Latar Belakang Masalah Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang jaman. Proses pendidikan yang baik bukan hanya menjadi tanggung jawab lembaga penyelenggara pendidikan semata, tetapi juga harus didukung perannya oleh masyarakat dan pemerintah yang dalam hal ini bertindak sebagai pemegang amanah tertinggi dari UUD 1945 untuk mencerdaskan bangsa Indonesia. Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan. Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena lembaga pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan kemajuan masyarakat. Salah satu persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum yang silih berganti dan terlalu membebani siswa tanpa ada arah pengembangan yang betul – betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada kurikulum tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan kurikulum selalu mengarah pada perbaikan sistem pendidikan.Perubahan tersebut dilakukankarena dianggap belum sesuai dengan harapan yang diinginkan sehingga perlu adanya penyegaran kurikulum. Usaha tersebut mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul mampu bersaing di dunia internasional. Di balik perubahan kurikulum harusnya evaluasi tentang keberhasilan setiap kurikulum lebih di kedepankan agar perubahan kurikulum tidak sia – sia begitu saja tetapi dapat memberikan perbaikan – perbaikan ke arah yang lebih baik bagi dunia pendidikan di Indonesia. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa. Oleh karena itu untuk menghadapi tantangan yang akan menimpa dunia pendidikan kita, ketegasan kurikulum dan implementasinya sangat dibutuhkan untuk membenahi kinerja pendidikan yang jauh tertinggal dengan Negara-negara maju di dunia. Dalam sejarah pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikan kurikulum, yang paling dekat yaitu perubahan dari Kurukulum Berbasis Kompetensi KBK menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan kemudian Kurikulum 2013. Berdasarkan Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014, proses pembelajaran menurut kurikulum 2013 adalah suatu proses pendidikan yang memberikan kesempatan bagi siswa agar dapat mengembangkan segala potensi yang mereka miliki menjadi kemampuan yang semakin lama semakin meningkat dilihat dari aspek sikap afektif, pengetahuan kognitif, dan keterampilan psikomotorik. Dalam penerapan kurikulum 2013 proses pembelajaran diarahkan kepada Standar Kompetensi Lulusan SKL. SKL adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik khususnya untuk mata pelajaran Bahasa Inggris.SKL mencakup Sikap attitude, pengetahuan knowledge dan keterampilan skill. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan berbasis scientific, yaitu mendorong peserta didik agar mampu berfikir lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengakomonidasikan dengan obyek pembelajaran secara langsung yakni, fenomena alam, sosial, seni dan budaya. Muzamiroh 2013: 116. Pada kurikulum 2013 guru bukan satu-satunya sumber belajar, peserta didik juga tidak hanya belajar di ruang kelas tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan demikian, pada kurikulum 2013 guru – guru khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Inggris harus dapat mengembangkan 5M yaitu Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi eksperimen, Mengasosiasikan mengolah informasi dan Mengkomunikasikan pembelajaran Bahasa Inggris agar peserta didik aktif di dalam maupun diluar kelas. Sebagaimana yang diterapkan di SMA Negeri 3 Medan tentang kurikulum 2013 terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris, guru Bahasa Inggris harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai jenis-jenis belajar karena guru merupakan fasilitator dan mitra belajar bagi peserta didik. Guru Bahasa Inggris tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar facilitate learning kepada peserta didik agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Dengan demikian, peserta didik di SMA Negeri 3 Medan tidak saja memiliki jumlah pengetahuan dan kemampuan teknis yang memadai tetapi juga sikap dan karakter sebagai individu, anggota masyarakat, dan warga negara Indonesia yang multikultur. SMA Negeri SMAN 3 Medan, merupakan salah satu sekolah induk yang menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun pelajaran 20132014 hingga saat ini dan dipercaya oleh pemerintah untuk menerapkan kurikulum 2013 terlebih dahulu, serta sebagai sekolah pendamping dalam pelaksanaan kurikulum 2013 bagi 9 SMA yang ada di Kota Medan. Namun, karena kurangnya sosialisasi tentang kurikulum 2013 dari pemerintah sehingga terjadi kelemahan dalam menerapkan pembelajaran Bahasa Inggris yakni, guru yang belum memahami dan kurang berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum disebabkan beberapa hal yaitu kurang waktu, kurang kesesuaianpendapat baik dengan sesama guru maupun kepala sekolah. Kelemahan lainnya terjadi pada jumlah peserta didik yang mencapai 40 peserta didik dalam satu kelas, sarana pembelajaran yang kurang memadaidan guru yang kurang mengerti dalam meggunakan sarana pembelajaran yang ada di sekolah serta penilaian guru terhadap peserta didik pada di SMA Negeri 3 Medan. Dalam menerapkan pembelajaran scientific pada pembelajaran Bahasa Inggris diharapkan guru Bahasa Inggris mampu mengembangkan kurikulum 2013. Berdasarkan hal tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan.

1.2. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Sekolah di Kota Medan Tahun 2014

23 220 103

Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

0 91 89

Perbandingan Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di Madrasah Aliyah Negeri Meulaboh 1 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Tahun 2013

6 57 130

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Deskriptif Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tebing Tinggi)

1 81 86

Kisi Kisi Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas Madrasah Aliyah Sekolah Menengah Teologi Kristen Sekolah Menengah Agama Katolik Tahun Pelajaran 2015 2016

0 18 50

Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Dalam Jabatan Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2013 Pada Madrasah Aliyah Negeri Di Kabupaten Kampar

0 1 12

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Padjadjaran

1 3 27

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 59 Tahun 2014 Tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah Atas/ Madrasah Aliyah (Studi Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Medan)

0 0 34

4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang Pendirian, Organisasi, dan Tata Kerja Politeknik Negeri Indramayu; 5. Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 tahun

0 0 7

Peran Komite Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Deskriptif Pada Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tebing Tinggi)

0 0 9