BAB IV PENYAJIAN DATA
IV.1 Identitas Informan
Seperti yang telah diuraikan dari bab sebelumnya bahwa tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 di SMANegeri
3 Medan, mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran bidang studi bahasa inggris menurut kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Medan, dan mengetahui
kelemahanan pembelajaran bahasa inggris menurut kurikulum 2013 di SMA Negeri 3 Medan. Dengan demikian untuk mengetahui implementasi Kurikulum
2013 tersebut maka terlebih dahulu dikemukakan identitas informan dalam penelitian ini.
Informan yang dijadikan objek dalam penelitian di SMA Negeri 3 Medan diambil sebanyak 1 orang informan kunci Kepala Bidang Kurikulum, 2 orang
guru Bahasa Inggris dan 40 orang siswa sebagai informan tambahan. Hal ini dilakukan untuk menjamin keabsahan dan informasi yang diperoleh selama
penelitian.Berikut ini merupakan ditribusi jawaban informan tambahan atau siswa – siswi SMAN 3 Medan sebanyak 40 orang.
IV.2 Disribusi Jawaban Informan Tentang Implementasi Kurikulum 2013 Sesuai Dengan Peraturan Mentri No 59 Tahun 2015
Pada zaman globalisasi ini seluruh masyarakat khususnya kaum muda diharuskan mampu bersaing dan memiliki kemampuan yang dapat dijadikan
sebagai senjata untuk menghadapi persaingan dengan masyarakat yang berasal
dari negara atau negara yang sama dan dengan negara lain. Indonesia sebagai negara yang besar dan majemuk, mengharuskan negara ini harus memfokuskan
pada pengembangan dan peningkatan kualitas persaingan masyarakatnya salah satunya adalah melalui pendidikan. Berdasarkan hasil The Global
Competitiveness Report atau laporan persaingan globaltahun 2013 -2014 menempatkan Indonesia pada peringkat 38 dan peringkat 3 di ASEAN dan untuk
Human Development Index UNDP tahun 2014 menempatkan Indonesia diperingkat 121 dari 185 negara dengan rata – rata penduduk Indonesia hanya
mengenyam pendidikan 5,8 tahun. Sumber: www.Bloomberg.com
Berdasarkan hasil tersebut maka diperoleh informasi bahwa kemampuan dan daya saing penduduk Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan
negara lain, hal tersebut dapat tercipta dikarenakan masih lemahnya sistem pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah dan ketidak sesuaian kurikulum
dengan perkembangan zaman yang sudah semakin pesat berkembang. Pembangunan pendidikan di Indonesia pada dasarnya sudah dimulai dari
zaman penjajahan terbukti dengan beberapa pemuda – pemudi yang mengembangkan pendidikan di luar negeri hingga samapai ke zaman sekarang
dengan program pemerintah wajib belajar 9 tahun wajib belajar kepada setiap masyarakat Indonesia khusunya angkatan muda Indonesia. Dalam pelaksanaan
pengembangan suatu sistem pendidikan diperlukan adanya kurikulum yang dapat menjadi pantuan bagi seorang pendidik dan pelajar dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar.Di Indonesia sendiri pengenalan istilah kurikulum dimulai dari tahun 1947 dengan nama rencana pembelajaran yang terus mengalami perubahan
dan penyempurnaan hingga sampai yang terakhir adalah kurikulum 2013.
Kurikulum2013 atau Pendidikan BerbasisKarakter adalah sebuah
kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikanKurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas
materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada
setiap satuan atau jenjang pendidikan.Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh peserta didik dipilih sesuai dengan pilihan mereka.Kedua kelompok mata
pelajaran tersebut wajib dan pilihan terutama dikembangkan dalam struktur kurikulum pendidikan menengah SMA dan SMK sementara itu mengingat usia
dan perkembangan psikologis peserta didik usia 7 – 15 tahun maka mata pelajaran pilihan belum diberikan untuk peserta didik SD dan SMP.
