Tahap pembentukan dan pengemasan realitas simbolik

Pada tahap ketiga ini pendengar akan mengungkapkan diri sebagai bentuk respon dari materi yang telah disampaikan oleh narasumber. Mereka akan cerita dan bertanya seputar masalah-masalah yang mereka hadapi dalam realitas nyata mereka. “Tahap empat adalah pembentukan realitas subjektif. Tim produksi melakukan penyeleksian, pengabaian, penonjolan dan pendalaman atas realitas problem pendengar. Hasilnya adalah skrip kasus atau intisari pertanyaan dari fakta pendengar dan pertanyaan pendengar.” Pada tahap keempat ini penyiar akan menyeleksi dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari pendengar, baik dalam bentuk telepon maupun SMS. Dari setiap cerita dan pertanyaan dari pendengar, tentu saja akan beraneka ragam, panjang, dan agak rumit sesuai dengan pengungkapan diri yang umumnya berasal dari isi hati setiap pendengar. Dari setiap on air, penelepon yang masuk dapat mencapai hingga 30 penelepon dan 40 SMS setiap harinya. Oleh karena itu, penyiar akan menyeleksinya, membuatnya menjadi simple dan terarah sesuai dengan segmen yang ada, yang pada akhirnya hanya ada 3 penelepon dan 2 SMS yang dipilih, kemudian akan disampaikan kepada narasumber untuk diberikan jawaban atau solusi atas pertanyaan mereka. 17 “Tahap lima adalah pengemasan realitas simbolik. Menciptakan dan meningkatkan pengetahuan pendengar, kesadaran pendengar, pemberdayaan pendengar, dan pencitraan problem pendengar. Burhan Bungin menyebutnya sebagai tahap pembentukan konstruksi citra. ” 17 Berdasarkan Observasi Partisipasi. Tahap ini adalah tahap pengemasan strategi program. Dalam Voice of Islam strategi yang digunakan untuk menarik perhatian pendengar yang umumnya adalah anak muda, maka bahasa yang disampaikan adalah bahasa-bahasa gaul yang kerap digunakan para anak muda masa kini pada umumnya, contohnya ketika seorang penyiar berkata kepada narasumber dengan kata “tarik bro” dan narasumber membalasnya dengan kata”yoi bro”. Dan narasumber yang dihadirkan adalah para narasumber muda juga yang dapat melakukan interaksi sesuai dengan selera anak muda kebanyakan sehingga para pendengar yang terdiri dari anak muda dengan gejolak jiwa yang labil merasa tidak digurui, namun mereka merasa dekat sebagai teman yang memberikan solusi. Dengan materi yang tidak jauh dari seputar kehidupan anak muda juga menjadi salah satu daya tarik dari Voice of Islam ini. Dalam program Voice of Islam, proses produksinya sama seperti program- program talk show lainnya, karena program-program acara yang ada di radio KISI FM kebanyakan memang dalam format talk show. Setiap pagi senin sampai minggu, para narasumber sesuai dengan jadwalnya datang ke studio KISI FM untuk melakukan siaran. Program acara Voice of Islam termasuk dalam daily program karena disiarkan setiap hari live dari senin sampai minggu,dari jam 05.00-06.00 pagi. Di sesi pertama, penyiar membuka acara dan mempersilahkan narasumber untuk menyampaikan materi siaran sebagai prolog. Di sesi kedua penyiar berperan sebagai pemandu acara, melakukan dialog dengan narasumber mengenai tema yang sedang dibahas. Sesi ketiga pembahasan tema oleh narasumber sambil berinteraksi dengan pamiarsa muda melalui SMS atau telepon. Sesi keempat narasumber membahas SMS dan memberikan kesimpulan dari tema yang dibahas dan kemudian closing atau penutup. Dalam berinteraksi dengan pamiarsa muda, penyiar bertugas untuk menyeleksi SMS yang masuk, membacakan SMS dan menerima telepon dari pendengar. Baik berupa pertanyaan maupun komentar terhadap tema yang disampaikan oleh narasumber. Dialog diolah sedemikian rupa baik dengan berbagai pengalaman narasumber, cerita-cerita, atau menyangkut isu-isu hangat dan topik terkini yang sesuai dengan tema agar acara lebih menarik. Rekaman data tertulis dengan tema Jama’ah Justin Bieber pada tanggal 13 Desember 2010 sebagai berikut: Jingle KISI FM 30 Detik Jingle VOI 30 Detik Penyiar Opening “Assalamualaikum pamiarsa muda, selamat pagi. Ketemu lagi bareng gw Reza dalam program kesayangan kita, pastinya..Voice of Islam. Pagi ini tema kita adalah Jama’ah Justin Bieber. Uuu, siapa sih yang ga’ kenal dia..tapi sebelum itu kita kasih dulu kesempatan