formal tetapi juga dapat diperoleh melalui rangkaian kejadian yang pernah dihadapi. Dalam mempersepsikan sebuah risiko yang ada pada sebuah bahaya,
salah satu yang mempengaruhinya adalah pengalaman terhadap risiko tersebut. Pengalaman langsung seseorang dengan risiko bisa mendorong seseorang untuk
percaya bahwa kemungkinan pengulangan kejadian risiko lebih besar daripada yang sesungguhnya. Pengalaman seseorang akan menentukan apakah seseorang
akan menganggap penting suatu risiko dibandingkan dengan sesuatu yang lain yang secara statistik sangat berbahaya. Selain pengalaman pribadi individu
terhadap risiko yang ada pada sebuah bahaya, pengalaman orang lain juga memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk persepsi individu.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti ingin membuktikan faktor-fakor yang berhubungan dengan persepsi supir angkot
terhadap keselamatan berkendara di jalan raya pada supir angkot jurusan Parung- Bogor tahun 2010.
1.2 Rumusan Masalah
Dari jumlah kasus kecelakaan yang terjadi di kota Bogor selama Januari sampai Oktober 2009 tercatat telah terjadi 92 kasus kecelakaan kendaraan
bermotor dan mobil angkutan umum, termasuk di dalamnya adalah angkot angkutan kota. Dari 92 kasus kecelakaan yang terjadi di Kota Bogor, 22,08
atau 24 kasus diantaranya terjadi pada angkot angkutan kota. Sementara itu,
kecelakaan yang terjadi di Kabupaten Bogor selama Januari 2009 sampai Oktober 2009 tercatat telah terjadi 151 kasus kecelakaan kendaraan bernotor dan
mobil angkutan umum, termasuk di dalamnya adalah angkot angkutan kota. Berdasarkan hasil wawancara dengan staff Kanit Laka Polres Kabupaten
Bogor, disampaikan bahwa jumlah kejadian yang terjadi pada angkot, 32 kasus diantaranya terjadi pada angkot jurusan Parung-Bogor. Hal ini disebabkan karena
prilaku pengemudi yang mengendarai kendaraannya dalam keadaan mabuk, salip menyalip antar pengendara baik pengendara sepeda motor maupun pengendara
mobil. Khususnya pada pengendara angkutan umum, prilaku mereka mengesampingkan aspek keselamatan di jalan raya karena berusaha secepatnya
mengambil penumpang untuk menutupi biaya setoran. Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada bulan November 2009
kepada 50 supir angkot Parung-Bogor, diketahui 32 supir angkot mempunyai persepsi rendah terhadap aspek keselamatan berkendara. Dari rincian masalah
yang dipaparkan diatas tersebut, peneliti ingin meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi supir angkot Parung-Bogor tentang
keselamatan berkendara di jalan raya tahun 2010.
1.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara
di jalan raya? 2.
Bagaimana gambaran pengetahuan supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya?
3. Bagaimana gambaran motivasi supir angkot tentang keselamatan berkendara
di jalan raya? 4.
Bagaimana gambaran pengalaman supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya?
5. Bagaimana hubungan pengetahuan supir angkot dengan persepsi supir angkot
tentang keselamatan berkendara di jalan raya? 6.
Bagaimana hubungan motivasi supir angkot dengan persepsi supir angkot tentang keselamatan berkendara di jalan raya?
7. Bagaimana hubungan pengalaman supir angkot dengan persepsi supir angkot
tentang keselamatan berkendara di jalan raya?
1.4 Tujuan Penelitian