2.3. Perilaku Ibu Menyusui
Pemberian ASI tak terlepas dari tatanan budaya. Pada penelitian yang dilakukan oleh Widodo 2001, dimana ibu yang memberikan ASI sebelum 30 menit setelah melahirkan,
kemungkinan untuk tidak memberikan makanan dan minuman pralaktal susu formula, air jeruk, air teh, air putih, pisang, biskuit, bubur susu, bubur nasi, tim pada bayinya sebesar 1,8 -
5,3 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak segera memberikan ASI. Menurut penelitian Soeparmanto 2001, dimana pendidikan ibu yang relatif kurang dapat
menurunkan perilaku pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang mempunyai pengetahuan tentang ASI atau menyusui yang baik bisa memberi ASI secara Eksklusif dan memberikan kolostrum pada bayi.
Namun apabila pengetahuan ibu mengenai ASI Eksklusif rendah maka perilaku pemberian ASI secara Eksklusif tidak dapat diberikan pada bayi.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Selain itu, kemampuan ibu yang
usianya lebih tua juga amat rendah produksi ASI-nya, sehingga cenderung mengalami malnutrisi Depkes, 2005.
2.3.1. Konsep Perilaku
Perilaku adalah keadaan jiwa berpendapat, berpikir, bersikap dan lain sebagainya untuk memberikan reaksi terhadap situasi yang ada di subjek.
Skinner, seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku adalah merupakan hubungan antara perangsang stimulus dan response, oleh karena itu perilaku yang sama
diantara beberapa orang dapat berbeda-beda atau latar belakangnya Notoatmodjo, 1993.
Sri Juliani : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Binjai Estate Tahun 2009, 2009.
2.3.2. Bentuk Operasional Perilaku
Bentuk operasional perilaku ada tiga jenis yaitu:
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia
yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, sebab dari pengalaman dan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang akan lebih langgeng daripada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan Notoatmodjo, 1993.
2. Sikap
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Ciri-ciri sikap adalah:
1. Sikap dibentuk dan diperoleh sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungan dengan objek tertentu.
2. Sikap dapat berubah sesuai dengan keadaan dan syarat-syarat tertentu terhadap suatu kelompok.
3. Sikap dapat mengubah suatu hal tertentu tetapi dapat juga berupa kumpulan dari hal-hal tersebut. 4. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.
Suatu contoh sikap ibu dalam menerapkan bahwa ASI Eksklusif sangat penting dan bermanfaat bagi bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan tanpa makanan tambahan lain.
Sebagaimana diketahui bahwa ASI merupakan makanan yang paling sempurna dan dapat
Sri Juliani : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Binjai Estate Tahun 2009, 2009.
menghindari bayi dari berbagai penyakit. Akhirnya dapat dikatakan bahwa ibu tersebut mempunyai sikap terhadap objek yaitu berupa pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah seseorang harus pro dan kontra terhadap sesuatu,
menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari.
Sikap relatif lebih menetap, timbul dari pengalaman, tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. Dalam psikologi sosial,
sikap adalah kecenderungan individu yang dapat ditentukan dari cara-cara berbuat Notoatmodjo, 1993.
3. Tindakan
Suatu sikap belum tentu terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya suatu tindakan perbuatan yang nyata dibutuhkan suatu pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan dukungan dari berbagai pihak. Adanya hubungan erat antara sikap dan tindakan didukung oleh pengertian sikap yang menyatakan bahwa sikap
merupakan kecenderungan untuk bertindak. Tindakan adalah realisasi dari pengetahuan dan sikap menjadi suatu perbuatan nyata.
Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk nyata atau terbuka Notoatmodjo, 2003. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain Notoatmodjo, 1993.
Sri Juliani : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja PUSKESMAS Binjai Estate Tahun 2009, 2009.
2.4. Kerangka Konsep