buat narasumber kita yang baik hati dan tidak sombong. Tarikk kang.. 4 Menit Narasumber Prolog Utama “Terima kasih kang..tarik nec, yuk mari..baik, pamiarsa muda sekalian, sebelumnya gw mau tanya dulu nec, siapa yang ga’ kenal Justin 4 Menit Bieber ? mungkin cuma anak muda kuper aja yang ga kenal dia. Yupz, dia adalah remaja 16 tahun yang menjadi fenomena dan idola saat ini. Beberapa kali dia menjadi trending topic di twitter. Banyak remaja yang rela berbuat apa saja demi secarik tanda tangan bocah ini. Bagaimana dengan pamiarsa muda nec? mudah- mudahan ga’ yaa.. Jingle KISI FM 30 Detik LaguRohani Ungu “Para Pencari-MU” 3 Menit Jingle VOI 30 Detik Narasumber Prolog pendalaman “Balik lagi pamiarsa muda. Jadi jika kita mengidolakan seseorang contohnya ya si Justin ini dengan berlebihan, itu bisa berakibat sangat fatal. Sebab bukan tak mungkin bila kemudian u lupa diri dan akhirnya tanpa sadar mengikuti gaya hidupnya. Pendek kata, u bisa menjadikan dia sebagai tuntunan hidup kamu. Padahal sebenarnya, kita hanya menjadikan Rasulullah sebagai idola terbaik, tuntunan hidup kita sebagai orang Islam. Bukan begitu Kang Reza? Penyiar “ Yoi Bro, bahaya juga dong kalo gitu. 15 Menit Jingle KISI FM 30 Detik Lagu Rohani Gigi “Pintu Surga” 3 menit Jingle VOI 30 Detik Interakasi telepon Penyiar “Waktunya nerima penelepon dari pamiarsa muda nec kang.” Narasumber “Ok,siapa takut. Tarik kang.” Penyiar “Mantap. Klo gitu langsung aja dec. Hallo, Assalamualaikum, siapa nec? Penelepon1: Dodi nec kang, di Pabuaran. Penyiar: langsung aja Bro. Penelepon1:Mengapa remajacenderung mengidolakan para selebritis, apa daya tarik mereka ? Narasumber: Gile cing pertanyaannya, dalem banget Sob. Ini berkaitan dengan naluri manusia bro. Pemenuhan naluri mereka yang berlebihan, dengan hanya mengandalkan perasaannya saja. 5 Menit Penyiar: lanjut nec ke pamiarsa muda lainnya. Narasumber: jadi’in Bro. Penyiar: Assalamualaikum, siapa di ujung telepon? Penelepon2: Wa’alaikum salam. Hafiz kang di Bojong gede. 5 Menit Penyiar: “Mau tanya apa fiz? Langsung aja sob. Penelepon 2: Apa jadinya apabila remaja berlebihan dalam mengidolakan seseorang ? Narasumber: Bukan ga’mungkin u lupa diri dan akhirnya tanpa sadar terbius pola hidup mereka.Kalau sudah seperti itu, dan terus berlanjut, bisa jadi u menganggap mereka sebagai “nabi”. Waduh, jangan sampe deh bro. Penelepon2: “Gaswat juga dong kang kalo gitu” Narasumber: “Pastinya bro”. Penelepon2: “Ok dec, makasi ya kang.” Narasumber: “Sami-sami.” Penyiar: “Masih kuat kang?” Narasumber: “Lanjut bro.” Penyiar: “Hallo, Assalamualaikum.” Penelepon 3: “Wa’alaikum salam. Saya Farhan, di cilebut. Mo tanya nec kang. Penyiar: “Mangga han, langsung aja.” Penelepon 3: Bagaimana Islam memandang mengenai idola, apa yang harus kita lakukan ? Narasumber: Mulailah berpikir normal. Kita kaum muslimin hanya tunduk pada syariat Islam. Kita hanya 5 Menit menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola terbaik. Dan kita harus menjadi jamaahnya yang beriman dan taat syariat, bukan menjadi jamaahnya Justin Bieber ini. Sanggup? Mudah-mudahan, yang penting berusaha, ok. Untuk jawaban lebih lengkapnya, nanti pamiarsa muda dapat melihatnya di bulletin Gaul Islam. Jingle KISI FM 30 Detik Lagu Rohani Wali “Tobat Maksiat” 3 Menit Jingle VOI 30 Detik Baca SMS Membahas sedikit SMS. SMS yang masuk akan di seleksi kemudian dibacakan kepada narasumber. Paling banyak hanya 1-2 SMS yang dibahas sekaligus narasumber memberikan kesimpulan. Penyiar: “Sudah di ujung acara ni kang.” Narasumber: “Oh iya, ga’ terasa sudaah hampir jam 06.00.” Penyiar: “Tapi sebelum itu, kita baca SMS dulu ne kang.” Narasumber: “Yoi bro”. Penyiar: “SMS 1: Apakah teknologi turut memberikan peran pada selebritis hingga cepat dikenal publik ?” 