29
4.2. Tinggi Planlet
Berdasarkan analisis sidik ragam menunjukkan bahwa dosis iradiasi berpengaruh terhadap rata-rata tinggi planlet Fh Ft Lampiran 3. Rata-rata
tinggi planlet berkisar antara 0,48-3,04 cm Tabel 3, dengan rata-rata tinggi planlet tertinggi 1,76 cm ditunjukkan pada kontrol, sedangkan rata-rata tinggi
planlet terendah ditunjukkan pada perlakuan dosis 60 Gy 0,51 cm.
Tabel 3. Rata-rata tinggi planlet dari umur 3 MST sampai umur 11 MST untuk setiap dosis iradiasi
Dosis Gy
Induksi Awal MST Setelah Subkultur MST
3MST 4MST 5MST 6MST 7MST 8MST 9MST 10MST 11MST
1,71b 1,85b
1,82b 1,86a
1,76a 1,66a
1,66a 1,66a
1,66a 30
1,72b 1,85b
1,82b 1,73ab 1,37a 1,33a
1,22a 1,22a
1,20ab 60
1,65b 1,75b
1,49b 1,19b
0,66b 0,39b
0,48b 0,48b
0,51bc 90
3,04a 2,87a
2,62a 2,27a
1,15b -
- -
- Keterangan: Angka di dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan
tidak ada beda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5. Standar deviasi 0,9.
Pada periode pengamatan umur 1-5 MST, tinggi rata-rata planlet pada minggu ke-5 setelah tanam untuk perlakuan dosis 30 relatif sama dengan kontrol
yaitu sebesar 1,82 cm, dosis 60 Gy sebesar 1,49 cm, sedangkan dosis 90 Gy memiliki rata-rata tinggi planlet tertinggi 2,62 cm. Hal ini karena rata-rata tinggi
awal penanaman planlet yang diiradiasi dosis 90 Gy lebih besar 2,5-3,0 cm dibandingkan dengan rata-rata tinggi awal penanaman pada perlakuan kontrol, 30
30
dan 60 Gy yang hanya sebesar 1,8-2,5 cm. Pada minggu ke-7 sampai 11 pengamatan, rata-rata tinggi kontrol cenderung konstan yaitu sebesar 1,66 cm.
Perlakuan dosis 30 Gy dan 60 Gy rata-rata tinggi planlet mengalami penurunan antara 0,29 cm menjadi 1,20 cm dan 0,51 cm. Rata-rata tinggi planlet pada
tanaman kontrol yang tidak mengalami perlakuan iradiasi lebih baik dibanding planlet yang diberi iradiasi.
Rata-rata tinggi planlet tertinggi terdapat pada kontrol, sedangkan dengan semakin tingginya dosis yang diberikan pada perlakuan dosis 90 Gy pertumbuhan
tinggi planlet rendah. Perlakuan iradiasi pada dosis tinggi mengakibatkan kerusakan yang dapat mempengaruhi sel-sel meristem tanaman bahkan kematian
tanaman. Menurut Grosch dan Hopwood 1979 iradiasi sinar gamma dapat menghambat pertambahan tinggi tanaman karena terhambatnya aktivitas
pembelahan sel meristem, termasuk sel-sel meristem pucuk tanaman. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Suskandari et al., 1999 yang menyatakan bahwa
iradiasi sinar gamma 0-100 Gy terhadap anggrek Vanda Genta Bandung pada dosis iradiasi lebih dari 35 Gy menyebabkan pertumbuhan terhambat dan akhirnya
mati. Perbedaan rata-rata tinggi planlet setiap perlakuan dosis iradiasi, senada
dengan morfologi planlet. Tampak bahwa tinggi planlet yang diberi perlakuan iradiasi dosis 60 Gy dan 90 Gy lebih pendek, sedangkan tinggi planlet dengan
dosis 30 Gy tidak jauh berbeda dengan kontrol Gambar 3. Sesuai dengan pendapat Maluszynski et al., 1995 bahwa pada umumnya ukuran tanaman
regeneran hasil iradiasi sangat pendek dan ukuran daunnya pendek.
31
A B
C D
Gambar 3. Perbedaan tinggi planlet setiap dosis : A. 0 kontrol; B. 30 Gy umur 11MST; C. 60 Gy umur 11MST; D. 90 Gy umur 7MST
Foto. Zihan
4.3. Jumlah Daun