengatur tentang kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, silabus dan pedoman mata pelajaran di Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah terdapat perbedaan yang mendasar antara Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 59 tahun 2014 dengan Peraturan Mentri 81a Tahun 2013 dimana dalam Peraturan Mentri 81a Tahun 2013 diatur secara keseluruhan kegiatan mulai dari kurikulum sampai kegiatan siswa sedangkan di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 59 Tahun 2014 hanya mengatur tentang kurikulum dan untuk kegiatan siswa diatur dalam Peraturan Menteri lainnya. Adapun indikator – indikator tersebut yaitu:

1. Komunikasi

Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Sekolah di Kota Medan Tahun 2014

23 220 103

Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

0 91 89

Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

6 57 130

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Deskriptif Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tebing Tinggi)

1 81 86

Kisi Kisi Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah Sekolah Menengah Teologi Kristen Sekolah Menengah Agama Katolik Tahun Pelajaran 2015 2016

0 18 50

Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2013 Pada Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Kampar

0 1 12

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Padjadjaran

1 3 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

0 0 34

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang Pendirian, Organisasi, dan Tata Kerja Politeknik Negeri Indramayu; 5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 tahun

0 0 7

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Deskriptif Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tebing Tinggi)

0 0 9