Serta Aspek Perkawinan Latar Belakang

Walaupun perimbangan usaha pertokoan antar orang keturunan Arab dan penduduk pribumi masyarakat Condet belum memadai, namun dilihat dari segi jenis barang dagangan kedua golongan penduduk memiliki dominasi masing-masing. Orang keturunan Arab dominan atas perdagangan buku atau kitab-kitab terutama mengenai Islam, sedangkan penduduk pribumi khususnya masyarakat Condet Balekambang, Jakarta Timur memiliki keahlian dalam menguasai mebel serta usaha pertukangan. Dengan demikian terjadi perimbangan yang mendukung terjadinya proses asimilasi. Hal ini tentu menjadi suatu indikasi yang sangat bersifat asimilatif karena merupakan bentuk netralisasi kesempatan ekonomi berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki masing-masing golongan baik etnis keturunan Arab maupun masyarakat pribumi khususnya masyarakat Condet.

3. Serta Aspek Perkawinan

Di Indonesia terutama dari berbagai suku bangsa penduduk pribumi, perkawinan campuran antar suku bangsa atau golongan etnis sangat bermanfaat bagi asimilasi asumsi tersebut sangat di fahami dan di banggakan oleh generasi keturunan Arab di Condet Jakarta Timur saat ini. Menurut mereka para pendahulunya datang ke Indonesia tanpa istri dan kebanyakan berstatus belum menikah. Karena itu mereka mengambil istri dari perempuan penduduk pribumi sehingga ikatan darah antar orang Arab dengan penduduk pribumi suatu hal yang tidak dapat dihindari. Kemudian dalam masalah perkawinan muncul suatu kendala dalam perkawinan antar golongan etnis atau suku bangsa, yakni adanya sikap terhalangnya pernikahan anak-anak Arab dengan seseorang yang bukan keturunan Arab. Hal ini terlihat penolakan mereka dalam pemilihan jodoh untuk anak perempuannya baik syarifah sayid maupun bukan syarifah bukan sayid hasil wawancara di dapatkan informasi alasan sebagai latar belakang sikap penolakan tersebut yaitu: a. Mereka masih memperhatikan soal nasab atau keturunan untuk menghindarkan penyesalan di kemudian hari. b. Serta sebagian dari beranggapan statusnya lebih tinggi sehingga hanya bisa menikahkan anaknya dengan yang sederajat. Sikap tersebut tidaklah muncul dengan sendirinya, namun berakar pada suatu perasaan yang kuat sekali dimana mereka terikat dalam kelompok dan kebudayaannya. Selanjutnya kita akan melihat perbedaan orang Arab yang sudah berasimilasi dengan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Condet Jakarta Timur. Di Indonesia adanya sikap poligami dan perceraian mudah terjadi yang diizinkan oleh undang-undang, namun dilarang oleh adat Hadramaut, sangat banyak terjadi dikalangan orang Arab di Nusantara. Beberapa orang Arab mengaku bahwa kemudahan ini merupakan daya tarik tersendiri bagi rekan-rekan mereka untuk datang ke Nusantara. 9 9 L.W.G Van den Berg, Hadramut dan Koloni Arab di Nusantara Jakarta: Perpustakaan Nasional, 1989, h. 122. Menurut L.W.G Van den Berg orang-orang Arab yang sekarang ini bermukim di Nusantara sebagian besar berasal dari Hadramaut. Orang-orang Arab datang ke Jakarta pada akhir abad ke-18 untuk berniaga. Hadramaut adalah seluruh pantai Arab Selatan sejak Aden hingga Tanjung Ras al-Hadd. Kemudian dalam penggunaan bahasa percakapan mereka tidak menggunakan bahasa Arab melainkan bahasa Melayu. Bahasa tersebut juga mereka gunakan terhadap anak-anak mereka. Jadi orang Arab walaupun hanya sebentar bermukim di Nusantara, mereka berbicara dan membaca dalam bahasa Melayu sebagai bahasa ibu yang lain hanya saja lafal mereka yang masih khas sehingga mereka masih kurang menguasai bahasa Melayu dan lain-lain di Nusantara. Jika kita lihat dari sejarah yang lebih luas mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Menjelang abad ke-13 M, masyarakat muslim sudah ada di Samudra Pasai, Perlak, dan Palembang di Sumatra. Di Jawa, makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik yang berangka tahun 475 H 1082 M, dan makam-makam Islam di Tralaya yang berasal dari abad ke 13 M merupakan bukti bahwa Islam pada waktu itu telah berkembang, termasuk kekuasan Hindu-Jawa saat itu, Majapahit. Penyebaran Islam dilakukan melalui proses perdagangan para pedagang muslim yang berasal dari Arab, India dan Gujarat yang singgah di kepulauan Indonesia. 10 10 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Indonesia Jakarta: PT. Rja Grafindo Persada, 2001, h. 193. Dari berbagai penjelasan mengenai asimilasi golongan keturunan Arab Indonesia khususnya di Condet, Jakarta Timur dapat diketahui adanya proses asimilasi sebagai suatu proses sosialisasi mereka dalam kehidupan masyarakat di lokasi penelitian. Mungkin ini yang menjadi sekilas sejarah mengenai masyarakat Arab di Indonesia, sedangkan masyarakat komunitas Arab yang berasimilasi dengan penduduk pribumi khususnya masyarakat Condet akan dijelaskan oleh penulis pada isi skripsi nanti. Menurut Ibnu Khaldun didalam bukunya Syamsudin Abdullah, bahwa etnis Arab adalah etnis yang suka hidup nomaden atau tidak menetap dan memiliki semangat kesukuan ‘ashabiyah yang sangat kuat. 11 Begitu juga Ibnu Khaldun, Philip K. Hitti sebagaimana di kutip oleh Fuad Baali dan Ali Wardi, menjelaskan bahwa bangsa Arab ialah bangsa demokrat, tetapi manalaka bertemu orang-orang diluar kelompok sukunya mereka akan menjadi etnosentris berpusat pada kebudayaan sendiri. 12 Ashabiyah menurut Ibnu Khaldun adalah mempererat sebuah suku atau sekelompok orang. Tetapi ketika orang-orang itu mengalami peningkatan, ‘ashabiyah maka kelompok ini mungkin digoyang sepanjang perjalan waktu karena adanya perselisihan dalam keluarga, penguasa, mengarah pada konflik para pendukung serta perjuangan untuk kekuasaan yang sudah pasti. 13 11 Syamsuddin Abdulah, Agama dan Masyarakat: Pendekatan Sosiologi Agama Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, h. 61. 12 Fuad Baali dan Ali Wardi, Ibnu Khaldun dan Pola Pemikiran Islam Jakarta: Pustaka Firdaus, 2003, h. 148. 13 M. Amin Nurdin dan Ahmad Abrori, Mengerti Sosiologi Jakarta: UIN JAKARTA PRESS, 2006, h. 184. Maka penulis sangat tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih mendalam lagi mengkaji masalah tersebut oleh karena itu penulis memilih judul ”Asimilasi Sosial-Budaya Komunitas keturunan Arab dikelurahan Condet Balekambang, Jakarta Timur” . Dan juga untuk memenuhi syarat sebagai Sarjana Sosiologi Agama pada Fakultas Ushuludin dan Filsafat di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Batasan Masalah dan Rumusan masalah