Fatwa Hukum Merokok Profil Komisi Fatwa
47
MUI itu lembaga yang independen, dalam memutuskan a, b, c, atau d berdasarkan kaidah-kaidah keislaman. Mungkin ada pihak yang
menginginkan MUI dibawa ke yang haram-haram saja, padahal Fatwa yang berkaitan dengan rokok itu namanya Fatwa Merokok, karena hukum
merokok tidak semua haram.
28
Masyarakat mengakui bahwa industri rokok telah memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang cukup besar. Industri rokok juga telah
memberikan pendapatan yang cukup besar bagi Negara. Bahkan, tembakau sebagai bahan baku rokok telah menjadi tumpuan ekonomi bagi
sebagian petani. Namun disisi yang lain. Merokok dapat membahayakan kesehatan serta berpotensi terjadinya pemborosan dan merupakan tindakan
tabdzir. Secara ekonomi penanggulangan bahaya merokok juga cukup besar.
29
Pro-kontra mengenai hukum merokok menyeruak ke publik setelah muncul tuntutan beberapa kelompok masyarakat yang meminta kejelasan
hukum merokok. Masyarakat merasa bingung karena ada yang mengharamkan, ada yang meminta pelarangan terbatas, dan ada yang
meminta tetap pada status makruh.
28
Wawancara pribadi dengan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa, Sholahuddin AL-Aiyub, M.Si di Kantor Komisi Fatwa MUI jl. Proklamasi no.51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 3
November 2010 pukul 15.05 wib.
29
Ma’ruf Amin, dkk. Himpunan Fatwa MUI, Edisi Ketiga. Jakarta: Sekretariat MUI, 2010, h.812.
48
Menurut ahli kesehatan Dijelaskan, rokok ditengarai sebagai produk berbahaya dan adiktif serta mengandung 4.000 zat kimia, di mana
69 di antaranya adalah karsinogenik pencetus kanker. Disamping membahayakan perokok, tindakan merokok juga dapat membahayakan
orang lain, khususnya yang berada disekitar perokok. Beberapa zat berbahaya di dalam rokok tersebut di antaranya tar, sianida, arsen,
formalin, karbonmonoksida, dan nitrosamin. Dijelaskan juga, para perokok memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena penyakit serius
seperti kanker paru-paru daripada bukan perokok. Tidak ada rokok yang “aman”.
30
Direktur Jenderal WHO, Dr. Margareth Chan, melaporkan bahwa epidemi tembakau telah membunuh 5,4 juta orang pertahun lantaran
kanker paru dan penyakit jantung serta penyakit lain yang diakibatkan oleh merokok. Itu berarti bahwa satu kematian di dunia akibat rokok untuk
setiap 5,8 detik. Apabila tindakan pengendalian yang tepat tidak dilakukan, diperkirakan 8 juta orang akan mengalami kematian setiap
tahun akibat rokok menjelang tahun 2030. Selama abad ke-20, 100 juta orang meninggal karena rokok dan selama abad ke-21 diestimasikan
bahwa sekitar 1 miliar nyawa akan melayang akibat rokok.
31
Hukum merokok tidak disebutkan secara jelas dan tegas oleh Al- Quran dan SunnahHadis Nabi. Oleh karena itu, fuqaha` mencari solusinya
30
Diakses pada tanggal 20 Agustus 2010 dari http.Viva news.com fatwa rokok MUI.
31
Diakses pada tanggal 20 Agustus 2010 dari http.Viva news.com fatwa rokok MUI.
49
melalui ijtihad. Sebagaimana layaknya masalah yang hukumnya digali lewat ijtihad, hukum merokok diperselisihkan oleh fuqaha`. Akhirnya
Fatwa Merokok diputuskan oleh 750 ulama se-Indonesia di Padang Panjang.
32
b. Tujuan dikeluarkannya Fatwa Merokok
Tujuan dikeluarkannya Fatwa Merokok adalah menjawab pertanyaan dari pihak-pihak yang bertanya tentang hukum merokok.
Ikatan Dokter Indonesia IDI dan Tembakau Control Lembaga Pengendalian Tembakau beratanya tentang hukum merokok. Mereka
memberikan data tentang bahaya merokok yang sudah sangat jelas sekali, serta biaya penanggulangannya sangat besar sekali jika dibandingkan
dengan cukai rokok. Untuk itulah MUI mengeluarkan Fatwa Merokok dan Fatwanya seperti apa itu terserah MUI.
33
c. c. Ketentuan hukum
1. Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia 111 sepakat adanya
perbedaan
2. pandangan mengenai hukum merokok, yaitu antara makruh dan
haram khilaf ma baina al-makruh wa al-haram.
