Media internet di kalangan siswa sekolah dasar (Studi perban

(1)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

SITI HANIFAH

NIM: 107051002431

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M


(2)

i

Media Internet Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar (Studi Perbandingan Antara Siswa Dan Siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta)

Saat ini, internet tidak hanya digunakan oleh orang dewasa saja, tetapi anak-anak juga menggunakan internet. Anak-anak juga merupakan bagian dari khalayak media massa. Selain menggunakan media massa seperti televisi, majalah, maupun radio, anak-anak juga menggunakan internet. Apalagi sekarang ini anak-anak tumbuh dengan internet yang telah menjadi bagian penting dari masyarakat dan dapat diakses dengan mudah baik dari rumah, sekolah, maupun warnet (warung internet). Anak-anak saat ini sangat rentan terekspos internet dan bisa menghabiskan waktu berjam-jam menggunakan internet. Penggunaan internet tersebut bukan tanpa disadari oleh motif-motif yang mendorong mereka menggunakan internet tersebut. Setelah motif-motif tersebut dipenuhi, maka akan tercipta kepuasan dari pemenuhan motif-motif tersebut, baik dari segi kognitif, afektif, integrasi sosial, diversi, dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba untuk mengurai permasalahan apakah dari penggunaan internet tersebut, bagaimanakah penggunaan internet anak-anak, yaitu anak-anak SDI Al-Azhar Kemandoran Jakarta berdasarkan jenis kelamin? Apakah terdapat motif-motif yang menuju kepada kepuasan anak-anak SDI AL-Azhar Kemandoran setelah menggunakan internet? Apakah terdapat perbedaan motif dan kepuasan berdasarkan jenis kelamin? Seperti apakah harapan mereka terhadap situs-situs di internet?

Dari pertanyaan diatas, peneliti membuat dua hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian. Hipotesis dibagi menjadi dua jawaban. Pertama hipotesis yang merupakan jawaban negatif, dann yang kedua merupakan jawaban posistif. Dalam penelitian ini, hipotesis yang telah dibuat peneliti adalah; pertama, tidak ada perbedaan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan menggunakan internet. Kedua adalah; Ada perbedaan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan menggunakan internet.

Penelitian ini berdasarkan teori Uses and Gratification. Uses and Gratification merupakan teori yang memandang bahwa audiens pengguna aktif terhadap penggunaan media. Audiens diasumsikan aktif dan memiliki tujuan tertentu dalam memenuhi kebutuhanya dan apakah media tersebut memuaskan kebutuhan audiensnya.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Sedangkan analisis data menggunakan rumus product moment dan chi kuadrat.

Dari hasil penelitian didapat bahwa terdapat hubungan yang tinggi dan signifikan dengan korelasi positif antara motif dan kepuasan, dengan demikian terdapat motivasi yang tinggi dan kepuasan yang tinggi pula yang didapat oleh responden dalam menggunakan internet. Kemudian antara siswa-dan siswi tidak terdapat perbedaan dalam motif dan kepuasan penggunaan internet.

Kesimpulannya adalah bahwa audiens tidaklah pasif terhadap terpaan media, mereka bersifat aktif, mereka memanfaatkan media untuk mendapatkan kepuasan dari media yang mereka gunakan.


(3)

ii

Puji dan syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala keagungan dan kemurahan-Nya yang telah melimpahkan karunia, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan sebagian dari syarat-syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan lengkap pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Didalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dan dukungaan, semangat serta bimbingan dari beragai pihak. Oleh karenanya penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih antara lain kepada:

1. Orangtuaku tersayang, Papaku Madsari dan Mamaku Hasnah, kakak-kakakku, Lely Virgianti dan Wina Mustika, adik-adikku, Adnan Muhammad Abu Bakar dan Rafi Muhammad Ramadhan, Nenekku Hj. Harnah, terima kasih atas doanya. Tante Hj. Syarifah Aini dan Omku H.Maryadhi, Tante Husniah dan Om H. Djodjo Hermanto, Tante Yayah dan Omku Hanafi, Tante Suryati dan Om Hadi Luthfi, TanteDarmawati dan Om Taufik Rahman, serta sepupu-sepuku Teh Lulu Fetaluana, Elsya Aulia, Muhammad Fadhillah, Abang Naufal, Luthfi Aldillah, Syifa Annisa, Syifa Hasanah, Syifa Nadifa, Babang Fadlan Faiz, Firza dan seluruh keluargaku tersayang yang tidak pernah berhenti memberikan kasih sayang dan dukungannya.

2. Bapak Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.


(4)

iii

4. Bapak Drs. Mahmud Jalal MA, selaku Pembantu Dekan 2 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

5. Bapak Drs.Study Rizal LK, MA, selaku Pembantu Dekan 3 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Bapak Jumroni, Msi, selaku Kepala Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 7. Ibu Hj. Umi Musyarrofah MA, selaku Wakil Sekretaris Jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

8. Bapak. Rully Nasrullah M. Si, selaku pembimbing, terima kasih untuk bimbingan skripsinya yang sangat berguna bagi penulis.

9. Bapak Noor Bekti Nugroho M.Si, terima kasih atas bimbingan statistik yang diberikan kepada penulis.

10. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama masa kuliah.

11. Bapak Darsono, Spd, selaku kepala sekolah SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut. 12. Bapak Muhammad Yunus selaku guru Komputer yang telah membantu

melaksanakan penelitian di sekolah tersebut.

13. Arifin Yahya, terima kasih untuk segala bentuk support, yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.


(5)

iv

15. Adio, terimakasih atas bimbingan dan tutorial statistik-nya, semoga ilmu yang diajarkan akan selalu bermanfaat.

16. Teman-teman sekelas KPI C dan Se-angkatan’07 Irfan Mulyana, Fitri Irfani, Arini Rosdiana, Dara Farahdiba, Rifat Syauqi, Sofyan Hadi, Farah Ramadhan, Ippah Fairuz, Irna Kurniawati, Fauziah Lestari, Siti Qoriatunsholihah, Fenazzhra, Melia Rizka, Nur Fauziah, Iin Afriyanti, Ubaidillah, Maulana Yusuf, Ega Maulana, Angga Gurnita, Arip Hidayat dan seluruh kelas KPI C yang lain, serta Suchi dan Nuri KPI A, terima kasih atas dukungan dan kebersamaannya. We all did it guys!

17. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu.

Skripsi ini telah penulis susun dengan sebaik-baiknya, namun bilamana ada kekurangan di dalam penyusunan skripsi ini, kritik dan saran yang membangun sangatlah diharapkan. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Jakarta, Juni 2011


(6)

v

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A...La tar Belakang Masalah... 1

B...Ba tasan dan Rumusan Masalah ... 5

C...Tuj uan Penelitian ... 6

D...M anfaat Penelitian ... 6

E...Ti njauan Pustaka ... 7

BAB II LANDASAN TEORI A...M edia Internet... 9


(7)

vi

rkembangan Internet di Indonesia... 16 B...K

omunikasi Massa ... 21 C...Te ori, Efek, dan Manfaat Komunikasi Massa ... 22 D...Te ori Uses and Gratification ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A...M etodologi... 29 B...M etode Penelitian ... 29 C...W aktu dan Lokasi Penelitian ... 30 D...Su bjek dan Objek Penelitian ... 30 E...Po pulasi dan Sampel ... 31


(8)

vii

finisi dan Operasional Konsep

1...De finisi Konsep ... 32 2...O

perasional Konsep dan Indikator variabel Penelitian ... 33 H...M etode Pengumpulan data ... 38 I...Hi potesis Penelitian ... 38 J...Uj i Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 39 K...Te knik Analisis Data... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A...Ga mbaran Umum SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta... 43 B...Uj i Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 45 C...Hasil


(9)

viii

2...De skripsi Kuesioner ... 47 3...A

nalisa Data ... 49 a...Pe nggunaan Internet ... 49 b...M otif dan Kepuasan Penggunaan Internet... 59 c...H

ubungan Antara Motif dengan Kepuasan... 70 d...A

nalisis Chi Square Perbedaan Motif ... 71 e...A

nalisis Chi Square Perbedaan Kepuasan ... 80 f...Ha

rapan Terhadap Internet ... 89


(10)

ix

ran ... 96

DAFTAR PUSTAKA... 98


(11)

x

( A-1 ) Distribusi Skor Uji Validitas dan Reliabilitas Motif Penggunaan Internet ( A-2 ) Distribusi Skor Hasil Penelitian Motif Penggunaan Internet

( A-3 ) Validitas dan Reliabilitas Item Motif Penggunaan Internet ( A- 4 ) Kategorisasi Motif Penggunaan Internet

Lampiran B

( B-1 ) Distribusi Skor Uji Validitas dan Reliabilitas Kepuasan Penggunaan Internet ( B-2 ) Distribusi Skor Hasil Penelitian Kepuasan Penggunaan Internet

( B-3 ) Validitas dan Reliabilitas Item Kepuasan Penggunaan Internet ( B-4 ) Kategorisasi Kepuasan Penggunaan Internet

Lampiran C

( C-1 ) Hasil Penelitian Hubungan Motif dengan Kepuasan Penggunaan Internet

( C-2 ) Hasil Analisis Chi Square Perbedaan Motif dan Kepuasan Penggunaan Internet Siswa dan Siswi

Lampiran D

( D-1 ) Kuesioner Penggunaan, Motif dan Kepuasan Internet

Lampiran E

( E-1 ) Surat Keterangan Pembimbing ( E-2 ) Surat Pengantar Penelitian ( E-3 ) Surat Keterangan Penelitian


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Kaiser Family Foundation, suatu studi yang dipublis pada tahun 2000, anak-anak di Amerika Serikat menghabiskan 2/3 waktu senggang mereka menggunakan beberapa jenis media. Termasuk menonton televisi, mendengarkan musik, membaca, bermain video game, dan juga menggunakan komputer. Menurut David Walsh, presiden dari National Institute on Family and Media, “Ketika media terus berkembang dengan berbagai macam bentuknya, anak-anak tidak meninggalkan media kepada media yang lain, tetapi mereka menggabungkannya”. Anak-anak sering menggunakan media tanpa pengawasan. Penggunaan media tersebut terdiri dari televisi kabel, VCR, video game, dan internet. Faktanya, sekarang ini rumah-rumah penduduk sudah memiliki akses untuk media universal. Studi Kaiser pada tahun 2000 juga menyebutkan bahwa anak-anak di Amerika yang berumur antara 8 sampai 18 tahun rata-rata menggunakan media sebanyak 6,75 jam per hari.1

Tidak hanya orang dewasa yang lebih banyak menggunakan internet untuk mencari informasi dan hiburan, para mahasiswa, siswa sekolah menengah dan anak-anak sekolah dasar pun menggunakan internet untuk mencari informasi tentang pelajaran sekolah dan juga untuk mengakses situs-situs jaringan

1

Ralph E. Hanson, Mass Communication Living In A Media World (New York: Mc Graw-Hill, 2005), h.18-19.


