PENDAHULUAN: Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang PROFIL STASIUN RADIO KISI FM: Membahas pengertian, sejarah, ANALISIS HASIL PENELITIAN: Dalam bab ini membahas proses PENUTUP: Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilaku

Dalam melakukan pengolahan data, penulis mencoba menyederhanakan dan mengolah data, maka data yang ada dimasukkan ke dalam bentuk tabel, bagan, roda jam siar, dan foto-foto. c. Analisis Data Dari data-data yang dikumpulkan, kemudian penulis analisis dan dari hasil analisis yang dirasa kurang tepat, peneliti kritisi lebih lanjut. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yang melaporkan data dengan menerangkan, memberikan gambaran, dan mengklasifikasikan serta menginterpretasikan data yang terkumpul apa adanya, kemudian disimpulkan.

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun dengan membagi menjadi lima bab:

BAB I PENDAHULUAN: Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang

masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah dalam penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, tinjauan pustaka, metodologi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORITIS: Dalam bab ini membahas teori konstruksi sosial media massa, definisi analisis produksi, proses produksi dan penyiaran yang ditinjau dari pra, produksi, hingga pascaevaluasi, dan format produksi program siaran radio.

BAB III PROFIL STASIUN RADIO KISI FM: Membahas pengertian, sejarah,

dan perkembangan radio, gambaran umum radio KISI FM, sejarah dan perkembangan radio KISI FM, visi dam misi radio KISI FM, struktur organisasi di radio KISI FM, serta gambaran umum program-program KISI FM.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN: Dalam bab ini membahas proses

produksi dan peyiaran program acara Voice of Islam ditinjau dari pra, produksi, dan pasca atau evaluasi, kemudian juga format siaran program Voice of Islam.

BAB V PENUTUP: Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan,

sebagai kesimpulan jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat, kemudian ditambah dengan saran-saran yang berkaitan dengan hasil temuan dalam penelitian. 17

BAB II KAJIAN TEORI

A. Konstruksi Sosial Media Massa

Berger dan Luckmann 1990:1 mulai menjelaskan realitas sosial dengan memisahkan pemahaman „kenyataan’ dan „pengetahuan’. Realitas diartikan sebagai kualitas yang terdapat di dalam realitas-realitas yang diakui sebagai memiliki keberadaan being yang tidak tergantung kepada kehendak kita sendiri. Sedangkan pengetahuan didefinisikan sebagai kepastian bahwa realitas-realitas itu nyata real dan memiliki karakteristik yang spesifik. Pendek kata, Berger daan Luckmann 1966: 61 mengatakan terjadi dialektika antara individu menciptakan masyarakat dan masyarakat menciptakan individu. Proses dialektika ini terjadi melalui eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Melalui proses dialektika ini, maka realitas sosial, iklan televisi pertama dapat dilihat dari ketiga tahap tersebut. Sebagai bagian dari tahap eksternalisasi, dimulai dari interaksi antara pesan iklan dengan individu pemirsa melalui tayangan televisi. Eksternalisasi adalah bagian penting dalam kehidupan individu dan menjadi bagian dari dunia sosio-kulturalnya. Dengan kata lain, eksternalisasi terjadi pada tahap yang sangat mendasar, dalam suatu pola perilaku interaksi antara individu dengan produk- produk sosial masyarakatnya. Dengan demikian, tahap eksternalisasi ini berlangsung ketika produk sosial tercipta didalam masyarakat, kemudian individu mengeksternalisasikan penyesuaiaan diri ke dalam dunia sosio-kulturalnya sebagai bagian dari produk manusia. Tahap obyektivasi produk sosial terjadi dalam dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckmann 1990: 49 mengatakan, memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Internalisasi dalam arti umum merupakan dasar; pertama, bagi pemahaman mengenai „sesama saya’, yaitu pemahaman individu dan orang lain; kedua, bagi pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dari kenyataan sosial. Kesimpulannya teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial, yaitu eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Tiga proses ini terjadi diantara individu satu dengan individu lainnya dalam masyarakat. Ketika masyarakat semakin modern, teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckmann ini memiliki kemandulan dan ketajaman atau dengan kata lain tak mampu menjawab perubahan zaman, karena masyarakat transisi- modern di Amerika telah habis dan berubah enjadi masyarakat modern dan postmodern, dengan demikian hubungan-hubungan sosial antara individu dengan kelompoknya, pimpinan dengan kelompoknya, orang tua dengan anggota keluarganya menjadi sekunder-rasional. Hubungan-hubungan sosial primer dan semisekunder hampir tak ada lagi dalam kehidupan masyarakat modern dan postmodern. Dengan demikian, teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckmann menjadi tak bermakna lagi. Posisi “konstruksi sosial media massa” adalah mengoreksi substansi kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek m edia pada keunggulan “konstruksi sosial media massa” atas “konstruksi sosial atas realitas”. Gambar 1. Proses Konstruksi Sosial Media Massa Namun proses simultan yang digambarkan diatas tidak bekerja secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting. Dari konten PROSES SOSIOLOGIS SIMULTAN EKSTERNALISASI OBJEKTIVASI INTERNALISASI M E D I A M A S S A Realitas terkonstruksi:  lebih cepat  lebih luas  sebaran merata  membentuk opini massa  massa cenderung terkonstruksi  opini massa cenderung apriori  opini massa cenderung sinis  Objektif  Subjektif  intersubjekti f SOURCE MESSAGE CHANNEL RECEIVER EFFECTS konstruksi sosial media massa, dan proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: a tahap menyiapkan materi konstruksi; b tahap sebaran konstruksi; c tahap pembentukan konstruksi realitas; dan d tahap konfirmasi. 1 Jika Peter L. Berger dan Luckmann mengangkat mengenai bagaimana individu mengkonstruksi realitas melalui media massa, maka penulis mengangkat mengenai analisis terhadap produksi program di radio, dalam hal ini adalah radio KISI 93. 4 FM. sebagai salah satu bagian dari radio komersil yang brsegmentasi anak muda, tentunya radio KISI FM harus memiliki posisi pasar yang jelas untuk meraih perhatian pendengar. Bagi stasiun radio komersial, iklan merupakan jantung kehidupannya. Tanpa iklan, dipastikan radio tersebut lambat-laun tak bakal beroperasi lagi. Iklan radio memiliki karakteristiknya sendiri. Hanya mengandalkan suara kata-katamusikefek dengan durasi singkat, diharapkan seseorang memahami pesan-pesannya. Meski begitu, memasang iklan di radio, tidak bisa sekali putar. Tetapi memang harus diputar berulang-ulang agar pendengar sedapatnya teringat di dalam benaknya. Secara teoritis, Bettinghaus dalam Persuasive Communication: An Introduction 1973: 41, menyatakan, as the number of rewarded repetition of response increase, the probability that the response will be made increase. Untuk memahami iklan-iklan 1 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta : Kencana, 2008, Cet. 1. h. 195. yang ada di radio, berikut terdapat tiga jenis yang dikenal yaitu Ad Lib, Spot, dan Sponsor Program. 2 Tanpa disadari pula setiap tayangan iklan selalu didekonstruksi oleh pemirsa iklan televisi itu sendiri. Proses dekonstruksi terjadi melaui pemilihan metode penafsiran, baik terhadap teks visual iklan maupun wacana iklan itu sendiri sebagai bagian dari pengetahuan. Proses dekonstruksi terhadap konstruksi sosial iklan televisi ini kemudian menjadi realitas sosial baru dalam kesadaran umum masyarakat pemirsa, kemudian kesadaran ini membentuk realitas social melalui tahap eksternalisasi, subyektivasi, dan internalisasi yang berlangsung dalam proses konstruksi sosial iklan televisi. Dalam realitas sosial iklan televisi, penciptaan realitas dilakukan bersama-sama antara pencipta iklan dan media massa televisi. Dengan kata lain, individu tidak sendiri menciptakan realitas, namun penciptaan itu dibantu oleh kekuatan media, bahkan tanpa media televisi realitas itu tidak ada. Dengan demikian, maka realitas iklan televisi hanya ada dalam media televisi, baru kemudian terjadi proses decoding dan rekoding oleh pemirsa saat dan setelah ia menonton televisi. Inilah yang dimaksud dengan „realitas sosial media’ atau „realitas media’ dan „kesadaran semu’. Bahwa realitas sosial media adalah bagian kesadaran semu individu terhadap realitas itu, yang sebenarnya tidak terjadi dalam realitas sosial nyata, namun dirasakan oleh 2 A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, Cet. 1 h. 173. pemirsa sebagai sesuatu yang benar-benar terjadi, atau mungkin akan terjadi kemudian dalam hidupnya. 3 Dalam penelitian disertasi, Dra. Armawati Arbi, M.Si mengemukakan bahwa konstruksi radio atas realitas berlangsung dalam tiga tahap proses dialektika: pertama, tahap eksternalisasi pendengar dan tim radio membentuk realitas subjektif. Kedua, tahap objektivasi tim produksi dan pendengar mengemas realitas simbolik. Ketiga, tahap internalisasi tim radio dan pendengar menetapkan realitas objektif. Institusionalisasi, legitimasi, dan sosialisasi dilakukan melalui enam tahap proses konstruksi tersebut: a tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah, b tahap pembingkaian prologmonolog skrip kasus, c tahap pengungkapan diri, d tahap pembentukan realitas subjektif, e tahap pengemasan realitas simbolik, dan f tahap penetapan realitas objektif. Penelitian ini mengkritik pandangan Burhan Bungin tentang proses konstruksi media massa atas realitas sosial secara simultan. Namun perbedaannya, Burhan Bungin berfokus pada iklan televisi sebagai produksi tapping rekaman, bukan produksi siaran langsung live. Sedangkan peneltian disertasi Dra. Armawati Arbi, M.Si memproduksi program dakwah dan program konsultasi keluarga siaran langsung. 1. Penelitian ini, tim radio struktur menyiapkan unsur-unsur komunikasi dakwah, yaitu pendakwah, narasumber atau penyiar, pesan prolog, format dan pengungkapan diri self-disclosure. Tim manajemen mengadakan MOUkontrak kerja pendakwah, narasumber atau penyiar. Tim produksi 3 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta : Kencana, 2008, Cet. 1. h. 43. bersama mitranya direktur program menyiapkan tugasnya masing-masing menyiapkan insert al-Hadistal-Quran, jingle acara, lagu, dan promosi acara. Hasil tahap pertama penelitian ini adalah roda jam siar permenit selama satu jam. Sedangkan Burhan Bungin pada tahap pertama hanya menyiapkan materi iklan saja. Hasilnya adalah tahap penyiapan materi konstruksi iklan adalah gambar naskah iklan karikatur. 2. Tahap kedua adalah pembingkaian prolog atao monolog skrip kasus. Tugas pendakwahnarasumber menyiapkan prolog. Pembawa acara menyiapkan skrip kasus bagi radio KISI FM. Sedangkan tahap kedua Burhan Bungin adalah sebaran konstruksi, menyiapkan segmen iklan, minat pemirsa melalui strategi iklannya dari ilmu semiotika. Dari tokoh, isi pesan, bahasanya disesuaikan dengan segmennya. Sedangkan Burhan Bungin menyiapkan materi dan khalayakya pada tahap pertama dan kedua. 3. Tahap ketiga adalah pengungkapan diri. Narasumber dan penyiar membingkai fakta pendengar. Hasil pengungkapan diri adalah bingkai pendengar atas realitas problem pendengar dan bingkai tim radio. Pada penelitian Bungin, realitas sosial iklan televisi tidak diambil dari data dan pengalaman pemirsanya. 4. Tahap empat adalah pembentukan realitas subjektif. Tim produksi melakukan penyeleksian, pengabaian, penonjolan dan pendalaman atas realitas problem pendengar. Hasilnya adalah skrip kasus atau intisari pertanyaan dari fakta pendengar dan pertanyaan pendengar. 5. Tahap lima adalah pengemasan realitas simbolik. Menciptakan dan meningkatkan pengetahuan pendengar, kesadaran pendengar, pemberdayaan pendengar, dan pencitraan problem pendengar. Burhan Bungin menyebutnya sebagai tahap pembentukan konstruksi citra. 6. Tahap penetapan realitas objektif. Tahap ini mengevaluasi unsur-unsur komunikasi dakwah, unsur tersebut dipertahankan atau direvisi. Semua pelaku konstruksi yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses ini merefleksi diri dan menginternalisasi objektif melalui pengalaman realitas subjektif dan realitas simboliknya. Jika narasumber, pendakwah atau penyiar, pesan, format dipetahankan, apa alasannya. Penelitian Burhan Bungin menonjolkan kekuatan televisi. Sedangkan penelitian Dra. Armawati Arbi, M.Si menonjolkan pada kekuatan radio. Carole Fleming dalam The Radio Handbook 2010, 59 menggambarkan bahwa kekuatan radio komersil masih relevan jika radio mengikuti perubahan teknologi, minat komunitas radio penggunaan podcast untik menjaring pendengar. Carole Fleming juga mengungkapkan hasil survey dari The Radio Advertizing Bureau Cosmissioned, bahwa ada hubungan antara radio dan penggunaan MP3 sebagai teknologi pendatang baru, sekarang mereka bekerja sama. MP3 digunakan ketika traveling dan shopping sedangkan radio disimak untuk mencari informasi cuaca, berita dan kondisi perjalanan serta tempat kuliner. 4

