dalam bukunya Komunikasi Antarbudaya, membedakan tujuh dimensi asimilasi yaitu asimilasi kultural atau perilaku akulturasi, asimilasi
struktural, asimilasi marital hubungan perkawinan suami-istri, asimilasi identifikasional, asimilasi penerimaan sikap, asimilasi penerimaan perilaku,
dan asimilasi kewarganegaraan.
5
Asimilasi kultural atau akulturasi di tandai dengan perubahan pada pola-pola budaya kelompok minoritas misalnya bahasa, nilai, pakaian, dan
makanan. Sementara asimilasi struktural di tandai dengan masuknya kelompok minoritas ke dalam lembaga-lembaga masyarakat pribumi.
Menurut Gordon asimilasi struktural-lah yang akan menimbulkan asimilasi sempurna. Proses ini akan menghasilkan asimilasi psikologis yakni hilangnya
identitas etnik kelompok. Jadi dari pengertian asimilasi sosial-budaya dari beberapa tokoh sosial
dan budaya dapat dipahami bahwa asimilasi merupakan suatu alat yang penting sebagai proses sosialisasi dengan latar belakang adanya kebudayaan
yang berbeda-beda yang saling bergaul secara intensif dalam waktu yang lama hingga kebudayaan tadi berubah sifatnya yang khas dan juga unsur-
unsurnya masing-masing berubah wujudnya menjadi kebudayaan campuran tentu hal ini akan terjadi jika adanya sikap toleransi dan simpati terhadap
budaya lain.
2. Teori Asimilasi Pendekatan Sosiologi
Asimilasi dalam pengertian sosiologis di definisikan sebagai suatu bentuk proses sosial di mana dua atau lebih individu atau kelompok saling
5
Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi Antarbudaya, h. 161.
menerima pola kelakuan masing-masing sehinga akhirnya menjadi satu kelompok baru yang terpadu.
6
Sebelum memasuki proses pembauran masing-masing pihak hidup berdampingan menurut pola kelakuannya sendiri.
Sejak mereka memutuskan untuk menjadi satu kelompok, mereka memasuki suatu proses baru menuju penciptaan satu pola kebudayaan sebagai landasan
tunggal kehidupan mereka. Pada proses asimilasi terjadi proses peleburan kebudayaan, sehingga
pihak-pihak atau warga-warga dari dua-tiga kelompok yang tengah berasimilasi akan merasakan adanya kebudayaan tunggal yang dirasakan
sebagai milik bersama. Menurut Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto
proses asimilasi akan timbul jika ada tiga unsur. Yaitu sebagai berikut:
7
a. Ada perbedaan kebudayaan antara kelompok-kelompok manusia
yang hidup pada suatu waktu dan pada suatu tempat yang sama. b.
Para warga dari masing-masing kelompok yang berbeda-beda itu dalam kenyataannya selalu bergaul secara intensif dalam jangka
waktu yang lama. c.
Dan demi pergaulan mereka yang telah berlangsung secara intensif itu, masing-masing pihak menyesuaikan kebudayaan mereka
masing-masing sehingga terjadilah proses saling penyesuaian kebudayaan diantara kelompok-kelompok itu.
6
D. Hendropuspito, Sosiologi Sistematik Yogyakarta: Penerbit Kanisius,1989, h. 233.
7
J. Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan Jakarta: Kencana, 2004, h. 62.
Menurut Abdurrahmat Fathoni asimilasi banyak di teliti oleh sarjana sosiolog terutama Amerika di mana masih di temukan masalah kelompok
imigran dari berbagai suku bangsa yang datang dengan kebudayaan yang berbeda-beda.
8
Sedangkan di Indonesia asimilasi banyak ditemukan pada golongan khusus, baik yang bersuku bangsa, lapisan sosial, golongan agama,
pengetahuan mengenai seluk-beluk proses asimilasi dari tempat-tempat lain di dunia menjadi penting sebagai bahan perbandingan.
9
tentu hal ini menjadi suatu masalah yang belum terselesaikan dan masih perlu ditemukan
solusinya.
3. Hakikat Faktor Pendorong dan Penghambat Terjadinya Asimilasi