Analisis Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Medan

kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik dalam berbagai pilihan disiplin keilmuan. Sumber: Salinan PERMENDIKBUD No 59 Tahun 2014 Bahasa inggris berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 59 tahun 2014 ditempatkan pada bagian atau kelompok A hal ini dikarenakan bahasa inggris yang sudah menjadi bahasa internasional dan tuntutan zaman yang sudah semakin berkembang. Dalam penerapannya bahasa inggris dijadikan mata pelajaran wajib kepada siswa yang akan terus dipelajari siswa mulai dari kelas 1 sampai kelas 3.

V.2 Analisis Implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Medan

Respon mayoritas siswa terhadap implementasi kurikulum 2013 adalah mendukung kelanjutan dari kurikulum ini.Hasil tersebut menunjukan bahwa siswa telah dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap kurikulum 2013 ini.Kurikulum 2013 menurut siswa mampu mendorong dan menciptkan kreatifitas siswa dan mampu menciptakan tingkat kompetisi antar siswa.Siswa SMAN 3 Medan juga sudah memahami tentang kurikulum 2013 secara baik hal ini dapat dibuktikan melalui hasil pembelajaran dan peningkatan kemampuan siswa dalam hal kreatifitas dan sensitifitas dalam melihat suatu fenomena atau masalah. Namun dibalik itu semua, juga terdapat beberapa siswa menyatakan bahwa kurikulum 2013 tidak perlu dilanjutkan karena sangat memberatkan siswa dan untuk hasil evaluasi raport yang kualitatif menurut beberapa siswa memberikan dampak yang tidak baik terhadap motivasi siswa dalam meraih hasil atau nilai yang baik. Dalam pelaksanaan materi pelajaran khususnya bahasa inggris yang merupakan mata pelajaran wajib berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa inggris di SMAN 3 Medan, kurikulum 2013 sangat memiliki nilai yang positif bagi siswa karena dalam kurikulum 2013 lebih mengutamakan pada tindakan atau pada praktek sehingga sangat seuai dengan mata pelajaran bahasa inggris yang juga mengutamakan tindakan atau praktek dalam kegiatan belajar mengajarnya. Selain itu dalam kurikulum memberikan ruang kepada siswa untuk menemukan hal – hal baru yang dapat menambah kemampuan siswa dalam meningkatkan kemampuan bahasa inggris. Model implementasi kebijakan Edward George di dalam Subarsono 2005:90, melihat implementasi kebijakan sebagai suatu proses yang dinamis, dimana terdapat banyak faktor yang saling berinteraksi dan mempengaruhi implementasi kebijakan. Faktor-faktor tersebut perlu ditampilkan guna mengetahui bagaimana pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap implementasi. Oleh karena itu, Edward menegaskan bahwa dalam studi implementasi terlebih dahulu harus diajukan dua pertanyaan pokok yaitu: a Apakah yang menjadi prasyarat bagi implementasi kebijakan? b Apakah yang menjadi faktor utama dalam keberhasilan implementasi kebijakan? Guna menjawab pertanyaan tersebut, Edward mengajukan empat faktor yang berperan penting dalam pencapaian keberhasilan implementasi.Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan yaitu faktor communication, resources, disposition, dan bureucratic structure. Gambar 5.1: Model Implementasi Kebijakan Edward George Adapun implementasi kurikulum 2013 di SMAN 3 Medan dapat dilihat berdasarkan indicator berikut :

1. Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari komunikator kepada komunikan. Sementara itu, komunikasi kebijakan berarti merupakan proses penyampaian informasi kebijakan dari pembuat kebijakan policy makers kepada pelaksana kebijakan policy implementors.Kata komunikasi sering disamakan dengan sosialisasi dalam sebuah implementasi, dimana pengambil kebijakan dengan lembaga yang dibentuk mencoba menginformasikan atau mensosialisasikan kepada target sosialisasi dalam upaya untuk menghidari kesalahan dalam pelaksanaan tugas yang diserahkan. Pemerintah sebagai perumus ke Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 59 Tahun 2014 menerapkan sistem sosasi kurikum 2013 sebagai berikut : Sumber : Hasil Wawancara 2015 Dari gambar alur sosialisasi Kurikulum 2013 diatas maka diperoleh informasi bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bertugas sebagai perumus kebijakan dan peraturan yang sekarang terbagi atas dua yaitu: Kementrian Tinggi Riset dan Teknologi dan Kementrian Pendidikan Dasar, setelah itu ditindak lanjuti oleh BPSDMPMP Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan yang memiliki tugas pelayanan teknis dan administrative serta pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas unitorganisasi di lingkungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan, untuk skala regional atau setiap daerah yang bekerjasama dengan Kepala Dinas Pendidikan ditetapkan P4K Pusat Penyelenggara Peningkatan Pendidikan dan tenaga Pendidik lembaga ini bertanggung jawab mengadakan kegiatan seperti workshop kepada guru – guru inti yang ditunjuk oleh sekolah pendamping yang ditunjuk oleh KEMENDIKBUD, selanjutnya adalah guru inti Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Guru Inti Guru Inti P4K BPSDMK - PMP Guru Inti Guru Inti yaitu guru yang berasal dari sekolah pendamping seperti SMAN 3 Medan ada 9 sekolah pendamping di kota medan yang selanjutnya akan melatih dan mensosialisasikan tentang kurikulum 2013. Sedangkan untuk sosialisasi kepada siswa SMAN 3 Medan tentang kurikulum 2013 adalah dengan cara mengubah sistem dan metode pembelajaran dan penugasan kepada siswa mengikuti kurikulum 2013. Guru bertugas sesuai dengan kurikulum 2013 sebagai fasilitator kepada siswa dalam kegiatan belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci diperoleh informasi sejak dua tahun lalu SMAN 3 telah melaksanakan kurikulum 2013 dan hal tersebut menenujukan bahwa SMAN 3 Medan sudah menjalankan transfer informasi dan komunikasi kepada siswa sejak siswa tersebut mulai masuk dan belajar di SMAN 3 Medan. Selain itu untuk sistem penilaian guru juga mengkomunikasikan kepada siswa saat proses belajar mengajar.

2. Sumber Daya Resources

Sumber daya memiliki peranan penting dalam implementasi kebijakan. Edward III mengemukakan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistensinya ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan serta bagaimanapun akuratnya penyampaian ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut, jika para pelaksana kebijakan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber daya untuk melaksanakan kebijakan secara efektif maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif. Sumber daya di sini berkaitan dengan segala sumber yang dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan.Sumber daya ini mencakup sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, informasi dan kewenangan. Adapun indikator sumber daya ini adalah untuk mengetahui sumber daya apa saja yang mendukung untuk melaksanakan kurikulum 2013. Kemudian berdasarkan hasil wawancara dari informan kunci tentang apakah sarana dan prasarana di SMAN 3 Medan sudah mendukung pelaksanaan kurikulum 2013, yaitu bahwa sarana prasarana untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 3 Medan sudah lengkap dengan adanya laboratium yang lengkap untuk mata pelajaran Ilmu pengetahuan Alam dan bahasa, untuk mendukung kegiatan siswa dalam mencari literatur atau informasi tambahan dari internet maka disediakan WIFI, untuk kelengkapan dikelas sekolah juga menyediakan infocus,dan kelengkapan buku pelajaran juga sudah disediakan baik untuk guru ataupun untuk siswa Selain sumber daya berbentuk fisik, dalam mendorong kelancaran kegiatan belajar dan mengajar dibutuhkan juga sumber daya guru. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan diperoleh informasi bahwa untuk mata pelajaran bahasa inggris sendiri terdapat 5 guru PNS dan 1 guru honorer, dimana keseluruhan guru tersebut mengajar mulai dari kelas 1 – 3 SMA. Jika jumlah guru dibandingkan dengan jumlah siswa maka diperoleh hasil bahwa satu guru bertanggung jawab terhadap 40 orang siswa. Hasil tersebut masih jauh dari harapan karena akan membebani seorang guru dalam membimbing murid secara fokus.