B. Analisis Produksi

1. Pengertian Analisis

Analisis sepadan dengan kata analisys, yaitu membuat atau menganalisa perancangan alur, sehingga menjadi mudah dan gamblang untuk dibuat maupun dibaca, dapat berarti juga analisa, pemisahan, pemeriksaan yang teliti. 5 Analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap sebuah penelitian guna meneliti struktur kegiatan tersebut secara mendalam. Kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan yang dilakukan di lapangan untuk memeriksa beberapa pengaruh kegiatan itu dilakukan.

2. Pengertian Produksi

Menurut Masduki, produksi siaran merupakan keterampilan memadukan wawasan, kreatifitas, dan kemampuan mengoperasikan peralatan produksi. 6 Sedangkan menurut Gilang, sebagaimana yang diungkapkan Munthe menyatakan bahwa produksi siaran radio adalah hasil produk dari suatu stasiun radio yang merupakan hasil kerja tim, yang perlu dukungan dan kekompakan bersama. 7 4 Armawati Arbi, Konstruksi Radio Dangdut Jakarta Atas Realitas Problem Keluarga, Disertasi. 5 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Jakarta : PT. Gramedia, 1990, h. 28. 6 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta : LKIS, 2004, Cet. 1, h. 45. Produksi peliputan adalah semua kegiatan liputan shooting baik di studio, di lapangan, atau di studio maupun di lapangan. Proses liputan shooting juga disebut taping. 8

3. Pengertian Analisis Produksi

Produksi radio merupakan proses pembuatan actra untuk disiarkan di radio. Proses produksi ini merupakan perjalanan panjang yang melewati berbagai tahapan, melibatkan banyak sumber daya manusia dengan berbagai keahlian dan berbagai peralatan serta dukungan biaya. Dalam pengertian analisis produksi disini adalah dimana dalam setiap produksi itu memiliki beberapa tahapan, yang harus kita ketahui. Menganalisa berarti kita menyelidiki proses itu terjadi sehingga kita mengetahui dengan pasti akan kebenarannya. Tahap pelaksanaan produksi suatu produksi program radio yang melibatkan banyak peralatan, orang yang dengan sendirinya membutuhkan biaya yang besar, selain memerlukan suatu organisasi yang rapih, juga perlu suatu tahap pelaksanaan produksi yang jelas dan efisien. Setiap tahap harus jelas kemajuannya dibandingkan dengan tahap sebelumnya. Tahap produksi terdiri dari tiga bagian di radio yang lazim disebut Standar Operation Procedure SOP, seperti berikut: 1. Pra-Produksi ide, rencana, dan persiapan, 2. Produksi pelaksanaan, 3. Pasca Produksi penyelesaian dan penayangan. 7 Munthe, Muryanto Ginting, Media Komunikasi Radio, Kumpulan Karangan, Jakarta Pusat Sinar Harapan, 1996, Cet. 1, h. 12. 8 J. B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 1992, Cet. 1, h. 75.

