Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Kaiser Family Foundation, suatu studi yang dipublis pada tahun 2000, anak-anak di Amerika Serikat menghabiskan 23 waktu senggang mereka menggunakan beberapa jenis media. Termasuk menonton televisi, mendengarkan musik, membaca, bermain video game, dan juga menggunakan komputer. Menurut David Walsh, presiden dari National Institute on Family and Media, “Ketika media terus berkembang dengan berbagai macam bentuknya, anak-anak tidak meninggalkan media kepada media yang lain, tetapi mereka menggabungkannya”. Anak-anak sering menggunakan media tanpa pengawasan. Penggunaan media tersebut terdiri dari televisi kabel, VCR, video game, dan internet. Faktanya, sekarang ini rumah-rumah penduduk sudah memiliki akses untuk media universal. Studi Kaiser pada tahun 2000 juga menyebutkan bahwa anak-anak di Amerika yang berumur antara 8 sampai 18 tahun rata-rata menggunakan media sebanyak 6,75 jam per hari. 1 Tidak hanya orang dewasa yang lebih banyak menggunakan internet untuk mencari informasi dan hiburan, para mahasiswa, siswa sekolah menengah dan anak-anak sekolah dasar pun menggunakan internet untuk mencari informasi tentang pelajaran sekolah dan juga untuk mengakses situs-situs jaringan 1 Ralph E. Hanson, Mass Communication Living In A Media World New York: Mc Graw-Hill, 2005, h.18-19. 1 persahabatan yang sedang trend belakangan ini seperti Facebook dan Twitter, atau untuk chatting dan bermain game online. Anak-anak juga merupakan bagian dari khalayak media massa. Selain menggunakan media massa seperti televisi, majalah, maupun radio, anak-anak juga menggunakan internet. Apalagi sekarang ini anak-anak tumbuh dengan internet yang telah menjadi bagian penting dari masyarakat dan dapat diakses dengan mudah baik dari rumah, sekolah, maupun warnet warung internet. Bahkan, sebagian besar dari anak-anak tersebut kemungkinan lebih lihai menggunakan internet dibandingkan orangtua mereka. Menurut artikel Kompas.com pada hari Jumat 19 Februari 2010, yang berjudul Jangan Biarkan Anak Mencari Perhatian di Facebook didapat bahwa seorang anak bernama Sari yang duduk di kelas VI SD selalu menyempatkan mengakses internet untuk membuka situs Facebook dari ponsel kakaknya untuk meng-update status di Facebook. Jika tak ada ponsel beraplikasi Facebook, atau komputer berakses internet di rumah, anak-anak seperti Sari selalu menyempatkan diri mengunjungi warung internet sepulang sekolah. Begitu pula Aida 10. Karena tak punya akses internet di rumahnya, hampir setiap hari Aida pergi ke warnet untuk melihat notifikasi pada Facebook-nya, Atau main Farmville. Abis makan, minta duit, main, ujar Aida yang ditemui Kompas.com. Pada artikel lain di Kompas.com, yang berjudul Mencegah Si Kecil Kecanduan Internet, pada hari Sabtu 912010, Hilarie Cash, Phd, pendiri reSTART, pusat pengendalian kecanduan internet, di Amerika Serikat mengatakan “Anak-anak zaman sekarang sangat rentan terekspos internet. Bahkan ketika sudah sangat ketergantungan, bisa menimbulkan ketidaknyamanan ketika ia harus melewatkan satu hari saja tanpa internet”. Artikel tersebut menunjukkan bahwa anak-anak sangat mudah terpapar internet mengingat saat ini koneksi internet tersedia di mana saja seperti warnet, ponsel, fasilitas internet berlangganan di rumah, modem komputer, serta di tempat-tempat yang menyediakan wi-fi wireless fidelity atau disebut juga jaringan internet lokal nirkabel. Bisa dikatakan bahwa anak-anak tersebut berusaha memenuhi kebutuhannya dengan memilih menggunakan media internet sebagai pemenuhan kebutuhannya. Ini merupakan kajian utama dalam teori Uses and Gratification, yaitu dimana audiens mempunyai motif-motif tertentu dalam memilih dan menggunakan media mana yang dapat memenuhi kebutuhannya. Beberapa penelitian pernah membahas mengenai penerimaan khalayak terhadap isi pesan media. Diawali dengan penemuan teori peluru atau jarum hypodermik yang disampaikan oleh Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikator yang sangat aktif menembakkan peluru mengirim pesan dengan begitu ajaib kepada khalayak yang sangat pasif dan tidak berdaya. Akan tetapi teori ini patah karena pada penelitian selanjutnya menerangkan bahwa khalayak terkadang tidak benar-benar pasif. 