Jumlah Tunas HASIL DAN PEMBAHASAN

35

4.4. Jumlah Tunas

Saat muncul tunas merupakan salah satu faktor penting di dalam perbanyakan tanaman dengan metode kultur jaringan. Semakin cepat muncul tunas maka semakin cepat dihasilkan bahan untuk perbanyakan tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa perlakuan kontrol dan 30 Gy membutuhkan waktu lebih cepat 5 MST dibandingkan dengan perlakuan pada dosis 60 Gy 7 MST. Besarnya peningkatan jumlah tunas beragam di antara setiap dosis radiasi yang digunakan, berkisar antara 2-3 tunas perminggu pengamatan. Chondorkar dan Clark 1986 menyatakan bahwa salah satu akibat iradiasi adalah berkurangnya jumlah auksin bebas dalam tanaman, yang dapat menyebabkan kerusakan seluler pada jaringan meristem sehingga pertumbuhan menjadi terhambat. Tabel 5. Rata-rata jumlah tunas umur 5 MST sampai 11 MST Dosis Induksi MST Setelah Subkultur MST 5MST 6MST 7MST 8MST 9MST 10MST 11MST 0,03a 0,13a 0,26a 0,4a 0,66ab 1,03ab 1,03a 30 0,07a 0,33a 0,76a 0,8a 1,40a 1,43a 1,73ab 60 - - 0,1a 0,1a 0,27ab 0,27ab 0,5b 90 - - - - - - - Keterangan: Angka di dalam kolom yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5. Standar deviasi 0,6. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah tunas setelah diuji lanjut DMRT pada taraf uji 5, rata-rata jumlah tunas antar perlakuan berkisar antara 0,03-1,73 Tabel 5. Pada 5 MST dan 6 MST rata-rata jumlah tunas tertinggi pada kontrol 36 0,13, sedangkan minggu ke 7 sampai 10 setelah tanam, perlakuan dosis 30 Gy menunjukkan rata-rata jumlah tunas tertinggi 1,43 dibandingkan kontrol 1,03. Pada minggu terakhir pengamatan 11 MST, rata-rata jumlah tunas tertinggi ditunjukkan oleh perlakuan dosis 30 Gy. Ini menunjukkan bahwa dosis 30 Gy dapat meningkatkan jumlah tunas. Gambar 6. Kondisi tunas pada perlakuan dosis 30 Gy Foto. Zihan Tunas yang terbentuk pada dosis iradiasi 30 Gy lebih banyak daripada tunas yang terbentuk pada kontrol Tabel 5. Hal ini menunjukkan bahwa gangguan akibat iradiasi sinar gamma ternyata dapat bersifat positif dan juga negatif, tergantung dari level dosis yang diaplikasikan. Iradiasi sinar gamma pada dosis rendah mampu merangsang pertumbuhan tanaman, diduga karena hilangnya kemampuan sebagian sel pada meristem untuk membelah menyebabkan aktivitas sel meristem lain meningkat. Pada penelitian Suskandari et al., 1999 hasil iradiasi sinar gamma dosis 30 Gy pada tanaman anggrek merupakan dosis yang baik untuk persentase tumbuh setek. Untuk perlakuan iradiasi dosis 90 Gy tidak menghasilkan tunas. Hal ini karena iradiasi yang tinggi dapat menyebabkan enzim Tunas baru 37 yang merangsang pertunasan menjadi tidak aktif, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat, ini berhubungan juga dengan jumlah cabang tanaman Prayitno dan Nastiti, 1979. Diperkuat juga oleh pendapat Soedjono 2003 bahwa perlakuan dosis tinggi iradiasi akan mematikan bahan yang dimutasi atau mengakibatkan sterilitas, sedangkan pada dosis iradiasi yang rendah pada umumnya dapat mempertahankan daya hidup atau tunas tanaman.

4.5. Terbentuknya Spot Hijau