C. Proses Produksi dan Penyiaran Program Radio

1. Pra Produksi

Pada tahap ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan produksi program siaran, karena itu tahapan ini merupakan tahapan planning production. Bermula dari timbulnya ide atau gagasan, dan berpijak dari ide atau gagasan ini produser mulai melakukan berbagai kegiatan untuk mengumpulkan berbagai data yang diperlukan untuk bahan pengembangan ide atau gagasan tersebut. Tahap pra produksi itu sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci dan baik sebagai pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres. Tahap-tahap dalam pra produksi ini adalah sebagai berikut: a. Penemuan ide Semua acara penemuan siaran radio dan televisi baik dari bentuk yang paling sederhana, pasti didahului oleh timbulnya sebuah ide. Ide tersebut merupakan buah pikiran setelah mendapatkan rangsangan dari masyarakat dan timbulnya dapat dari seorang produser, atau orang lain. Sesuai dengan teori komunikasi, ide merupakan rencana pesan yang akan disampaikan kepada para komunikan, melalui medium radio atau televisi dengan tujuan tertentu. Karena itu, sewaktu menuangkan idenya dalam bentuk naskah program siaran, produser harus memperhatikan faktor pendengar atau audiens, agar apa yang akan disajikan dapat memenuhi harapan mereka. b. Perencanaan Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja, penyempurnaan naskah, pemilihan artis atau narasumber, lokasi, dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perencanaan yang perlu dibuat dan secara hati-hati dan teliti. Dalam perencanaan ini sudah terjadi proses interaksi antara kreativitas manusia dan peralatan pendukung yang dimilikinya. Proses interaksi ini akan lebih nyata lagi pada waktu produksi di lapangan dan pasca produksi. c. Persiapan Tahap ini merupakan pemberesan semua kontak, perizinan dan surat menyurat. Latihan para narasumber dan pembuatan setting, meliputi dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua ini paling baik dilaksanakan menurut jangka waktu kerja time schedule yang sudah ditetapkan. Kunci keberhasilan produksi televisi dan radio sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis sering mengabaikan hal-hal yang sifatnya pemikiran diatas kertas. Dalam produksi televisi atau radio, hal itu dapat berupa kegagalan. 9 Setiap stasiun radio, khususnya di bagian produksi siaran, sangat membutuhkan para kreator atau orang-orang yang kreatif sekaligus inovatif dalam mengemas produksi program yang hendak disiarkannya. Hal ini disebabkan dari sifat atau 9 Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Yogyakarta : PT. Gramedia widiasarana Indonesia, 1997, Cet. 1, h. 20. perilaku pendengar radio yang kerap berubah sesuai selera di dalam perkembangan setiap zamannya. Sehingga hal demikian, mau tidak mau, penyajian program radio siaran menuntut perlu adanya sesuatu yang isinya baruaktual, orisinal, unik, dinamis, menghibur, informatif, edukatif, trendi, serta komunikatif. Seperti dikutip Maricar, Raymond L. Carroll dan Donald M. Davis dalam Electronic Media Programming, Strategies and Decision Making, menyarankan, untuk membuat program agar sesuai dengan kebutuhan pendengar, maka yang sebaiknya perlu dilakukan adalah pertama memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan periode waktu siaran. Kedua melakukan penjadwalan acara, dan yang ketiga berkaitan dengan konsiderasi penataan acara. Ide atau gagasan yang berasal dari para orang atau insan kreatif produksi program yang menghasilkan beragam format atau jenis program. Ada program talkshow, news, musik, wawancara, komedi, kuis, variety show, drama, dokumenter, feature, dan sebagainya. Semua program tersebut, setidaknya, harus unik, khas, orisinal, inovatif, dan jug menghibur. Untuk itu para awak produksi dituntut untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam menyajikan programnya. 10

2. Produksi

Tahap produksi merupakan tahap pembuatan dan penyiaran live. Tahap ini adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar baik di studio maupun diluar studio. Ketika tahap perencanaan dan persiapan sudah selesai, barulah pelaksanaan produksi 10 A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, Cet. 1 h. 75. dimulai. Sutradara bekerjasama sama dengan para artis atau narasumber dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan shooting script menjadi susunan gambar yang bercerita. Dalam pelaksanaan produksi ini, sutradara menentukan jenis shoot yang akan diambil di dalam adegan scene. Biasanya sutradara mempersiapkan suatu daftar shoot shoot list dari setiap adegan. Semua shoot yang dibuat, dicatat oleh bagian pencatat kode waktu dengan nomor pada pita. Nomor itu berputar ketika kamera dihidupkan dan terekam dalam gambar. Catatan kode waktu nanti akan berguna dalam proses editing. Biasanya gambar hasil shooting dikontrol setiap malam diakhir shooting hari itu apakah hasil pengambilan gambar itu baik atau tidak. Apabila tidak, maka adegan itu perlu diulang pengambilan gambarnya. Semua adegan di dalam naskah selesai diambil, maka hasil gambar asli original materialrow footage dibuat catatannya loading untuk kemudian masuk dalam post production, yaitu editing. Pada umumnya stasiun radio memproduksi sendiri program siarannya. Hal ini menyebabkan stasiun radio hampir-hampir tidak pernah melibatkan pihak-pihak luar dalam proses produksinya. Memproduksi program radio memerlukan kemampuan dan keterampilan sehingga menghasilkan produksi program yang menarik didengar. Program radio sebenarnya tidak terlalu banyak jenisnya. Secara umum program radio terdiri atas dua jenis, yaitu musik dan informasi. Kedua jenis program ini kemudian dikemas dalam berbagai bentuk yang pada intinya harus bisa memenuhi kebutuhan audien dalam hal musik dan informasi. Program yang dibahas pada bagian ini adalah: 1 produksi berita radio; 2 perbincangan talk show; 3 info hiburan; dan 4 jingle. a. Berita Radio Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa atau pendapat yang penting atau menarik. Siaran berita dibedakan dengan siaran informasi. Siaran berita adalah sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik radio. Sedangkan siaran informasi tidak selalu bersumber dari fakta di lapangan namun tetap dikerjakan menurut kaidah jurnalistik. Salah satu bentuk siaran informasi populer di radio adalah informasi aktual yang diambil dari surat kabar atau internet. Berita radio hendaknya merupakan informasi yang dapat menarik sebanyak mungkin audien radio bersangkutan. Jika audien radio adalah para eksekutif muda, maka tentunya berita yang disiarkan terkait dengan informasi yang mereka butuhkan misalnya informasi bisnis atau peraturan ekonomi baru yang dikeluarkan pemerintah dan sebagainya. 11 Suara merupakan hal yang sangat penting dalam produksi radio. Dalam laporan jurnalistik radio, terdapat tiga elemen suara yang harus ada dan terdengar oleh pendengar, yaitu: narasi yang dituturkan reporter atau penyiar, rekaman wawancara dengan narasumber, dan rekaman atmosfer yaitu suara asli peristiwa. 11 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet .1, h. 226. Dalam produksi program informasi, kemasannya bisa hanya berupa teks berisi ringkasan berita dari koran kemudian dibacakan oleh penyiar atau bisa juga teks yang dikemas dengan menyertakan musik latar backsound. Penayangan siaran informasi ini dapat dilakukan dalam program khusus, misalnya Newapaper Today atau hanya berupa selingan, ditempatkan diantara pemutar lagu, iklan, dan acara lain. Tujuan menyajikan acara informasi antara lain menginformasikan materi beritatips yang belum diketahui pandengar atau memberikan atensi ulang atau penekanan atas topik tertentu bagi pendengar yang sudah membaca materi itu di Koran atau media massa lainnya. b. Perbincangan Radio Perbincangan radio talk show pada dasarnya adalah kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Setiap penyiar radio sudah semestinya adalah seorang yang pandai menyusun kata-kata. Singkatnya seorang penyiar haruslah pandai bicara. Namun penyiar yang pandai berkata-kata belum tentu bagus mewawancarai orang. Tidak semua penyiar, pandai mewawancarai orang. Apalagi menggabungkan keterampilan berbicara dengan berwawancara. Program perbincangan biasanya diarahkan oleh seorang pemandu acara host bersama satu atau lebih narasumber untuk membahas sebuah topik yang sudah dirancang sebelumnya. Tiga bentuk program perbincangan yang banyak digunakan stasiun radio adalah: 12 1 One-on-one-show, yaitu bentuk perbincangan saat penyiar pewawancara dan narasumber mendiskusikan suatu topic dengan dua posisi mikrofon terpisah di ruang yang sama. 2 Panel discussion, pewawancara sebagai moderator hadir bersama sejumlah narasumber. 3 Call in show, program perbincangan yang hanya melibatkan telepon dari pendengar. Topik ditentukan terlebih dahulu oleh penyiar di studio, diberikn contoh berdasarkan pengalaman penyiar, kemudian pendengar dimunta untuk memberikan respons berdasarkan pengalaman masing-masing ke stasiun radio. Tidak semua respons audien layak disiarkan sehingga perlu petugas penyeleksi telepon masuk sebelum diudarakan. Perencanaan produksi talk show antara lain meliputi: penentuan target pendengar yang dituju agar topik yang dipilih sesuai dengan kebutuhan pendengar, menentukan narasumber yang kompeten terhadap topik yang dibahas, memilih penyiar serta menyiapkan lokasi dan peralatan on air terutama jika siaran langsung dari lapangan. Dalam pelaksanaanya, urutan proses talk show adalah sebagai berikut: pertama, pembukaan, yang berisi perkenalan topik, latar belakang, narasumber, dan informasi interaksi dengan pendengar jika memang akan dilakukan demikian. Kedua, diskusi 12 Ibid., hlm. 80. utama, yang berisi pertanyaan awal penyiar, tanggapan narasumber dan interaksi pendengar. Ketiga, penutup, yang berisi kesimpulan, dan ucapan terima kasih. c. Infotainment Radio Infotainment merupakan singkatan dari information and entertainment yang berarti suatu kombinasi suatu sajian siaran informasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat menghibur. Infotainment dalam kemasan yang lebih lengkap kerap disebut majalah udara yaitu suatu acara yang memadukan antara musik, lagu, tuturan informasi, berita, dan iklan. Segmentasi program ini bersifat heterogen dan umumnya disajikan secara easy listening dengan durasi 5 hingga 60 menit. Program terbagi ke dalam sejumlah segmen yang diselingi lagu-lagu dan jeda iklan. d. Jingle Radio Jingle atau radio air promo adalah gabungan musik dan kata yang mengidentifikasi keberadaan sebuah stasiun radio. Tujuan produksi jingle bagi radio adalah untuk mempromosikan keberadaan radio baru di tengah masyarakat, memberikan informasi simbol atau identitas terpenting dari radio agar selalu diingat pendengar, membentuk citra radio di benak pendengar, pada saat disiarkan berfungsi sebagai jeda, selingan, dan sejenisnya. Ada tiga jenis jingle, yaitu: pertama, jingle untuk stasiun radio radio expose; kedua, jingle untuk acara radio programme expose; dan ketiga, jingle untuk penyiar radio announcer expose. Durasi jingle umumnya antara 5 sampai 15 detik. Prinsip produksi jingle adalah ia harus mewakili citra radio yang ingin dibentuk dalam benak pendengar, memiliki kekhasan materi dan kemasan dibandingkan radio lain, dan dapat disiarkan berulang-ulang terutama saat pergantian acara.