(13)

persahabatan yang sedang trend belakangan ini seperti Facebook dan Twitter, atau untuk chatting dan bermain game online.

Anak-anak juga merupakan bagian dari khalayak media massa. Selain menggunakan media massa seperti televisi, majalah, maupun radio, anak-anak juga menggunakan internet. Apalagi sekarang ini anak-anak tumbuh dengan internet yang telah menjadi bagian penting dari masyarakat dan dapat diakses dengan mudah baik dari rumah, sekolah, maupun warnet (warung internet). Bahkan, sebagian besar dari anak-anak tersebut kemungkinan lebih lihai menggunakan internet dibandingkan orangtua mereka.

Menurut artikel Kompas.com pada hari Jumat 19 Februari 2010, yang berjudul Jangan Biarkan Anak Mencari Perhatian di Facebook didapat bahwa seorang anak bernama Sari yang duduk di kelas VI SD selalu menyempatkan mengakses internet untuk membuka situs Facebook dari ponsel kakaknya untuk meng-update status di Facebook. Jika tak ada ponsel beraplikasi Facebook, atau komputer berakses internet di rumah, anak-anak seperti Sari selalu menyempatkan diri mengunjungi warung internet sepulang sekolah. Begitu pula Aida (10). Karena tak punya akses internet di rumahnya, hampir setiap hari Aida pergi ke warnet untuk melihat notifikasi pada Facebook-nya, "Atau main Farmville. Abis makan, minta duit, main," ujar Aida yang ditemui Kompas.com. Pada artikel lain di Kompas.com, yang berjudul Mencegah Si Kecil Kecanduan Internet, pada hari Sabtu 9/1/2010, Hilarie Cash, Phd, pendiri reSTART, pusat pengendalian kecanduan internet, di Amerika Serikat mengatakan “Anak-anak zaman sekarang sangat rentan terekspos internet. Bahkan ketika sudah sangat ketergantungan, bisa


(14)

menimbulkan ketidaknyamanan ketika ia harus melewatkan satu hari saja tanpa internet”.

Artikel tersebut menunjukkan bahwa anak-anak sangat mudah terpapar internet mengingat saat ini koneksi internet tersedia di mana saja seperti warnet, ponsel, fasilitas internet berlangganan di rumah, modem komputer, serta di tempat-tempat yang menyediakan wi-fi (wireless fidelity) atau disebut juga jaringan internet lokal nirkabel. Bisa dikatakan bahwa anak-anak tersebut berusaha memenuhi kebutuhannya dengan memilih menggunakan media internet sebagai pemenuhan kebutuhannya. Ini merupakan kajian utama dalam teori Uses and Gratification, yaitu dimana audiens mempunyai motif-motif tertentu dalam memilih dan menggunakan media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya.

Beberapa penelitian pernah membahas mengenai penerimaan khalayak terhadap isi pesan media. Diawali dengan penemuan teori peluru atau jarum hypodermik yang disampaikan oleh Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikator yang sangat aktif menembakkan peluru (mengirim pesan) dengan begitu ajaib kepada khalayak yang sangat pasif dan tidak berdaya. Akan tetapi teori ini patah karena pada penelitian selanjutnya menerangkan bahwa khalayak terkadang tidak benar-benar pasif.2

Penelitian selanjutnya, Elihu Katz membantah dan mendapatkan teori baru yaitu Uses and Gratification yang menerangkan bahwa khalayak dianggap aktif. Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa disebutkan bahwa pengguna media

2

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan filsafat Komunikasi (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003), h. 84.


(15)

berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya.3

Dalam penelitian ini, yang menjadi responden adalah siswa dan siswi kelas V Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta. Di sekolah tersebut, menurut wawancara dengan salah satu guru bidang studi Komputer, Bapak Muhammad Yunus mengatakan bahwa pelajaran mengenai internet sudah masuk dalam kajian kurikulum pendidikan sekolah, dan dimulai sejak kelas V. Menurut ketentuan pada kurikulum pendidikan sekolah dasar, perkenalan internet yang dimulai sejak kelas V berdasarkan pada beberapa ketentuan, antara lain hal tersebut dilihat tingkat usia dan kesiapan anak-anak kelas lima yang rata-rata berumur 10-11 tahun dianggap memiliki daya serap yang baik untuk memulai materi perkenalan dan praktek mengenai internet. Menurut ICT Watch, usia tersebut termasuk masa pra remaja, saat anak membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Itulah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi internet untuk membantu tugas sekolah maupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka.4

Pengenalan materi mengenai internet termasuk ke dalam salah satu dimensi motif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu motif kognitif, atau motif untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dalam proses belajar siswa-siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran. Dalam suatu hadist riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa orang yang suka menambah ilmunya termasuk orang

3

Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajawali Press, 2007), h. 192.

4

Tahap Pengenalan Internet Berdasarkan


(16)

yang memiliki beberapa kelebihan, antara lain yaitu akan dimudahkan jalannya menuju surga.

!!! !!!! !!!!! !!!!!!!!!!! !!!! !! !!!!!!!!!!!!!!!! !!!!!!! !!!!

!! !

!! !!! !!!!!!!! !!!! !!

!!! !!!

!!

!!!!!!!!!! !!! !!!! !!! !!!!

!!!!!!! !!!! !!!!!!!!!!!! !!!!!!! !!!! !!!! !•!!! ƒ

!!!!!!!!!!!!! !! !!ƒ

!!!

!

! !! !!!!!!

!

Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga.”(H.R Muslim).5

Penelitian ini bermaksud untuk melihat seperti apa penggunaan media internet dikalangan siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta ini dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratification.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengaggap perlu diangkat penelitiaan dengan judul “Media Internet Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar (Studi Perbandingan antara Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Pada penelitian ini batasan dan rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana penggunaan internet oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta?

5

Ahmad Muhammad Yusuf., Himpunan Dalil Dalam Al-Qur’an dan Hadist Jilid 2 (Jakarta: Segoro Madu Pustaka, 2008), h.12.


(17)

2. Bagaimana perbedaan tingkat motivasi dan kepuasan oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta menggunakan internet?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, batasan, dan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan internet oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta.

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat motivasi dan kepuasan yang diperoleh siswa dan siswi Sekolah Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran dalam menggunakan internet

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu komunikasi baik di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun di tempat atau lembaga lainnya, khususnya pengamatan terhadap khalayak sebuah media massa.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat menjadi titik tolak untuk penelitian yang lebih mendalam di kemudian hari dan menjadi perbendaharaan informasi dalam penelitian selanjutnya.


(18)

E. Tinjauan Pustaka

Dari penelitian dengan teori Uses and Gratification sebelumnya yang mengukur tentang kepuasan yang didapat audiens dari media yang digunakan, terdapat penelitian yang berjudul “Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan Penonton Sinetron Para Pencari Tuhan di Majelis Al-Amin RT 005 RW 06” oleh Eriz Rakhmadania pada tahun 2008. Penelitian ini mengukur tentang motif yang dicari dan kepuasan yang didapat oleh penonton sinetron Para Pencari Tuhan, dan ditemukan hasil adanya pengaruh motivasi yang rendah terhadap kepuasan penonton, sehingga hasil tersebut tidak menjadi patokan kalau motivasi itu mempengaruhi kepuasan. Penelitian lain yang juga mengukur pengaruh motivasi yaitu dengan judul “Pengaruh Kepuasan Pembaca Majalah An-Nida terhadap Peningkatan Pengetahuan Agama” oleh Nanda Rahma Lestari pada tahun 2009, dengan hasil penelitian yang didapat yaitu responden mendapatkan kepuasan tentang infomasi akhlak/kepuasan terhadap peningkatan agama. Bedanya dengan penelitian ini adalah, penelitian ini tidak mengukur pengaruh, hanya mengukur kepuasan yang didapat responden dengan perbedaannya pada variabel motivasi dan kepuasan yang didapat antara siswa dan siswi.

Pada penelitian sebelumnya juga terdapat penelitian mengenai kajian tentang internet, yaitu “Manfaat Internet Dalam Meningkatkan Pengetahuan Santri Darul Muttaqien Jabon, Parung Bogor” yang dibuat oleh Siti Komariyah pada tahun 2009. Namun, penelitian tersebut hanya meneliti tentang bagaimana manfaat internet oleh santri dalam meningkatkan pengetahuan, tidak mengukur


(19)

kepuasan dan tidak menggunakan teori Uses and Gratification. Dalam perspektif Uses and Gratification yang digunakan dalam penelitian ini, akan dilihat bagaimana khalayak menggunakan media sebagai pemenuhan kebutuhannya, dan apakah media tersebut dapat memuaskan kebutuhan khalayak. Maka, penelitian ini selain melihat seperti apa penggunaan internet siswa dan siswi, juga meneliti apakah media memberikan kepuasan setelah digunakan oleh siswa-siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta Selatan.


(20)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Media Internet

1. Sejarah Internet

Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus menerus sebagai pesan-pesan elektronik termasuk email, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar-individu atau komputer.1

Sejarah dari adanya internet dimulai pada tahun 1969 ketika itu Departemen pertahanan Amerika, U.S Defense Advanced resesarch project Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana cara menghubungkan sejumlah komputer sehinga membentuk jaringan organik. Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET. Pada tahun 1970, sudah lebih dari sepuluh komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan.2

Tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon @juga

1

Werner J. Severin – James W.Tankard Jr, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa Edisi Kelima (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009),h.6.