Sejak kurikulum ini mulai diuji-cobakan 15 Juli 2013 yang dilaksanakan pada sekolah piloting pada 6.236 sekolah di seluruh Indonesia. Sekolah yang telah
melaksanakan Kurikulum 2013 berkisar 3,62 dan sekolah yang belum melaksanakan Kurikulum 2013 ialah 96. Tahun 2014 pemerintah pun
menerapkan kurikulum itu di setiap satuan pendidikan di Indonesia, mulai dari SD berjumlah 116.000, SMP berjumlah 35.000, sampai ke sekolah menengah atas
SMASMKMA yang lebih dari 16. 000 sekolah. sumber :
www.padangekpres.co.id
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 59 tahun 2014 yang mengatur
tentang kerangka dasar kurikulum, struktur kurikulum, silabus dan pedoman mata pelajaran di Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah terdapat perbedaan yang
mendasar antara Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan No 59 tahun 2014 dengan Peraturan Mentri 81a Tahun 2013 dimana dalam Peraturan Mentri 81a
Tahun 2013 diatur secara keseluruhan kegiatan mulai dari kurikulum sampai kegiatan siswa sedangkan di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 59
Tahun 2014 hanya mengatur tentang kurikulum dan untuk kegiatan siswa diatur dalam Peraturan Menteri lainnya. Adapun indikator – indikator tersebut yaitu:
1. Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Sementara itu, komunikasi kebijakan berarti merupakan
proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan policy makers kepada pelaksana kebijakan policy implementors.Kata komunikasi sering
disamakan dengan sosialisasi dalam sebuah implementasi, dimana pengambil kebijakan dengan lembaga yang dibentuk mencoba menginformasikan atau
mensosialisasikan kepada target sosialisasi dalam upaya untuk menghidari kesalahan dalam pelaksanaan tugas yang diserahkan.
Komunikasi atau sosialisasi yang dimaksud dalam penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk menegetahui dan memahami bagaimana implementasi dari
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 59 Tahun 2014 tentang kurikulum
2013 pada jenjang SMA dan untuk membantu para siswa dan guru di SMAN 3 medan tentang kurikulum 2013.
Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Informan Tentang Dukungan Kelanjutan
Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 59 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013
No. Kategori
Jumlah Informan Orang
Frekuensi
1 Setuju
30 75
2 Tidak Setuju
10 25
Jumlah 40
100 Sumber: Hasil penelitian, 2015
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas siswa setuju sebanyak 30 orang atau 75 bahwa kurikulum 2103 dilanjutkan dengan alasan
karena informan sudah terbiasa dan merasa bahwa kurikulum 2013 ini sudah sesuai dengan kebutuhan dari siswa itu sendiri. Sedangkan sebanyak 10 orang
atau 25 menjawab tidak setuju kurikulum 2013 dilanjutkan dengan alasan kurikulum 2013 terlalu membebankan siswa untuk terus aktif dalam kegiatan
belajar. Dari hasil tersebut diperoleh kesimpulan bahwa kurikulum 2013 dapat terus dilanjutkan hanya saja diperlukan diperlukan juga perhatian terhadap beban
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar khususnya dalam pelaksanaan metode belajar.
Kemudian dari hasil wawancara dengan informan kunci tentang kelanjutan dari kurikulum 2013, informan kunci berpendapat bahwa kurikulum 2013 ini
sangat baik dan harus dilanjutkan karena dapat mendorong siswa untuk lebih aktif
dan kreatif dalam belajar dan bagi guru agar lebih kreatif dalam menyusun konsep atau silabus mata pelajaran.
2. Sumber Daya Resources
Sumber daya memiliki peranan penting dalam implementasi kebijakan. Edward III mengemukakan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistensinya
ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan serta bagaimanapun akuratnya penyampaian ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut, jika para pelaksana
kebijakan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber daya untuk melaksanakan kebijakan secara efektif
maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif. Sumber daya di sini berkaitan dengan segala sumber yang dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan implementasi kebijakan.Sumber daya ini mencakup sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, informasi dan kewenangan.
Adapun indikator sumber daya ini adalah untuk mengetahui sumber daya apa saja yang mendukung untuk melaksanakan kurikulum 2013. Kemudian
berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci tentang apakah sarana dan prasarana di SMAN 3 Medan sudah mendukung pelaksanaan kurikulum 2013,
yaitu bahwa sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 3 Medan sudah lengkap dengan adanya laboratium yang lengkap untuk
mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam dan bahasa, untuk mendukung kegiatan siswa dalam mencari literatur atau informasi tambahan dari internet maka
disediakan WIFI, untuk kelengkapan dikelas sekolah juga menyediakan
infocus,dan kelengkapan buku pelajaran juga sudah disediakan baik untuk guru ataupun untuk siswa.