32
Ma’ruf Amin, dkk. Himpunan Fatwa MUI, Edisi Ketiga. Jakarta: Sekretariat MUI, 2010, h.812.
33
Wawancara langsung dengan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Sholahuddin Al- Aiyub, M.Si. di Kantor Komisi Fatwa MUI Jl. Proklamasi no.51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 3
November 2010 Pukul 15.15 wib.
50
3. Peserta Ijtima Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia 111 sepakat bahwa
merokok hukumnya haram jika dilakukan:
b
Ditempat umum
c
Oleh anak-anak
d Oleh wanita hamil.
34
Merokok haram apabila dilakukan ditempat umum karena, nikotin yang dikeluarkan bisa membahayakan orang lain yang menghirup
asapnya, bahkan perokok pasif yang lebih berbahaya dari perokok aktif, dan prinsip islam tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain
“ladhororo waladhiror”. Wanita hamil diharamkan merokok karena merokok bukan hanya mmembahayakan dirinya sendiri tetapi juga janin
yang ada dirahimnya, dan ini kembali pada prinsip islam tadi. Rokok haram bagi anak kecil, karena target dari produsen rokok adalah perokok
pemula yaitu anak-anak tujuannya menumbuhkan perokok yang nantinya loyal pada satu brand, lihat saja iklan rokok selalu dibintangi oleh anak
muda yang diidentikkan dengan kejantanan.
35
34
Ma’ruf Amin, dkk. Himpunan Fatwa MUI, Edisi Ketiga. Jakarta: Sekretariat MUI, 2010, h.812.
35
Wawancara langsung dengan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Sholahudin Al- Aiyub, M.Si. di Kantor Komisi Fatwa MUI Jl. Proklamasi no. 51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 3
November pukul 14.40 wib.
51
d. d. Rekomendasi
Sehubungan dengan adanya banyak madlarrat yang ditimbulkan dari aktifitas merokok, maka direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:
ii. DPR diminta segera membuat undang-undang larangan merokok
ditempat umum, bagi anak-anak, dan bagi wanita hamil. iii.
Pemerintah, baik pusat maupun daerah diminta membuat regulasi tentang larangan merokok ditempat umum, bagi anak-anak, dan bagi
wanita hamil. iv.
Pemerintah, baik pusat maupun daerah diminta menindak pelaku pelanggaran terhadap aturan larangan merokok ditempat umum, bagi
anak-anak, dan wanita hamil. v.
Pemerintah, baik pusat maupun daerah diminta melarang iklan rokok, baik langsung maupun tidak langsung.
vi. Para ilmuan diminta untuk melakukan penelitian tentang manfaat
tembakau selain untuk rokok.
36
e. Dasar penetapan
1. Merokok termasuk kategori perbuatan melakukan khabaa’its
kotornajis yang dilarang dalam AlQuran Surat Al- a’raf ayat 157.
Yang artinya: “ nabi itu menyuruh mereka kepada yang ma`ruf, melarang mereka dari yang munkar, menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan melarang bagi mereka segala yang buruk.”
36
Ma’ruf Amin, dkk. Himpunan Fatwa MUI, Edisi Ketiga. Jakarta: Sekretariat MUI, 2010, h.813.
52
2. Oleh karena merokok jelas membahayakan kesehatan bagi perokok
dan orang sekitar yang terkena paparan asap rokok, maka pembelanjaan uang untuk rokok berarti melakukan perbuatan
mubazir pemborosan yang dilarang dalam AlQuran Surat Al-isra ayat 26-
27. Yang artinya: “janganlah kamu menghambur- hamburkan hartamu secara boros”.”sesungguhnya orang-orang yang
berlaku boros itu adalah saudara-saudara syaitan. Dan syaitan itu sangat ingkar terhadap Tuhannya.”
3. Hadis Nabi Saw yang artinya:“ tidak boleh membuat mudlarat
kepada diri sendiiri dan tidak boleh membuat mudlarat kepada orang
lain.” 4.
Kaidah fiqhiyyah
“ bahaya itu ditolak semaksimal mungkin.”
37
5. Kaidah fighiyyah “ yang menimbulkan mudlarat harus dihilangkan dihindarkan.”
6. Kaidah fiqhiyyah “ penetapan hukum itu tergantung ada atau tidak adanya `illat.”
7. Penjelasan delegasi Ulama Mesir, Yordania, Yaman, dan Syiria bahwa hukum merokok dinegara-negara tersebut adalah haram.
