1.5.3.Kurikulum 2013 1.5.3.1. Pengertian Kurikulum
Menurut Hilda Taba, Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses
pembelajaran serta perkembangan individu. Sedangkan Ronald C. Doll 1964:15 menjelaskan bahwa kurikulum merupakan keseluruhan pengalaman yang
ditawarkan pada anak-anak peserta didik di bawah arahan dan bimbingan sekolah. Dr. Dede Rosyada, M.A. 2004:26 mengatakan bahwa kurikulum
merupakan inti dari sebuah penyelenggaraan pendidikan. Murray Print. mendefinisikan Kurikum sebagai semua ruang pembelajaran terencana yang
diberikan kepada siswa oleh lembaga pendidikan dan pengalaman yang dinikmati oleh siswa saat kurikulum itu terapkan.
Kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.Kurikulum adalah
suatu program pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa.Dengan program itu, para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga terjadi
perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan
bagi siswa yang memberikan kesempatan belajar.
1.5.3.2. Fungsi Kurikulum
Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1. Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Fungsi
kurikulum dalam pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan. Dalam hal ini, alat untuk menempa manusia yang
diharapkan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena setiap bangsa dan
Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan,
maupun kebutuhan Negara itu sendiri. Dengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan Negara-negara lain, untuk itu, maka:
a. Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
b. Kuriulum merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan
murid dalam proses belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu, c.
kurikulum merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
2. Fungsi Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah
yang Bersangkutan mempunyai fungsi sebagai berikut: a.
Sebagai alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan b.
Sebagai pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini meliputi:
1 Jenis program pendidikan yang harus dilaksanakan
2 Cara menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan
3 Orang yang bertanggung jawab dan melaksanakan program
pendidikan. http:id.wikipedia.orgwikiKurikulum.
1.5.3.3. Kurikulum 2013
Pada tahun ajaran baru 20132014 pemerintah menetapkan diberlakukannya kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 menggantikan KTSP.
Penyusunan Kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan KBK yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, dimana
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati Sisdiknas, 2012. Penyusunan kurikulum 2013 juga menitikberatkan pada penyederhanaan,
tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 KTSP. Dimana ada beberapa permasalahan di antaranya;
1. Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan
banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak;
2. Belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional; 3.
Bompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan
sesuai dengan perkembangan kebutuhan misalnya pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan belum terakomodasi di dalam kurikulum;
4. Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional, maupun global; 5.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang
beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru;
6. standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi proses dan hasil dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan
7. KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir. Dalam alasan-alasan tersebut ada faktor kompetensi masa depan, dimana lulusan harus mampu berkomunikasi,
berpikir jernih dan kritis, mampu mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan.
Disini terlihat bahwa lulusan yang lahir dari penerapan kurikulum berbasis karakter ini dapat menjadi lulusan yang hebat dan mampu bersaing di dunia
internasional jika kurikulum dijalankan dengan baik dan benar oleh semua pihak yang bersangkutan.
1.5.3.4. Proses Pembelajaran Kurikulum 2013