Aspek Sistem Sosial Dari Aspek Ekonomi

sosial masyarakat keturunan Arab yang bersumber dari pola kebudayaan semakin banyak unsur yang berubah maka semakin posistif kebudayaan tersebut terjadi asimilasi. 7 Proses asimilasi dapat terjadi bila adanya faktor-faktor yang mendukung seperti: 8 a. Adanya sikap toleransi budaya b. Perkawinan campuran amalgamation c. Kesempatan-kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang d. Dan sikap menghargai orang asing dan budayanya Selanjutnya kita akan melihat beberapa aspek jaringan untuk mempelajari asimilasi mereka diantaranya:

1. Aspek Sistem Sosial

Dari segi ciri sebagai golongan etnis ditemukan bahwa mereka memiliki ciri biologis yang khas misalnya bentuk wajah, hidung, warna kulit yang membedakannya dengan golongan etnis lain mereka juga membentuk suatu saran komunikasi atau bentuk bahasa Arab walaupun bagi generasi mudanya semakin kurang bisa mempergunakannya serta keanggotaannya yang menjadi tanda bagi mereka dikenal sebagai susunan atau strata suatu golongan misalnya sayid dan bukan sayid. Sayid adalah identifikasi diri sekelompok orang Arab yang menyatakan dirinya sebagai golongan ‘Alawiyyin. Golongan ini beranggapan mereka keturunan anak perempuan nabi yaitu Fatimah istri Ali bin Abi thalib. 7 Selo Soemardjan, Steriotip Etnik, Asimilasi, Integrasi Sosial, h. 210. 8 Daniel Fernandez, Antropologi Jakarta: PT Galaxy Puspa Mega, 1996 h, 147. Bagi mereka yang tidak tergolong sayid berarti tidak mempunyai garis keturunan langsung dengan Nabi Muhammad SAW.

2. Dari Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi sebagai jaringan asimilasi sangat ditekankan pada faktor perimbangan dalam bidang perekonomian tersebut. Yang di maksud perimbangan yaitu adanya kesempatan di bidang ekonomi yang seimbang bagi berbagai golongan masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda. Sampai saat ini kegiatan ekonomi masih merupakan aktivitas yang dominan bagi penduduk keturunan etnis Arab di Condet Balekambang Jakarta Timur. Bentuk usaha perekonomian mereka yang terutama adalah pertokoan bahan baju atau tekstil, berdasarkan jenis barang dagangan. disamping itu ada juga restoran makanan Arab. Ternyata orang Arab lebih banyak berusaha di sektor penjualan seperti sajadah, tasbih, lukisan Arab, kitab- kitab mengenai Islam, serta barang campuran seperti sabun, pasta gigi, minyak wangi dan lain-lain. Mengenai kerjasama dibidang ekonomi antara penduduk golongan etnis Arab dengan penduduk pribumi dalam penyediaan modal usaha kurang terjadi. Begitu pula dari sektor tenaga kerja sebagai penjual di toko mereka, masih kurang terjadi. kondisi ini bukan disebabkan tidak adanya hubungan diantara mereka, namun usaha pertokoannya memang kurang memerlukannya. Usaha pertokoan orang Arab masih bersifat ekonomi keluarga sehingga pembantu hanya diambil dari bagian keluarga terdekat. Walaupun perimbangan usaha pertokoan antar orang keturunan Arab dan penduduk pribumi masyarakat Condet belum memadai, namun dilihat dari segi jenis barang dagangan kedua golongan penduduk memiliki dominasi masing-masing. Orang keturunan Arab dominan atas perdagangan buku atau kitab-kitab terutama mengenai Islam, sedangkan penduduk pribumi khususnya masyarakat Condet Balekambang, Jakarta Timur memiliki keahlian dalam menguasai mebel serta usaha pertukangan. Dengan demikian terjadi perimbangan yang mendukung terjadinya proses asimilasi. Hal ini tentu menjadi suatu indikasi yang sangat bersifat asimilatif karena merupakan bentuk netralisasi kesempatan ekonomi berdasarkan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki masing-masing golongan baik etnis keturunan Arab maupun masyarakat pribumi khususnya masyarakat Condet.

3. Serta Aspek Perkawinan