Tulang belakang saat keadaan duduk

hanya seperti sebuah benda elastic bukan oleh kontraksi otot yang sebenarnya. Kita mungkin juga perlu mengaktifkan otot punggung kita untuk mendukung berat tubuh kita. Jika ini berkepanjangan, beban otot statis ini dapat menjadi sumber utama postural ketidaknyamanan, terutama seseorang yang memiliki kecenderungan yang memiliki riwayat keluhan sebelumnya. Oleh karena itu dalam merancang tempat duduk, tujuannya adalah untuk mendukung lumbal tulang belakang dalam posisi normal yaitu dengan tingkat sederhana lordosis tanpa perlu otot untuk berusaha, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengadopsi posisi yang bersifat fisiologis memuaskan dan nyaman santai. Secara umum ini akan dicapai dengan: 1. posisi duduk setengah berbaring sejauh ini diizinkan oleh tuntutan tugas kerja 2. kursi yang bukan lebih rendah atau lebih dalam dari yang diperlukan lihat di bawah 3. sandaran yang membuat sudut tumpul pada permukaan tempat duduk sehingga meminimalkan butuhkan untuk fleksi panggul dan berkontur dengan bentuk tulang belakang lumbal pengguna Sejauh mana sandaran kursi mendukung berat tulang dan dengan demikian mengurangi beban mekanis pada lumbal tulang belakang adalah fungsi langsung dari sudut inklinasi ke vertikal. Ini dapat diperkirakan secara teoritis seperti masalah sederhana dari cosinus dan telah dikonfirmasi oleh Andersson dkk 1974 dalam Pheasent 2003, di dalam serangkaian eksperimental studi dimana tekanan hidrostatik dalam nucleus pulposus diukur langsung dengan menggunakan jarum mount transduser. Andersson dkk. 1974 dalam Pheasent 2003 juga menemukan bahwa untuk setiap sudut kemiringan sandaran cenderung diberikan tekanan intra discal adalah kurang terukur jika sandaran itu berkontur dengan bentuk dari lumbal tulang belakang. Grandjean 1988 dalam Pheasent 2003 melaporkan hasil serangkaian uji coba menggunakan apa yang disebut mesin duduk. Ini merupakan rig tes disesuaikan dengan cara yang itu mungkin untuk menentukan profil pilihan kursi subyek eksperimen atau lebih khusus, profil yang diminimalkan dilaporkan sakit dan nyeri selama duduk. Pengukuran tekanan Anderson dan uji coba Grandjean telah dikonfirmasi bahwa tempat duduk yang memungkinkan pengguna untuk mengadopsi posisi setengah berbaring dan memiliki sandaran yang berkontur dengan bentuk dari lumbal tulang belakang akan baik meminimalkan beban mekanis pada lumbal tulang belakang dan memaksimalkan keseluruhan tingkat kenyamanan yang dilaporkan baik untuk pengguna yang menderita masalah kembali dan untuk mereka yang tidak. Sebuah masalah timbul, namun, dalam tugas-tugas seperti menulis yang juga dilakukan dengan condong ke depan dan di mana dukungan dari sandaran akan cenderung hilang. Sandaran tetap penting dalam kegiatan tersebut, namun, selama istirahat jeda. Grandjean 1988 dalam Pheasent 2003 menjelaskan penelitian terhadap pekerja kantor menggunakan selang waktu fotografi, yang menunjukkan mereka berada di kontak dengan sandaran untuk 42 dari waktu tersebut.

2.7 Antropometri

Antropometri adalah ilmu yang berkaitan dengan pengukuran dimensi dan cara untuk mengaplikasikan karakteristik tertentu dari tubuh manusia Roebuck, 1994 dalam Wardani, 2004. Antropometri berasal dari kata antropos yang berarti manusia, dan metrikos yang berarti pengukuran. Sehingga antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya Pheasant, 1988. Menurut Stevenson 1989 dan Nurmianto 2004, antropometri adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Perbandingan fungsional individual orang dewasa dan anak-anak dapat diketahui dengan sistem proporsi antromorfis didasarkan dimensi-dimensi tubuh manusia. Salah satu caranya adalah dengan mengukur tubuh dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak, serta saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Misalnya, perancangan kursi mobil gerakan mengoperasikan kemudi, pedal, tangkai pemindah gigi. Gerakan yang biasa dilakukan anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk rentangan gerakan, kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan ketelitian Sritomo, 2000 dalam Wardani, 2004.