37
Ma’ruf Amin, dkk. Himpunan Fatwa MUI, Edisi Ketiga. Jakarta: Sekretariat MUI, 2010, h.813.
53
8. Penjelasan dari Komnas Perlindungan Anak, GAPPRI, Komnas Pengendalian Tembakau, Departemen Kesehatan terkait masalah
rokok.
9. Hasil rapat koordinasi MUI tentang masalah merokok yang diselenggarakan pada 10 september 2008 di Jakarta, yang
menyepakati bahwa merokok menimbulkan madlarrat.
38
38
Ma’ruf Amin, dkk. Himpunan Fatwa MUI, Edisi Ketiga. Jakarta: Sekretariat MUI, 2010, h.813.
54
BAB 1V ANALISIS PEMANFAATAN MEDIA OLEH MUI PUSAT DALAM
MENSOSIALISASIKAN FATWA MEROKOK a.
Media Massa yang Digunakan MUI Pusat Dalam Mensosialisasikan Fatwa Merokok
Dengan kendali jarak jauh, memungkinkan siapapun dapat memindahkan 50 saluran televisi dalam beberapa menit dan seketika akan mendapatkan
gambaran tentang apa yang sedang terjadi. Menurut Marshall McLuhan, manusia hidup dalam yang disebut
“global village”, media komunikasi modern memungkinkan jutaan orang diseluruh dunia terus menerus terkoneksi.
Seperti yang sudah dipaparkan di bab II teori uses and gratifications mencoba mengungkap apa yang digunakan untuk medianya, dalam hal ini
sosialisasi fatwa merokok yang disosialisasikan MUI melalui media, menurut Marshall McLuhan media massa terbagi menjadi dua yaitu media massa
tradisional media klasik dan media massa modern media baru, televisi mempengaruhi Anda terlepas dari apa yang Anda tonton. Dunia maya
mempengaruhi masyarakat terlepas dari situs apa yang orang kunjungi. Media merupakan perpanjangan pikiran manusia, jadi media yang menonjol dalam
penggunaan membiaskan masa historis apapun.
Untuk itulah, walaupun MUI belum memanfaatkan media massa secara maksimal tetapi secara prinsip MUI memanfaatkan seluruh media massa dalam
mensosialisasikan fatwa merokok, baik media massa tradisional seperti, media
55
cetak dan media elektronik seperti televisi, maupun media massa modern seperti internet media online.
1
Berbicara tentang media massa apa yang efektif dalam mensosialisasikan fatwa merokok, Komisi Fatwa MUI memandang efektifitas dari segi
segmentasinya, dan MUI sangat memanfaatkan itu, walaupun tidak menggarap itu, hampir semua media massa mempunyai segmentasinya tersendiri, dan MUI
memandang efektifitas media massa dalam mensosialisasikan Fatwa Merokok dari segi segmentasinya.
Kalau media cetak sifatnya lebih mendalam, TV cenderung pada yang bersifat simbolik saja. Kadang kalau wawancara maksimal 30 menit, dipotong
iklan, dan dipanelkan dengan beberapa orang, jadi tidak maksimal menyampaikannya, dan TV mempunyai jangkauan yang sangat luas.
2
Ketika media berubah, demikian juga dengan cara pikir kita, cara kita mengatur informasi, dan berhubungan dengan orang lain. Ada perbedaan yang
tajam antara media lisan, tulisan, dan elektronik, masing-masing dengan pengaruh berbeda dalam bagaimana kita berinteraksi dengan setiap media.
1
Wawancara pribadi dengan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Sholahuddin Al- Aiyub di Kantor Komisi Fatwa Jl. Proklamasi no. 51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 3 November
2010 pukul 14.40 wib.
2
Wawancara pribadi dengan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Sholahuddin Al- Aiyub di Kantor Komisi Fatwa Jl. Proklamasi no. 51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 3 November
2010 pukul 14.50 wib.
56
Komunikasi lisan sangat fleksibel dan organis, pesan-pesan lisan sangat cepat dan bersifat sementara, sehingga individu dan kelompok harus menyimpan
informasi dalam pikiran mereka dan memberikannya lagi melalui pembicaraan.
Tulisan dan khususnya percetakan, menyebabkan perubahan yang mendalam pada masyarakat. Informasi dapat disimpan atau dikesampngkan,
menjadikan tulisan sebagai alat percakapan. Kepentingan ditujukan pada apa yang disimpan dalam bahasa tulisan.