2 Penelitian selanjutnya, Elihu Katz membantah dan mendapatkan teori baru yaitu Uses and Gratification yang menerangkan bahwa khalayak dianggap aktif. Dalam buku Pengantar Komunikasi Massa disebutkan bahwa pengguna media 2 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan filsafat Komunikasi Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003, h. 84. berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. 3 Dalam penelitian ini, yang menjadi responden adalah siswa dan siswi kelas V Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta. Di sekolah tersebut, menurut wawancara dengan salah satu guru bidang studi Komputer, Bapak Muhammad Yunus mengatakan bahwa pelajaran mengenai internet sudah masuk dalam kajian kurikulum pendidikan sekolah, dan dimulai sejak kelas V. Menurut ketentuan pada kurikulum pendidikan sekolah dasar, perkenalan internet yang dimulai sejak kelas V berdasarkan pada beberapa ketentuan, antara lain hal tersebut dilihat tingkat usia dan kesiapan anak-anak kelas lima yang rata-rata berumur 10-11 tahun dianggap memiliki daya serap yang baik untuk memulai materi perkenalan dan praktek mengenai internet. Menurut ICT Watch, usia tersebut termasuk masa pra remaja, saat anak membutuhkan lebih banyak pengalaman dan kebebasan. Itulah saat yang tepat untuk mengenalkan fungsi internet untuk membantu tugas sekolah maupun menemukan hal-hal yang berkaitan dengan hobi mereka. 4 Pengenalan materi mengenai internet termasuk ke dalam salah satu dimensi motif yang digunakan dalam penelitian ini yaitu motif kognitif, atau motif untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan dalam proses belajar siswa-siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran. Dalam suatu hadist riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa orang yang suka menambah ilmunya termasuk orang 3 Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa Jakarta: Rajawali Press, 2007, h. 192. 4 “Tahap Pengenalan Internet Berdasarkan Usia,”httpwww.ictwatch.comcyberwiseusia.htm. Artikel diakses pada 2 maret 2011. yang memiliki beberapa kelebihan, antara lain yaitu akan dimudahkan jalannya menuju surga. • ƒ ƒ Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang berjalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga.”H.R Muslim. 5 Penelitian ini bermaksud untuk melihat seperti apa penggunaan media internet dikalangan siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta ini dengan menggunakan pendekatan Uses and Gratification. Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengaggap perlu diangkat penelitiaan dengan judul “Media Internet Di Kalangan Siswa Sekolah Dasar Studi Perbandingan antara Siswa dan Siswi Sekolah Dasar Islam Al- Azhar 5 Kemandoran Jakarta”. B. Batasan dan Rumusan Masalah Pada penelitian ini batasan dan rumusan masalahnya adalah : 1. Bagaimana penggunaan internet oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta? 5 Ahmad Muhammad Yusuf., Himpunan Dalil Dalam Al-Qur’an dan Hadist Jilid 2 Jakarta: Segoro Madu Pustaka, 2008, h.12. 2. Bagaimana perbedaan tingkat motivasi dan kepuasan oleh siswa dan siswi Sekolah Dasar Islam Al-Azhar 5 Kemandoran Jakarta menggunakan internet?

C. Tujuan Penelitian