2

Sejarah Internet dan Perkembangan Internet”. Diakses pada 20 Juni 2011 dari http://www.sejarah-internet.com/sejarah -internet/.


(21)

diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”. Tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan Arpanet. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex.

Hari bersejarah berikutnya adalah tanggal 26 Maret 1976, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada 1979, Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET. Tahun 1981 France Telecom menciptakan gebrakan dengan meluncurkan telpon televisi pertama, dimana orang bisa saling menelpon sambil berhubungan dengan video link.3

Misi awal dari ARPAnet ini sederhana, yaitu mencoba menggali teknologi jaringan yang dapat menghubungkan para peneliti dengan berbagai sumber daya yang jauh seperti sistem komputer dan pangkalan data yang besar. ARPAnet berhasil membantu membudidayakan sejumlah jaringan lainnya, yang kemudian saling berhubungan. Dua puluh lima tahun kemudian, sistem ini berevolusi

3


(22)

menjadi suatu organisme yang semakin luas perkembangannya, yang mencakup puluhan juta orang dan ribuan jaringan. Sekitar tahun 1992 di Amerika Serikat, populasi internet sebagian besar adalah para peneliti dan pendidik, dan belum banyak aplikasi serta kelompok minat yang relevan bagi masyarakat umum. Dua tahun kemudian, berbagai layanan utama mendominasi penggunaan internet itu. Sebagai akibatnya, hingga saat ini dan seterusnya, internet akan terus berkembang dan dibanjiri berbagai sumber daya bermanfaat dan semakin banyak penumpangnya.4

Komputer yang membentuk jaringan semakin hari semakin banyak, maka dibutuhkan sebuah protokol resmi yang diakui oleh semua jaringan. Pada tahun 1982 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET.

Untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka pada tahun 1984 diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name System. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih.

4


(23)

Tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan. Tahun 1990 adalah tahun yang paling bersejarah, ketika Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web.

Tahun 1992, komputer yang saling tersambung membentuk jaringan sudah melampaui sejuta komputer, dan di tahun yang sama muncul istilah surfing the internet. Tahun 1994, situs internet telah tumbuh menjadi 3000 alamat halaman, dan untuk pertama kalinya virtual-shopping atau e-retail muncul di internet. Dunia langsung berubah. Di tahun yang sama Yahoo! didirikan, yang juga sekaligus kelahiran Netscape Navigator 1.0.5

Menurut Laquey (1997), internet merupakan jaringan longgar dari ribuan komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia. Misi awalnya adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari sejumlah sumber daya perangkat keras komputer yang mahal. Namun, sekarang internet telah berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif,

5

Sejarah Internet dan Perkembangan Internet”. Diakses pada 20 Juni 2011 dari http://www.sejarah-internet.com/sejarah -internet/..


(24)

sehingga tumbuh menjadi sedemikian besar dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tak dapat diabaikan.

Penggunanya kini mencakup bebagai kalangan, para pengelola media massa (penerbit surat kabar dan majalah, radio siaran dan televisi), penerbit buku, artis, guru dan dosen, pustakawan, penggemar komputer, pengusaha, dan pelajar maupun mahasiswa.6

Serangkaian tata aturan jaringan komputer ini kemudian distandarkan dalam Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP) pada tahun 1982. Pada tahun 1986, lahirlah National Science Foundation Network (NFSNET) yang menghubungkan para periset di seluruh Amerika melalui lima superkomputer. Setelah NFSNET dibangun, berbagai jaringan internasional didirikan dan dihubungkan ke NFSNET, diantaranya berasal dari Australia, Skandinavia, Inggris, Perancis, Jerman, Kanada, dan Jepang. Sampai tahun 1970 hingga 1980an, internet masih merupakan proyek rahasia yang dikembangkan di universitas ternama. Pada tahun 1980-an, Timothy Berners Lee, seorang ilmuwan komputer Inggris, menciptakan World Wide Web (WWW) sebagai metode transfer file yang menggabungkan semua modifikasi internet beserta protokolnya. Ia menciptakan World Wide Web dikantornya, di CERN, Swiss. CERN ini

6

Elvinaro Ardianto, dkk., Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007), h.150.


(25)

sebenarnya merupakan organisasi riset nuklir. Popularitas www memaksa pemerintah AS untuk mengizinkan komersialisasi internet pada tahun 1995. 7

Menurut Hine, internet tidak hanya bisa dipahami sebagai sekumpulan komputer yang berinteraksi dengan bahasa komputer itu sendiri, yakni TCP/IP. Kata ‘Internet’ bisa didenotasikan sebagai seperangkat program komputer yang memungkinkan user untuk melakukan interaksi, memunculkan berbagai macam bentuk komunikasi, serta untuk bertukar informasi.

Meski pada awalnya ARPAnet sebagai embrio internet muncul untuk kepentingan militer pada tahun 1969, namun kini pemanfaatan internet telah menjangkau banyak bidang. Media massa tradisional seperti koran, majalah, radio, bahkan televisi perlahan-lahan mulai bersaing dengan internet, penyebaran iklan yang bisa menjangkau potential buyer dari berbagai belahan dunia, pertukaran informasi serta data yang bisa lebih cepat dibandingkan jasa pos, gudang pustaka yang bisa mencari lema dan data dalam waktu sesingkat mungkin, transaksi keuangan yang bisa dilakukan secara online, hingga berdakwah pun bisa dilakukan melalui internet. Internet berkembang menjadi komoditas, dan komoditas ini dikemas sedemikian rupa sehingga dapat ditawarkan kepada para pemakai.

Penggunaan internet merambah dari sekadar medium penyampai-penerima pesan menjadi fasilitas untuk membantu pekerjaan, mencari hiburan dan pengisi

7

Tri Hardian Satiawardana dan Zuhaidi el-Qudsy. Exploring The Cyber World (Jawa Timur: MAsmedia Buana Pustaka, 2008), h. 4.


(26)

waktu luang, tempat mencari informasi, serta menjadi sarana untuk melalukan transaksi jual-beli.8

Internet merupakan media komunikasi antarkomputer seluruh dunia yang berkecepatan tinggi dan berkapasitas besar. Seluruh server ini terhubung melalui jaringan kabel serat optik bawah laut (backbone) antarbenua. Setiap regional terhubung dengan regional lain melalui jaringan yang disediakan oleh ISP global, misalnya UUNET, C&W USA, SingNet, A-Bone, KDD Jepang, GlobalOne, san lain-lain. Internet bertukar data berdasarkan standar perangkat lunak tertentu. Melalui saluran telepon dan satelit, pengguna internet di seluruh dunia dapat berbagi informasi dalam berbagai bentuk, ukuran, jangkauan. Desain internet memungkinkan pengguna untuk:9

 Bertukar e-mail dan file antar pengguna internet di seluruh dunia

 Mengirimkan informasi yang bisa diakses orang lain dan meng-update-nya dengan mudah, baik berupa informasi personal maupun bisnis.

 Mengakses informasi multimedia yang terdiri dari suara, gambar, dan video.  Mengakses berbagai perspektif dari belahan dunia mana pun dengan

mengikuti forum dan berinteraksi di dalamnya, chatting, dan seterusnya.

8

Rully Nasrullah, “Cyber as a Cultural Artefact”, diakses pada 1 April 2011 dari http://kangarul.wordpress.com/

9


(27)

2. Perkembangan Internet di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara pertama di Asia yang terhubung dengan jaringan internet. Melalui Korea, Indonesia terhubung ke UUNET di Amerika Serikat. Di akhir 1980-an, terbentuk jaringan yang menghubungkan UI, ITB, ITS, UGM, dan Universitas Terbuka. Kemudian Dewan Riset Nasional, melalui jaringan IPTEKNet, merintis perkembangan internet lebih lanjut. Pada tahun 1994 dibangun server untuk mengelola top level domain ID dan second domain .ac.id, .go.id, .co.id. akhirnya, pada bulan Juni 1994, IPTEKNet menjadi Service Provider (ISP) pertama di Indonesia.10

Penggunaan internet secara global telah meningkat seratus kali lipat sejak tahun 1991. Pada tahun 2002, International Telecommunication Union memperkirakan bahwa terdapat sekitar 500 juta pengguna internet diseluruh dunia, sepertiga diantaranya terdapat di Asia, termasuk di Indonesia dengan jumlah sekitar 4 juta pengguna. Seperti pada negara-negara lain di Asia, pertubuhan internet di Indonesia mulai berkembang dengan kokoh pada pertengahan tahun 1990. Sebelum tahun 1995, penggunaan internet di Indonesia dikhususkan untuk membantu mahasiswa pada beberapa universitas-universitas utama. Pada akhir tahun 1995, diperkirakan ada 15000 pengguna internet, yang disediakan oleh lima layanan ISP (Internet Service Provider) komersial dan pada jaringan di beberapa universitas. Pada pertengahan tahun berikutnya, ada sekitar 15 ISP yang beroperasi dengan sekitar 40000 pelanggan, pada bulan Mei tahun 1997, pemerintah telah mengeluarkan izin kepada 41 ISP, dimana 32 diantaranya

10


(28)

telah dioperasionalkan. Beberapa tahun berikutnya, ketika krisis keuangan melanda Indonesia, pertumbuhan jumlah langganan secara perlahan menurun hingga sekitar 85000 pada tahun 1997-1998.

Meskipun demikian, APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) yang dibentuk pada bulan September tahun 1999 mengindikasikan pertumbuhan telah dimulai kembali, dengan 250000 pelanggan berbayar, yang meningkat 6 kali lipat dalam 2,5 tahun sejak tahun 1996. Lalu lintas internet di Indonesia juga tumbuh secara tidak sesuai dengan indikasi bahwa sekitar sembilan kali lipat terjadi peningkatan antara bulan Januari dan Oktober tahun 2000.11

Peningkatan internet telah mendorong ISP-ISP lain. Sementara 150 ISP berlisensi dikeluarkan pada Juni 2001, hanya 60 yang benar-benar beroperasi. Pada bulan Maret 2003, jumlah ISP yang berlisensi telah meningkat hingga berjumlah 186, tetapi hanya 121 yang terdaftar sebagai anggota APJII, yang menunjukkan adanya kemungkinan bahwa bisnis ini telah aktif. Sementara itu, popularitas tempat-tempat umum untuk mengakses internet menjadi marak dengan munculnya warung internet atau warnet dalam jumlah yang besar.

