kebutuhan untuk tumbuh kembang bayi secara optimal sampai 6 enam bulan. Selain itu ASI mengandung makrofag, limfosit dan antibodi yang dapat
mencegah bayi terinfeksi dengan penyakit tertentu. Pemberian ASI mempunyai pengaruh biologis dan emosional yang luar biasa terhadap
kesehatan ibu dan anak serta terdapatnya hubungan yang erat antara menyusui ekslusif dan penjarangan kelahiran Suradi, 2001. Hal yang sama juga
diunkapkan oleh Roesli 2000, ASI sebagai makanan tunggal yang akan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi sampai 6 bulan. Setelah usia 6 enam
bulan, bayi harus. mulai mendapatkan makanan padat, sedangkan pemberian ASI dapat terus dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
2.1.3 Posisi Menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. Cara menyusui yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri, atau berbaring.
Gambar 2.1 Posisi Menyusui dengan Berdiri yang
Benar Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009
Gambar 2.2 Posisi Menyusui dengan Duduk yang
Benar Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009
Menurut Bahiyatun 2009, ada dua posisi ibu dan bayi yang benar saat menyusui, yaitu:
a. Berbaring miring. Ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau merasa nyeri.
b. Duduk. Penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada punggung ibu, dalam posisinya tegak lurus 90
o
terhadap pangkuannya. Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila di atas tempat tidur atau di lantai atau
duduk di kursi. Posisi berbaring miring atau duduk dengan punggung dan kaki ditopang
memaksimalkan bentuk payudaranya dan memberi ruang untuk menggerakkan bayinya ke posisi yang baik. Badan bayi harus dihadapkan ke arah badan ibu dan
mulutnya dihadapkan pada puting susu ibu. Leher bayi harus sedikit ditengadahkan. Bayi sebaiknya ditopang pada bahunya sehingga posisi kepala
Gambar 2.3 Posisi Menyusui dengan Rebahan yang Benar
Perinasia, 1994 dalam Saleha, 2009