4.3.2 Uji statistik Hasil Estimasi Model
Estimasi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas independent variable terhadap variabel terikat dependent variable dilakukan dengan menggunakan angka
linier terhadap model regresi berganda. Hasil perhitungan analisis regresi ganda pada Lampiran 1 dengan menggunakan program Eviews Versi 5.1 dapat dilihat seperti
data berikut :
Y = 0,246+ 0,029M + 0,191TK + 0,073LB + 0,088TP + 0,016BM
Std Error 0.433 0.006 0.023 0.033 0.008 t-statistic 4.567 3.071 3.198 2.666 1.951
R
2
= 0.637 F-Statistic = 22.13851 Prob-Stat = 0.00000
Keterangan : = signifikan pada α = 0.05
: =
signifikan pada
α = 0.10
Berdasarkan hasil estimasi di atas dapat menunjukkan bahwa R
2
= 0.637 yang bermakna bahwa variasi modal, tenaga kerja, lama bekerja, tingkat pendidikan
dan bantuan modal mampu menjelaskan variasi pendapatan Pengusaha Industri Kecil sebesar 63,73 dan sisanya sebesar 36,27 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model estimasi. Dari hasil uji simultan serempak yang dilakukan untuk melihat signifikansi
secara bersama-sama variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dependent variable. Dari estimasi tersebut diperoleh nilai F-Statistik sebesar 22.13851
yang
Universitas Sumatera Utara
berarti secara bersama-sama modal, tenaga kerja, lama bekerja, tingkat pendidikan dan bantuan modal dapat mempengaruhi pendapatan Pengusaha Industri Kecil secara
signifikan di Kabupaten Dairi dengan tingkat keyakinan minimal 90. Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F-tabel dengan F-hitung.
Untuk Degree of Freedom pada pengujian F adalah v1 = k-1 = 6-1= 5 dan v2 = n-k= 70- 5 = 64, dijumpai F-tabel ; pada
α = 0.05 sebesar 2,25. Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, bahwa pengujian
secara parsial dilakukan dengan membandingkan nilai t- hitung dengan nilai t-tabel. Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai signifikansi sig pada hasil estimasi.
Berdasarkan uji partial Uji t-statistik dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan Pengusaha Industri Kecil di
Kabupaten Dairi. Pada jumlah sampel n=70, variabel bebas k=5. Koutsoyiannis, 1981 menjelaskan bahwa besarnya k adalah variabel bebas termasuk konstanta.
Dengan demikian k = 6 dijumpai Degree of Freedom DF = 70-6 = 64. Pada DF = 64 dijumpai t-tabel pada pengujian dua ekor;
α = 0.10 sebesar 1,296, α = 0.05 sebesar 1,167.
Berdasarkan hasil estimasi diperoleh hasil uji parsial dan elastisitas setiap variabel :
a. Modal memiliki nilait t-hitung sebesar 4,567 lebih besar dibandingkan t-tabel:
1,296 dan 1,167 yang bermakna bahwa variabel modal berpengaruh signifikan pada
α = 0.05 terhadap pendapatan Pengusaha Industri Kecil.
Universitas Sumatera Utara
Koefesien regresi modal diperoleh sebesar 0,029. Dengan demikian apabila modal meningkat Rp. 1 juta maka pendapatan dapat meningkat sebesar Rp 29
ribu ceteris paribus. Berarti hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif modal untuk meningkatkan pendapatan
Pengusaha Industri Kecil. Nilai koefisien modal sebesar 0,029 dapat dihitung nilai elastisitasnya dengan
formula sebagai berikut :
4.07 36.30
. 029
. .
= =
y m
dm dy
EM = 0.029 x 8.92 = 0,26 1 berarti inelastis.
Dari hasil nilai elastisitas modal menunjukkan nilai inelastis, artinya persentase peningkatan terhadap modal akan menghasilkan persentase
penambahan terhadap pendapatan yang lebih kecil. Berdasarkan analisis diketahui bahwa modal sebagai salah satu unsur yang menambah faktor
produksi sehingga akan meningkatkan kemampuan Pengusaha Industri Kecil dalam memproduksi dan pada akhirnya meningkatkan sejumlah pendapatan.