Peningkatan popularitas pada warnet ini disebabkan oleh munculnya ISP-ISP komersial pada tahun 1995 yang juga menghasilkan kendali besar pada pertumbuhan akses internet, walaupun pada tahun 1997 perekonomian di Indonesia berada dalam kondisi buruk. Pada akhir tahun 1998, internet sangat mudah diakses untuk berlangganan di kota-kota besar. Salah satu industri

11

David T. Hill dan Krishna Sen, The Internet in Indonesia’s New Democracy( New York: Routledge, 2005), h. 56-57.


(29)

memperkirakan pada tahun 2000, akan ada 1500 warnet yang beroperasi di seluruh kota di Indonesia.

Menurut ACNielsen dan Majalah Tempo, terdapat tempat-tempat yang biasa digunakan pengguna internet di Indonesia yaitu:12

Tabel 2.1

Tempat-Tempat Akses Pengguna Internet di Indonesia

Tempat Mengakses ACNielsen Majalah Tempo

Kantor 52% 30%

Warnet/Rental Umum 26% 62%

Sekolah/Kampus 19% 18%

Rumah Keluarga 13% 2%

Rumah Pribadi 11% 23%

Rumah Teman 11% 7%

Total 121% 142%

Pengguna internet di Indonesia pun terdiri dari beragam tingkat pendidikan, seperti pada tabel di bawah ini :13

Tabel.2.2

Tingkat Pendidikan Pengguna Internet di Indonesia

12Ibid., h. 61.

13

Ibid., h.71.

Tingkat Pendidikan Presentasi Jumlah Pengguna

Sarjana 43%

SLTA 41%

Sarjana Muda 9%

Pasca Sarjana 5%


(30)

Di Indonesia, internet sebagai salah satu media komunikasi yang baru berkembang memberikan lebih banyak pilihan bagi para penggunanya, sehingga pengguna internet dapat lebih memfokuskan pencarian pada apa yang benar-benar mereka inginkan. Sehingga menjadikan Internet berkembang dengan sangat pesat, sesuai data APJII, peningkatan pengguna internet di Indonesia hingga akhir 2007 dapat terlihat pada tabel dibawah ini :14

Tabel 2.3

Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet Indonesia Tahun Pelanggan Pemakai

1998 134.000 512.000

1999 256.000 1.000.000

2000 400.000 1.900.000

2001 581.000 4.200.000

2002 667.002 4.500.000

2003 865.706 8.080.534

2004 1.087.428 11.226.143 2005 1.500.000 16.000.000 2006 1.700.000 20.000.000 2007* 2.000.000 25.000.000 *perkiraan s/d akhir 2007

Dengan jumlah yang sangat besar tersebut pada akhir 2007, tentu saja pengguna internet akan terus bertambah jumlahnya. Jumlah tersebut terdiri dari hampir semua kalangan masyarakat Indonesia yang menggunakan internet.

Secara keseluruhan memang masih dapat dikatakan bahwa internet relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia dan frekuensi pemakainya pun belum

14

http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php, artikel diakses pada tanggal 1 Maret 2011.


(31)

terlalu banyak. Namun perkembangan internet di Indonesia telah menunjukan perkembangan yang signifikan. Walaupun Indonesia masih dalam tahap awal perkembangan pasar internet, namun peningkatan jumlah pelanggan internet yang ada saat ini menunjukan bahwa peluang pasar internet di Indonesia cukup besar.

Memang pada tahun 2001 terjadi kelesuan, namun itu bersifat sementara karena efek dari krisis global yang sedang di alami, disamping pengaruh tragedi penghancuran Gedung WTC sebagai simbol pusat perekonomian dunia. Efek dan pengaruh global ini bisa dilihat dengan penurunan jumlah registran untuk domain id yang mencapai 17,9 % dari jumlah registran pada tahun 2000, yaitu dari angka 4264 registran turun menjadi 3501 registran. Namun penurunan permintaan domain id tersebut tidak serta merta berbanding lurus dengan peningkatan jumlah pelanggan internet, karena justru pada tahun 2001 persentasi jumlah pelanggan internet menunjukan kenaikan angka yang sangat tinggi, yaitu 121%, dari 760000 pelanggan meningkat menjadi 1680000 pelanggan.

Perkembangan tersebut juga telah menumbuhkan peningkatan jumlah perusahaan penyedia jasa layanan internet / ISP (Internet Service Provider), yang pada akhir tahun 2001 ini telah mencapai 68 ISP. Hal ini menunjukan bahwa peluang pasar yang dilahirkan dari internet cukup besar. Pada tahun 2001 memang secara global terjadi penurunan khususnya di bisnis cyberspace ini, namun hal itu merupakan seleksi alam dimana ternyata justru peningkatan layanan customer semakin meningkat,


(32)

dan menunjukan juga bahwa pemain bisnis yang tetap survive adalah para pemain yang serius akan model bisnis yang dikembangkannya (berita detik).15

B. Komunikasi Massa

Komunikasi Massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Pengertian media massa disini secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu media massa cetak dan media massa elektronika. Media massa cetak antara lain meliputi surat kabar, majalah, dan bulletin.

Sedangkan media massa elektronika mencakup media audio (suara) seperti radio, dan media audio visual (suara dan gambar) yaitu televisi dan film. 16

Komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas.17

Komunikasi massa memiliki beberapa fungsi/tujuan antara lain:18 1. Menyampaikan informasi

Kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan pesan, opini, dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau internasional.

2. Mendidik

15

Prayitno, “Sekilas Perkembangan Internet di Indonesia.” Artikel diakses pada 1 April 2011 dari http://www.goechi.com/newsletter.html

16

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2005), h. 7.4

17

Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta:Kencana Prenada Media Group, 2008), h.71.

18

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), h. 31


(33)

Membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan, formal disekolah maupun untuk diluar sekolah. Juga meningkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik, dan mengesankan.

3. Menghibur

Media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua golongan usia dengan difungsikannya sebagai alat hiburan dalam rumah tangga. Sifat estetika yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.

4. Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit pada tajuk atau editorial, features, iklan, berita atau tayangan lainnya, dapat mempengaruhi khalayak media massa.

C. Teori, Efek, dan Manfaat Komunikasi Massa

Dalam bidang komunikasi massa, terdapat teori-teori yang digunakan untuk mempelajari baik efek maupun manfaat komunikasi massa. Teori komunikasi massa merupakan penjelasan atau perkiraan terhadap gejala sosial, yang berupaya untuk menghubungkan komunikasi massa kepada berbagai aspek kehidupan kultural dan personal.

Pokok perhatian teori komunikasi selama beberapa tahun adalah pengamatan terhadap efek komunikasi massa. Media massa telah menjadi kekuatan utama di dalam masyarakat. Salah satu teori yang mendasari efek komunikasi massa adalah teori jarum hipodermik atau hypodermic needle theory


(34)

(teori Jarum Hipodermik), atau juga disebut dengan teori stimulus respons (SR), yaitu teori yang menganggap bahwa media massa amat perkasa dalam mempengaruhi penerima pesan. Setelah teori SR ini, muncul teori komunikasi lain yang terkenal, namun masih satu kelompok dengan teori SR, karena sama-sama bersifat satu arah, yaitu teori yang dikemukakan Harold Lasswell pada tahun 1948. Model komunikasi Lasswell berupa ungkapan verbal untuk menjawab pertanyaan ‘apa itu komunikasi’, yaitu who says what, in which channel, to whom, with what effect (siapa berkata apa, melalui saluran apa, kepada siapa, dengan efek apa).19

Salah satu efek komunikasi massa tampaknya adalah mengarahkan perhatian audiens pada masalah-masalah atau isu-isu tertentu. Efek ini disebut fungsi media massa untuk menentukan agenda, atau yang lebih dikenal dengan teori Agenda Setting. Selain Agenda Setting terdapat sejumlah teori lainnya tentang efek komunikasi massa. Namun, pembahasan yang terfokus pada efek komunikasi massa mempunyai kelemahan. Pendekatan terhadap teori seperti ini dapat memandang audiens sebagai sasaran pasif yang rentan serta tidak aktif didalam proses komunikasi. Hal ini dapat menyebabkan menyepelekan peran aktif penerima komunikasi. Peran aktif penerima komunikasi adalah premis dasar dari pendekatan Uses and Gratification terhadap kajian komunikasi massa.20

19

Morrissan, dkk. Teori Komunikasi Massa (Bandung: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), h. 17-18.

20


(35)

D. Teori Uses and Gratification

Teori ini digambarkan sebagai a dramatic break with effects tradition of the past, yaitu suatu loncatan dramatis dari model jarum hipodermik.21 Kemunculan teori ini lebih fokus pada audiens bukan pada pesan media. Dibandingkan dengan studi efek klasik, pendekatan Uses and Gatification terletak pada audiens media bukan pada isi pesan dari media sebagai titik awalnya, dan meninjau pada perilaku komunikasi dan tujuan dalam penggunaan media. Uses and Gratification memandang audiens sebagai pengguna aktif terhadap penggunaan media. Audiens diasumsikan aktif dan memiliki tujuan tertentu. Audiens juga memiliki tanggung jawab dalam memilih media untuk memenuhi kebutuhannya. Pada pandangan ini, media disadari menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada bagaimana kebutuhan didapatkan, dan audiens dianggap sebagai agen yang tahu kebutuhan mereka dan bagaimana mereka memuaskan kebutuhan mereka itu dalam mengunakan media.22

Teori Uses and Gratification menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan muatan (isi) tertentu untuk menghasilkan kepuasan (hasil) tertentu. Uses and Gratification menganggap orang aktif karena mereka mampu untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai tujuan komunikasi.23

21

Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 65.

22

Stephen W. Little John and Karen A. Foss, Theories of Human Communication, Ninth Edition (United States of America: Thomson Wadsworth, 2008), h.301.

23

Richard West dan Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2007), h. 101.


