22
9 Teknik audit berbantuan komputer computer-assisted audit techniques
Teknik ini menggunakan software audit untuk menyelesaikan berbagai prosedur auditing yang di atas ketika catatan akuntansi
klien dimaintain menggunakan media elektronik, misalnya MYOB.
Prosedur di atas merupakan prosedur auditing yang umumnya digunakan oleh auditor untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti.
Prosedur tersebut merupakan prosedur yang penting sehingga berisiko tinggi jika prosedur tersebut tidak dilakukan dengan hati-hati dan teliti.
Risiko kesalahan akan semakin tinggi jika semakin banyak prosedur auditing yang tidak dilaksanakan oleh auditor. Hal ini karena semakin
sedikit prosedur yang dilakukan maka akan semakin sedikit bukti audit yang dapat diperoleh auditor. Dengan demikian, kemungkinan auditor
gagal mendeteksi kecurangan dan kesalahan dalam sistem akuntan klien akan semakin besar.
2. Teori Atribusi
Teori atribusi menjelaskan tentang proses bagaimana kita menentukan penyebab perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada
bagaimana seseorang menjelaskan penyebab perilaku orang lain atau diri sendiri yang ditentukan dari internal atau eksternal dan pengaruhnya
terhadap perilaku individu Luthan, 1998 dalam Harini et al, 2010: 7. Teori atribusi yaitu bagaimana kita membuat keputusan tentang
23
seseorang. Kita membuat sebuah atribusi ketika kita mendeskripsikan perilaku seseorang dan mencoba menggali pengetahuan mengapa
mereka berperilaku seperti itu Husna, 2012: 6. Dalam hidupnya, setiap orang selalu membentuk ide
tentang orang lain dan situasi sosial di sekitarnya melalui berbagai hal. Dalam teori atribusi Correspondent Inference, perilaku berhubungan
dengan sikap atau karakteristik personal, berarti dengan melihat perilakunya dapat diketahui dengan pasti sikap atau karakteristik orang
tersebut serta prediksi perilaku seseorang dalam menghadapi situasi tertentu. Hubungan yang demikian adalah hubungan yang dapat
disimpulkan correspondent inference. Husna, 2012: 6. Hubungan tersebut dapat diamati melalui hal berikut:
1 Melihat kewajaran perilaku. Orang yang bertindak wajar sesuai dengan keinginan masyarakat, sulit untuk
dikatakan bahwa tindakannya merupakan cermin karakternya, bisa saja karena suatu keharusan.
2 Pengamatan terhadap perilaku yang terjadi pada situasi yang memunculkan beberapa pilihan.
3 Memberikan peran berbeda dengan peran yang sudah biasa dilakukan. Contohnya, seorang juru tulis diminta
menjadi juru bayar. Dengan peran baru, tampak keaslian perilaku yang merupakan gambaran
kepribadiannya.
24
Model of Scientific Reasoner Kelley dan Margheim :1967 dalam Husna:
2012:32 mendeskripsikan 4
informasi penting untuk
menyimpulkan atribusi seseorang, sebagai berikut: 1 Distinctiveness – perilaku dapat dibedakan dari perilaku orang
lain saat menghadapi situasi yang sama 2 Consensus – jika orang lain setuju bahwa perilaku diatur
oleh beberapa karakteristik personal 3 Consistency over time – apakah perilaku diulang
4 Consistency over modality cara dimana perilaku itu dilakukan – apakah perilaku diulang pada situasi yang
berbeda. Berdasarkan teori Konsensus Weiner Husna, 2012: 34,
keberhasilan dan kegagalan memiliki penyebab internal atau eksternal. Ketika seseorang dengan need of achievement tinggi telah sukses, dia
akan mengangggap keberhasilan itu berasal dari faktor internal usaha dan kemampuan serta cenderung menganggap kegagalan sebagai
tindakan yang kurang usaha bukan karena tidak mampu. Penelitian ini menggunakan teori atribusi karena peneliti
melakukan studi empiris untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi auditor dalam menerima dysfunctional audit behavior,
khususnya pada karakteristik personal auditor itu sendiri. Karakteristik personal menjadi penentu utama dalam penerimaan dysfunctional audit
behavior karena merupakan faktor internal yang mendorong seorang
25
individu untul melakukan suatu aktivitas Husna, 2012: 35.
3. Dysfunctional Audit Behavior DAB