3. Pasca ProduksiEvaluasi

Tahap terakhir adalah pasca produksi, dimaksudkan sebagai tahap penyelesaian akhir atau penyempurnaan dari produksi. Tahap penyelesaian meliputi melaksanakan editing baik video maupun audio, pengisian narasi, pembuatan efek khusus, melakukan evaluasi hasil akhir dari produksi. Pada tahapan pasca produksi harus dikerjakan seteliti mungkin, sebab sudah kita maklumi bahwa radio sebagai media massa elektronik yang pengaruhnya sangat besar. Karena itulah memproduksi acara siaran dituntut untuk bekerja lebih cermat, agar hal-hal yang tidak di inginkan tidak terjadi. Evaluasi disini mempunyai dua maksud. Maksud yang pertama, ialah evaluasi program yang bertujuan untuk menilai seberapa jauh program-program ini bisa dianggap baik menurut sasaran. Yang kedua ialah evaluasi intruksional. Disini dibicarakan mengenai kemampuan dan kelemahan program, tetapi yang diutamakan adalah audiens dalam memahami isi program intruksional yang diselenggarakan. 13 Adapun evaluasi mengenai berhasil atau tidaknya suatu pesan yang telah dilancarkan oleh suatu organisasi instansi adalah dengan mengadakan Reader Interest Study dan Readibility Test. Kemungkinan lain untuk mengukur efektifitas suatu 13 Pawit M. Yusuf, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 1990, Cet. 1, h. 121. pesan adalah dengan radio atau televisi adalah dengan Audience Research serta Programme Analisys Test. Baik acara yang di produksi individu maupun kelompok harus mendapatkan evaluasi yang meliputi kemasan acara pembuka-penutup, efek, kontrol suara, durasi dan sisi materi acara. Adapun evaluasi acara siaran sebagai berikut: 1. Per-acara sebaiknya dilakukan langsung usai acara disiarkan,melibatkan penyiar, pengisi acara, dan pendengar. 2. Per-divisi divisi musik dan berita, dilakukan mingguan atau bulanan, melibatkan kepala divisi, para staf pelaksana program divisi. 3. Antar divisi evaluasi menyeluruh, dilakukan bulanan atau tahunan, melibatkan seluruh pengelola radio. 14 Tujuan dari evaluasi tersebut adalah mengukur kekurangan materi dan kemasan acara, mengukur disiplin dan kreatifitas pelaksanaan acara, mengukur dampak acara reaksi pendengar.

D. Format Program Siaran Radio

Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan 14 Ibid, www.kombinasi.net sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang goods atau pelayanan services yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton. Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam merebut perhatian audien. Program radio harus dapat dikemas sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audiennya. Setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih. Pringle-Starr-McCavitt 1991 menjelaskan bahwa: the programming of most stasions is dominate by ne principal content element or sound, known as format program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format. Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa format adalah penyajian program dan musik yang memliki cirri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya. 15 Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio berformat: profesional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan sebagainya. Menurut Joseph Dominick 2001 format stasiun penyiaran radio ketika diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu: 1. Kepribadian personality penyiar dan reporter, 2. Pilihan musik dan lagu, 3. Pilihan musik dan gaya bertutur talk, 4. Spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya. 16 Michael C. Keith 1987 kemudian menyusun karakteristik empat format siaran utama yang popular di dunia sebagai berikut: 17 15 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet .1, h. 22. 16 Yoseph R. Dominick, Broadcasting, Cable, Internet and Beyond, An Introduction to Modern Electronic Media, USA; McGraw Hill Company, 2001. 17 Michael C. Keith, Radio Programming, Consultancy and Formatics,Boston, USA; Focal Press, 1987. Adult Contemporary AC Untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Menyiarkan musik pop masa kini, softrock, balada. Menyiarkan berita olahraga, ekonomi, politik. Format AC ini berkembang pula ke dalam format lain seperti Middle of the Road, Album Oriented Rock, dan Easy listening. Contemporary Hit Radio atau Top 40 Radio CHR Untuk ABG dan muda belia berumur antara 12-20 tahun. Format paling popular yang berisi lagu-lagu Top 4030, lagu baru, dan terlaris. Menyiarkan berita seputar gosip idola dan tips praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 Radio. Mike Yoseph mnggambarkan CHR sebagai radio yang ketat memutar 0 rekaman terkini, bukan album lama, tidak memutar ulang sebuah lagu yang sama secara berdekatan, perpindahan antar lagu sangat cepat. All NewsAll Talks All Talks lebih dulu hadir pada tahun 1960 di Los Angeles dengan konsep siaran talk show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir kemudian tahun 1964 dimotori Gordon McLendon di Chicago dengan konsep berita bulletin 20 menit berisi berita lokal, regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Berita dan bincang ekonomi-politik menjadi primadona. ClassicOldies Untuk kalangan dewasa dan tua berumur 35-60 tahun. Memutar lagu-lagu klasik, apresiasi penyanyi dan lirik lagu lebih penting dari lagunya. Menyiarkan berita kilas balik masa lalu, berita mistik. Oldies juga mencakup segmen beragam pada level ekonomi menengah ke bawah dengan dominasi musik dangdut dan kolaborasi. Adult Contemporary AC adalah format siaran dengan segmentasi kaum muda sampai dewasa dengan rentang umur antara 25-50 tahun. Menyiarkan music pop masa kini, softrock, dan balada, format siaran Contemporary Hit Radio atau Top 40 Radio CHR untuk ABG muda dan belia dengan kisaran usia antara 12-20 tahun, meyiarkan berita seputar gosip idola dan tips praktis disamping musik yang baru. All NewsAll Talks dengan segmentasi anak muda dan dewasa dengan kisaran usia antara 25-50 tahun, konsep siaran yang talkshow interaktif isu-isu lokal dan berita ekonomi- politik. ClassicOldies untuk kalangan dewasa dan tua dengan kisaran usia antara 35- 60 tahun, memutar lagu-lagu klasik dan berita kilas balik masa lalu dan mistik. Umumnya format stasiun di atas lahir dan berakar pada musik yang sejak awal kelahiran radio memang mendominasi nyaris seratus persen menu siaran. Meskipun demikian, format stasiun dapat didekati atau melingkupi pula banyak aspek mulai dari umur, jenis kelamin, profesi, hingga geografi. Peneliti radio menyebutnya sebagai format spesifik berdasarkan kategori tertentu dari pendengar. Format ini muncul karena format popular tersebut di atas dinilai masih terlampau luas. Format radio berdasarkan umur: radio anak-anak, ABG, muda, dewasa, dan tua manula. Format radio berdasarkan jenis kelamin: radio untuk laki-laki, perempuan, dan gaylesbian. Brdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio berformat: dugem, profesional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan sebagainya. Menurut Yoseph R. Dominick, format stasiun ketika diterjemahkan dalam out put on air siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu 1 kepribadian personalities penyiar dan reporter; 2 pilihan musik dan lagu; 3 pilihan materi dan gaya bertutur talk; 4 spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya. 18 Di Indonesia format siaran menjadi wajib dimiiki setiap stasiun penyiaran sebagaimana ketentuan Undang-Undang Penyiaran yang menyatakan bahwa pemohon izin penyiaran yang ingin membuka stasiun penyiaran wajib mencantumkan nama visi, misi, dan format siaran yang akan diselenggarakan serta memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Pencantuman format siaran untuk mendapatkan izin penyiaran ini tidak dikenal di beberapa negara lain seperti di Amerika sebagaimana ketentuan FCC yang menyatakan bahwa persoalan format siaran bukan menjadi urusan badan regulator tetapi diserahkan kepada stasiun penyiaran itu sendiri untuk menentukan format siarannya sendiri. 19 18 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: LKIS, 2004, h. 39. 19 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet .1, h. 224. 42

