Proses Terbentuknya Komunitas Keturunan Arab di Indonesia

2. Proses Terbentuknya Komunitas Keturunan Arab di Indonesia

Orang-orang Arab berdatangan di Jakarta pada akhir abad ke-18 untuk berniaga. Menurut L.W.C van den Berg, orang-orang Arab yang sekarang bermukim di Nusantara sebagian besar berasal dari Hadramaut. 19 Hadramaut ialah seluruh pantai Arab Selatan, sejak Aden hingga Tanjung Ras Al-Hadd. 20 Menurut Berg, orang-orang Arab Hadramaut mulai datang secara masal ke Nusantara pada akhir abad ke-18, pemberhentian mereka yang pertama yaitu Aceh. Dari sana mereka lebih memilih pergi ke Palembang dan Pontianak. Orang Arab mulai menetap di jawa setelah tahun 1820. Dan koloni-koloni mereka baru tiba di bagian Timur Nusantara tahun 1870, dan koloni Arab di Batavia, meskipun baru setengah abad umurnya, namun sudah merupakan koloni terbesar di Nusantara, jika kita masukkan pula para anggotanya yang lahir di Arab. Orang-orang Arab berdatangan di Jakarta abad ke-18 untuk berniaga. Walaupun awalnya mereka sekedar untuk berniaga, tetapi akhirnya mereka terlibat dalam gerakan dakwah. Dapat kita lihat daerah-daerah di Indonesia yang menjadi permukiman dan media interaksi masyarakat keturunan Arab dan pribumi derah tersebut adalah pulau Jawa yang terdapat enam koloni besar Arab, yaitu di Batavia, Cirebon, Tegal, pekalongan, Semarang dan Surabaya. Salah satu contoh 19 L.W.C. Van den Berg, Hadramaut dan Koloni Arab di Nusantara Jakarta: Indonesian Netherlands Cooperation IMDIES, 1989, H. 1. 20 L.W.C. van den Berg, Hadramaut dan koloni Arab di Nusantara, h. 7. proses komunitas keturunan Arab yaitu daerah Batavia, di tempat tersebut di temukan orang Arab yang berasal dari segala tempat di Hadramaut dan dari segala lapisan masyarakat, hanya golongan sayid yang merupakan minoritas. Sebagian besar orang Arab yang datang ke pulau Jawa dari Singapura, terlebih dahulu singgah di Batavia, kemudian menyebar ke daerah- daerah lain. Sebagai akibat perkembangan itu, Batavia di jumpai hanya sedikit keluarga yang turun-temurun sudah menghuni Nusantara, dan sebagian besar menikah dengan wanita pribumi. unsur Arab memiliki keturunan campuran, sehingga mereka terpaksa belajar bahasa Arab untuk bisa berkomunikasi. Cara-cara orang Arab di Nusantara mematuhi prinsip-prinsip hukum Islam dengan berzakat merupakan bukti bahwa semangat kemakmuran memang sudah melembaga dalam diri mereka. Tidak seorang Arab Hadramaut yang ketagihan minuman keras atau candu. Menabung merupakan budaya bagi mereka, dan fakta bahwa mereka pernah menikmati kemakmuran, sebagian dari rezki merekapun tidak lupa mereka sumbangkan kepada masjid, sekolah, atau yayasan keagamaan lain. Orang Arab mulai menetap di Jawa setelah tahun 1820, dan kolonoi- koloni mereka baru tiba di bagian Timur Nusantara tahun 1870. Koloni Arab di Batavia, meskipun baru setengah abad umurnya, sudah merupakan koloni terbesar di Nusantara, jika kita masukkan pula para anggotanya yang lahir di Arab.

3. Realitas Asimilasi Masyarakat Keturunan Arab di Indonesia