2.7.1 Nilai Percentile

Menurut Pheasant 2003, nilai percentile adalah nilai sebuah variable yang menggambarkan batas nilai dari jumlah persentase di bawahnya. Persentil ke 95 95 th percentile maksudnya adalah ada 95 jumlah orang yang dapat menggunakan ukuran di bawah nilai ini. Data yang berdistribusi normal di sini sangat dipengaruhi oleh nilai mean dan SD standard deviation. Data percentile ini bisa di dapat dengan rumus dibawah ini : Nilai z di sini adalah tetap untuk nilai percentile ini.Berikut adalah tabel rincian nilai antara p percentile dan nilai z. Tabel 2.2 Values of z for selected percentiles p Percentile p Nilai z 1 -2,33 2,5 -1,96 5 -1,64 10 -1,28 25 -0,67 50 75 2,67 90 1,28 95 1,64 97,5 1,96 99 2,33 Sumber: Pheasant Bodyspace Second Edition 2003 Berikut adalah contoh bagaimana cara menentukan dimensi ukuran berdasarkan ukuran percentilenya Pheasant, 2003. Misalkan kita ingin hitung 90 th Percentile dari penduduk laki-laki dewasa dengan nilai means adalah 1740 mm dengan standar deviasi 70 mm. Dari tabel 2.2 kita melihat bahwa p = 90, z = 1,28. Oleh karena itu , maka nilai 90 th percentilenya adalah = 1740 + 70 x 1,28 = 1829,6 mm.

2.7.2 Desain Kursi

Kursi salah satu komponen penting di tempat kerja. Kursi yang baik akan mampu memberikan postur dan sirkulasi yang baik dan akan membantu menghindari ketidaknyamanan. Pilihan kursi yang nyaman dapat diatur dan memiliki penyangga punggung Wasi W, 2005 dalam Pratomo, 2007.Tinggi bangku dirumitkan oleh interaksi dengan tinggi tempat duduk. Desain kursi sesuai dengan criteria agar permukaan kerja tetap dibawah siku seperti bagian sebelumnya Nurmianto, 2003 dalam Pratomo 2007. Untuk mendesain peralatan secara ergonomis yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari atau mendesain peralatan yang ada pada lingkungan seharusnya disesuaikan dengan manusia lingkungan tersebut. Apabila tidak ergonomis akan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada manusia tersebut. Dampak negatif bagi manusia tersebut akan terjadi baik dalam waktu jangka pendek maupun jangka panjang. Bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain: nyeri, kelelahan, bahkan kecelakaan kerja Nurmianto, 2004. Perancangan tempat kerja untuk pekerjaan duduk lebih sulit, karena dalam perancangan ini selain harus memperhitungkan tinggi bangku meja kerja juga interaksinya dengan tinggi tempat duduk. Misalnya jika kita merancang dengan kriteria agar permukaan tempat kerja tetap dibawah siku, maka sering kali rancangan tersebut tidak nyaman pada ruang untuk lutut. Untuk menjamin cukupnya ruang bagi lutut orang dewasa, maka direkomendasikan mengambil presentil 95 dari ukuran-ukuran telapak kaki sampai puncak lutut dan menambahkan dengan kelonggaran-kelonggarannya Purnomo, 2003 dalam Pratomo 2007. Menurut Panero dan Zelnik 2003 perancangan yang salah akan menyebabkan posisi duduk yang salah dan dapat mengakibatkan dampak negative, serta akan berpengaruh buruk pada kenyamanan seseorang seperti: 1. Jika tinggi alas kursi terlalu tinggi dari lantai maka menyebabkan bagian tubuh paha akan tertekan. Hal ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan peredaran darah terhambat. Selain itu juga menyebabkan telapak kaki tidak dapat menapak dengan baik di lantai, sehingga menyebabkan melemahnya stabilitas tubuh, seperti ditunjukan pada gambar 2.18 Gambar 2.18 Akibat Alas Kursi Yang Terlalu Tinggi