BAB III PROFIL STASIUN RADIO KISI 93. 4 FM BOGOR

1. Pengertian, Sejarah, dan Perkembangan Radio

1.1 Pengertian Radio

Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana International 1983: 121a, radio is mean of communication that tillies on the use of electromagnetic waves propagates through space the speed of light. The electronic wave used for radio communication are similiar to light and heat waves, but generally much lower in frequency radio adalah alat komunikasi yang menggunakan gelombang eektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frequensinya lebih rendah. 1 Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran pengiriman suarabunyi melalui udara 1982: 791. Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford Dictionary of Current English, mendefinisikan, radio transmission reception of messages by electronic waves without connecting wires radio adalah pengiriman dan penerimaan pesan-pesan oleh gelombang elektronik tanpa sambungan kabel. Lebih lanjut, Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha Jiwapraja 1980: 80 menyatakan, radio 1 A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, Cet. 1 h. 30. adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di mobil dan sebagainya. Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk mengirim wartapesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang yang mendengarkan melalui pemancar radio yang diinginkan. 2 Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi ditelinga atau pendengaran. Radio juga menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang penyiar radio. Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama dalam memperdengarkan musik atau lagu. Umumnya, musik merupakan kekuatan yang dimiliki sebuah stasiun radio untuk menyedot pendengar. 3 Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, seperti dalam Moeryanto Ginting, yang dikutip Ritonga 1996: 93, radio adalah alat komunikasi massa yang menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi, Lee, 1965. Suatu pemancar radio yang sedang in operation tidak membawa pengaruh apa-apa pada audienspendengar kalau gelombang-gelombangnya tidak dimuati sesuatu yang berarti, entah itu berupa sinyal-sinyal, kata-kata terucapkan, maupun nada-nada, atau sesuatu yang berirama Kertapati, 1981. 2 Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, Yogyakarta: Atmajaya, 1998 Cet. 2 h. 69. 3 Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar Radio, Scriptwriter,dan Reporter Radio, Jakarta: Penebar Plus, 2007, Cet. 1. h. 6.

1.2 Sejarah dan Perkembangan Radio

Mencoba menelusuri jejak kronologi histori dan sepak terjangnya, semenjak awal ditemukannya pada tahun 1877, benda yang menggunakan gelombang elektromagnetik ini terus mengalami perkembangan dalam beberapa eksperimen, dan fungsinya sebagai perwujudan aplikasi teknologi media telah dilakukan oleh James Clerk Maxwell, Heinrich Hertz, Glugliemo Marconi, Lee De Frost, Regisnald Fessenden, serta Charles Herrold. 4 Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu kemudian dilanjutkan oleh Guegliermo Marconi 1874-1937 dari italia yang sukses mengirimkan sinyal morse-berupa titik dan garis-dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima. Sinyal yang dikirimkan Marconi itu berhasil menyeberangi Samudera Atlantik pada tahun 1901 dengan menggunakan gelombang elektromagnetik. Stasiun radio pertama muncul ketika seorang ahli teknik bernama Frank Conrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 secara iseng-iseng sebagai bagian dari hobi, membangun sebuah pemancar radio di garasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagu- lagu, mengumumkan hasil pertandingan olahraga dan menyiarkan instrument musik yang dimainkan putranya sendiri. Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak pendengar seiring dengan meningkatnya penjualan pesawat 4 A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, Cet. 1 h. 24. radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu kemudian diberi nama KDKA dan masih tetap mengudara hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di Amerika dan mungkin juga di dunia. Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran radio sebagai media massa semakinbesar dan mulai menunjukkkan kekuatannya dalam mempengaruhi masyarakat. 5 Tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil memperbaiki kualitas produknya. Pesawat radio sudah menggunakan tenaga listrik yang ada di rumah sehingga lebih praktis, menggunakan dua knop untuk mencari sinyal, antena dan penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan furnitur. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930, sebanyak 17 juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era radio menjadi media massa. 6 Periode tahun 1950 hingga 1952 amatir radio Indonesia membentuk PARI Persatuan Amatir Radio Indonesia. Namun pada tahun 1952, pemerintah yang mulai represif mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir dilarang mengudara kecuali pemancar radio milik pemerintah dan bagi stasiun yang melanggar dikenakan sanksi subversif. Kegiatan amatir radio terpaksa dibekukan pada kurun waktu antara tahun 1952-1965. Pembekuan tersebut diperkuat dengan UU No.5 Tahun 1964 yang mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki radio pemancar tanpa seizin pihak yang berwenang. Namun di tahun 1966, seiring dengan runtuhnya Orde Lama, antusias amatir radio untuk mulai mengudara kembali tidak dapat dibendung lagi. 5 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio televisi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet. 1 h. 3. 6 Joseph R. Dominick, The Dynamics of mass Communication, media in The Digital Age, Boston: McGraw Hill, 2002, Seventh Edition. Tahun 1966 mengudara Radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan kesatuan-kesatuan aksi dalam perjuangan Orde Baru. Muncuul pula berbagai stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio lainnya yang melakukan kegiatan penyiaran. Stasiun-stasiun radio tersebut menamakan dirinya sebagai radio amatir. Pada periode tahun 1966-1967, di berbagai daerah terbentuklah organisasi-organisasi amatir radio. Pada 9 Juli 1968, berdirilah Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia ORARI. 7 Rapat yang dihadiri para tokoh yang sebelumnya aktif mengoperasikan beberapa stasiun radio Jepang sepakat mendirika Radio Republik Indonesia RRI pada tanggal 11 September 1945 di enam kota. Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Selain itu, rapat juga menghasilkan suatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan Piagam 11 September 1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi RRI yang kemudian dikenal dengan Tri Prasetya RRI yang antara lain merefleksikan komitmen RRI untuk bersikap netral tidak memihak kepada salah satu aliran, keyakinan, partai atau golongan. 8 Dewasa ini, RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus yang ditujukan ke luar negeri dalam 10 bahasa. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah hampir seluruhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu, Program Daerah yang melayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan, Program Kota Pro II 7 Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio televisi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet. 1 h. 9. 8 Sumber website RRI. yang melayani masyarakat di perkotaan dan programa III Pro III yang menyajikan berita dan informasi News Chanel kepada masyarakat luas.