(36)

Katz menggambarkan asumsi yang mendasari penelitian mengenai media Uses and Gratification sebagai berikut : (1) kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya (2) kebutuhan, yang menciptakan (3) harapan-harapan terhadap (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada (5) perbedaan pola penggunaan media atau keterlibatan dalam aktifitas lainnya yang akhirnya akan menghasilkan (6) pemenuhan kebutuhan dan (7) konsekuensi lainnya termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya.24

Kaitannya dengan penelitian ini, akan dilihat apakah audiens yang menggunakan internet mempunyai motif tertentu dan apakah ada kepuasan yang didapat setelah menggunakan internet, maka akan terdapat hubungan antara motif dan kepuasan tersebut (Gratification Sought dan Gratification Obtained).

Sehingga diperoleh :25

Dalam bukunya Rakhmat Kriyantono, motivasi dan rasa puas memiliki point yang sama. Artinya apabila motif seseorang menggunakan internet untuk mendapatkan informasi, maka rasa puas yang didapat adalah akibat diperolehnya informasi yang dibutuhkan itu.

Penelitian ini menggunakan kategori motif oleh Katz, Gurevitch, dan Haas yang melihat media sebagai alat yang digunakan individu untuk membuat atau

24

Sasa Djuarsa Sendjaja, Teori Komunikasi (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 2002), h. 5.38.

25

Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h.210.

Media Use Internet Gratification

Sought

Persepsi Mengenai Gratification Obtained


(37)

memutuskan hubungan dengan orang lainnya. Mereka membagi kebutuhan manusia beberapa kategori diantaranya adalah sebagai berikut:26

Kebutuhan kognitif: kebutuhan untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai sesuatu.

Kebutuhan afektif: kebutuhan untuk emosi (perasaan), kenikmatan, mendapatkan hiburan dan pengalaman estetis.

Kebutuhan integrasi sosial: kebutuhan untuk menguatkan hubungan dengan keluarga, teman, dll.

Kebutuhan pelepasan tekanan, diversi dan pengalihan dari masalah maupun rutinitas sehari-hari.

Rahmat Kriyantono menegaskan bahwa kepuasan dalam penelitian ini diukur berdasarkan motivasi dan motivasi itu yang menjadi dasar individu untuk memilih media tertentu.27

Teori Uses and Gratifications sebelumnya telah digunakan pada media massa tradisional, tetapi juga digunakan untuk studi pada media lain termasuk teknologi media baru (new technologies). Teknologi baru seperti video cassette atau disk (piringan), tv kabel, layanan telepon, komputer pribadi, videotext atau teletext, dan teknologi lain pada peralihan digital, transmisi satelit, dan jaringan telekomunikasi broadband. Tentunya, perkembangbiakan dari teknologi baru ini akan mempengaruhi struktur komunikasi dan menjadikan pilihan yang lebih besar untuk memuaskan kebutuhan komunikasi pada audiens. Penggunaan teknologi

26

Severin dan Tankard, Teori Komunikasi, h. 357.

27


(38)

media baru memungkinkan melengkapi penggunaan media terdahulu yang telah dipelajari. Telah teridentifikasi sebelumnya bahwa pergantian penggunaan ke media baru dari media lama menghasilkan pengetahuan baru pada hubungan antara penggunaan media dan kepuasan. Selanjutnya, teori Uses and Gratifications memasukkan konsep pada teknologi media baru. Media baru menyediakan alternatif-alternatif untuk mengakses dan berinteraksi dengan pembentukan pesan. Beberapa kontribusi teknologi media baru tersebut diantaranya termasuk:

Membuat jarak tidak lagi menjadi hambatan (satelit komunikasi) Menyediakan akses informasi yang bebas (komputer, video disks)

Menyediakan akses mendekati tanpa batas pada komunikasi dua arah atau komunikasi pesan singkat (telepon selular, teleconference komputer) Peluang baru pada akses ini digeneralisasikan pada konsekuensi secara psikologis dan perilaku pada komunikasi manusia. Banyak pilihan memberikan kepuasan yang pada akhirnya akan meningkatkan peluang untuk berinteraksi dengan media, atau dengan orang lain melalui jaringan telekomunikasi.28

Pendekatan Uses and Gratification dapat memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman seiring dengan semakin jauhnya perkembangan zaman yang bergeser ke zaman digital dan para pengguna media dihadapkan dengan lebih banyak pilihan. Internet dan World Wide Web memberikan lebih banyak pilihan lagi ke pengguna. Beberapa penelitian mengamati manfaat komputer sebagai alat

28

Karl Erik Rosengren, Lawrence A. Wenner and Philip Palmgreen, Media Gratification Research, Current Perspectives (London: Sage Publication, 1985), h. 241-242


(39)

komunikasi. Perse dan Courtright menemukan dalam sebuah survei tahun 1988 bahwa komputer berada di peringkat terendah di antara 12 jenis komunikasi yang dimediasi dan bersifat antarpersonal dalam memenuhi kebutuhan komunikasi seperti santai, hiburan, kesadaran diri, dan kesenangan, namun demikian, gambaran tersebut berubah beberapa tahun kemudian. Survei yang lain (Perse dan Dunn) secara khusus mengamati penggunaan komputer untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan internet, atau yang disebut oleh para penulisnya disebut juga sebagai konektivitas komputer. Orang menggunakan komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial, pelarian, melewatkan waktu, dan lepas dari kebiasaan.29

29


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metodologi

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan atau metodologi kuantitatif, yaitu menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian ini berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkatnya ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut.1

Pendekatan kuantitatif yakni, merupakan penelitian yang hasilnya berupa laporan yang menggunakan bilangan atau angka-angka. Pendekatan kuantitatif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.2

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey, yaitu metode penelitian dengan menggunakan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya.3 Metode survey memungkinkan untuk menggeneralisasi suatu gejala sosial atau variabel sosial tertentu kepada gejala sosial atau variabel sosial dengan populasi yang lebih besar.

1

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Kencana, 2005), h.36.

2

Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka,1995), h. 114.

3

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 60.


(41)

Menurut Selo Sumardjan, penggunaan kuesioner sebagai alat penelitian memliki beberapa keuntungan utama, yaitu:4

1. Menjangkau sampel dalam jumlah besar 2. Biaya pembuatannya relatif murah

3. Tidak terlalu menjangkau responden karena waktu pengisiannya dapat ditentukan sendiri oleh responden

4. Dapat memberi kebebasan bagi responden untuk berpendapat dan memberi jawaban.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 12 Mei 2011 sampai dengan 31 Mei 2011. Lokasi penelitian bertempat di Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta yang beralamat di Jalan Palmerah Barat Kemandoran No.41 Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan 12210.

D. Subjek dan Objek Penelitian

1) Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini yaitu siswa dan siswi SD Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta.

2) Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini yaitu penggunaan media internet, motif dan kepuasan internet.

4

Irawan Suhartono, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), h. 65.


(42)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas V sekolah dasar Islam AL-Azhar 5 Kemandoran 5 Jakarta yang berjumlah 147 orang.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling atau sampling kebetulan, teknik ini digunakan karena topik yang diteliti adalah persoalan umun dimana semua orang pada populasi mengetahuinya.5

Untuk mengetahui jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin, karena jumlah populasinya sudah diketahui. Adapun rumus Slovin adalah sebagai berikut :6

n

=

Keterangan:

n

= ukuran sampel N = ukuran populasi e = nilai error sebesar 10%

Derajat error yang ditentukan dalam penelitian ini adalah 10%. Jumlah sampel dalam penelitian ini akan ditentukan sebagai berikut:

Data siswa dan siswi kelas V yang menjadi termasuk dalam responden penelitian berjumlah 147 orang, maka:

5

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h156.

6


(43)

n =

=

= 59.51

n = 60 orang

A. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas atau IV pada penelitian ini yaitu jenis kelamin, dan variabel terikat atau DV yaitu motif dan kepuasan penggunaan internet.

B. Definisi dan Operasional Konsep

1. Definisi Konsep

Untuk mengetahui seperti apa definisi operasional serta konsep dan indikator yang akan digunakan dalam mengukur penggunaan internet oleh anak-anak sekolah dasar, maka akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Media internet : dalam penelitian ini merupakan penggunaan media internet dilihat dari kegiatan mengakses internet yang diantaranya meliputi frekuensi akses, lama akses, alokasi waktu akses, dan tempat mengakses

b) Motif dan Kepuasan : yaitu apakah penggunaan media internet tersebut menghasilkan kepuasan (terpenuhinya kebutuhan) dilihat


(44)

dari teori Uses and Gratification. Konsep mengukur kepuasan ini disebut GS (Gratification Sought) dan GO (Gratification Obtained). Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika menggunakan internet. Gratification Obtained yaitu kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah menggunakan internet yang dijabarkan dengan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan-kebutuhan pada dimensi responden yang didorong oleh motivasi-motivasi tertentu.

c) Internet : dalam penelitian ini adalah jaringan internet yang digunakan oleh siswa-siswi Sekolah Dasar Islam AL-Azhar 5 Kemandoran Jakarta, baik yang digunakan di sekolah maupun di luar sekolah. Internet yang digunakan dilihat dari isi yang terdapat di internet beserta harapan mereka terhadap internet yang paling disukai siswa dan siswi.

2. Operasional Konsep dan Indikator Variabel Penelitian

Untuk mengetahui seperti apa konsep serta indikator variabel penelitian yang akan digunakan dalam mengukur penggunaan internet oleh anak-anak sekolah dasar, maka akan dijelaskan sebagai berikut :

a) Penggunaan Internet

Untuk mengetahui perilaku penggunaan internet para responden maka ditanyakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pola penggunaan


(45)

intrenet oleh anak. Penggunaan internet secara operasional dapat diukur dari kegiatan internet yang diantaranya meliputi:

 Frekuensi akses : diukur dengan seberapa seringnya responden menggunakan internet dalam seminggu, yaitu kurang dari satu kali seminggu, 1-3 kali seminggu, 4-7 kali seminggu, atau lebih dari tujuh kali dalam seminggu.

