Hasil Uji Autokorelasi Hasil Uji Heteroskedastisitas

90 Tabel 4.21. Hasil Uji Multikolonieritas Collinearity Statistics Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 SUMLCE 0,395 2,529 SUMP 0,369 2,708 SUMCO 0,402 2,486 SUMTI 0,374 2,675 Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.21. menyajikan hasil perhitungan nilai Tolerance untuk variabel locus of control eksternal sebesar 0,395, variabel kinerja sebesar 0,369, variabel komitmen organisasi sebesar 0,402 dan variabel turnover intention sebesar 0,374. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10. Tabel 4.21. juga menyajikan hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF untuk variabel locus of control eksternal sebesar 2,529, variabel kinerja sebesar 2,708, variabel komitmen organisasi sebesar 2,486 dan turnover intention sebesar 2,675. Hal ini menunjukkan bahwa nilai VIF tdak lebih dari 10. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi penelitian ini.

b. Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya dalam model 91 regresi penelitian ini. Jika terjadi korelasi, maka dapat dikatakan ada masalah autokorelasi dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah Uji Durbin-Watson DW test. Berikut hasil uji autokorelasi yang disajikan dalam Tabel 4.22. Tabel 4.22. Hasil Uji Autokorelasi Model Durbin-Watson 1 2,095 Sumber: Data primer yang diolah SPSS 20, 2013 Tabel 4.22. menyajikan nilai DW sebesar 2,095. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai tabel DW dengan menggunakan nilai signifikansi 5 dengan jumlah sampel 86 n dan jumlah variabel independen 4 k = 4. Berikut tabel Durbin-Watson yang disajikan dalam Tabel 4.23. Tabel 4.23. Tabel Durbin-Watson N k = 4 dL dU 30 1,1426 1,7386 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 86 1,5536 1,7478 Sumber: Junaidi, Tabel Durbin- Watson DW, α = 5: 2-3 92 Nilai batas atas dU untuk sampel 86 n dan jumlah variabel independen 4 k=4 adalah 1,7478. Hal ini menunjukkan bahwa nilai DW 2,095 lebih besar dari batas atas dU 1,7478 dan kurang dari 4 – 1,7478 4 – dU. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi dalam model regresi penelitian ini, sehingga model regresi dalam penelitian ini memnuhi asumsi autokorelasi.

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadi atau tidaknya ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain dalam model regresi. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot. Berikut grafik plot yang disajikan dalam Gambar 4.1. Sumber: Data yang diolah SPSS 20, 2013 Gambar 4.1. Hasil Uji Heteroskedastisitas 93 Grafik plot tersebut menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tersebar dengan baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi penelitian ini layak dipakai untuk memprediksi dysfuntional audit behavior berdasarkan masukan variabel independen yang meliputi locus of control eksternal, kinerja, komitmen organisasi, turnover intention.

d. Hasil Uji Normalitas

Dokumen yang terkait

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

Pengaruh komitmen organisasi, motivasi kerja gaya kepemimpinan dan locus of control terhadap kepuasan kerja auditor : studi empiris pada kantor akutansi publik di jakarta

0 7 159

Pengaruh Locus Of Control Dan Komitmen Profesi Terhadap Perilaku Auditor Pada Situasi Konflik Audit (Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Di Bandung)

1 20 58

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja Dan Locus Of Control Terhadap Kepuasan Kerja Auditor ( Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik

0 1 12

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN PROFESI DAN KESADARAN ETIS TERHADAP PERILAKU ETIK AUDITOR DALAM SITUASI KONFLIK AUDIT( SURVAI PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI KOTA SUR

0 1 15

PENGARUH LOCUS OF CONTROL, KOMITMEN ORGANISASI, KINERJA AUDITOR, DAN TURNOVER INTENTION PADA PERILAKU MENYIMPANG DALAM AUDIT.

0 5 29

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT DENGAN VARIABEL INTERVENING KOMITMEN ORGANISASI (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Surakarta dan Yogyakarta)

0 1 103

Pengaruh Locus of Control Eksternal, Turnover Intention, Time Budget Pressure dan Komitmen Profesional (Afektif, Kontinu dan Normatif) Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang - Unika Repository

0 0 14

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Turnover Intention Melalui Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik Semarang) - Unika Repository

0 0 18

Pengaruh Locus of Control, Komitmen Organisasi, Kinerja, Turnover Intention, Tekanan Anggaran Waktu, Gaya Kepemimpinan dan Kompleksitas Tugas terhadap Perilaku Disfungsional Auditor - Unika Repository

0 0 136