7.30 Menit Narasumber: “Benar. Teknologi memang memberikan peran yang besar untuk itu, juga telah mengubah gaya hidup manusia yang menjadikan sebagiannya sebagai “dewa” yang dipuja-puja dan banyak jamaahnya. Dan, Justin Bieber salah satunya. Oleh karena itu, kita sebagai generasi muda, muslim yang baik, hanya menjadikan Rasulullah sebagai panutan terbaik kita. Penutup Penyiar berterima kasih dan closing 1 Menit Jingle VOI 30 Detik Jingle KISI FM 30 Detik Dengan begitu jelas ini adalah suatu format yang terbilang baru dan masih asing dalam dunia penyiaran. Seperti format dakwahnya mamah Dede dimana pendengar bertanya dan pendakwah hanya menjawab tanpa adanya umpan balik atau umpan balik yang tertunda dari pendakwah atau narasumber, dengan begitu komunikasi yang dilakukan adalah bentuk komunikasi satu arah, dan itu sangat banyak digunakan oleh stasiun-stasiun radio dewasa ini. Penulis menemukan satu format, dimana terdapat dua prolog. Pertama prolog utama yang berada setelah opening penyiar dengan durasi empat menit. Kemudian prolog pendalaman yang berada di sesi ke-2 dengan durasi sebanyak lima belas menit. Selain itu, komunikasi yang terjadi disini juga adalah komunikasi dalam bentuk dua arah. Karena pendengar dan pendakwah atau narasumber dapat melakukan dialog dan memberikan umpan balik di sesi 3, dengan catatan selama 0.50.5 8 0.5 3 0.5 15 0.5 3 0.5 15 0.5 3 0.5 7.3 1 0.5 0.5 waktu yang mereka gunakan masih dalam kurun waktu 5 menit. Berikut roda jam siar Voice of Islam: 0.5 0.5 0.5 0.5 Opening 1 Sesi 1 8 Break 1 4 Sesi 2 15 Break 2 4 Sesi 3 15 Break 3 4 Sesi 4 7,30 Closing 2 Berdasarkan data proses penyiaran di atas, maka format acara atau tipe format penyajian program Voice of Islam adalah format baru yang masih sangat jarang digunakan oleh stasiun-stasiun radio pada umumnya, yaitu tipe format kombinasi. Artinya format interaksi dalam bentuk komunikasi dua arah, dengan menggabungkan tipe format “dialog dan monolog satu arah”, dengan format “pendengar bertanya dan pendakwah atau narasumber menjawab ” dengan umpan balik langsung dan umpan balik tidak langusng SMS. Dialog antara narasumber dan pendengar memberi selama dengan umpan balik langsung berlangsung selama lima menit dua arah.

3. Tahap penetapan realitas objektif

Enam tahap konstruki sosial media massa dalam disertasi Armawati Arbi, tahap yang terakhir masuk ke dalam pasca produksievaluasi, yaitu: “Tahap penetapan realitas objektif. Tahap ini mengevaluasi unsur-unsur komunikasi dakwah, unsur tersebut dipertahankan atau direvisi. Semua pelaku konstruksi yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses ini merefleksi diri dan menginternalisasi objektif melalui pengalaman realitas subjektif dan realitas simboliknya. Jika narasumber, pendakwah atau penyiar, pesan, format dipetahankan, apa alasannya.” Begitu juga pada program Voice of Islam, tidak ada evaluasi khusus yang dilakukan pada program ini, sama seperti program-program lainnya yang ada di radio KISI FM. Evaluasi hanya dilakukan berdasarkan reaksi masyarakat yang muncul, yang kemudian dibahas secara langsung pada inti permasalahannya ketika meeting. Untuk proses evaluasi di radio KISI FM diadakan pada meeting mingguan, dan bulanan. Pertama, evaluasi mingguan diadakan pada setiap hari selasa, dan biasanya itu khusus untuk bagian program mengevaluasi apa yang menjadi kekurangan atau kesalahan selama seminggu siaran, apakah mengenai kesalahan dalam memutar lagu, atau kesalahan cara penyajian program, akan di bahas disitu dalam rapat mingguan. Kedua, evaluasi bulanan diadakan untuk melihat rate dari setiap program yang telah di siarkan di radio KISI FM. Qualitas suatu program akan tampak pada saat meeting bulanan ini. Dari hasil meeting ini dapat diketahui, apakah suatu program dikatakan berhasil dengan diminati pendengar dan menjual secara financial, atau program ini dikatakan sebagai program yang gagal karena kurang bagus dan tidak menjual sehingga tidak diminati oleh pendengar. Jika memang program itu dinyatakan telah gagal, maka akan dilakukan pergantian acara dengan kembali melakukan peerencanaan terhadap program baru seperti yang telah dijelaskan di awal. Untuk program Voice of Islam sendiri, meskipun acara ini siarannya pagi hari, namun dapat menarik perhatian pendengar khususnya pamiarsa muda, ini terbukti dengan banyaknya SMS yang masuk dalam setiap siaran program Voice of Islam yang kebanyakan di dominasi oleh kalangan muda. Voice of Islam memang diharapkan dapat menjadi teman pagi para pamiarsa muda, bukan hanya sekedar menemani, namun memberikan manfaat lewat tema-tema yang disampaikan sehingga