 Lama akses : diukur dengan banyaknya waktu yang digunakan responden untuk sekali mengakses internet yaitu, kurang dari satu jam, 1-2 jam, lebih dari 2 jam, 2 jam-4 jam, atau lebih dari 4 jam.

 Alokasi waktu akses : untuk melihat kapan biasanya responden mengakses internet, yaitu pagi, siang, sore, atau malam hari.

 Tempat mengakses : untuk melihat tempat yang paling sering digunakan responden untuk mengakses internet, yaitu di rumah, sekolah, warnet, atau dari tempat lainya.

Selain itu ditanyakan pula mengenai siapa yang pertama kali mengenalkan responden pada internet dan juga siapa yang mengajarkan internet lebih mendalam kepada mereka, yaitu orangtua, sekolah/guru, teman atau orang lainnya.

b) Motivasi menggunakan internet

Penggunaan internet didorong oleh motivasi untuk memuaskan kebutuhan. Hampir semua penggunaan media didorong oleh motivasi untuk memuaskan kebutuhan. Seseorang akan memilih isi media yang bisa memenuhi


(46)

kebutuhan-kebutuha tersebut agar segera terpuaskan.7 Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) melihat media sebagai alat yang digunakan individu untuk membuat atau memutuskan hubungan dengan orang lainnya. Mereka membagi kebutuhan manusia beberapa kategori diantaranya adalah sebagai berikut:8

 Kebutuhan kognitif: kebutuhan untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai sesuatu.

 Kebutuhan afektif: kebutuhan untuk emosi (perasaan), kenikmatan, mendapatkan hiburan dan pengalaman estetis.

 Kebutuhan integratif sosial: kebutuhan untuk menguatkan hubungan dengan keluarga, teman, dll.

 Kebutuhan pelepasan tekanan, diversi dan pengalihan dari masalah maupun rutinitas sehari-hari.

Motif yang mendorong anak untuk menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dapat dijabarkan dalam empat dimensi (kategori) sebagai berikut, yaitu kognitif, afektif, integrasi sosial, dan diversi. Tiap dimensi terdiri dari beberapa indikator (pernyataan).

Berikut penjabaran indikator dimensi-dimensi motif kognitif, afektif, integrasi sosial dan diversi:

 Dimensi kognitif

Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan pencarian informasi pengetahuan dan berhubungan untuk membantu kegiatan mereka di sekolah.

7

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), h. 205.

8


(47)

Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif yang mendorong menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kognitif:

- Untuk membantu belajar

- Untuk membantu mengerjakan pr/tugas sekolah - Untuk mendapat prestasi yang lebih baik disekolah - Untuk menambah wawasan/pengetahuan

 Dimensi afektif

Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan perasaan, kenikmatan, mendapatkan hiburan, kesenangan dan pengalaman estetis. Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif yang mendorong menggunakan internet untuk memenuhi kebutuuhan-kebutuhan afektif:

- Untuk bermain games

- Untuk mendapatkan kesenangan - Untuk menghibur rasa sedih - Untuk mengilangkan rasa bosan - Untuk bermain bersama teman  Dimensi Integratif Sosial

Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan kebutuhan untuk menguatkan hubungan dengan keluarga, teman, dan lainnya. Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif yang mendorong menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan integratif sosial:

- Untuk mencari/mendapatkan teman baru - Untuk chatting dengan teman


(48)

- Untuk mengirim email

- Untuk mempererat / menjalin persahabatan dengan teman

- Untuk mencari informasi yang bisa dijadikan obrolan bersama teman.  Dimensi Diversi

Motif menggunakan internet yang berhubungan dengan kebutuhan untuk pelepasan tekanan serta pelarian (diversi) dari masalah atau rutinitas sehari-hari. Berikut merupakan indikator-indikator mengenai motif menggunakan internet untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelepasan tekanan:

- Untuk mengisi waktu luang

- Untuk melupakan masalah dengan teman - Untuk melupakan omelan orangtua - Untuk melupakan omelan guru - Untuk mengusir kesepian

c) Kepuasan Penggunaan internet

Kepuasan yang diperoleh responden setelah menggunakan internet juga dijabarkan dengan terpenuhi atau tidaknya kebutuhan-kebutuhan pada responden yang didorong oleh motivasi-motivasi seperti yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu motif kognitif, afektif, integritas sosial dan motif dimensi. Untuk mengetahui apakah kebutuhan-kebutuhan yang mendorong responden untuk menggunakan media internet, setiap pernyataan-pernyataan motivasi baik dalam dimensi kognitif, afektif, integratif sosial, dan diversi ditanyakan kembali.


(49)

Harapan terhadap internet dapat dilihat dari fitur (situs) seperti apa yang paling disukai responden dari semua fitur (situs) yang ada di internet. Responden diminta untuk memilih dari beberapa fitur (situs) berikut ini: situs-situs search engine, situs-situs berita, situs-situs pribadi selebriti/atlet, situs-situs jaringan persahabatan, e-mail, chatting, instant messaging, download lagu, game, film, dll, maupun situs lainnya, mana yang menjadi pilihan (favorit) mereka. Selain itu, mereka juga diminta menyebutkan situs-situs yang sering mereka kunjungi. Untuk mengetahui harapan anak mengenai isi internet, responden diminta untuk memberitahu situs (fitur) seperti apa yang mereka ingin lebih banyak ada didalam internet.

H. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan menyebarkan angket berstruktur dengan menggunakan kuesioner untuk memperoleh data mengenai penggunaan internet serta motivasi dan kepuasan responden terhadap internet.

I. Hipotesis Penelitian

H1 : Ada perbandingan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan penggunaan internet.

H0 : Tidak ada perbandingan antara siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dalam motif dan kepuasan penggunaan internet.


(50)

J. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan lebih dari satu kali dengan menunjukkan hasil dari pengukuran yang relatif konsisten.

Untuk menguji validitas dan reliabilitas dari alat pengukur menggunakan rumus teknik korelasi Product Moment Pearson’s Correlation, yaitu untuk menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total.9

Rumus Product Moment Pearson’s Correlation:

r

=

Keterangan :

r : Koefisien korelasi Pearson’s Product Moment : Jumlah individu dalam sampel

X : Angka untuk variabel X Y : Angka untuk variabel Y

2. Uji Reliabilitas

9


(51)

Suatu alat ukur dalam penelitian selain valid juga harus reliabel. Teknik pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Reliabilitas mempunyai mempunyai berbagai nama lain seperti kepercayaan, keteladanan, kestabilan, keajegan, konsisten dan sebagainya, namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya.10

K. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang bertujuan mengetahui seberapa besar kepuasan siswa-siwi dalam menggunakan intetrnet. Untuk mengetahui seberapa besar kepuasan pengguna internet, dilakukan dengan skala likert.

Tabel 3.1 Skala Likert

Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju

SS S TS STS

4 3 2 1

Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, hasilnya akan di presentasikan tabel analisis berdasarkan variabel motivasi yang selanjutnya akan dilihat hasilnya terhadap kepuasan penggunaan internet.

10

Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 1997), h. 100.


(52)

Setelah seluruh data terkumpul, analisis data akan dilakukan dengan menggunakan prosedur statistik. Prosedur statistik yang akan dipergunakan untuk melihat distribusi variabel-variabel yang meliputi jenis kelamin dan harapan dalam menggunakan internet, maka digunakan distribusi frekuensi. Prosedur yang dipergunakan untuk mengukur perbedaan motif dan kepuasan yaitu dengan menggunakan Chi Kuadrat dan Product Moment Pearson Correlation dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows. Penajabarannya sebagai berikut:

1. Analisis Product Moment Pearson Correlation digunakan untuk menegaskan hubungan yang ada antara variabel motif dan kepuasan tersebut adalah merupakan hubungan yang signifikan dan bukan hanya secara kebetulan saja.

Rumus Product Moment Pearson Correlation :

r =

Keterangan :

r : Koefisien korelasi Pearson’s Product Moment : Jumlah individu dalam sampel

X : Angka untuk variabel X Y : Angka untuk variabel Y11

2. Analisis Chi Kuadrat digunakan untuk menentukan apakah terdapat hubungan dari objek penelitian yaitu antara jenis kelamin dengan kategori skala dimensi motif yang terdiri dari kognitif, afektif,

11


(53)

integrasi sosial, dan diversi, dan juga pada kepuasan yang terdiri dari dimensi kognitif, afektif, integrasi sosial, dan diversi.

Ada beberapa teknis analisis data yang lainnya, selain cara diatas, yaitu: a. Evaluating, memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti,

ditelaah dan dirumuskan pengelompakannya untuk memperoleh data yang akurat.

b. Frekuensi, mentabulasi atau memindahkan jawaban-jawaban responden ke dalam tabel, kemudian dicari prosentasenya untuk kemudian dianalisa, dengan menggunakan persamaan berikut:

P = x 100% Keterangan:

P = Besar Prosentasenya

F = Frekuensi (Jumlah jawaban responden) N = Jumlah responden.12

c. Kesimpulan, memberikan kesimpulan dari hasil analisa dan penafsiran data.

12

Anas Sarjono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada. 1997), hal. 40.


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah Dasar Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta

Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta berlokasi di jalan Palmerah Barat Kemandoran I No 41 Kelurahan Grogol Utara Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan. SD Islam Al-Azhar berdiri pada tahun 1983, bekerjasama antara Yayasan Ar-Ridho dengan Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar yang berpusat di Jalan Sisingamangaraja Kebayoran Baru Jakarta Selatan. SDI Al-Azhar 5 Kemandoran merupakan Sekolah Umum Swasta Islam (SUSI), bertujuan mencetak lulusan yang berkepribadian muslim yang taat dan berwawasan luas baik IMTAQ maupun IPTEK. Yayasan Ar-Ridho berperan sebagai penyelenggara pendidikan yang menyediakan fasilitas sarana prasarana dan penyandang danasedangkan YPI Al-Azhar sebagai pengelola yaitu mengelola tenaga pendidik/guru, kurikulum dan pembinaan terhadap guru.

SDI Al-Azhar Kemandoran termasuk sekolah Dasar Unggulan yang ada di wilayah Jakarta-Selatan. Dibawah bimbingan YPI Al-Azhar dengan tenaga pendidik profesional yang memiliki kemampuan dalam pembelajaran mencerdaskan mencerdaskan dan mendewasakan anak didik. Lulusan Sdi Al-Azhar banyak diterima di SMP unggulan di Jakarta.