Modal yang semakin besar akan dapat digunakan untuk keperluan penambahan alat produksi dan pembelian bahan baku sehingga meningkatkan
pendapatan bagi Pengusaha Industri Kecil. b.
Jumlah tenaga kerja memiliki nilai t-hitung sebesar 3,071 lebih besar
dibandingkan t-tabel : 1,296 dan 1,167 yang bermakna bahwa variabel jumlah
Universitas Sumatera Utara
tenaga kerja berpengaruh signifikan pada α = 0.05 terhadap peningkatan
pendapatan Pengusaha Industri Kecil. Koefesien regresi jumlah tenaga kerja diperoleh sebesar 0,191. Dengan
demikian apabila tenaga kerja meningkat sebanyak 1 orang maka pendapatan juga akan meningkat sebesar Rp 191 ribu ceteris paribus. Berarti hal ini
sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif jumlah tenaga kerja untuk meningkatkan pendapatan pengusaha industri
kecil. Berdasarkan koefisien jumlah tenaga kerja sebesar 0,191 dapat dihitung nilai
elastisitas jumlah tenaga kerja dengan formula sebagai berikut :
4.07 3.26
. 191
. .
= =
y tk
dtk dy
ETK = 0.191 x 0.80 = 0.15 1 berarti inelastis.
Dari hasil nilai elastisitas jumlah tenaga kerja menunjukkan nilai inelastis artinya persentase peningkatan terhadap jumlah tenaga kerja akan
menghasilkan persentase penambahan terhadap pendapatan yang lebih kecil. Semakin banyak jumlah tenaga kerja akan semakin bertambah kesempatan
tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya melalui aktivitas yang mendukung hasil produksi Pengusaha Industri Kecil, dalam hal ini
penambahan setiap jumlah tenaga kerja akan meningkatkan pendapatan Pengusaha Industri Kecil.
Universitas Sumatera Utara
c. Lama berusaha mempunyai t-hitung sebesar 3,198 lebih besar dari t-tabel :
sebesar 1,296 dan 1,167 yang bermakna bahwa variabel lama berusaha berpengaruh signifikan pada
α = 0.05 terhadap pendapatan Pengusaha Industri Kecil.
Koefesien regresi lama berusaha diperoleh sebesar 0,073. Dengan demikian apabila lama berusaha meningkat sebanyak 1 tahun maka pendapatan juga
akan meningkat sebesar Rp 73 ribu ceteris paribus. Berarti hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif lama
berusaha untuk meningkatkan pendapatan pengusaha industri kecil. Berdasarkan koefisien lama berusaha sebesar 0,073 dapat dihitung nilai
elastisitas lama berusaha dengan formula sebagai berikut :
4.07 12.93
. 073
, .
= =
y lb
dlb dy
ELB = 0.073 x 3.18 = 0.23 1 berarti inelastis.
Berdasarkan hasil nilai elastisitas lama berusaha menunjukkan nilai inelastis artinya persentase peningkatan terhadap lama berusaha akan menghasilkan
persentase penambahan terhadap pendapatan yang lebih kecil. Semakin lama berusaha yang dilakukan oleh Pengusaha Industri Kecil maka
kemampuan usaha semakin meningkat berdasarkan pengalaman, para Pengusaha Industri Kecil dapat melakukan ekspansi atau pengembangan
usahanya dalam bentuk dan bidang yang lebih luas atau dalam bidang lain sehingga pendapatan Pengusaha Industri Kecil akan lebih tinggi lagi.
Universitas Sumatera Utara
d. Tingkat pendidikan memiliki nilai t-hitung sebesar 2.666 lebih besar
dibandingkan nilai t-tabel sebesar : 1,296 dan 1,167 yang bermakna bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh signifikan pada
α = 0.05 terhadap peningkatan pendapatan Pengusaha Industri Kecil.
Koefesien regresi tingkat pendidikan diperoleh sebesar 0,088. Dengan demikian apabila lama pendidikan meningkat satu tingkat maka pendapatan
juga akan meningkat Rp 88 ribu. Berarti hal ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif tingkat pendidikan untuk
meningkatkan pendapatan pengusaha industri kecil. Berdasarkan koefisien tingkat pendidikan sebesar 0,088 dapat dihitung nilai
elastisitas tingkat pendidikan dengan formula sebagai berikut :
07 .
