Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan, formal disekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga
meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan. 3.
Menghibur Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia
dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa,
membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.
4. Mempengaruhi
Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit pada tajuk atau editorial, features, iklan, berita atau tayangan lainnya, dapat mempengaruhi
khalayak media massa.
C. Teori, Efek, dan Manfaat Komunikasi Massa
Dalam bidang komunikasi massa, terdapat teori-teori yang digunakan untuk mempelajari baik efek maupun manfaat komunikasi massa. Teori komunikasi
massa merupakan penjelasan atau perkiraan terhadap gejala sosial, yang berupaya untuk menghubungkan komunikasi massa kepada berbagai aspek kehidupan
kultural dan personal. Pokok perhatian teori komunikasi selama beberapa tahun adalah
pengamatan terhadap efek komunikasi massa. Media massa telah menjadi kekuatan utama di dalam masyarakat. Salah satu teori yang mendasari efek
komunikasi massa adalah teori jarum hipodermik atau hypodermic needle theory
teori Jarum Hipodermik, atau juga disebut dengan teori stimulus respons SR, yaitu teori yang menganggap bahwa media massa amat perkasa dalam
mempengaruhi penerima pesan. Setelah teori SR ini, muncul teori komunikasi lain yang terkenal, namun masih satu kelompok dengan teori SR, karena sama-sama
bersifat satu arah, yaitu teori yang dikemukakan Harold Lasswell pada tahun 1948. Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal untuk menjawab
pertanyaan ‘apa itu komunikasi’, yaitu who says what, in which channel, to whom, with what effect siapa berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek
apa.
19
Salah satu efek komunikasi massa tampaknya adalah mengarahkan perhatian audiens pada masalah-masalah atau isu-isu tertentu. Efek ini disebut
fungsi media massa untuk menentukan agenda, atau yang lebih dikenal dengan teori Agenda Setting. Selain Agenda Setting terdapat sejumlah teori lainnya
tentang efek komunikasi massa. Namun, pembahasan yang terfokus pada efek komunikasi massa mempunyai kelemahan. Pendekatan terhadap teori seperti ini
dapat memandang audiens sebagai sasaran pasif yang rentan serta tidak aktif didalam proses komunikasi. Hal ini dapat menyebabkan menyepelekan peran aktif
penerima komunikasi. Peran aktif penerima komunikasi adalah premis dasar dari pendekatan Uses and Gratification terhadap kajian komunikasi massa.
20
19
Morrissan, dkk. Teori Komunikasi Massa Bandung: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010, h. 17-18.
20
Severin dan Tankard, Teori Komunikasi, h. 259.
D. Teori Uses and Gratification