Analisis Bivariat .1 Hubungan Pengetahuan Supir Angkot dengan Persepsi Supir Angkot

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa dari 117 responden, sebagian besar atau sebanyak 66 56.4 responden memiliki pengalaman yang banyak tentang keselamatan berkendara. Sedangkan responden yang memiliki pengalaman yang kurang tentang keselamatan berkendara sebanyak 51 43.6 responden. 5.3 Analisis Bivariat 5.3.1 Hubungan Pengetahuan Supir Angkot dengan Persepsi Supir Angkot tentang Keselamatan Berkendara Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah pengetahuan supir angkot tentang keselamatan berkendara berhubungan dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya. Berdasarkan uji kenormalan data yaitu test kolmogorov p=0,000 diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga data dikategorikan dan uji yang digunakan adalah uji chi square. Hubungan antara pengetahuan supir angkot dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.5 Analisis Hubungan Pengetahuan Supir Angkot dengan Persepsi Supir Angkot tentang Keselamatan Berkendara di Jalan Raya Tahun 2010 Persepsi Supir Angkot Tentang Keselamatan Berkendara Baik Tidak Total Variabel Skala Ukur n n n P value OR 95 CI Tinggi 38 69.1 17 30.9 55 100 Pengetahuan Supir Rendah 23 37.1 39 62.9 62 100 0,001 3.790 1.755- 8.184 Total 61 52.1 56 47.9 117 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa dari 117 responden yang diteliti, responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebagian besar memiliki persepsi yang baik tentang keselamatan berkendara 69.1. Sebaliknya responden yang memiliki pengetahuan rendah pada umumnya juga memiliki persepsi yang tidak baik tentang keselamatan berkendara 62.9. Berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui bahwa pengetahuan supir angkot mempunyai hubungan yang bermakna dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya dengan Pvalue 0.001 Pvalue α 0.05. Berdasarkan perhitungan risk estimate diperoleh OR 3.790 95 CI 1.755-8.184, artinya responden yang memiliki pengetahuan tinggi berpeluang sebesar 3.790 kali untuk memiliki persepsi yang baik dibanding dengan responden yang memiliki pengetahuan rendah. 5.3.2 Hubungan Motivasi Supir Angkot dengan Persepsi Supir Angkot tentang Keselamatan Berkendara di Jalan Raya Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah motivasi supir angkot tentang keselamatan berkendara berhubungan dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya. Berdasarkan uji kenormalan data yaitu test kolmogorov p=0,000 diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga data dikategorikan dan uji yang digunakan adalah uji chi square. Hubungan antara motivasi supir angkot dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya dilihat pada tabel 5.6 berikut: Tabel 5.6 Analisis Hubungan Motivasi Supir Angkot dengan Persepsi Supir Angkot tentang Keselamatan Berkendara di Jalan Raya Tahun 2010 Persepsi Tentang Keselamatan Berkendara Baik Tidak Baik Total Variabel Skala Ukur n n n P value Tinggi 32 60.4 21 39.6 53 100 Motivasi Supir Angkot Rendah 29 45.3 35 54.7 64 100 0.104 Total 61 52.1 56 47.9 117 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 5.6, dapat diketahui bahwa dari 117 responden yang diteliti, responden yang memiliki motivasi tinggi sebagian besar memiliki persepsi yang baik tentang keselamatan berkendara di jalan raya 60.4. Sebaliknya responden yang memiliki motivasi rendah pada umumnya juga memiliki persepsi yang tidak baik tentang keselamatan berkendara di jalan raya 54.7. Berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui banwa motivasi tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya dengan Pvalue 0,104 Pvalue 0,05. 5.3.3 Hubungan Pengalaman Supir Angkot dengan Persepsi Supir Angkot tentang Keselamatan Berkendara di Jalan Raya Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah pengalaman supir angkot tentang keselamatan berkendara berhubungan dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya. Berdasarkan uji kenormalan data yaitu test kolmogorov p=0,000 diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal, sehingga data dikategorikan dan uji yang digunakan adalah uji chi square. Hubungan antara motivasi supir angkot dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.7 Analisis Hubungan Pengalaman Supir Angkot dengan Persepsi Supir Angkot tentang Keselamatan Berkendara di Jalan Raya Tahun 2010 Persepsi Tentang Keselamatan Berkendara Baik Tidak Baik Total Variabel Skala Ukur n n n P value Banyak 37 56.1 29 43.9 66 100 Pengalaman Supir Angkot Kurang 24 47.1 27 52.9 51 100 0.334 Total 61 52.1 56 47.9 117 100 Sumber: Data Primer Berdasarkan tabel 5.7, dapat diketahui bahwa dari 117 responden yang diteliti, responden yang memiliki pengalaman banyak sebagian besar memiliki persepsi yang baik tentang keselamatan berkendara di jalan raya 56.1. Sebaliknya responden yang memiliki pengalaman kurang pada umumnya juga memiliki persepsi yang tidak baik tentang keselamatan berkendara di jalan raya 52.9 . Berdasarkan hasil uji statistik chi square diketahui pengalaman tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya dengan Pvalue 0.334 Pvalue 0.05.

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: 1. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional untuk menggambarkan hubungan antara variabel indepnden dengan variabel dependen pada waktu yang bersamaan sehingga lemah untuk melihat adanya hubungan sebab akibat. Namun efektif dalam hal waktu dan biaya. 2. Penelitian ini hanya melihat hubungan faktor-faktor pengetahuan, motivasi dan pengalaman yang diduga berhubungan dengan persepsi, sehingga masih ada variabel-variabel lain yang diduga berhubungan dengan variabel dependen. 3. Hasil penelitian sangat dipengaruhi kejujuran responden dalam menjawab kuesioner. Jika responden tidak jujur menjawab, maka gambaran persepsi supir angkot terhadap keselamatan berkendara yang diperoleh tidak menunjukkan keadaan yang sebenarnya. 4. Dalam penelitian ini, persepsi supir angkot terhadap keselamatan berkendara sebagai pusat pengamatan bukan hal yang bersifat menetap, sehingga hasil pengukuran yang dilakukan pada saat pengambilan data bukanlah merupakan hasil yang berlangsung seterusnya. 72