Sejarah Komisi Fatwa Profil Komisi Fatwa
38
terhadap ajaran dan praktek keagamaan dari aliran yang dikaji. Hasil penelitian dan pengkajian selanjutnya dilaporkan ke Sidang Komisi Fatwa
untuk dibahas dan diputuskan Fatwanya. Tidak semua hasil kajian terhadap sebuah aliranpaham keagamaan diputuskan fatwanya, jika aliran
tersebut bersedia untuk dibina dan dibimbing maka dilakukan pembinaan dan bimbingan.
17
Fatwa berkaitan dengan masalah sosial-keagamaan kontemporer dilakukan dengan cara menghadirkan dan mendengarkan terlebih dahulu
penjelasan dari pihak-pihak yang terkait masalah fatwa, baik dari unsur masyarakat, lembaga-lembaga profesi, lembaga-lembaga sosial maupun
lembaga Negara. Selain itu, jika diperlukan komisi fatwa juga akan memanggil para ahli di bidang masalah yang tengah dibahas. Setelah
dilakukan kajian dan penelaahan dari pihak-pihak terkait dan ahli, barulah sidang komisi fatwa digelar untuk menghasilkan keputusan fatwa digelar
untuk menghasilkan keputusan fatwa yang lebih objektif dan komprehensif.
Fatwa yang berkaitan dengan masalah Makanan, Minuman, Obat- obatan dan Kosmetik dilakukan bersama LP POM MUI. Sebelum dibahas
oleh Komisi Fatwa, sebuah produk ditelitidiaudit terlebih dahulu oleh LP POM MUI, baik dari sisi bahan buku, bahan tambahan, dan bahan
penolongnya, serta dari sisi proses produksi. Selanjutnya hasil audit
17
Karni Asrori S, Helmi, Mustafa Thaha, Ahmadie. 35 Tahun MUI Berkiprah Menjaga Integritas Bangsa. Jakarta: Komisi InfoKom MUI, Juli 2010, h.129-130.
39
dituangkan dalam berita acara yang kemudian menjadi bahan bagi Komisi Fatwa untuk menetapkan status hukumnya.
Dalam proses penetapan fatwa produk halal, tidak jarang memerlukan penjelasan lebih dalam dari tenaga ahli LP POM MUI,
khususnya terkait dengan bahan b aku yang dianggap “kritis”, artinya yang
diduga kuat tidak halal menurut kajian fiqih. Setelah semuanya, baik bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong, serta proses produksi
diyakini telah sesuai dengan ketentuan syara`, maka sebuah produk difatwakan halal, yang kemudian dikeluarkan sertifikat halal untuk
produk tersebut. Sertifikat halal sebagaimana dimaksudkan mempunyai masa berlaku selama dua tahun.
18
Komisi Fatwa MUI dalam memutuskan sebuah fatwa mempunyai metode dan sistem penetapan fatwa, yang menjadi panduan dalam
menetapkan fatwa. Metode dan sistem penetapan fatwa ini mengikat bagi komisi fatwa MUI semua tingkatan, sehingga ada keseragaman dalam
proses, sistem dan metodologi penetapan fatwa di komisi fatwa MUI semua tingkatan.
Kegiatan utama Komisi Fatwa adalah rapat-rapat membahas draft fatwa. Rapat komisi fatwa, selain dilaksanakan secara rutin setiap hari
sabtu, terkadang juga diselenggarakan pada hari rabu atau kamis. Dengan
18
Karni Asrori S, Helmi, Mustafa Thaha, Ahmadie. 35 Tahun MUI Berkiprah Menjaga Integritas Bangsa. Jakarta: Komisi InfoKom MUI, Juli 2010, h.129-130.
40
demikian, frekuensi komisi fatwa tidak kurang dari 6 kali pada setiap bulan. Sebagian hasil notulen, keputusan rapat-rapat tersebut telah
dilaporkan secara tertulis, tidak lama sesudah rapat berlangsung, kepada Pimpinan MUI melalui sekretaris.