3. Disposisi Disposition
Kecenderungan perilaku atau karakteristik dari pelaksana kebijakan berperan penting untuk mewujudkan implementasi kebijakan yang sesuai dengan
tujuan atau sasaran.Karakter penting yang harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan misalnya kejujuran dan komitmen yang tinggi. Kejujuran mengarahkan
implementor untuk tetap berada dalam asa program yang telah digariskan, sedangkan komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakn akan membuat mereka
selalu antusias dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi, dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Sikap dari pelaksana
kebijakan akan sangat berpengaruh dalam implementasi kebijakan. Apabila implementator memiliki sikap yang baik maka dia akan dapat menjalankan
kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan, sebaliknya apabila sikapnya tidak mendukung maka implementasi tidak akan
terlaksana dengan baik.
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Informan Tentang Pemahaman Konsep
dan Metode Pada Kurikulum 2013
No. Kategori
Jumlah Informan Orang
Frekuensi
1 Paham
40 100
2 Tidak Paham
Jumlah 40
100
Sumber: Hasil penelitian, 2015
Berdasarkan hasil tabel diatas maka diperoleh informasi bahwa seluruh informansiswa di SMAN 3 Medan sudah paham dan mengerti tentang metode
dan konsep dari kurikulum 2013.Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa di SMAN 3 Medan sudah paham dengan metode dan konsep kurikulum 2013.Kemudian hasil
wawancara dengan informan kunci tentang bagaimana siswa dan guru mengetahui dan memahami tentang kurikulum 2013, yaitu melalui dari pelaksanaan sosialisasi
berupa seminar untuk guru dan untuk siswa sendiri disosialisasikan saat dalam kegiatan belajar.
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Informan Tentang Kepuasan Terhadap
Hasil Evalusasi Belajar Pada Kurikulum 2013
No. Kategori
Jumlah Informan Orang
Frekuensi
1 Puas
25 62.5
2 Tidak Puas
15 37.5
Jumlah 40
100
Sumber: Hasil penelitian, 2015 Berdasarkan hasil tabel diatas maka diatas maka diperoleh informasi
bahwa sebanyak 25 orang infoman atau siswa merasa puas dengan hasil evaluasi mengikuti standar kurikum 2013 dan sebanyak 15 orang atau 37.5 tidak merasa
puas dengan hasil evaluasi belajar dengan menggunakan standar kurikulum 2013. Dari data tersebut maka diperoleh kesimpulan bahwa siswa merasa puas dengan
hasil evaluasi dengan standar kurikulum 2013.
4. Struktur Birokrasi Bureucratic Structure
Struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.Aspek struktur organisasi ini melingkupi dua hal yaitu
mekanisme dan struktur birokrasi itu sendiri.Aspek pertama adalah mekanisme, dalam implementasi kebijakan biasanya sudah dibuat standart operation procedur
SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator dalam bertindak agar dalam pelaksanaan kebijakan tidak melenceng dari tujuan dan sasaran kebijakan.
Aspek kedua adalah struktur birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu panjang dan terfragmentasi akan cenderung melemahkan pengawasan dan menyebabkan
prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks yang selanjutnya akan menyebabkan aktivitas organisasi menjadi tidak fleksibel.
Adapun indikator struktur birokrasi ini adalah untuk melihat bagaimana mekanisme-mekanisme implementasi dari kurikukulum 2013 di SMAN 3 Medan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci tentang bagaimana mekanisme pengajaran di SMAN 3 MEDAN ini yaitu, bahwa mekanisme
pengajaran di sekolah ini cukup baik dimana setiap siswa dibimbing dengan baik sesuai dengan kurikulum 2013 selain itu sekolah SMAN 3 Medan ini juga
menjadi sekolah pendamping 9 sekolah yang berada di Sub Rayon-nya dalam mensosialisasikan dan melaksanakan kurikulum 2013 di 9 sekolah tersebut.
IV.3 Hasil Wawancara IV.3.1 Hasil Wawancara dengan Informan Kunci KepalaBidang