3. Disposisi Disposition

Kecenderungan perilaku atau karakteristik dari pelaksana kebijakan berperan penting untuk mewujudkan implementasi kebijakan yang sesuai dengan tujuan atau sasaran.Karakter penting yang harus dimiliki oleh pelaksana kebijakan misalnya kejujuran dan komitmen yang tinggi. Kejujuran mengarahkan implementor untuk tetap berada dalam asa program yang telah digariskan, sedangkan komitmen yang tinggi dari pelaksana kebijakn akan membuat mereka selalu antusias dalam melaksanakan tugas, wewenang, fungsi, dan tanggung jawab sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Sikap dari pelaksana kebijakan akan sangat berpengaruh dalam implementasi kebijakan. Apabila implementator memiliki sikap yang baik maka dia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan, sebaliknya apabila sikapnya tidak mendukung maka implementasi tidak akan terlaksana dengan baik. Respon siswa di SMAN 3 Medan dengan Implementasi Kurikulum 2013 adalah mendukung pelaksanaanaan kurikulum 2013 dan mendukung kurikulum 2013 dilanjutkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, diperoleh informasi bahwa kurikulum 2013 pada dasarnya adalah kurikulum yang bertujuan menciptakan siswa yang kreatif, aktif, dan inovatif .hal tersebut tercermin dari tindakan atau respon siswa terhadap setiap mata pelajaran yang disampaikan oleh guru. Perubahan terbesar yang terjadi dalam kurikulum 2013 adalah hasil penilaian atau hasil evaluasi siswa menggunakan metode kualitatif dan tidak adanya pembuatan rangking siswa, berdasarkan hasil kuesioner mengenai kepuasan tentang hasil evaluasi atau raport berdasarkan kurikulum 2013, mayoritas siswa puas dengan metode pembuatan raport atau hasil evaluasi yang mengkuti cara atau metode dari kurikulum 2013. Sedangkan masih ada beberapa siswa yang merasa belum puas terhadap hasil rapor atau evaluasi, siswa beranggapan hasil atau raprot kurikulum 2013 kurang dapat memotivasi siswa dalam proses belajar karena tidak disertai dengan peringkat atau rangking siswa. Untuk menanggulangi hal tersebut maka guru di SMAN 3 Medan membuat rekap nilai yang dapat menjadi acuan untuk pembuatan rangking atau peringkat siswa.

4. Struktur Birokrasi Bureucratic Structure

Struktur organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.Aspek struktur organisasi ini melingkupi dua hal yaitu mekanisme dan struktur birokrasi itu sendiri.Aspek pertama adalah mekanisme, dalam implementasi kebijakan biasanya sudah dibuat standart operation procedur SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator dalam bertindak agar dalam pelaksanaan kebijakan tidak melenceng dari tujuan dan sasaran kebijakan. Aspek kedua adalah struktur birokrasi, struktur birokrasi yang terlalu panjang dan terfragmentasi akan cenderung melemahkan pengawasan dan menyebabkan prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks yang selanjutnya akan menyebabkan aktivitas organisasi menjadi tidak fleksibel. Adapun indikator struktur birokrasi ini adalah untuk melihat bagaimana mekanisme-mekanisme implementasi dari kurikukulum 2013 di SMAN 3 Medan. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan kunci tentang bagaimana mekanisme pengajaran di SMAN 3 MEDAN ini yaitu, bahwa mekanisme pengajaran di sekolah ini cukup baik dimana setiap siswa dibimbing dengan baik sesuai dengan kurikulum 2013 selain itu sekolah SMAN 3 Medan ini juga menjadi sekolah pendamping 9 sekolah yang berada di Sub Rayon-nya dalam mensosialisasikan dan melaksanakan kurikulum 2013 di 9 sekolah tersebut. BAB VI PENUTUP Setelah penulis menyajikan data dan juga menganalisis data tentang implementasi Kurikulum 2013 di SMAN 3 Medan, maka selanjutnya penulis dapat memberikan kesimpulan dan saran guna kesempurnaan pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya di SMA Negeri 3 Medan.

VI.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Sekolah di Kota Medan Tahun 2014

23 220 103

Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

0 91 89

Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

6 57 130

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Deskriptif Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tebing Tinggi)

1 81 86

Kisi Kisi Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah Sekolah Menengah Teologi Kristen Sekolah Menengah Agama Katolik Tahun Pelajaran 2015 2016

0 18 50

Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2013 Pada Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Kampar

0 1 12

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Padjadjaran

1 3 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

0 0 34

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang Pendirian, Organisasi, dan Tata Kerja Politeknik Negeri Indramayu; 5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 tahun

0 0 7

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Deskriptif Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tebing Tinggi)

0 0 9