2. Gambaran Umum, Sejarah, dan Perkembangan Radio Kisi FM

Radio Kisi FM merupakan salah satu stasiun radio di Kota Bogor yang berdiri sejak tahun 1972. Kisi FM memiliki frekuensi siaran 93. 4 FM. KISI FM memposisikan diri sebagai radio anak muda dengan klasifikasi AB. KISI FM senantiasa memberikan informasi terkini bagi pendengarnya, meliputi informasi, musik, dan film sekaligus gosip-gosip terbaru berita seputar gaya hidup dan pengetahuan ilmiah populer yang terkait dengan kehidupan anak muda. On Air Crew Kisi FM adalah generasi yang aktif, dinamis juga energik, berjiwa muda dan bebas. Pendengar KISI 93. 4 FM mayoritas merupakan anak muda yang berada di klasifikasi AB yaitu kelas menengah atas usia 15-25 tahun dengan pendengar pria 57,7 dan wanita 42,3 yang aktif, dinamis, percaya diri, berpandangan luas, menyukai tantangan, dan mudah beradatasi. Dengan radius jangkauan 100 km, daya jangkau area siaran Radio KISI 93. 4 FM juga dapat memungkinkan untuk diikuti oleh pendengar di wilayah sekitar Jakarta, Tangerang, dan Bekasi. Sehingga pendengar KISI juga tersebar di wilayah Jabodetabek lihat Lampiran 1. 9 Sebagai radio anak muda, KISI FM memiliki motto, young, free and single. Motto tersebut dapat diartikan bahwa pendengar radio KISI FM sebagai generasi anak muda yang aktif, dinamis juga energik, berjiwa muda dan bebas. 9 Diktat KISI 93. 4 FM, Bogor. Gambar 2. Logo KISI 93. 4 FM Bogor. Sumber : KISI FM Logo yang bertuliskan KISI yang berwarna hitam dan ukuran yang besar memanjang dapat diartikan bahwa radio KISI FM memiliki kesan kuat dan yakin. Di tengah-tengahnya terdapat frekuensi siaran yang berwarna putih sehingga dapat memberi kesan kontras terhadap tulisan KISI serta berada dalam kotak berwarna merah juga data menguatkan tulisan KISI. Dibawahnya terdapat tulisan Bogor dan motto dari radio KISI FM yang juga dapat menunjukkan kekuatan dari logo tersebut yang sekaligus memberikan pandangan yang sangat berkesan terhadap jiwa anak muda Bogor Gambar 1. PT. Radio Kancah Irama Suara Indonesia yang lebih dikenal dengan nama KISI didirikan pada tahun 1972 dengan nama Radio Arimbi 13, 14 AM. Dalam kurun waktu setahun, dari tahun 1973-1974 nama Radio Arimbi diganti dengan nama Radio Victory 13, 14 AM dengan format “All Around” semua format program acara kecuali format dangdut. Mulai tahun 1974-1988 Radio Victory mengalami perubahan nama kembali menjadi Gema Tembang Victory sesuai dengan perubahan format yang berbeda dari sebelumnya, yaitu menjadi format anak mudaremaja. Barulah pada tanggal 25 Februari 1984 berubah nama kembali menjadi PT. Radio Kancah Irama Suara Indonesia. Pendiri Radio KISI 93,4 FM Bogor antara lain, Drs. Tony Marsyahrul, Mawardi Nazier BE, Ny. Rd. Siti Haerany, dan Atang Subijarto. Berdasarkan atas manajemen keluarga, pendiri Radio KISI disahkan pada tanggal 29 September 1983, dengan adanya pengunduran diri dari beberapa pendiri. Formasi pendiri Radio KISI hingga saat ini adalah Drs. Tony Marsyahrul, Reka Sulismasyah, Ny. Tuti Endang Sulasti, Riki Noviansyah, Riko Novansyah, Royke Krisdiansyah. Pengesahan radio KISI ini juga disertai dengan : 1 Akta notaris Sujud Ranusudirjo, Bogor No. Akta :16 2 Terdaftar di Pengadilan Negeri Bogor No. 1281984ANP 3 Terdaftar Kementrian Kehakiman RI No. C2-1357 HT. OI.OI Th. 1984. Sejak tanggal 25 Februari 1984 sampai dengan sekarang Radio KISI beralamatkan di Jalan Puter No. 1 Tanah Sareal, Bogor 16161 Gambar 2. Sejak tanggal 1 Agustus 2004 hingga kini, KISI 93,4 FM diresmikan oleh Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi. Dalam perkembangannya Radio KISI melebarkan sayapnya di Kota Cirebon yang beralamatkan di Hotel Prima Lantai 2 Jl. Siliwangi 107, Cirebon 45124 dan kemudian disusul dengan membuka perwakilan di Jakarta yaitu KISI Advertising Jln. Angrek Garuda Vc, Blok 6- 76 Slipi, Jakarta. Radio KISI FM merupakan “pemain lama” dalam bisnis radio siaran Bogor yang telah dikenal baik oleh publik Bogor terlebih dikalangan anak muda. Gambar 3. Kantor KISI 93. 4 FM Bogor Sumber : Dok. Pribadi Kantor KISI FM terdiri dari dua lantai. Pada lantai satu kantor KISI FM terdiri dari ruang receptionist yang dilengkapi ruang tunggu, ruang tamu, ruang marketing, ruang music director, ruang studio manager, ruang penanggung jawab, musholla, dan dapur. Pada lantai dua kantor KISI FM terdiri dari studio siaran, ruang produksi, dan perpustakaan. Di studio siaran, penyiar melakukan tugasnya sebagai penyiar yaitu menyapa pendengar, menyampaikan informasi, memutarkan lagu, interview dengan narasumber, dan menayangkan iklan baik adlips maupun spot Gambar 3. Keberadaan KISI FM yang kuat juga memudahkan pengiklan memilih radio KISI FM sebagai sarana mengiklankan produknya atau mempromosikan perusahannya. Dengan mayoritas pendengar yang lebih luas dibandingkan stasiun radio yang lain, KISI FM adalah mitra yang efektif untuk berpromosi memasarkan produk ataupun perusahaan yang ditujukan bagi pendengar KISI FM. Radio KISI FM mendaftarkan kepada KPI Komisi Penyiaran Indonesia untuk izin penyelenggaraan penyiaran dan kominfo sehingga terdaftar menjadi anggota PRSSNI No. 044-11972 dengan memiliki nama siaran KISI 93,4 FM dan memiliki frekuensi 93,40 Mhz. Gambar 4. Studio Siaran KISI FM dan Reza sebagai penyiar Voice of Islam Sumber : Dok. Pribadi

3. Visi dan Misi, dan Struktur Organisasi di Radio KISI FM

3.1 Visi dan Misi Radio KISI FM

Seperti halnya perusahaan media massa lainnya terutama media elektronik KISI FM juga memiliki visi dan misi yang dapat mengembangkan serta mengukuhkan kinerja perusahaan tersebut. Visi KISI FM sebagai berikut: 1 Menjadikan radio yang bercirikan aktif, dinamis juga energik, berjiwa muda dan bebas; 2 Menjadikan Radio KISI FM radio anak muda yang mendapatkan perhatian dan menjadi no. 1 di kota Bogor; 3 Menjadikan Radio KISI FM yang dapat dijadikan sebagai mitra usaha bagi perusahaan terutama di kota Bogor dan sekitarnya; 4 Menjadi Brand Awarness bagi anak muda di kota Bogor; 5 Menjadi Brand Awarness bagi perusahaan yang ingin berpromosi. Adapun Misi KISI FM, yaitu: 1 Memposisikan diri sebagai radio anak muda dengan klasifikasi AB; 2 Menghadirkan program-program yang sesuai dan disenangi oleh anak muda atau target audience dengan memberikan informasi terkini, meliputi informasi tentang musik, berita seputar gaya hidup dan pengetahuan ilmiah popular yang terkait dengan kehidupan anak muda; 3 Melakukan kerjasama dengan perusahaan sekitar yang sesuai dengan positioning Radio KISI FM; 4 Membedakan event-event off air yang temanya diminati oleh banyak anak muda.

