pesan adalah dengan radio atau televisi adalah dengan Audience Research serta Programme Analisys Test.
Baik acara yang di produksi individu maupun kelompok harus mendapatkan evaluasi yang meliputi kemasan acara pembuka-penutup, efek, kontrol suara, durasi
dan sisi materi acara. Adapun evaluasi acara siaran sebagai berikut: 1.
Per-acara sebaiknya dilakukan langsung usai acara disiarkan,melibatkan penyiar, pengisi acara, dan pendengar.
2. Per-divisi divisi musik dan berita, dilakukan mingguan atau bulanan,
melibatkan kepala divisi, para staf pelaksana program divisi. 3.
Antar divisi evaluasi menyeluruh, dilakukan bulanan atau tahunan, melibatkan seluruh pengelola radio.
14
Tujuan dari evaluasi tersebut adalah mengukur kekurangan materi dan kemasan acara, mengukur disiplin dan kreatifitas pelaksanaan acara, mengukur dampak acara
reaksi pendengar.
D. Format Program Siaran Radio
Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-Undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan
kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan
14
Ibid, www.kombinasi.net
sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada
kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya.
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau
televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang goods atau pelayanan services yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien
dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan
dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan
pendengar atau penonton. Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup tinggi dalam
merebut perhatian audien. Program radio harus dapat dikemas sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak mungkin orang. Jumlah stasiun
radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun untuk semakin jeli membidik audiennya. Setiap produksi program harus mengacu pada kebutuhan
audien yang menjadi target stasiun radio. Hal ini pada akhirnya menentukan format stasiun penyiaran yang harus dipilih.
Pringle-Starr-McCavitt 1991 menjelaskan bahwa: the programming of most stasions is dominate by ne principal content element or sound, known as format
program sebagian besar stasiun radio didominasi oleh satu elemen isi atau suara yang utama yang dikenal dengan format. Dengan kalimat lain dapat dikatakan bahwa
format adalah penyajian program dan musik yang memliki cirri-ciri tertentu oleh stasiun radio. Secara lebih sederhana dapat dikatakan format stasiun penyiaran atau
format siaran radio dapat didefinisikan sebagai upaya pengelola stasiun radio untuk memproduksi program siaran yang dapat memenuhi kebutuhan audiennya.
15
Pada stasiun penyiaran radio terdapat beberapa format, misalnya radio anak-anak, remaja, muda, dewasa, dan tua. Berdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada
radio berformat: profesional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan sebagainya. Menurut Joseph Dominick 2001 format stasiun penyiaran radio ketika
diterjemahkan dalam kegiatan siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu: 1. Kepribadian personality penyiar dan reporter, 2. Pilihan musik dan lagu, 3. Pilihan
musik dan gaya bertutur talk, 4. Spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk-bentuk promosi acara radio lainnya.
16
Michael C. Keith 1987 kemudian menyusun karakteristik empat format siaran utama yang popular di dunia sebagai berikut:
17
15
Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet .1, h. 22.
16
Yoseph R. Dominick, Broadcasting, Cable, Internet and Beyond, An Introduction to Modern Electronic Media, USA; McGraw Hill Company, 2001.
17
Michael C. Keith, Radio Programming, Consultancy and Formatics,Boston, USA; Focal Press, 1987.
Adult Contemporary AC
Untuk kaum muda dan dewasa dengan rentang umur sangat luas antara 25-50 tahun, berdaya beli tinggi.
Menyiarkan musik pop masa kini, softrock, balada. Menyiarkan berita olahraga, ekonomi, politik. Format AC
ini berkembang pula ke dalam format lain seperti Middle of the Road, Album Oriented Rock, dan Easy listening.
Contemporary Hit Radio atau Top 40
Radio CHR Untuk ABG dan muda belia berumur antara 12-20 tahun.
Format paling popular yang berisi lagu-lagu Top 4030, lagu baru, dan terlaris. Menyiarkan berita seputar gosip
idola dan tips praktis. Sebelum menjadi CHR awalnya disebut Top 40 Radio. Mike Yoseph mnggambarkan CHR
sebagai radio yang ketat memutar 0 rekaman terkini, bukan album lama, tidak memutar ulang sebuah lagu
yang sama secara berdekatan, perpindahan antar lagu sangat cepat.
All NewsAll Talks All Talks lebih dulu hadir pada tahun 1960 di Los
Angeles dengan konsep siaran talk show interaktif mengupas isu-isu lokal. All News hadir kemudian tahun
1964 dimotori Gordon McLendon di Chicago dengan konsep berita bulletin 20 menit berisi berita lokal,
regional, dan dunia. Sasaran radio ini kaum muda dan dewasa berumur 25-50 tahun, berdaya beli tinggi. Berita
dan bincang ekonomi-politik menjadi primadona. ClassicOldies
Untuk kalangan dewasa dan tua berumur 35-60 tahun. Memutar lagu-lagu klasik, apresiasi penyanyi dan lirik
lagu lebih penting dari lagunya. Menyiarkan berita kilas balik masa lalu, berita mistik. Oldies juga mencakup
segmen beragam pada level ekonomi menengah ke bawah dengan dominasi musik dangdut dan kolaborasi.
