yang masuk. Nah, dengan saya menjadi narasumber di Voice of Islam ini, harapan itu akan lebih mungkin untuk terealisasi. Paling tidak saya sudah mencoba,
mengenai hasil itu bukan urusan saya lagi. ”
5. Pernahkah anda merasa putus asa dan berpikir untuk berhenti menjadi
seorang narasumber ?
Jawaban : “ Saya rasa tidak. Saya senang dengan pekerjaan ini meskipun secara
financial katakanlah kurang menjanjikan, namun saya merasa ada hal yang jauh lebih penting daripada sekedar materi. Sesuatu yang harus disampaikan
kepada ummat, khususnya generasi muda sebagai tulang punggung bangsa. Saya rasa seperti itu.”
Interviewer Interviewee
Rahmat Akbar Purwa Ariandi
Lembar Wawancara
Hal :Wawancara Kepada : Reza Penyiar Voice of Islam
Tanggal : 1 Desember 2010.
1. Bagaimana anda menyelaraskan pandangan dengan narasumber jika suatu
kali narasumber memberikan materi yang mendadak untuk siaran ?
Jawaban : “ Hanya perlu sekitar 5 menit antara penyiar dan narasumber
berkomunikasi untuk menentukan arah siarannya mau dibawa kemana ketika siaran nanti. Karena antara penyiar dan narasumber sudah cukup lama saling
bekerja sama, jadi satu sama lain sudah saling mengerti maunya seperti apa, memahami arah bahasannya kemana, dan selanjutnya acara akan berjalan
mengalir dengan sendirinya ”.
2. Apa pendapat anda mengenai program Voice of Islam ?
Jawaban : “ Sebuah program dapat dikatakan baik dan menarik apabila
mempunyai kualitas yang berbeda dengan program lainnya. Acara Voice of Islam hadir setiap hari pada pukul 05.00-06.00 pagi, ini cukup memberikan bekal rohani
kepada para pamiarsa muda untuk melakukan aktivitanya seharian agar sesuai dengan tuntunan agama Islam. Karena di pagi hari kebanyakan orang khususnya
pamiarsa muda belum banyak melakukan aktivitas sehingga pikirannya masih cukup fresh untuk menerima bekal rohani yang disampaikan oleh narasumber
dalam program Voice of Islam ”.
3. Sudah berapa lama anda menjadi seorang penyiar ?