3.2 Tugas Pokok dan Struktur Organisasi

Struktur organisasi di Radio KISI 93,4 FM Bogor terdiri atas, Direktur Utama yang mengepalai Penanggung Jawab dan Manager Pemasaran, Manager Keuangan, dan Station Manager Lihat Lampiran 2. Direktur Utama merupakan seseorang yang menjadi kepala perusahaan. Direktur Utama selain sebagai pimpinan tertinggi perusahaan juga bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaannya. Penanggung Jawab merupakan orang yang memiliki tugas mengatur, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tugas-tugas dari divisi. Bertanggung jawab langsung kepada direktur utama, membawahi 3 bagian utama: Direktur Pemasaran, bertugas mencari iklan yang ingin mengiklankan produknya sebagai relasi iklan, mempromosikan produk barang atau jasa, relasional kerjasama dan membawahi: Staff Marketing adalah bagian yang membantu bagian pemasaran. Direktur Keuangan merupakan orang yang mengatur pendapatan dan pengeluaran KISI FM, memberikan dan mengatur gaji karyawan dan dibantu oleh staff keuangan. Station Manageroperasional adalah bagian yang menyediakan peralatan produksi, masalah teknisi, masalah operasional hubungan intern, pengatur program acara, penentuan waktu siar, mengatur tema dan ide-ide kreatif, memilih penyiar, yang membawahi: Program DirectorCoordinator Crew merupakan bagian sumber daya manusia sama seperti personalia yang juga mengatur pembagian tugas, mengatur komposisi jadwal siar, melakukan evaluasi kinerja crew secara bersamaan, membuat laporan kerja, membuat absensi siaran setiap minggunya, dan menentukan team work. Teknisi bertugas mengatur peralatan dan kelengkapannya seperti pemancar selama proses kegiatan dan memperbaiki peralatan jika terjadi kerusakan. Produksi merupakan bagian yang merencanakan program acara yang akan diproduksi sesuai selera pasar dan memproduksi iklan, memastikan program acara berjalan dengan lancar. Dapat memperbaharui atau membuat acara-acara yang dapat menarik perhatian pendengar KISI FM. Music Director merupakan orang yang menentukan chart-chart, list lagu sesuai dengan selera musik dan selera pasar serta dalam hal menentukan lagu tersebut apakah layak atau tidak layak didengar. Bertanggung jawab terhadap lagu-lagu yang diputar di radio KISI FM yang sesuai dengan selera pasar dan bertanggung jawab menyimpan koleksi lagu-lagu atau musik yang terdapat dalam kaset ataupun CD serta wajib mendatamentransfer lagu ke database komputer sebagai bagian dari library musik, mengelompokkan jenis lagu sesuai dengan kategori, membuat playlist lagu, membuat tangga lagu lokal dan mancanegara, serta membentuk pola penyiaran lagu dalam program siar. Kreatif adalah bagian yang menentukan program acara yang inovatif pendengar tidak merasa bosan dan tetap serta mendengarkan radio KISI FM. Tim kreatif tidak hanya ditugaskan pada satu orang saja namun semua crew KISI FM dapat menuangkan atau mengajukan ide-ide apa saja yang menurutnya bagus dan cocok untuk kemajuan radio KISI FM. Script Writer merupakan orang yang mencari bahan dan menulis naskah yang komunikatif yang diberikan kepada penyiar untuk siaran, satu hari sebelumnya sudah diberikan pada penyiar serta membuat naskah iklan. Penyiar merupakan pemandu suatu program acara yang telah ditentukan dan ditugaskan menyampaikan materi siaran, memutarkan lagu-lagu dalam playlist dan membangun image yang khas sebagai penyiar radio KISI FM. Traffic adalah bagian yang mengatur penayangan jawal iklan, bukti siar iklan dan mengirimkan jadwal iklan dari komputer traffic ke komputer on air. Setiap perusahaan pasti memiliki prosedur kerja tersendiri, begitu juga dengan stasiun Radio KISI FM. Setiap karyawan dan penyiar harus mengikuti dan memenuhi prosedur kerja yang telah diterapkan. Adapun prosedur kerja di perusahaan radio KISI FM adalah setiap orang harus bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya masing-masing yang telah diberikan. Stasiun Radio KISI FM menganut sistem kekeluargaan, jadi proses komunikasi yang terjalin secara flexible. Tidak ada panggilan resmi di antara para karyawan dengan atasan atau sesama karyawan. Hal ini terbukti dengan para karyawan memanggil pimpinan perusahaan dengan sebutan “om”. Tidak terjadi hambatan komunikasi antara karyawan baru dengan karyawan lama yang lebih senior. Di antara mereka harus saling hormat-menghormati satu sama lain. Karakter tim kerja di stasiun Radio KISI FM adalah Good performance, low profile, santai, serius, santun, kekeluargaan, kreatif, inovatif, proaktif dan responsif.

4. Gambaran Umum Program-Program KISI FM

4.1 Program On Air

Program on air merupakan program acara yang disiarkan seccara on air dari studio siaran Lihat Lampiran 3. KISI FM memiliki dua jenis program on air yaitu, regular program dan special program. Dalam program on air, KISI FM banyak menyuguhkan program dengan format musik Contemporary Hit Radio CHR atau Top 40 Radio. Musik adalah sajian utama dalam program acara Radio KISI FM. Radio KISI FM menyuguhkan single-single bermutu paling baru dari berbagai jenis aliran musik yang menjadi hits di mancanegara juga di negeri sendiri Tabel 1. Tidak diragukan lagi Radio KISI FM adalah trendsetter dalam bermusik. Table 1. Komposisi Sajian Musik di KISI 93,4 FM Bogor NO MUSIK PROSENTASE 1 POP 55 2 R B 35 3 ROCK 10 INDONESIA 30 BARAT 70 Sumber : KISI FM Bogor, Desember 2010.

4.1.1 Regular Program

Regular Program merupakan program acara yang disiarkan setiap hari yang menjadi program acara tetap KISI FM Tabel 2. Regular Program KISI FM antara lain : 1 Voice of Islam adalah acara dengan format talk show yang menyuguhkan siraman rohani agama Islam yang ditayangkan setiap pukul lima pagi. 2 Music and Sunshine adalah acara talk show yang disiarkan pagi hari yang menampilkan keceriaan dari penyiarnya. Lagu-lagu yang diputar adalah lagu-lagu yang semangat. Pada acara “Music and Sunshine” penyiar disiapkan script yang berisi sains, gossip, sport, dan kesehatan. 3 Lagu dan Kamu adalah acara request. Pamiarsa muda 10 yang ingin request bisa melalui SMS dan telepon. SMS yang dikirim pamiarsa hanya tulisan lagu dan nama dari pamiarsa muda itu. Apabila lebih dari itu, maka akan di- edit oleh operator. Bagi pamiarsa muda yang request lagu melalui telepon maka akan melalui operator terlebih dahulu. Setelah itu, operator akan mengetikkan request pada komputer yang berada di ruang operator. Sesudah hasil request diketik, request dikirim ke komputer penyiar yang berada di ruang siaran. 4 Break moment adalah acara yang hanya menampilkan lagu-lagu mancanegara selama dua jam. Dalam acara ini juga tetap menayangkan iklan komersil. Lagu-lagu yang disiarkan dalam acara “Break Moment” memiliki ketentuan lagu mancanegara slow-medium maksimal produksi tahun 2006. 5 Jalur Kabel KISI by Request. Acara “Jalur Kabel KISI by Request ” juga merupakan acara request. Hanya saja pada acara ini pamiarsa muda boleh menyampaikan pesan-pesan serta kirim-kirim lagu pada kerabatnya. 6 Music and Sunset adalah acara siaran sore hari yang menyajikan sejumlah informasi- informasi ringan dengan diiringi lagu-lagu slow and medium. Acara ini ditayangkan selama dua jam. 7 Tembang Persada adalah acara yang hanya menampilkan lagu- lagu Indonesia saja. Acara “Tembang Persada” memiliki format yang sama dengan acara “Break Moment”. 8 Kenzo adalah sajian music dari tahun 2000 sampai 2007, diselingi dengan pemberian opini dari pendengar baik melalui SMS atau telepon. 10 Pamiarsa Muda : sebutan bagi pendengar KISI FM.