SDI Al-Azhar 5 Kemandoran mempunyai visi dan misi sebagai berikut: Mewujudkan cendekiawan muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat jasmani dan rohani, percaya diri, berkepribadian kuat, berwatak


(55)

pejuang, mampu mengembangkan diri dan keluarga, serta bertanggung jawab atas pembangunan dan bangsa.

1. Mewujudkan sistem pendidikan IMTAQ dan IPTEK 2. Melahirkan guru berkualitas tinggi ilmu agama dan umum 3. Menjadikan Al-Azhar sekolah unggulan

4. Sumber penyebarluasan pendidikan berkualitas dijiwai Islam 5. Pendidikan anak di luar jam sekolah tradisonal

SDI Al-Azhar 5 Kemandoran dipimpin oleh kepala sekolah dan wakil kepala sekolah. Jumlah guru di SDI Al-Azhar 5 Kemandoran ini sebanyak 45 orang, dibantu oleh 3 orang tenaga administrasi, 2 orang petugas laboratorium dan 7 orang pesuruh. Setiap kelas memiliki guru yang mengkoordinir kelas tersebut atau disebut juga dengan wali kelas, selain itu terdapat pula BK (Bimbingan dan Konseling).

Jumlah siswa SDI Al-Azhar 5 Kemandoran sebanyak 844 siswa dengan perincian kelas I berjumlah 138 siswa, kelas II berjumlah 137, kelas III berjumlah 164 siswa, kelas IV berjumlah 122 siswa, kelas V berjumlah 147 siswa, dan kelas VI berjumlah 136 siswa.

SDI Al-Azhar 5 Kemandoran memiliki fasilitas laboratorium IPA dan laboratorium Komputer dengan fasilitas internet, ruang ber-AC, ruang Kepala Sekolah dan TU, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang audio visual,


(56)

ruang UKS, ruang BK, ruang kesenian, ruang serbaguna, masjid dua lantai, halaman parkir yang cukup luas, lapangan olahraga A& B, dan juga kantin. Waktu belajar siswa pada hari senin sampai dengan jum’at dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00. kegiatan eksttrakurikuler yang terdapat di SDI Al-Azhar 5 ini cukup banyak, yaitu iqro, bahasa inggris, komputer, pencak silat (kerjasama dengan Lembaga Seni Beladiri Al-Azhar, tari (kerjasama dengan sanggar Tari Bagong Kusudiarjo), vokal (pelatih profesional), WARCIL (wartawan kecil), dan marawis.

B. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian dilakukan uji coba penelitian terhadap instrumen motif dan instrumen kepuasan penggunaan internet pada tanggal 20 Mei 2011.

1) Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan program SPSS 17.0 for windows menggunakan korelasi Product Moment Pearson Correlation. Ada pun hasil validitas instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

- Pernyataan untuk motif penggunaan internet terdiri dari 19 item, dari hasil uji validitas maka diperoleh 13 pernyataan item valid dan item 6 item tidak valid, yaitu pernyataan nomor 11, 12, 13, 14, 21, dan 28, dengan koefisien antara 0,189 sampai 0,544 (data terlampir).

- Pernyataan untuk kepuasan penggunaan internet terdiri dari 19 item, dari hasil uji validitas maka diperoleh 17 pernyataan item valid dan 1 item


(57)

tidak valid yaitu pernyataan nomor 40, dengan koefisien antara 0,314 sampai 0,722 (data terlampir).

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Dari hasil uji tersebut diperoleh koefisien reliabilitas untuk motif sebesar 0,809 (data terlampir), sedangkan untuk reliabilitas kepuasan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,880 (data terlampir). Dengan angka reliabilitas mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa kedua instrumen tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi dengan kehandalan yang tinggi pula.

C. Hasil Penelitian

Setelah melakukan uji validitas dan reliabilitas, maka data yang digunakan dalam analisis adalah data-data dengan item yang valid. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23 dan 24 Mei 2011 pada siswa dan siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Deskripsi Data Responden

Responden merupakan siswa-siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta. Responden berjumlah 60 orang dengan deskripsi sebagai berikut:


(58)

Tabel 4.1

Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1. Laki-laki 34 orang 56,7%

2. Perempuan 26 orang 43,3%

Jumlah 60 orang 100%

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, diketahui bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 34 (tiga puluh empat) orang atau setara dengan 56,7 %. Sementara responden perempuan sebanyak 26 (dua puluh enam) orang atau setara dengan 43,3%.

2. Deskripsi Kuesioner

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 4 bagian yang berjumlah 42 butir pertanyaan dan pernyataan. Kuesioner merupakan bentuk angket dengan menggunakan skala likert. Dengan tingkatan tertinggi (SS) sampai terendah (STS). Adapun frekuensi masing-masing pertanyaan dan pernyataan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2

Pertanyaan dan Pernyataan Kuesioner

No Item Pertanyaan dan

Pernyataan Frekuensi Presentase

1 Penggunaan Internet 8 19%

2 Motif Menggunakan Internet 13 31%

3 Kepuasan Menggunakan Internet 18 42,9% 4 Harapan Menggunakan Internet 3 7,1%


(59)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa kuesioner terdiri dari 42 pertanyaan dan pernyataan. Bagian pertama merupakan pertanyaan tentang Penggunaan Internet yang terdiri dari 8 pertanyaan atau setara dengan 19%. Bagian kedua merupakan pernyataan tentang Motif Penggunaan Internet yang terdiri dari 13 pernyataan atau setara dengan 31%. Bagian ketiga merupakan pernyataan tentang Kepuasan Penggunaan Internet yang terdiri dari 18 pernyataan atau setara dengan 42,9%, dan bagian keempat tentang harapan terhadap internet yang terdiri dari 3 pertanyaan atau setara dengan 7,1%.

Untuk pernyataan Motif dan Kepuasan Penggunaan Internet, terdiri dari 4 dimensi yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif, dimensi integrasi sosial, dan dimensi diversi. Untuk pernyataan Motif Penggunaan Internet terdiri dari 4 dimensi motif. Adapun frekuensi masing-masing dimensi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Dimensi Motif Penggunaan Internet

No Kategori Dimensi Motif Frekuensi Presentase

1 Dimensi Kognitif 1 7,7%

2 Dimensi Afektif 3 23,1%

3 Dimensi Integrasi Sosial 5 38,5%

4 Dimensi Diversi 4 30,7%

Jumlah 13 100%

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui bahwa dimensi pada pernyataan motif terdiri dari 4 dimensi yang berjumlah 13 pernyataan dengan perincian dimensi kognitif sebanyak 1 pernyataan atau setara dengan 7,7%, dimensi afektif sebanyak 3 pernyataan atau setara dengan 23,1%, dimensi integrasi sosial


(60)

sebanyak 5 pernyataan atau setara dengan 38,5%, dan dimensi diversi sebanyak 4 pernyataan atau setara dengan 30,7%.

Tabel 4.4

Dimensi Kepuasan Penggunaan Internet

No Kategori Dimensi Kepuasan Frekuensi Presentase

1 Dimensi Kognitif 4 22,2%

2 Dimensi Afektif 4 22,2%

3 Dimensi Integrasi Sosial 5 27,8%

4 Dimensi Diversi 5 27,8%

Jumlah 18 100%

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa dimensi pada pernyataan kepuasan terdiri dari 4 dimensi yang berjumlah 18 pernyataan dengan perincian dimensi kognitif sebanyak 4 pernyataan atau setara dengan 22,2%, dimensi afektif sebanyak 4 pernyataan atau setara dengan 22,2%, dimensi integrasi sosial sebanyak 5 pernyataan atau setara dengan 27,8%, dan dimensi diversi sebanyak 4 pernyataan atau setara dengan 27,8%.

3. Analisa Data

a) Penggunaan Internet

Untuk penggunaan internet, akan dilihat seperti apa penggunaan internet siswa-siswi SDI Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta dengan deskripsi sebagai berikut :


(61)

Tabel 4.5

Berlangganan Internet di Rumah Kategori Jawaban Jenis Kelamin

Berlangganan

Tidak Berlangganan

Jumlah (%)

Laki-laki 28

(46,7%)

6 (10%)

34 (56,7%)

Perempuan 23

(38,3%)

3 (5%)

26 (43,3%)

Jumlah 51

(85%)

9 (15%)

60 (100%)

Dari tabel 4.5 diketahui bahwa 34 responden laki-laki (56,7%), 28 responden (46,7%) diantaranya berlangganan internet di rumah, sedangkan 6 responden (10%) tidak berlangganan internet di rumah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden laki-laki berlangganan internet di rumah.

Kemudian, untuk responden perempuan dari 26 responden (43,3%), 23 responden (38,3%) diantaranya berlangganan internet dirumah, sedangkan 3 responden (5%) diantaranya tidak berlangganan internet dirumah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar responden perempuan berlangganan internet di rumah.

Sehingga, jika disimpulkan secara keseluruhan, mayoritas responden berlangganan internet di rumah yaitu sebanyak 51 responden (85%) dengan perincian 28 orang laki-laki dan 23 orang perempuan.


