Iradiasi Sinar Gamma Induksi Mutasi In vitro

2.4.1. Iradiasi Sinar Gamma

Iradiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik dari sumber iradiasi Yudhi, 2010, sedangkan secara umum iradiasi diartikan sebagai pemancaran suatu energi elektromagnetik atau partikel-partikel dengan kecepatan tinggi Darussalam, 1996. Zat yang dapat memancarkan iradiasi disebut zat radioaktif. Zat radioaktif adalah zat yang mempunyai inti atom tidak stabil, sehingga zat tersebut mengalami transformasi spontan menjadi zat dengan inti atom yang lebih stabil dengan mengeluarkan partikel atau sifat sinar tertentu. Proses tranformasi spontan ini disebut peluruhan, sedangkan proses pelepasan partikel atau sinar tertentu disebut iradiasi. Iradiasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iradiasi panas dan iradiasi pengion. Iradiasi panas menggunakan frekuensi rendah atau dengan panjang gelombang, misalnya infra merah. Iradiasi pengion menggunakan frekuensi tinggi, misalnya sinar alfa, beta, dan gamma Darussalam, 1996. Iradiasi sinar gamma merupakan sebuah bentuk iradiasi pengion yang lebih menembus ke dalam suatu substrat daripada iradiasi alfa atau beta bukan radiasi elektromagnetik, tetapi kurang mengionisasi Darussalam, 1996. Sinar gamma  merupakan jenis iradiasi yang biasa digunakan dalam berbagai bidang karena bermuatan netral, panjang gelombang pendek dan daya tembus paling tinggi sehingga energi sinar gamma yang dipancarkan sumber terhadap target dapat menimbulkan perubahan pada komposisinya. Perubahan dapat terjadi secara acak dan tiba-tiba. Besar kecilnya perubahan efek iradiasi sinar gamma tergantung dari energi dan waktu sumber radio aktif Lehninger, 1994. Hidayat, 2004 mengatakan bahwa sinar gamma merupakan bentuk sinar yang paling kuat dari bentuk radiasi yang diketahui, kekuatannya hampir 1 miliar kali lebih berenergi dibandingkan radiasi sinar X. Iradiasi sinar gamma dapat menghasilkan energi yang tinggi sehingga dapat merusak ikatan kimia suatu senyawa menjadi senyawa baru apabila diberikan pada biji, tunas tanaman, serbuk sari, pucuk apikal, jaringan dan sel. Apabila sinar gamma ditembakkan pada biji, dapat menyebabkan di dalam inti sel terjadi mutasi genom, mutasi kromosom, mutasi gen atau mutasi di luar inti. Pemberian iradiasi sinar gamma pada suatu tingkat dosis tertentu dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Hal ini disebabkan hilangnya kemampuan sebagian sel pada meristem untuk membelah diri dan menyebabkan aktivitas pembelahan sel-sel meristem yang lain meningkat Ichikawa dan Ikhusima, 1967. Perlakuan dosis tinggi akan mematikan bahan yang dimutasi atau mengakibatkan sterilisasi. Pada umumnya dosis rendah dapat mempertahankan daya hidup atau tunas, dapat memperpanjang waktu kemasakan pada buah-buahan dan sayuran, serta meningkatkan kadar pati, protein, dan kadar minyak pada bii jagung, kacang dan biji bunga matahari. Tanaman mutan juga memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap serangan patogen dan kekeringan. Warna bunga dan daun dapat pula berubah sehingga diperoleh mutan yang komersial Micke et al, 1993.

2.4.2. Iradiasi Terhadap Tanaman