Adult Contemporary AC adalah format siaran dengan segmentasi kaum muda sampai dewasa dengan rentang umur antara 25-50 tahun. Menyiarkan music pop
masa kini, softrock, dan balada, format siaran Contemporary Hit Radio atau Top 40 Radio CHR untuk ABG muda dan belia dengan kisaran usia antara 12-20 tahun,
meyiarkan berita seputar gosip idola dan tips praktis disamping musik yang baru. All NewsAll Talks dengan segmentasi anak muda dan dewasa dengan kisaran usia antara
25-50 tahun, konsep siaran yang talkshow interaktif isu-isu lokal dan berita ekonomi- politik. ClassicOldies untuk kalangan dewasa dan tua dengan kisaran usia antara 35-
60 tahun, memutar lagu-lagu klasik dan berita kilas balik masa lalu dan mistik. Umumnya format stasiun di atas lahir dan berakar pada musik yang sejak awal
kelahiran radio memang mendominasi nyaris seratus persen menu siaran. Meskipun demikian, format stasiun dapat didekati atau melingkupi pula banyak aspek mulai
dari umur, jenis kelamin, profesi, hingga geografi. Peneliti radio menyebutnya sebagai format spesifik berdasarkan kategori tertentu dari pendengar. Format ini
muncul karena format popular tersebut di atas dinilai masih terlampau luas. Format
radio berdasarkan umur: radio anak-anak, ABG, muda, dewasa, dan tua manula. Format radio berdasarkan jenis kelamin: radio untuk laki-laki, perempuan, dan
gaylesbian. Brdasarkan profesi, perilaku, atau gaya hidup ada radio berformat: dugem, profesional, intelektual, petani, buruh, mahasiswa, nelayan, dan sebagainya.
Menurut Yoseph R. Dominick, format stasiun ketika diterjemahkan dalam out put on air siaran harus tampil dalam empat wilayah, yaitu 1 kepribadian personalities
penyiar dan reporter; 2 pilihan musik dan lagu; 3 pilihan materi dan gaya bertutur talk; 4 spot atau kemasan iklan, jingle, dan bentuk-bentuk promosi acara radio
lainnya.
18
Di Indonesia format siaran menjadi wajib dimiiki setiap stasiun penyiaran sebagaimana ketentuan Undang-Undang Penyiaran yang menyatakan bahwa
pemohon izin penyiaran yang ingin membuka stasiun penyiaran wajib mencantumkan nama visi, misi, dan format siaran yang akan diselenggarakan serta memenuhi
persyaratan sesuai dengan ketentuan undang-undang. Pencantuman format siaran untuk mendapatkan izin penyiaran ini tidak dikenal di beberapa negara lain seperti di
Amerika sebagaimana ketentuan FCC yang menyatakan bahwa persoalan format siaran bukan menjadi urusan badan regulator tetapi diserahkan kepada stasiun
penyiaran itu sendiri untuk menentukan format siarannya sendiri.
19
18
Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, Yogyakarta: LKIS, 2004, h. 39.
19
Morissan M.A, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi, Jakarta: Kencana, 2008, Cet .1, h. 224.
42
BAB III PROFIL STASIUN RADIO KISI 93. 4 FM BOGOR
1. Pengertian, Sejarah, dan Perkembangan Radio
1.1 Pengertian Radio
Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana International 1983: 121a, radio is mean of communication that tillies on the use of
electromagnetic waves propagates through space the speed of light. The electronic wave used for radio communication are similiar to light and heat waves, but
generally much lower in frequency radio adalah alat komunikasi yang menggunakan gelombang eektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada kecepatan cahaya.
Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frequensinya lebih rendah.
1
Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran pengiriman suarabunyi melalui udara 1982: 791. Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford
Dictionary of Current English, mendefinisikan, radio transmission reception of messages by electronic waves without connecting wires radio adalah pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan oleh gelombang elektronik tanpa sambungan kabel. Lebih lanjut, Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha Jiwapraja 1980: 80 menyatakan, radio
1
A. Ius Y. Triartanto, Broadcasting Radio: Panduan Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, Cet. 1 h. 30.
adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di rumah, di kapal, di
mobil dan sebagainya. Radio merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk mengirim wartapesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang yang
mendengarkan melalui pemancar radio yang diinginkan.
2
Radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi ditelinga atau pendengaran. Radio juga menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan
kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar
hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang penyiar radio. Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama dalam
memperdengarkan musik atau lagu. Umumnya, musik merupakan kekuatan yang dimiliki sebuah stasiun radio untuk menyedot pendengar.
3
Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, seperti dalam Moeryanto Ginting, yang dikutip Ritonga 1996: 93, radio adalah alat komunikasi
massa yang menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi, Lee, 1965. Suatu pemancar radio yang sedang in operation tidak membawa pengaruh apa-apa pada
audienspendengar kalau gelombang-gelombangnya tidak dimuati sesuatu yang berarti, entah itu berupa sinyal-sinyal, kata-kata terucapkan, maupun nada-nada, atau
sesuatu yang berirama Kertapati, 1981.
2
Antonius Darmanto, Teknik Penulisan Naskah Acara Siaran Radio, Yogyakarta: Atmajaya, 1998 Cet. 2 h. 69.
3
Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar Radio, Scriptwriter,dan Reporter Radio, Jakarta: Penebar Plus, 2007, Cet. 1. h. 6.