(1)

Kategorisasi Motif Penggunaan Internet

Resp/Item Motif Kognitif Kategori Motif Afektif Kategori Motif integrasi Sosial Kategori Motif Diversi Kategori

perempuan 4.00 Tinggi 12.00 Rendah 13.00 Rendah 9.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 16.00 Tinggi 17.00 Tinggi 16.00 Tinggi

perempuan 3.00 Rendah 13.00 Rendah 15.00 Rendah 10.00 Tinggi

perempuan 3.00 Rendah 16.00 Tinggi 17.00 Tinggi 16.00 Tinggi

perempuan 4.00 Tinggi 16.00 Tinggi 18.00 Tinggi 16.00 Tinggi

perempuan 4.00 Tinggi 15.00 Tinggi 20.00 Tinggi 7.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 14.00 Tinggi 20.00 Tinggi 8.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 12.00 Rendah 17.00 Tinggi 10.00 Tinggi

perempuan 3.00 Rendah 14.00 Tinggi 15.00 Rendah 10.00 Tinggi

perempuan 3.00 Rendah 12.00 Rendah 15.00 Rendah 8.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 12.00 Rendah 15.00 Rendah 7.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 14.00 Tinggi 14.00 Rendah 8.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 12.00 Rendah 15.00 Rendah 14.00 Tinggi

perempuan 3.00 Rendah 15.00 Tinggi 15.00 Rendah 9.00 Rendah

perempuan 4.00 Tinggi 16.00 Tinggi 20.00 Tinggi 16.00 Tinggi

perempuan 3.00 Rendah 14.00 Tinggi 16.00 Rendah 10.00 Tinggi

perempuan 4.00 Tinggi 12.00 Rendah 15.00 Rendah 8.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 12.00 Rendah 13.00 Rendah 7.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 11.00 Rendah 15.00 Rendah 9.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 12.00 Rendah 14.00 Rendah 8.00 Rendah

perempuan 3.00 Rendah 11.00 Rendah 14.00 Rendah 9.00 Rendah

perempuan 4.00 Rendah 12.00 Rendah 15.00 Rendah 6.00 Rendah


(2)

perempuan 3.00 Rendah 11.00 Rendah 15.00 Rendah 8.00 Rendah

perempuan 4.00 Tinggi 14.00 Tinggi 17.00 Tinggi 14.00 Tinggi

perempuan 3.00 Rendah 15.00 Tinggi 18.00 Tinggi 14.00 Tinggi

laki-laki 3.00 Rendah 14.00 Tinggi 15.00 Rendah 9.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 15.00 Tinggi 15.00 Rendah 9.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 16.00 Tinggi 16.00 Rendah 12.00 Tinggi

laki-laki 3.00 Rendah 12.00 Rendah 16.00 Rendah 9.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 16.00 Tinggi 15.00 Rendah 12.00 Tinggi

laki-laki 4.00 Tinggi 14.00 Tinggi 16.00 Rendah 8.00 Rendah

laki-laki 4.00 Tinggi 12.00 Rendah 20.00 Tinggi 11.00 Tinggi

laki-laki 3.00 Rendah 11.00 Rendah 15.00 Rendah 12.00 Tinggi

laki-laki 4.00 Tinggi 15.00 Tinggi 18.00 Tinggi 11.00 Tinggi

laki-laki 4.00 Tinggi 14.00 Tinggi 17.00 Tinggi 11.00 Tinggi

laki-laki 4.00 Tinggi 15.00 Tinggi 19.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 4.00 Tinggi 16.00 Tinggi 19.00 Tinggi 12.00 Tinggi

laki-laki 4.00 Rendah 13.00 Rendah 20.00 Tinggi 12.00 Tinggi

laki-laki 3.00 Rendah 16.00 Tinggi 19.00 Tinggi 12.00 Tinggi

laki-laki 4.00 Tinggi 14.00 Tinggi 18.00 Tinggi 11.00 Tinggi

laki-laki 2.00 Rendah 12.00 Rendah 10.00 Rendah 9.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 11.00 Rendah 14.00 Rendah 10.00 Tinggi

laki-laki 4.00 Tinggi 16.00 Tinggi 18.00 Tinggi 12.00 Tinggi

laki-laki 3.00 Rendah 15.00 Tinggi 20.00 Tinggi 13.00 Tinggi

laki-laki 3.00 Rendah 16.00 Tinggi 18.00 Tinggi 16.00 Tinggi

laki-laki 3.00 Rendah 16.00 Tinggi 15.00 Rendah 11.00 Tinggi


(3)

laki-laki 4.00 Tinggi 13.00 Rendah 17.00 Tinggi 7.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 11.00 Rendah 18.00 Rendah 8.00 Rendah

laki-laki 4.00 Tinggi 16.00 Tinggi 16.00 Rendah 7.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 12.00 Rendah 15.00 Rendah 12.00 Tinggi

laki-laki 3.00 Rendah 14.00 Tinggi 14.00 Rendah 6.00 Rendah

laki-laki 4.00 Tinggi 13.00 Rendah 19.00 Tinggi 6.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 14.00 Tinggi 13.00 Rendah 8.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 14.00 Tinggi 15.00 Rendah 7.00 Rendah

laki-laki 3.00 Rendah 16.00 Tinggi 17.00 Tinggi 8.00 Rendah

laki-laki 1.00 Rendah 16.00 Tinggi 14.00 Rendah 9.00 Rendah


(4)

Kategorisasi Kepuasan Penggunaan Internet

Resp/Item Kepuasan Kognitif Kategori Kepuasan Afektif Kategori Kepuasan integrasi Sosial Kategori Kepuasan Diversi Kategori

perempuan 11.00 Rendah 11.00 Rendah 15.00 Rendah 10.00 Rendah

perempuan 11.00 Rendah 14.00 Tinggi 20.00 Tinggi 19.00 Tinggi

perempuan 11.00 Rendah 12.00 Rendah 17.00 Tinggi 12.00 Rendah

perempuan 11.00 Rendah 14.00 Tinggi 17.00 Tinggi 16.00 Tinggi

perempuan 13.00 Tinggi 16.00 Tinggi 22.00 Tinggi 19.00 Tinggi

perempuan 16.00 Tinggi 12.00 Rendah 22.00 Tinggi 11.00 Rendah

perempuan 13.00 Tinggi 13.00 Tinggi 19.00 Tinggi 12.00 Rendah

perempuan 11.00 Rendah 11.00 Rendah 18.00 Tinggi 12.00 Rendah

perempuan 11.00 Rendah 12.00 Rendah 18.00 Tinggi 13.00 Rendah

perempuan 12.00 Rendah 11.00 Rendah 18.00 Tinggi 12.00 Rendah

perempuan 12.00 Rendah 11.00 Rendah 18.00 Tinggi 12.00 Rendah

perempuan 14.00 Tinggi 10.00 Rendah 15.00 Rendah 11.00 Rendah

perempuan 12.00 Rendah 16.00 Tinggi 19.00 Tinggi 19.00 Tinggi

perempuan 13.00 Tinggi 13.00 Tinggi 17.00 Rendah 12.00 Rendah

perempuan 16.00 Tinggi 16.00 Tinggi 24.00 Tinggi 20.00 Tinggi

perempuan 12.00 Rendah 12.00 Rendah 18.00 Tinggi 12.00 Rendah

perempuan 13.00 Tinggi 8.00 Rendah 15.00 Rendah 8.00 Rendah

perempuan 12.00 Rendah 11.00 Rendah 14.00 Rendah 8.00 Rendah

perempuan 9.00 Rendah 11.00 Rendah 17.00 Rendah 12.00 Rendah

perempuan 12.00 Rendah 11.00 Rendah 14.00 Rendah 11.00 Rendah

perempuan 9.00 Rendah 9.00 Rendah 12.00 Rendah 11.00 Rendah


(5)

perempuan 12.00 Rendah 11.00 Rendah 16.00 Rendah 11.00 Rendah

perempuan 16.00 Tinggi 13.00 Tinggi 22.00 Tinggi 15.00 Tinggi

perempuan 16.00 Tinggi 14.00 Tinggi 20.00 Tinggi 19.00 Tinggi

laki-laki 11.00 Rendah 13.00 Tinggi 15.00 Rendah 12.00 Rendah

laki-laki 11.00 Rendah 13.00 Tinggi 15.00 Rendah 12.00 Rendah

laki-laki 12.00 Rendah 12.00 Rendah 17.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 13.00 Tinggi 13.00 Tinggi 19.00 Tinggi 13.00 Rendah

laki-laki 12.00 Rendah 14.00 Tinggi 18.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 15.00 Tinggi 11.00 Rendah 18.00 Tinggi 10.00 Rendah

laki-laki 12.00 Rendah 12.00 Rendah 18.00 Tinggi 13.00 Rendah

laki-laki 13.00 Tinggi 15.00 Tinggi 20.00 Tinggi 17.00 Tinggi

laki-laki 15.00 Tinggi 14.00 Tinggi 21.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 14.00 Tinggi 14.00 Tinggi 18.00 Tinggi 13.00 Rendah

laki-laki 15.00 Tinggi 13.00 Tinggi 17.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 12.00 Rendah 14.00 Tinggi 19.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 15.00 Tinggi 15.00 Tinggi 23.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 14.00 Tinggi 15.00 Tinggi 20.00 Tinggi 11.00 Rendah

laki-laki 13.00 Tinggi 13.00 Tinggi 18.00 Tinggi 17.00 Tinggi

laki-laki 13.00 Tinggi 12.00 Rendah 11.00 Rendah 14.00 Tinggi

laki-laki 12.00 Rendah 11.00 Rendah 16.00 Rendah 12.00 Rendah

laki-laki 15.00 Tinggi 15.00 Tinggi 21.00 Tinggi 14.00 Tinggi

laki-laki 12.00 Rendah 12.00 Rendah 18.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 16.00 Tinggi 16.00 Tinggi 21.00 Tinggi 20.00 Tinggi

laki-laki 12.00 Rendah 16.00 Tinggi 19.00 Tinggi 15.00 Tinggi

laki-laki 9.00 Rendah 10.00 Rendah 21.00 Tinggi 11.00 Rendah


(6)

laki-laki 14.00 Tinggi 13.00 Tinggi 22.00 Tinggi 13.00 Rendah

laki-laki 13.00 Tinggi 11.00 Rendah 19.00 Tinggi 8.00 Rendah

laki-laki 13.00 Tinggi 12.00 Rendah 19.00 Tinggi 10.00 Rendah

laki-laki 13.00 Tinggi 11.00 Rendah 17.00 Tinggi 13.00 Rendah

laki-laki 12.00 Rendah 9.00 Rendah 16.00 Tinggi 11.00 Rendah

laki-laki 16.00 Tinggi 11.00 Rendah 21.00 Tinggi 11.00 Rendah

laki-laki 13.00 Tinggi 14.00 Tinggi 15.00 Rendah 17.00 Tinggi

laki-laki 12.00 Rendah 11.00 Rendah 19.00 Tinggi 9.00 Rendah

laki-laki 12.00 Rendah 8.00 Rendah 13.00 Rendah 11.00 Rendah