diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi juga merupakan suatu pengetahuan. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera dan
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumya Meliono, 2007. Hal ini disebabkan karena
pengetahuan seseorang tidak timbul dengan sendirinya, tetapi melalui proses dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan dua orang melihat sesuatu mungkin memberikan interpretasi yang berbeda
tentang apa yang dilihatnya Notoadmojo, 1993.
6.4 Gambaran Motivasi Supir Angkot tentang Keselamatan Berkendara di Jalan Raya
Pada penelitian ini, berdasarkan hasil analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar supir angkot 54.7 memilki motivasi tinggi tentang
keselamatan berkendara di jalan raya. Sisanya 45.3 memiliki motivasi rendah tentang keselamatan berkendara di jalan raya. Pengukuran terhadap variabel ini
menggunakan pertanyaan yang mengungkapkan keinginan, harapan dan perasaan responden untuk berpersepsi baik selama berkendara angkot di jalan raya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulianti 2007 yang menemukan sebagian besar supir angkot KWK atau APB
memiliki motivasi baik tentang keselamatan berkendara di jalan raya 66.7. Hal ini dapat disebabkan karena latar belakang responden yang diteliti oleh
Yulianti 2007 memiliki latar belakang yang sama dengan responden yang
diteliti dalam penelitian ini, yaitu sama-sama sebagai supir angkot. Hal ini dimungkinkan karena motivasi responden pada penelitian Yulianti sama dengan
motivasi responden pada penelitian ini, motivasi mereka tentang keselamatan berkendara sama-sama dipengaruhi oleh keberadaan petugas lalu lintas yang
berada disepanjang jalan. Meskipun sebagian besar supir angkot jurusan Parung-Bogor memiliki
motivasi yang tinggi tentang keselamatan berkendara di jalan raya, tetapi supir angkot yang memiliki motivasi yang rendah untuk berpersepsi baik tentang
keselamatan berkendara di jalan raya juga masih banyak atau hampir separuh dari responden yang diteliti memiliki motivasi yang rendah tentang keselamatan
berkendara. Motivasi merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang, yang
mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak untuk mencapai tujuan tertentu Saleh dan Nisa, 2006. Motivasi menentukan hubungan manusia dengan
sistem secara keseluruhan, berkaitan erat dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya. Motivasi tersebutlah yang mendorong supir
angkot sehingga mau dan rela untuk mengarahkan kemampuannya dalam bentuk keahlian atau keterampilan, tenaga dan wakunya untuk melakukan pekerjaannya
sesuai dengan peraturan lalu lintas yang telah ditetapkan oleh pihak kepolisian.
6.5 Gambaran Pengalaman Supir Angkot tentang Keselamatan Berkendara di Jalan Raya