4 10.93
. 088
, .
= =
y tp
dtp dy
ETP =
= 68
. 2
088 .
x 0.24 1 berarti inelastis.
Berdasarkan hasil nilai elastisitas tingkat pendidikan menunjukkan nilai inelastis artinya persentase peningkatan terhadap tingkat pendidikan akan
menghasilkan persentase penambahan terhadap pendapatan yang lebih kecil. Dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan signifikan mempengaruhi
pendapatan Pengusaha Industri Kecil. Semakin tinggi pendidikan seorang Pengusaha Industri Kecil maka semakin tinggi pula kemampuannya dalam
mengelolah industrinya sehingga produktivitas kerjanya juga akan meningkat, naiknya profuktivitas kerja akan meningkatkan pendapatan Pengusaha
Universitas Sumatera Utara
Industri Kecil. Dengan meningkatnya pendidikan para Pengusaha Industri Kecil, maka akan meningkatkan proses produksi Pengusaha Industri Kecil
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan output dan pendapatan Pengusaha Industri Kecil.
e. Bantuan modal memiliki nilai t-hitung sebesar 1,951 lebih besar
dibandingkan nilai t-tabel pada α = 0,10 sebesar 1,296 dan 1,167 dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa bantuan modal usaha signifikan mempengaruhi pendapatan Pengusaha Industri Kecil pada
α = 0.10. Nilai koefisien bantuan modal sebesar 0,016 dapat dihitung nilai elastisitas
bantuan modal dengan formula sebagai berikut :
07 .
4 16.70
. 016
, .
= =
y bm
dbm dy
EBM = 0,016 x 4,15 = 0.07 1 berarti inelastis.
Dari hasil nilai hasil elastisitas bantuan modal menunjukkan nilai inelastis artinya persentase peningkatan terhadap bantuan modal akan menghasilkan
persentase penambahan terhadap pendapatan yang lebih kecil. Nilai koefisien regresi Bantuan modal yang rendah tersebut disebabkan dalam
pelaksanaannya bantuan modal yang diterima oleh pengusaha industri kecil di Kabupaten Dairi masih ada yang digunakan bukan untuk kepentingan
produktif seperti pembelian peralatan modal, pengembangan usaha, penambahan peralatan dan teknologi, namun ada yang menggunakan bantuan
untuk keperluan konsumtif seperti kebutuhan hidup, biaya sekolah anak dan
Universitas Sumatera Utara
pembelian kekayaan lain yang bukan dalam bentuk aktiva produktif serta ada yang untuk membayar cicilan hutang yang dimiliki oleh Pengusaha Industri
Kecil sehingga bantuan yang diberikan kurang efektif dalam mendukung operasional usahanya sehingga pendapatan Pengusaha Industri Kecil itu
sendiri tidak meningkat. Bantuan modal yang diterima industri kecil kurang dibarengi dengan pendampingan dan pembinaan manajemen pengelolaan
Pengusaha Industri Kecil yang tepat sehingga kurang memberikan manfaat bagi kemajuan Pengusaha Industri Kecil.
Berdasarkan nilai elastisitas diketahui bahwa total elastisitas sebesar 0.95 BM = 0,26, TK = 0.15, LB = 0.23, TP = 0.24, BM = 0.07. Berdasarkan nilai tersebut
diketahui bahwa nilai total elastisitas untuk modal, tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal mempunyai tingkat elastisitas di bawah 1
0,951, yang digolongkan bersifat inelastis. Hal tersebut menunjukkan bahwa hipotesis penelitian keenam diterima, artinya bahwa tingkat elastisitas modal, tenaga
kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal inelastis. Dari analisis diketahui bahwa jumlah koefisien regresi atau elastisitas pendapatan masing-masing
variabel lebih kecil dari 1, sehingga menurut Gujarati 2003 fungsi pendapatan berada pada keadaan decreasing return to scale, yang artinya bahwa persentase
penambahan variabel-variabel independen modal, tenaga kerja, lama berusaha, tingkat pendidikan dan bantuan modal akan menghasilkan persentase penambahan
pendapatan yang lebih kecil.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Uji asumsi klasik