4.1.2 Special Program

Special Program merupakan program acara yang disiarkan beberapa kali dalam seminggu Lihat Lampiran 4. Special Program biasanya merupakan program acara dengan tema yang berbeda-beda setiap harinya. Special program yang ada di KISI FM antara lain : 1 Kisi-kisi Kita merupakan program acara yang interaktif ajang curhat curahan hati dengan memberikan opini dari penyiar dan pamiarsa muda. Curhat yang dibacakan merupakan kasus yang dikirimkan langsung oleh pamiarsa muda. 2 Info Ilmu merupakan acara yang menyajikan informasi mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK yang up to date dan bermanfaat bagi pamiarsa muda. Tema acara harus berbeda setiap harinya. 3 Cakar Binar Catatan Karir Bintang Binar merupakan acara yang mengupas sisi lain dari kehidupan seorang public figure disertai biografi lengkapnya semenjak awal karir. Public figure yangmenjadi tema bisa seorang penyanyi, group band, atau aktoraktris. 4 Tembang Kenangan merupakan acara yang memutarkan lagu-lagu pilihan dari tahun 1990-an hingga saat ini. Acara hanya memutarkan lagu-lagu slow-medium karena hanya disiarkan malam hari sebagai “pengantar tidur” pamiarsa muda. 5 KISI Fresh Release merupakan acara yang memutarkan 12 lagu-lagu terbaru fresh . Acara “Fresh Release” merupakan salah satu program acara yang memiliki format musik. 6 TOILET merupakan program acara untuk perempuan yang berisi tips, info resep masakan, dan zodiak. TOILET disiarkan setiap hari sabtu mulai pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Acara ini memiliki beberapa segmen acara antara lain, Gosok Gigi gosip pagi-pagi, Sisiran sisi-sisi perempuan, Sabun sarapan buru-buru, Tissue tips suka-suka, dan Closet coba lo sms cepet. 7 Totally Black merupakan acara yang memutarkan lagu- lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi kulit hitam. Lagu-lagu yang diputarkan memiliki genre RnB dan Hip-Hop. Selain memutarkan lagu-lagu, penyiar acara “Totally Black” juga harus membacakan beritagossip seputar penyanyi kulit hitam yang update. Acara ini disiarkan setiap hari sabtu selama tiga jam. 8 Zona Cinta merupakan acara yang menyajikan segala sesuatu tentang haru birunya cinta. Pamiarsa muda bisa mendengarkan cerita seputar cinta. Selain itu, acara “Zona Cinta” bisa menjadi ajang perkenalan bagi pamiarsa muda yang ingin mencari teman atau pasangan dengan mengirimkan SMS saat acara berlangsung. 9 Double Klik merupakan acara yang menyediakan non-stop music mix, lagu-lagu internasional yang tidak direlease, remix. 10 Roket KISI atau room weekend at KISI FM merupakan acara talkshow minggu pagi yang berisi informasi-informasi fresh selama seminggu dengan memutarkan lagu-lagu khas KISI FM. 11 KISINDO 14 merupakan program acara tangga lagu Indonesia yang menampilan persaingan 14 lagu Indonesia yang memperebutkan posisi jawara dalam chart. KISINDO 14 memiliki motto “KISINDO 14 parade hits nasional”. Acara ini berdurasi satu jam dan ditayangkan setiap hari minggu pukul 10.00 hingga 11.00 WIB. 12 KISI Top Request merupakan acara yang memutarkan 14 lagu yang paling banyak di request oleh pamiarsa muda setiap minggunya. 13 KISI Weekly Top 40 merupakan program acara tangga lagu mancanegara yang memutarkan persaingan 40 lagu mancanegara setiap minggunya. KISI Weekly Top 40 merupakan format musik yang relatif rumit dibandingkan format musik lain yang ada di KISI FM. 14 Rockline merupakan acara yang memutarkan lagu-lagu bergenre rock dan alternatif. Selain memutarkan lagu, penyiar acara “Rockline” juga harus membacakan beritainformasi update mngenai penyanyi atau group band beraliran rock. 15 KISINEMA merupakan acara yang menyajikan berita- berita update seputar dunia film serta soundtrack film-film terbaru baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Acara ini terdiri dari beberapa segmen antara lain, Movie Shot, Movie Next, dan Box office. 16 KISI Friday Spinn merupakan acara yang menyajikan non-stop music mix Electronic Dance Music music dari X-Spinn Dj’s Live. Selain program-program tersebut, KISI juga bisa mengadakan special program khusus program kerjasama sponsorship, contohnya Musik Pilihan Djarum Coklat yang bekerja sama dengan pihak Djarum Coklat.

4.2 Program Off Air

Program off air merupakan program acara yang dilakukan di luar studio siaran misalnya, misalnya acara “Final Lomba Siaran KISI FM”. Off air division senantiasa mengadakan event-event off air yang menarik sebagai kegiatan rutin radio atau sebagai bagian dari event organizer. Selain itu, tujuan dari diadakannya program off air adalah untuk lebih mendekatkan KISI FM kepada pendengarnya secara langsung. 61

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Proses Produksi dan Penyiaran Program Voice of Islam

1. Tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah

Dalam disertasi Armawati Arbi terdapat enam proses konstruksi sosial media massa, yang dua diantaranya terdapat pada proses pra produksi, yaitu: Penelitian ini, tim radio struktur menyiapkan unsur-unsur komunikasi dakwah, yaitu pendakwah, narasumber atau penyiar, pesan prolog, format dan pengungkapan diri self-disclosure. Tim manajemen mengadakan MOUkontrak kerja pendakwah, narasumber atau penyiar. Tim produksi bersama mitranya direktur program menyiapkan tugasnya masing-masing menyiapkan insert al-Hadistal-Quran, jingle acara, lagu, dan promosi acara. Hasil tahap pertama penelitian ini adalah roda jam siar permenit selama satu jam. Sedangkan Burhan Bungin pada tahap pertama hanya menyiapkan materi iklan saja. Hasilnya adalah tahap penyiapan materi konstruksi iklan adalah gambar naskah iklan karikatur. 1. Narasumber Narasumber adalah orang yang menjadi sumber dalam penyampaian materi siaran. Acara Voice of Islam memiliki narasumber yang kompeten dalam bidang memberikan bimbingan rohani bagi remaja. Para narasumber ini berasal dari sebuah lembaga yang bekerja sama dengan radio KISI FM dalam membuat program Voice of Islam yaitu Klinik Gaul Islam. Klinik Gaul Islam adalah lembaga yang terbentuk sejak April 2007, yang memiliki tujuan agar informasi atau pengetahuan tentang Islam bisa menjadi kebutuhan bagi remaja khususnya pamiarsa muda muslim. Sehingga mereka mau belajar, memahami dan mengamalkan ajaran Islam yang disampaikan melalui materi- materi yang dibahas dalam radio KISI FM tanpa merasa terbebani. Klinik Gaul Islam merasa terpanggil untuk memperbaiki akhlak remaja dewasa ini, karena kebanyakan perilaku anak muda sekarang sudah tidak lagi berlandaskan tuntunan Islam. Mereka lebih senang pergi nonton ke bioskop daripada mengisi pengajian atau majelis ta’lim, lebih antusias mempelajari sejarah artis idolanya daripada membaca sejarah Rasul atau nabi. Itu hanya sebagian kecil dari perilaku anak muda sekarang, masih banyak lagi yang bahkan jauh lebih menunjukkan kejatuhan moral anak muda sekarang. Oleh sebab itulah Klinik Gaul Islam hadir dan bekerja sama dengan radio KISI FM Bogor memberikan solusi dunia akherat bagi remaja, khususnya pamiarsa muda. 1 Adapun yang menjadi narasumber dalam acara Voice of Islam, terdiri dari lima orang. Berikut nama narasumber dan jadwal mengisi acara, akan disajikan dalam table: 1 Wawancara Pribadi dengan O. Sholihin Kang Sholeh,Narasumber Voice of Islam, Bogor 1 Desember 2010.