Pergeseran lain terjadi ketika media elektronik muncul kepermukaan. Media elektronik seperti televisi dapat cepat dan bersifat sementara, tetapi tidak
terkait pada tempat tertentu karena dapat disiarkan secara luas. Karena media elektronik lebih cepat tersedia dari pada media cetak, media elektronik
menciptakan ledakan informasi, dan terjadi persaingan yang besar antara berbagai media untuk dilihat dan didengar. Informasi dalam media elektronik dijual
layaknya komoditas yang menciptakan tekanan agar informasi lebih atraktif.
Pengetahuan dalam era elektronik berubah dengan cepat dan orang menjadi sadar akan versi kebenaran yang berbeda. Perubahan konstan yang
diciptakan oleh media elektronik dapat membuat orang merasa bingung bahkan mungkin khawatir.
Jika komunikasi lisan menciptakan budaya komunitas dan komunikasi tulisan menciptakan sebuah budaya teks, maka komunikasi elektronik
menciptakan budaya sel atau kelompok yang saling bersaing untuk
57
mempromosikan ketertarikan mereka. Muncul masyarakat baru yang tidak terikat oleh tempat.
Pergeseran lain lagi munculnya dunia maya dan teknologi yang terkait, dan komunikasi dengan media computer computer-mediated-communication
telah menciptakan bentuk realitas tambahan. Pergeseran ini mengacu pada apa yang disebut dengan media baru.
Khusus untuk media online, MUI mempunyai pandangannya sendiri, karena MUI sadar betul kecenderungannya media cetak sekarang tidak
menurunkan langsung berita yang dikuot dari reporternya, melainkan bersumber dari media online seperti detik.com atau antara, maka MUI menguatkan jaringan
MUI pada media online.
3
Memang media online menurut MUI masih belum balance dalam menyampaikan berita, misalnya, tentang satu berita, pendapat si A diposting
terlebih dahulu, setelahnya 3 jam kemudian baru pendapat si B yang diposting, harusnya dalam satu berita yang sama pendapat keduanya diposting secara
bersamaan supaya balance.
Walaupun demikian, MUI merasa sangat terbantu oleh media-media massa tersebut, dan MUI juga belum punya jaringan khusus terhadap media itu, baru
3
Wawancara pribadi dengan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI, Sholahuddin Al- Aiyub di Kantor Komisi Fatwa Jl. Proklamasi no. 51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 3 November
2010 pukul 14.55 wib.
58
sekedar media itu memandang isu-isu yang bersifat strategis untuk diambil menjadi sebuah berita.
4
Sosialisasi fatwa merokok pada media cetak bisa dibaca pada Koran Sindo 25 Januari 2009 yang berjudul Fatwa MUI Jangan Menakutkan, disebutkan oleh
Ketua MUI Cholil Ridwan, Menurutnya ada tiga rancangan Fatwa Rokok yakni haram mutlak, makruh berat, atau haram bagi wanita hamil dan anak-anak, namun
fatwa haram rokok ini tidak mengatur warga secara mengikat seperti undang- undang.
5
Pada media cetak Pelita dan Suara Karya 27 Januari 2009 disebutkan oleh Pimpinan Ijtima Forum Komisi Fatwa, Prof. Dr. HM. Amin Suma, bahwa
Merokok Hukumnya haram bagi wanita hamil, anak-anak, dan ditempat umum. Serta disarankan ada perangkat hukum yang mengaturnya.
6
Harian umum Republika 27 Januari 2009 juga memuat sosialisasi Fatwa Merokok seperti dipaparkan oleh Ketua Komisi Fatw
a MUI, KH. Ma’ruf Amin dalam jumpa pers nya, MUI memfatwakan Merokok haram bagi anak-anak, ibu
hamil, dan merokok ditempat umum.
7
Sedangkan di media online sosialisasi fatwa merokok salah satunya bisa dibaca pada detik.com 25 Januari 2009, melalui wakil Komisi Fatwa MUI Ali
4
Wawancara pribadi dengan Wakil Sekretaris Komisi Fatwa, Sholahuddin Al-Aiyub di Kantor Komisi Fatwa Jl. Proklamasi no. 51 Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 3 November 2010 pukul
14.40 WIB.
5
Koran Sindo. Fatwa MUI Jangan Menakutkan . Edisi 25 Januari 2009.
6
Suara Karya. Merokok Hukumnya Dilarang Antara Haram dan Makruh. Edisi 27 Januari 2009.
7
Harian umum Republika. Merokok Haram bagi Ibu Hamil. 27 Januari 2009
59
Mustafa Ya’qub menjelaskan Rokok diharamkan bagi anak-anak, remaja, wanita hamil, Rokok juga diharamkan di tempat umum.
8